Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI GULMA

PRAKTIKUM I
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS GULMA PADA LAHAN BUDIDAYA

OLEH :

NAMA : UHRA ALI


STAMBUK : F1D1 17 020
ASISTEN PEMBIMBING : WAODE MIFATHUL JANNAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman

budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang

sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang

tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan

tanaman lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut.

Pendapat para ahli gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma

disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum

diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian.

Gulma dapat diklasifikasikan menurut morfologinya menjadi beberapa

golongan, yaitu golongan rerumputan (grasses), berdaun lebar (broad leaf) dan

teki-tekian (sedges). Kelompok teki-tekian (sedges) memiliki daya tahan luar

biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam

tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Gulma dalam kelompok rumput-

rumputan (grasses) berdaun sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon.

Stolon ini di dalam tanah membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara

mekanik. Gulma berdaun lebar merupakan berbagai macam gulma dari anggota

Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini.

Gulma sampai saat ini masih bersifat kontroversi, tergantung kepada

konsepsi dan ruang kajiannya. Gulma sebagai tumbuhan yang telah berhasil

menyesuaikan diri dalam ekosistem yang telah dikembangkan oleh manusia

dalam membudidayakan tanaman pada suatu lahan. Ekosistem yang termasuk


dalam ekosistem pertanian (gulma agrestal), setiap spesies mampu berkembang

biak dengan cepat dan bersaing dengan tanaman budidaya dalam hal

pemanfaatan unsure hara, air, ruang, CO2, dan cahaya baik di lahan sawah

maupun lahan kering. Akibat hal tersebut berpengaruh merugikan terhadap

tanaman budidaya, berupa penurunan hasil panen, inang bagi hama dan

penyakit, menyulitkan pekerjaan pemeliharaan tanaman dan pemanenan, serta

meningkatkan biaya produksi. Pengenalan spesies gulma dan sifat-sifatnya

sangat diperlukan untuk menentukan pengendalian yang tepat. Berdasarkan

uraian di atas, maka dapat dilakukan praktikum tentang identifikasi jenis-jenis

gulma pada lahan budidaya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana cara

mengidentifikasi jenis-jenis gulma pada budidaya tanaman jagung (Zea mays)

dan kacang-kacangan (Vigna unguiculata)?

C. Tujuan Praktikum

Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana cara

mengidentifikasi jenis-jenis gulma pada budidaya tanaman jagung (Zea mays)

dan kacang-kacangan (Vigna unguiculata)?

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui cara

mengidentifikasi jenis-jenis gulma pada budidaya tanaman jagung (Zea mays)

dan kacang-kacangan (Vigna unguiculata).


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang merugikan kepentingan manusia melalui

kompetisi ruang, waktu dan sumber nutrisi. Aplikasi herbisida masih menjadi

tumpuan utama dalam pengendalian gulma dengan penggunaan herbisida

mencapai 40% dari keseluruhan penggunaan agrokemikal di dunia, sementara

penggunaan insektisida sebesar 29%. Penggunaan herbisida sejauh ini

memberikan dampak positif berupa pengendalian gulma serta peningkatan

produksi pertanian dan perkebunan. Namun, penggunaan herbisida secara

terus menerus selama 30 tahun terakhir ini juga berdampak negatif bagi

lingkungan. Terjadinya keracunan pada organism nontarget, polusi sumber-

sumber air dan kerusakan tanah, juga keracunan akibat residu herbisida pada

produk pertanian, merupakan contoh dampak negatif penggunaan herbisida

kimiawi (Pujisiswanto, 2011).

Gulma merupakan masalah utama pada sistem tanam benih langsung.

Pengendalian gulma sejak awal sebelum tanam sangat diperlukan untuk

mengurangi resiko kerugian akibat gulma. Pengendalian gulma dapat

dilakukan dengan cara penyiangan yaitu dengan mekanik, pencabutan atau

cara kimia. Kendala yang dihadapi petani padi di lahan pasang surut adalah

masih tingginya biaya yang dikeluarkan petani untuk mengendalikan gulma

Saat ini petani tidak lepas dari penggunaan herbisida dalam pengendalian

gulma. Berbagai jenis herbisida dengan bahan aktif yang berbeda serta dosis

yang sangat tinggi biasa dilakukan oleh petani di lahan pasang surut.
Pengendalian cara mekanis memerlukan biaya pengendalian gulma lebih

mahal namun cara kimia dapat menyebabkan polusi lingkungan dan resistensi

gulma terhadap herbisida (Marpaung, dkk., 2013).

B. Alelopati

Alelopati dapat dihasilkan dari gulma, tanaman semusim, tumbuhan

berkayu, residu tanaman/gulma, mikroorganisme dan tepung sari. Alang-alang

(Imperata cylindrica) merupakan salah satu jenis gulma penting di daerah

tropik basah yang dapat menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman

antara lain jagung. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan tanaman pangan

penghasil karbohidrat potensial kedua di Indonesia setelah beras. Dalam

kegiatan budidaya tanaman jagung di lahan pertanian, biasanya tumbuh

bersama-sama dengan ber-bagai jenis gulma yang dapat melepaskan senyawa

endogen alelopati untuk menekan atau menghambat pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Senyawa alelopati berpotensi pula dalam merangsang

pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman (Kamsurya, 2013).

C. Persaingan

Gulma mengurangi hasil tanaman dalam persaingan mendapatkan

cahaya, oksigen, dan CO, serta makanan. Penurunan hasil tanaman tersebut

diakibatkan karena gulma dapat menurunkan aktivitas pertumbuhan antara

lain kerdilnya pertumbuhan tanaman, terjadi klorosis, kekurangan hara, serta

terjadinya pengurangan jumlah dan ukuran organ tanaman. Gejala

kekurangan unsur hara pada tanaman padi dapat mengakibatkan kegagalan


total tanaman bibit, tanaman sangat kerdil, gejala-gejala pada daun yang

bersifat khas, dan kelainan – kelainan yang timbul pada jaringan tanaman

(Antralina, 2012).

D. Analisis Vegetasi

Hasil analisis vegetasi tumbuhan disajikan secara deskriptif mengenai

komposisi spesies dan struktur komunitasnya.Struktur suatu komunitas tidak

hanya dipengaruhi oleh hubungan antar spesies tetapi juga oleh jumlah

individu dari setiap spesies organism. Analisis vegetasi merupakan suatu cara

mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi.

Satuan vegetasi yang dipelajari dalam analisis vegetasi berupa komunitas

tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tumbuhan

yang menempati suatu habitat (Maridi dkk., 2015).


DAFTAR PUSTAKA

Kamsurya, M.Y., Pengaruh Senyawa Alelopati dari Ekstrak Daun Alang-Alang


(Imperata cylindrica) terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Jagung (Zea mays L.), Jurnal Biamafika, 1(5): 566

Maridi, Saputra, A. dan Agustina, P., 2015, Analisis Struktur Vegetasi di


Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, Jurnal Bioedukasi, 8(1): 28-29

Marpaung, I.S., Yakup, P. dan Erizal, S., 2013, Evaluasi Kerapatan Tanam dan
Metode Pengendalian Gulma pada Budidaya Padi Tanam Benih Langsung di
Lahan Sawah Pasang Surut, Jurnal Lahan Suboptimal, 2(1): 93

Pujisiswanto, H., 2011, Pengaruh Fermentasi Limbah Cair Pulp Kakao terhadap
Tingkat Keracunan dan Pertumbuhan Beberapa Gulma Berdaun Lebar,
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 12(1): 13

Riskitavani, D.V. dan Kristanti, I.P., 2013, Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak
Daun Ketapang (Terminalia catappa) terhadap Gulma Rumput Teki
(Cyperus rotundus), Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(2): 1
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 November sampai 12

Desember 2019 pukul 13.00-selesai WITA. Bertempat di area lahan

perkebunan vokasi, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


No. Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Tali rapia Untuk membuat plot
2. Patok Untuk tiang penyangga plot
3. Kertas label Untuk memberikan identifikasi

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Kamera Untuk mendokumentasikan pengamatan
2. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
3. Cangkul Untuk menggali tanah

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :


1. Mengobservasi lokasi praktikum.

2. Memasang plot 5x5 m sebanyak 3 plot kemudian memasang plot 2x2 m di

dalam plot 5x5 m.

3. Mengamati jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada masing-masing plot.

4. Mencatat semua jenis-jenis tumbuhan pada masing-masing plot dan hitung

menggunakan rumus.

5. Mengambil gambar sebagai dokumentasi.

6. Mengidentifikasi tumbuhan di dalam Laboratorium.

7. Menentukan INP dengan rumus:

∑ individu
 Kerapatan jenis (K) =
Luas petak pengamatan
K
 Kerapatan relatif (KR) =
∑ K seluruh jenis
x 100%
∑ petak ditemukan spesies (ni)
 Frekuensi suatu jenis (F) = x 100%
∑ seluruh petak contoh
F (ni)
 Frekuensi relatif (FR) =
∑ F seluruh jenis
x 100%
 Indeks Nilai Penting (INP) = KR + FR

Keterrangan:
ni = Jumlah individu spesies
N = total individu spesies

Anda mungkin juga menyukai