Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN


PENGENALAN DAN PENGENDALIAN GULMA

DORPAIMA LUMBANGAOL
05121007028

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA
2013
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya pada

lahan budidaya pertanian dan dapat berkompetisi dengan tanaman budidaya sehingga

berpotensi untuk menurunkan hasil tanaman budidaya tersebut. Tanaman budidaya

yang tumbuh secara liar di lahan produksi yang diperuntukkan untuk jenis tanaman

lainnya juga digolongkan sebagai gulma. Kompetisi antara gulma dan tanaman dapat

berupa kompetisi antara tajuk dalam memanfaatkan cahaya matahari dan/atau

kompetisi antara sistem perakarannya dalam memanfaatkan air dan unsur hara

Penduduk Dieng yang mayoritas bermata pencaharaian sebagai petani.

Kemajuan dan perkembangan pertanian di Indonesia menunjukkan kemajuan

yang semakin pesat. Kemajuan ini dapat memberikan dampak yang positif, tetapi ada

juga dampak negatifnya. Contohnya semakin banyaknya gulma di Indonesia. Gulma

dapat didefinisikan sebagai tumbuhan yang tidak diinginkan manusia dan tumbuh

pada temapat dan waktu yang tidak diinginkan manusia.

Mereka menanam kentang, kubis dan bawang di lahan-lahan perkebunan

yang bertingkat-tingkat. Kontur daerah dataran tinggi Dieng yang berbukit membuat

penanaman kubis, kentang dan bawang dilakukan pada tanah perkebunan yang

berbatu. Sementara itu, terjalnya medan diatasi dengan membuat petak-petak kebun

dengan sistem terasering. Dalam pemeliharaannya, kentang, kubis dan bawang

tersebut hanya dengan menebarkan pupuk organik berbahan batu kotoran ayam

sehingga begitu memasuki daerah perkebunan. Kentang Dieng terkenal sebagai


kentang terbaik di Indonesia. Dalam sebulannya, petani-petani di Dieng mampu

menghasilkan 40 ton umbi tanaman yang berumur hanya 90 hari itu.Tanaman

kentang merupakan sayuran yang bernilai gizi tinggi. Umbi merupakan bagian utama

yang dimanfaatkan dari tanaman ini.

Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses),

teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf). Golongan gulma rurumputan

kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan

rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan.

Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat

antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun

terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun., contoh gulama

rerumputan Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih

banyak lagi.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum pengenalan gulma adalah untuk mengenal jenis-jenis

gulma serta dapat mengklasifikasikan gulma serta mengetahui bagimana cara

pengendalian yang harus dilakukan dengan tepat.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman yang tidak dikehendaki

tumbuhnya di areal persawahan dan juga tumbuhan pengganggu tanaman pokok

yang dapat menurunkan hasil produksi tanaman. Gulma yang hidup lebih dari dua

tahun, berkembang biak dengan biji.

Persaingan akan terjadi apabila unsur penunjang pertumbuhan tersebut

terbatas. Persaingan antara gulma dengan tanaman adalah persaingan inter spesifik

(Inter specific competition). Gulma merupakan tanaman pengganggu yang

kehadirannya tidak diinginkan. Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena secara

estetika akan mengganggu keindahan taman dan secara fungsi akan mengurangi hara,

pemanfaatan sinar matahari, air tanah, dan tempat tumbuh yang dapat dimanfaatkan

oleh tanaman utama. ( Jumin Hasan Basri. 1987). Persaingannya berupa :

1. Persaingan dalam memperoleh air

Air di serap dari dalam tanah kemudian sebagian besar diuapkan (transpirasi),

hanya sekitar 1% saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk setiap kilogram

bahan organik, gulma membutuhkan 330-1900 liter air. Kebutuhan yang besar

tersebut hampir dua kali kebutuhan tanaman.

2. Persaingan dalam memperoleh unsur hara

Gulma menyerap lebih banyak unsur hara dari pada tanaman. Pada bobot

kering yang sama gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak dari

jagung.
3. Persaingan dalam memperoleh cahaya

Dalam keaadaan air dan hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, maka

faktor pembatas berikutnya adalah cahaya matahari. Bila musim hujan, maka

berbagai tanaman akan berebut untuk memperoleh cahaya matahari.

4. Pengeluaran senyawa beracun.

Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan cara interaksi

biokimia, yaitu salah satunya dengan mengeluarkan senyawa beracun, yang akan

menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman lain. Interaksi biokimia antara

gulma dan tanaman ini dapat menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah

jadi abnormal. Persaingan yang timbul akibat hal ini adalah dikeluarkannya zat racun

dari suatu tumbuhan yang disebut allelopathy.

Terdapat beberapa metode/cara pengendalian gulma yang dapat dipraktekkan

di lapangan, yaitu :

1. Pengendalian dengan upaya preventif

Tindakan paling dini dalam upaya menghindari kerugian akibat infestasi

gulma adalah pencegahan (preventif). Pencegahan dimaksud untuk mengurangi

pertumbuhan gulma agar usaha pengendalian sedapat mungkin dikurangi.

Pencegahan sebenarnya merupakan langkah yang paling tepat karena kerugian yang

sebenarnya pada tanaman belum terjadi, dan pencegahan biasanya lebih murah.

2. Pengendalian secara mekanis / fisik

Pengendalian mekanis merupakan usaha penekanan pertumbuhan gulma

dengan cara merusak bagian-bagian sehingga gulma tersebut mati atau

pertumbuhannya terhambat. Cara ini umumnya cukup baik dilakukan pada berbagai
jenis gulma setahun, tetapi pada kondisi tertentu juga efektif bagi gulma-gulma

tahunan. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara :

 Pengolahan Tanah (land preparation)

 Penyiangan (wedding)

 Pencabutan (hand pulling)

 Pembabatan (mowing)

 Pembakaran (burning)

 Penggenangan

 Peralatan Pengendalian Mekanis

3. Pengendalian Kultur Teknis

Pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian gulma dengan

menggunakan praktek-praktek budidaya. Penanamn jenis yang cocok untuk suatu

tanah, penenamn rapat agar tajuk tanaman segera menutup ruang kosong,

pemupukan yangtepat, dan pengaturan waktu tanam adalah cara yang sangat

membantu untuk mengtasi masalah gulma.

Pengendalian ini disebut juga pengendalian secara ekologis karena

menggunakan prinsip-prinsip ekologi untuk mengelola lingkungan. Pengendalian ini

dilakukan dengan cara :

 Rotasi Tanaman (crop rotation)

 Sistem Bertanam (croping system)

 Pengaturan Jarak Tanam (crop desinty)

 Pemulsaan (mulching)

 Tanaman Penutup Tanah (legum cover crop-lcc)


4. Pengendalian Hayati

Pengendalian hayati (Smith 1919) dengan arti sempit sebagi penggunaan

musuh alami baik yang diintroduksikan maupun yang sudah ada di suatu daerah

kemudian dikelola agar penekanan terhadap populasi organisme pengganggu yang

menjadi sasaran meningkat.

Pengendalian pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan

menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), ternak

ikan, dsb guna menekan pertumbuhan gulma. Cara-cara pengendalian hayati :

 Pengendalian Alami dan Hayati

 Landasan Pengendalian Hayati

 Musuh-Musuh Alami Gulma

 Pengembangan pengendalian Hayati

5. Pengendalian Kimia

Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia sangat diminati,

senyawa kimia yang diguankan dikenal denga nama Herbisida. Herbisida merupakan

alat yang canggih dalam pengendalian gulma, serta memberikan keuntungan lebih

dalam pemakaiannya.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Benih, Fakultas

Pertanian, Universitas Sriwijaya, pada hari Selasa, 09 April 2013 pukul 15.00 WIB

sampai dengan selesai.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku pelajaran dan

alat tulis .

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang di lakukan pada praktikum ini adalah :

1. Amati gulma yang ada di sekitar Fakultas Pertanian atau di Lahan Percobaan

Fakultas Pertanian

2. Catat nama gulma, siklus hidup tanaman, morfologi, habitat, serta deskripsi

lainnya.

3. Gambar tumbuhan/gulma tersebut


IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

No Nama Gulma Gambar Klasifikasi


1 Bayam Duri  Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas: Hamamelidae
 Ordo: Caryophyllales
 Famili: Amaranthaceae (suku
bayam-bayaman)
 Genus: Amaranthus
 Spesies: Amaranthus
spinosus L.
2 Urang - aring  Kingdom: Plantae
(Tumbuhan)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhanberbunga)
 Kelas: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
 SubKelas:Asteridae
 Ordo: Asterales
 Famili: Asteraceae
 Genus: Eclipta
 Spesies: Eclipta alba Hassk.
3 Putri malu  Kingdom: Plantae
(Tumbuhan)
 Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas: Rosidae
 Ordo: Fabales
 Famili: Fabaceae (suku
polong-polongan)
 Genus: Mimosa
 Spesies: Mimosa
pudica Duchass. & Walp
4 Babadotan  Kingdom: Plantae(Tumbuhan)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
 SubKelas:Asteridae
 Ordo: Asterale
 Famili: Asteraceae
 Genus: Ageratum
 Spesies: Ageratum
conyzoides L.
5 Rumput bebek  Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Liliopsida (berkeping
satu / monokotil)
 Sub Kelas: Commelinidae
 Ordo: Poales
 Famili: Poaceae (suku rumput-
rumputan)
 Genus: Echinochloa
 Spesies: Echinochloa
colona (L.) Link.
6 Cacabean  Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas: Rosidae
 Ordo: Myrtales
 Famili: Onagraceae
 Genus: Ludwigia
 Spesies: Ludwigia
hyssopifolia (G. Don) Exell
7 Eceng gondok  Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Liliopsida (berkeping
satu / monokotil)
 Sub Kelas: Alismatidae
 Ordo: Alismatales
 Famili: Butomaceae
 Genus: Eichornia
 Spesies: Eichornia
crassipes (Mart.) Solms
8 Rumput  Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Lampuyangan  Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan bij)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Liliopsida (berkeping
satu / monokotil)
 Sub Kelas: Commelinidae
 Ordo: Poales
 Famili: Poaceae (suku rumput-
rumputan)
 Genus: Panicum
 Spesies: Panicum repens L.
9 Rumput  Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
payung  Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Liliopsida (berkeping
satu / monokotil)
 Sub Kelas: Commelinidae
 Ordo: Cyperales
 Famili: Cyperaceae
 Genus: Cyperus
 Spesies: Cyperus alternifolius
10 Semanggi  Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
 Divisi: Pteridophyta (paku-
pakuan)
 Kelas: Pteridopsida
 Ordo: Salviniales
 Famili: Marsileaceae
 Genus: Marsilea
 Spesies: Marsilea crenata Presl
B.Pembahasan

Klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami

(natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan hanya didasarkan

pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja, sehingga kemungkinan

bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan erat satu sama lain

dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya beberapa tumbuhan

yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan bersama dalam

satu kelompok..

Cara klasifiksi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas dasar

pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma menjadi

kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula. Gulma dapat

dikelompokan seperti berikut ini :

1. Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat dikelompokan menjadi :

a. Gulma semusim (annual weeds)

Gulma semusim adalah gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam

waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah

sampai memproduksi biji dan kemudian mati). Di Indonesia banyak dijumpai jenis-

jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa crusgalli, Echinochloa colonum,

Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya.

b. Gulma dwi musim (biennial weeds)

Gulma dwi musim adalah gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih

dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama digunakan
untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua

berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati.

c. Gulma tahunan (perennial weeds)

Gulma tahunan adalah gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau

mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Pada keadaan kekurangan air (di

musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas

tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup untuk pertumbuhannya akan

bersemi kembali.

2. Berdasarkan cara berkembang biaknya, gulma tahunan dibedakan menjadi dua :

a. Simple perennial

Gulma simple perennial yaitu gulma yang sebenarnya hanya berkembang

biak dengan biji, akan tetapi apabila bagian tubuhnya terpotong maka potongannya

akan dapat tumbuh menjadi individu baru. Sebagai contoh Taraxacum sp. dan

Rumex sp., apabila akarnya terpotong menjadi dua, maka masing-masing

potongannya akan tumbuh menjadi individu baru.

b. Creeping perennial

Gulma creeping perennial yaitu gulma yang dapat berkembang biak dengan

akar yang menjalar (root creeping), batang yang menjalar di atas tanah (stolon) atau

batang yang menjalar di dalam tanah (rhizoma).

3. Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi :


a. Gulma darat (terrestial weeds)

Gulma darat yaitu gulma yang tumbuh pada habitat tanah atau darat. Contoh

Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon, Amaranthus spinosus,

Mimosa sp, dan lain sebagainya.

b. Gulma air (aquatic weeds)

Gulma yang tumbuh di habitat air. Gulma air dibedakan menjadi dua kelompok,

yaitu :

1) Gulma air garam (saltwater atau marine weeds), yaitu gulma yang hidup pada

kondisi air seperti air laut, di hutan-hutan bakau. Sebagai contoh Enchalus

acoroides dan Acrosticum aureum.

2) Gulma air tawar (fresh water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air

tawar. Dikelompokkan lagi ke dalam:

 Gulma yang tumbuh mengapung (floating weeds), contohnya Eichornia

crassipes, Salvinia cuculata, Pistia stratiotes.

 Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds), dibedakan ke dalam :

Gulma yang hidup melayang (submerged not anchored weeds), contoh

Ultricularia gibba.Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah (submerged

anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia alismoides, Najas

indica, Ceratophyllum demersum.

 Gulma yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung

(emerged weeds), contoh Nymphae spp. , Nymphoides indica.


 Gulma yang tumbuh di tepian (marginal weeds), contoh Panicum repens,

Scleria poaeformis, Rhychospora corymbosa, Polygonum sp., Ludwigia sp.,

Leersia hexandra, Cyperus elatus.

4. Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma dikelompokkan menjadi :

a. Terdapat di tanah sawah, contohnya Echinochola crusgalli, Echinochola

colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Marsilea crenata.

b. Terdapat di tanah kering atau tegalan, contohnya Cyperus rotundus,

Amaranthus spinosus, Eleusine indica.

c. Terdapat di tanah perkebunan besar, contohnya Imperata cylindrica, Salvinia

sp., Pistia stratiotes.

5. Berdasarkan sistematikanya, gulma dikelompokan ke dalam :

a. Monocotyledoneae, gulma berakar serabut, susunan tulang daun sejajar atau

melengkung, jumlah bagian-bagian bunga tiga atau kelipatannya, dan biji

berkeping satu. Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Cyperus

dactylon, Echinochloa crusgalli, Panicum repens.

b. Dicotyledoneae, gulma berakar tunggang, susunan tulang daun menyirip atau

menjari, jumlah bagian-bagian bunga 4 atau 5 atau kelipatannya, dan biji

berkeping dua. Contohnya Amaranthus spinosus, Mimosa sp., Euphatorium

odoratum.

c. Pteridophyta, berkembang biak secara generatif dengan spora. Sebagai

contoh Salvinia sp., Marsilea crenata.

6. Berdasarkan morfologinya, gulma dikelompokan ke dalam :

a. Golongan rumput (grasses)


Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae.

Deangan ciri, batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter

pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri

atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis

(linier), tepi daun rata.

b. Golongan teki (sedges)

Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae.Batang umumnya

berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.Daun

tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai

karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak

bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka.

Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.

c. Golongan berdaun lebar (broad leaves)

Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam

kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi

terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk

pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada

daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas

pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma

ini ceplukan (Physalis angulata L.),wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung

rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).

7. Berdasarkan asalnya, gulma dikelompokan ke dalam :


a. Gulma obligat (obligate weeds) adalah gulma yang tidak pernah dijumpai

hidup secara liar dan hanya dapat tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola

oleh manusia. Contoh Convolvulus arvensis, Monochoria vaginalis,

Limnocharis flava.

b. Gulma fakultatif (facultative weeds) adalah gulma yang tumbuh secara liar

dan dapat pula tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia.

Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus Opuntia sp.

8. Berdasarkan parasit atau tidaknya, gulma dibedakan dalam :

a. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.

b. Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :

1) Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta australis (tali putri).

Gulma ini tidak mempunyai daun, tidak mempunyai klorofil, tidak dapat

melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan akan makannya diambil langsung dari

tanaman inangnya dan akar pengisapnya (haustarium) memasuki sampai ke jaringan

floem.

2) Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus.

Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi

sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan unsur hara lainnya diambil dari tanaman

inangnya dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem.

3) Gulma hiper parasit, contoh Viscum sp.

Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi

sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan hara lainnya diambil dari gulma semi parasit,

dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Gulma dapat didefinisikan sebagai tumbuhan yang tidak diinginkan manusia dan

tumbuh pada temapat dan waktu yang tidak diinginkan manusia.

2. Untuk menghindari pertumbuhan gulma maka perlu dilakukan tindakan

pencegahan (preventive) dengan cara tidak terlalu banyak menggunakan pupuk

kandang atau jangan menggunakan pupuk kandang pada saat penanaman.

3. Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanaannya di lapangan

(faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis), dan kemungkinan

dampak negatif yang ditimbulkan.

4. Hubungan gulma dengan tanaman lain dapat berupa kompetisi yang dapat

diartikan sebagai persaingan dua organisme atau lebih dalam meraih makanan

dan tempat hidup yang sama, seperti unsur hara, air, cahaya, bahan ruang

tumbuh, dan CO2.

5. Cara perkembangan gulma ada cara yaitu dengan cara perbanyakan generatif dan

vegetatif.

B. Saran

Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara teratur sehingga tidak

mengganggu pertumbuhan tanaman yang memang diinginkan.Kendalikan gulma

dengan metode-metode yang ada sesuai dengan keadaan atau sifat dari gulma itu.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Astuti Siti, 2006. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. STPP


Jurusan Penyuluhan Pertanian, Yogyakarta.

Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta.

Moenandir, J. 1986. Konsep Pengendalian Gulma. Balitus: Intercreated Pest


Management.

Moenandar, Jody. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jakarta:


Rajawali Pers.

Triharso. 1994. Dasar-dasar perlindungan tanaman. Yogyakarta: UGM

Anda mungkin juga menyukai