Anda di halaman 1dari 36

MODUL UJIAN NASIONAL ATPH

I. AGRIBISNIS TANAMAN BUAH


a) LEVEL KOGNITIF :
PENALARAN DAN PEMAHAMAN
 menyebutkan
 menjelaskan
 mengidentifikasi
 menunjukkan
 memberi contoh
Siswa mampu :
 Menerangkan pengendalian gulma tanaman buah
 Menyebutkan macam- macam gulma tanaman buah.

RANGKUMAN
 Deskripsi Gulma
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya dalam hal ini
pada tanaman buah baik semusim maupun tahunan, tumbuhan yang tumbuh disekitar
tanaman pokok/tanaman pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga
kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok
tersebut
 Masalah yang Ditimbulkan
1) Menurunkan produksi akibat terjadinya kompetisi atau persaingan dalam hal: penyerapan
zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan
ruang tempat tumbuh.
2) Menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian-bagian gulma
3) Sebagian besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin
(racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan
tanaman lain disekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah allelopati.
4) Menjadi tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung hewan hewan kecil, insekta
dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan
baik. Akibatnya hama tersebut akan menyerang dan memakan tanaman pokok/tanaman buah
semusim.
5) Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.
6) Mengganggu tata guna air
7) Secara umum, kehadiran gulma akan meningkatkan biaya usaha tani karena adanya
penambahan dipertanaman.
 Ciri khas dari pada gulma antara lain:
1) Tumbuh cepat,
2) Daya saing kuat dalam meperebutkan cahaya matahari, air, unsur hara dll,
3) Toleransi tinggi pada kondisi ekstrem,
4) Dapat tumbuh pada daerah kering sampai daerah yang lembab bahkan tergenangpun masih
dapat bertahan.
5) Alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui angin, air, maupun
binatang
6) Bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya untuk

1
bertahan hidup dalam kondisi yang kurang menguntungkan (contoh :terlalu kering, tergenang
dll).
 Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalaian gulma dapat dilakukan dengan banyak cara tetapi pada umumnya dibedakan
menjadi teknik pengendalian gulma secara mekanis/fisik, teknik pengendalian gulma secara
kimia dengan menggunakan herbisida, dan pengendalian secara terpadu (gabungan
keseluruhan teknik pengendalian gulma)

Teknik
Pengendalian
Gulma

Fisik Mekanik Kimiawi Terpadu

Menggunakan Herbisida
Tangan Menngunakan
Mengored mesin:
Menyabit mesin pemotong
rumput dll
mencangkul

Bagan Teknik Pengendalian Gulma

a) Teknik pengendalian gulma secara fisik


Teknik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
o Dicabut menggunakan tangan. Pengendalian gulma dengan cara ini biasa jarang
dilakukan di agribisnis besar kecuali pada agribisnis rakyat yang pemilikan luasan kebunnya
relatif sempit. Cara ini dapat dilakukan di sekitar pohon tanaman buah semusim dan biasanya
kombinasi dengan pemakaian alat tangan.
o Pengendalian dengan cara dikored. Pengendalian gulma dengan cara dikored ini
menggunakan alat berupa kored dan sangat praktis dilakukan pada tempat yang tidak
terjangkau dengan alat berat maupun herbisida terutama di antara barisan tanaman atau pada
bedengan. Pengendalian gulma dengan cara ini juga hanya efektif pada jenis gulma
semusim/setahun atau dua tahunan dan tidak efektif pada jenis gulma tahunan yang
mempunyai organ perbanyakan vegetatif. Cara ini hanya memotong bagian gulma yang ada
di atas tanah, sehingga organ perbanyakan vegetatif gulma yang berada di dalam tanah dapat
tumbuh kembali di lahan tersebut.
o Pengendalian gulma dengan cara dipotong dengan sabit. Pengendalian gulma dengan
cara ini hanya bersifat untuk merapikan tumbuhnya gulma. Pengendalian ini harus dilakukan
secara berulang-ulang dengan interval waktu minimal satu bulan sekali atau 2 minggu sekali
terutama pada musim penghujan.
2
o Pengendalian gulma dengan cara dicangkul. Pengendalian gulma dengan cara dicangkul
atau dibajak merupakan pengendalian yang cukup praktis pada jenis gulma semusim/setahun,
dua tahun dan tahunan. Pengendalian gulma dengan cara ini dapat dilakukan pada saat
melakukan pembukaan lahan atau pengolahan tanah dan saat lahan sudah ada tanaman
budidaya dapat dilakukuan dapat dengan cara penyiangan menggunakan cangkul saja.
Pengendalian gulma jenis semusim/setahun dengan cara dicangkul atau dibajak ini cukup
dengan mencangkul bagian gulma yang berada di atas tanam saja. Sedangkan untuk gulma
dua tahunan dapat dilakukan dengan mencangkul bagian gulma yang ada di atas tanah dan
mahkotanya.Jenis gulma ini dapat dilakukan dengan mencangkul bagian gulma yang berada
diatas tanah.

b) Teknik pengendalian gulma secara mekanik


Pengendalian gulma secara mekanis adalah pengendalian gulma dengan menggunakan mesin.
Seperti penggunaan mesin pemotong rumput dan traktor untuk membajak. Pengendalian
gulma secara mekanis dengan menggunakan mesin pemotong rumput dapat dilakukan secara
cepat, namun hanya bisa mematikan jenis gulma tertentu, terutama gulma jenis daun lebar,
sedangkan untuk gulma jenis rumput dan teki menjadi kurang efektif karena gulma tidak mati
dan akan segera tumbuh kembali. Pengendalian gulma secara mekanis dengan menggunakan
traktor sangat efektif dilakukan, tertama untuk gulma yang tumbuh pada lahan yang belum
ditanami tanaman budidaya. Pengendalian gulma dengan cara ini biasanya dilakukan pada
saat pengolahan lahan sebelum ditanami tanaman budidaya. Pengendalian dengan cara ini
sangat efektif mematikan beberapa jenis gulma dan dapat dilakukan secara cepat dan tidak
membutuhkan banyak tenaga kerja. Namun demikian pengendalian gulma secara mekanis
dengan menggunakan traktor tidak dapat diaplikasikan pada lahan yang telah ditanami
tanaman budidaya, terutama tanaman pangan dan hortikultura.

Gambar. Penyiangan gulma dengan mesin power weeder


c) Teknik Pengendalian Gulma Secara Kimiawi
Pengendalian gulma secara kimia adalah dengan cara menggunakan bahan kimia untuk
mematikan gulma. Jenis bahan kimia yang digunakan adalah herbisida, yaitu bahan kimia
yang dapat menghambat pertumbuhan gulma atau mematikan gulma. Penggunaan herbisida
untuk mengendalikan gulma harus dilakukan secara hati-hati karena dampak yang
ditimbulkan oleh herbisida pada gulma sama dengan yang diterima oleh tanaman budidaya.
Penggunaan herbisida untuk mengendalikan gulma perlu pengetahuan antara lain jenis gulma
yang disemprot, waktu aplikasi yang tepat, dosis yang tepat, teknik penyemprotan yang tepat
pada gulma.

 Berbagai Jenis Gulma Tanaman Buah


a) Gulma teki-tekian
3
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Gulma ini memiliki daya tahan
yang luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah
yang mampu bertahan berbulan-bulan.
Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan
biasanya tidak berongga.Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun
(ligula).Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica)
atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka.
Contohnya:
a). Cyperus bervifolius (jukut pendul)
b). Cyperus rotundus L (teki)
c). Cyperus difformia L. (jukut papayungan).
d). Cyperus halpan L. (papayungan)
e). Cyperus iria L. (jekeng, lingih alit).
f). Cyperus kyllingia Endl. (jukut pendul bodas, teki, teki bodot, teki pendul).
g). Fimbristylis littoralis geidlah (F. miliacea (L) cahl (panon munding, tumbaran).
h). Scirpus grossius L.F (waligi, wlingen, lingi, mensing).
b) Gulma rumput-rumputan
Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae. Gulma ini memiliki
daun yang sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, yang mana stolon ini di dalam
tanah membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik.Ciri lain dari gulma ini
adalah, batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga.Daun-daun soliter pada buku-
buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu
pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-
lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun.
Contoh:
a). Cynodon dactylon (L.) Pers. (kakawatan, gigirintingan suket grinting)
b). Eleusine indica(L.) Gaena (rumput kelulang, cerulang jukut jampang)
c). Imperata cylindrica (L.) Beauv (alang-alang, carulang, jukut jampang)
d). Echinochloa crus-galli (L.) Cerv( jajagoan)
e). Echinochloa colanum (L.) Cerv (jajagoan leutik)
f). Panicum repens L. (lulampuyangan, jajahean)
g). Paspalum conjugatum Bergrn (jukut japang pait, jukut pait, rumput
c) Gulma berdaun lebar
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Gulma ini
biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa
kompetisi cahaya. Ciri dari gulma ini adalah daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala.
Contohnya
a). Salvinia molesla D.S Mit het (kimbang, kayambang janji, lukut cai, lukut)
b). Marsilea crenala presl (semangi, samanggen).
c). Azolla pinnala R. Br (kaya apu dadak)
d). Limnocharis fIava (L. Buch (genjer, centong)
e). Ageratum conyzoides L. (bebadotan, wedusan).
f). Borreria alata (Aubl. (DC (kabumpang lemah, goletrak, letah hayam, rumput
setawar).
4
g). Stachyarpheta indica (L.) vahl (jarong, gajihan)
h). Amaranthus spinosus L. (bayam duri, bayem eri, senggang cucuk).
i). Synedrella nodiflora (L.) gaentn (babadotan lalakina, jotang, jotang kuda)
j). Physalis angulata (ciplukan)

N0 Nama Gulma Deskripsi Gambar


1  Cyperus  Teki
rotundus  Membentuk umbi dan geragih
(Teki ladang) (stolon)
 suka kondisi kering, tetapi
akan mentolerir tanah yang
lembab, dan sering tumbuh di
tanah terlantar dan di ladang
tanaman.

2  Fimbristylis
littoralis,

3  Scripus
juncoides.

5
4  Imperata
cyliindrica

5  Echinochloa
crusgalli,

6  Cynodon
dactylon

7  Panicum
repens.

6
8  Monocharia
vaginalis,

9  Limnocharis
flava,

10  Eichornia
crassipes,

7
11  Amaranthus
spinosus

12  Portulaca
olerace,

13  Lindernia sp.

14  Ageratum
conyzoides
(Bandotan/Ba
bandotan/Wed
usan)

8
LATIHAN
Kerjakan
1. Pengendalian gulma menggunakan sabit merupakan salah satu teknik pengendalian
gulma secara fisik. Kapan sebaiknya penyabitan gulma dilakukan
a. Pagi Hari
b. Sore Hari
c. Musim Kering
d. Musim Hujan
e. Musim Kemarau
2. Pengendalian gulma yang dilakukan oleh pak Dedi dengan cara dikored pada gulma
teki terbukti tidak efektif karena gulma tersebut masih banyak tumbuh pada lokasi
yang sama. Apa yang menyebabkan hal ini dapat terjadi
a. Gulma teki memilik stolon yang masih bersisa pada permukaan tanah
b. Pengendalian dengan cara ini seharusnya diulang minimal 2 minggu sekali
c. Gulma teki memiliki perkaran yang kuat di dalam tanah
d. Pengendalian ini semestinya diulang minimal 1 kali dalam sebulan
e. Waktu pengendalian seharusnya hanya dilakukan pada musim hujan
3. Pengendalian gulma merupakan salah satu tahapan dalam kegiatan budidaya yang
betujuan untuk meningkatkan prduksi tanaman budidaya melalui penyedian hara, ir
sinar matahari dll secara maksimal. Lakukan identifikasi terhadap teknik yang bukan
tergolong pengendalian gulma
a. Fisik
b. Kimiawi
c. Mekanik
d. Mesin
e. Terpadu
4. Selain praktis pengendalian gulma dengan cara dicangkul atau dibajak juga lebih
ekonvmis karena hemat waktu, tenaga, dan biaya. Pernyataan tersebut berdasarkan
pelaksanaannya
a. Bersamaan dengan waktu pembukaan lahan
b. Bersamaan dengan waktu pengolahan lahan
c. Bersamaan dengan waktu bercocok tanam
d. Bersamaan dengan waktu pembukaan dan pengolahan lahan
e. Bersamaan dengan waktu pembukaan, pengolahan lahan dan bercocok tanam
5. Contoh gulma berdaun lebar adalah kecuali adalah
a. Ciplukan
b. Babadotan
c. Wedusan
d. Teki ladang
e. Putri Malu

9
6. Tanaman gulma yang memiliki bunga yang kecil dengan warna putih-ungu, selain
yang dipergunakan herba dan akar nya untuk mengobati demam, malaria, sakit
tenggorokan, daunnya juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati luka iris adalah
a. Ciplukan
b. Babadotan
c. Wedusan
d. Teki lading
e. Putri Malu
7. Tanaman gulma yang hidup liar dan memiliki duri-duri yang bisa melukai ini bisa
tumbuh dimana saja dan sangat khas jika disentuh dia akan mengerut
a. Ageratum conyzoides L
b. Mikania michranta
c. Mimosa pudica
d. Physalis angulata L
e. Cyperus  rotundus

10
b) LEVEL KOGNITIF :
APLIKASI

 menerapkan
 mengurutkan
 mengklasifikasi
 menentukan
 mengukur
 memilih
 menghitung

Siswa mampu menentukan


 produksi tanaman buah.
 pembibitan tanaman buah.
 penanaman tanaman buah.
 pengajiran/penopang tanaman buah.
 pengendalian gulma tanaman buah.

RANGKUMAN
Tujuan pembibitan adalah menyediakan bibit yang baik yaitu sehat, seragam dan normal
pertumbuhannya menggunakan sarana yang memadai dengan waktu dan jumlah yang
ditetapkan. Artinya pembibitan adalah tempat menanam benih (bibit) yang bersifat sementara
dimana tanaman muda ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke lapangan.

 Pemilihan Lokasi Pembibitan


Dalam pemilihan lokasi pembibitan hal yang perlu diperhatikan antara lain: aspek tempat,
jalan , drainase, sumber air, dan tanah
1. Tempat
Tempat pembibitan sebaiknya diletakkan di tengah lokasi dengan maksud untuk
meminimalkan jarak dan waktu transportasi. tempat yang berada di tengah juga akan
membantu kemudahan pengawasan dan pengamanan. Selain itu tempatnya diusahakan yang
berdekatan dengan perkampungan sehingga mudah untuk mendapatkan tenaga kerja.
2. Jalan
Lokasi pembibitan dipilih tempat yang tidak terisolasi, dan mempunyai jalan yang cukup
lebar dan kuat agar kendaran dapat lewat pada periode penanaman. Jarak antara jalan angkut
ke bedeng pembibitan tidak terlalu jauh maksilam 50 meter.
3. Drainase
Lokasi sebaiknya tidak terkena banjir karena akan merusak pembibitan dan bangunan, atau
adanya air yang tergenang merupakan awal stress pada bibit dan ketidak seimbangan nutrisi.
Pilih lokasi yang agak tinggi dari aliran air utama, atau pastikan bahwa ada saluran air keluar
yang membantu sistem drainase.
4. Sumber Air
Lokasi sebaiknya tidak terkena banjir karena akan merusak pembibitan dan bangunan, atau
adanya air yang tergenang merupakan awal stress pada bibit dan ketidak seimbangan nutrisi.
Pilih lokasi yang agak tinggi dari aliran air utama, atau pastikan bahwa ada saluran air keluar
yang membantu sistem drainase.
11
5. Tanah
Tanah pada lokasi pengisian polybag harus berkualitas baik. Sifat-sifat tanah untuk
pembibitan adalah tidak kedap air, gembur dengan kadar tidak lebih 60%, dan bebas
kontaminasi. Tanah untuk pengisian polybag harus disaring untuk menghilangkan kotoran,
batu, ranting tanaman dan gumpalan besar.
 Perbanyakan Tanaman
 Perbanyakan pada tanaman tahunan
Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan cara perbanyakan tanaman
menggunakan bagian tanaman selain biji yang umumnya bagi vegetatif buatan dilakukan
pada tanaman buah tahunan untuk mempersingkat masa tumbuh.
Beberapa pustaka mengatakan bahwa perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat
terjadi secara alami ataupun buatan. Contoh perbanyakan tanaman secara vegetatif alami
adalah biji apomixies, stolon, corm, bulb (umbi lapis), tuber (umbi batang), rizhome, dan
tunas/anakan. Selanjutnya, perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan adalah
perbanyakan tanaman yang terjadi akibat campur tangan manusia. Bagian tanaman yang
digunakan untuk perbanyakan vegetatif buatan dapat berupa batang, mata tunas, pucuk
tanaman, dan daun. beberapa metode perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan
adalah setek, grafting, budding/okulasi, dan cangkok

 Perbanyakan vegetatif
a. Perbanyakan vegetatif alami
1) Stolon: Stolon atau yang biasa disebut runner atau geragih adalah batang tanaman yang
menjalar diatas permukaan tanah dengan bentuk seperti sulur, memiliki ruas panjang
berukuran kecil dan disetiap bukunya terdapat akar dan tanaman baru. Beberapa contoh
tanaman yang dapat diperbanyak dengan stolon adalah strawberry, lili paris, arbei, pegagan,
dan rumput teki. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan stolon dilakukan dengan cara
memotong bibit stolon rumpun yang memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar
sulur ini dipotong, kemudian bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran
tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit
siap dipindahkan ke kebun.

2) Corm: corm adalah salah satu jenis umbi yang biasa disebut dengan subang atau anak
subang (cormel). Contoh tanaman yang dapat diperbanyak menggunakan corm adalah
12
gladiol. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan corm dilakukan dengan cara memotong
bagian corm tepat ditengah subang atau dibelah menjadi tiga bagian yaitu subang bagian
tengah, bagian kanan dan bagian kiri untuk subang yang berdiameter besar (lebih dari 4 cm).
Setiap belahan subang harus memiliki mata tunas. Kemudian belahan subang tersebut
ditanam.

Gladiol

3) bulb (umbi lapis): Bulb atau yang biasa disebut dengan umbi lapis terbentuk dari lapisan-
lapisan pangkal daun yang tersusun rapat berbentuk rose. Umbi lapis berbeda dengan umbi-
umbi lainnya. Umbi lapis tidak mengakumulasi karbohidrat dalam bentuk polisakarida.
Pembesaran umbi lapis terjadi karena berkumpulnya cairan-cairan sel. Umbi lapis tersusun
atas cakram (discus) yang diselebungi oleh lapisan-lapisan daun yang tebal, lunak dan berair
sehingga seolah-olah membentuk seperti umbi. Apabila lapisan-lapisan ini besar dan saling
menutupi disebut tunica, dan apabila lapisan-lapisan ini kecil disebut aquama (sisik). Contoh
tanaman yang membentuk umbi lapis adalah bawang merah dan tulip. Bagian umbi lapis
dapat ditanam dan menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat yang sama dengan
induknya. Cara perbanyakan tanaman dengan menggunakan umbi lapis adalah dengan cara
memotong 1/3 bagian dari bagian atas umbi, kemudian ditanam dalam polybag. Tujuan
pemotongan bagian umbi adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tunas samping.

4) Tuber (umbi batang): Tuber atau biasa yang disebut dengan umbi batang adalah batang
yang tumbuh di bawah permukaan tanah dan digunakan sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Ciri-ciri umbi batang dibandingkan jenis
umbi lainnya adalah terdapat mata tunas pada bagian umbi, yang akan membentuk tunas dan
tanaman baru. Adanya mata tunas ini yang membedakan umbi batang dengan umbi akar.
Umbi batang juga berbeda dengan rhizome, karena umbi batang terbentuk dari bagian distal
dari batang yang tumbuh mendatar dibawah permukaan tanah dan tidak berstruktur
simpodial. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan menggunakan umbi batang
adalah kentang, mantang, dan bengkoang. Perbanyakan tanaman dengan umbi batang
dilakukan dengan cara memotong bagian umbi kemudian ditanam. Masing-masing potongan
umbi harus memilki mata tunas.

13
Kentang

5) Rizhome: Rizhoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuhnya di bawah permukaan
tanah bercabang-cabang, tumbuh secara mendatar dan memiliki tunas dan akar dari ruas-
ruasnya. Yang membedakan rizhoma dengan umbi batang adalah produk yang disimpan
dalam rhizome bukan karbohidrat seperti pada umbi batang, melainkan metabolit tertentu
seperti minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat untuk pengobatan. Ciri-ciri rizhome adalah
berdaun tetapi daun melekat pada buku, tidak berwarna hijau dan berbentuk seperti sisik tipis
(selaput). Rizhome memiliki kuncup-kuncup, tumbuh tidak mengarah ke bawah atau ke air
tetapi mendatar dan terkadang muncul kepermukaan tanah. Kuncup-kuncup pada rhizome
dapat tumbuh menjadi tunas dan tanaman baru sehingga seperti rumpun. Contoh tanaman
yang membentuk rhizome adalah bambu, dahlia, kunyit, lengkuas, kencur, dan jahe. Cara
perbanyakan tanaman menggunakan jahe adalah dengan cara memotong-motong bagian
rizhome. Setiap potongan rizhome memiliki 1-3 mata tunas.

Jahe
6) Tunas/anakan: Tunas adalah tumbuhan baru yang timbul dari tunggul batang, ketiak
daun, buku batang. Tunas terdiri dari batang dan daun muda, tunas yang tumbuh menjadi
tanaman baru memiliki calon bunga, atau calon buah. Tunas juga memiliki sifat geotropism
negative. Contoh tanaman yang diperbanyak dengan tunas adalah pisang, nanas, lidah buaya,
cocor bebek (tunas adventif), cemara (tunas akar)dan sansievera. Cara perbanyakan tanaman
dengan menggunakan tunas adalah dengan memisahkan tunas berikut akarnya kemudian
ditanam.

14
b. Perbanyakan vegetatif buatan
1) Setek: Setek merupakan cara perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman
seperti akar, batang, dan daun dengan tujuan agar bagian tersebut membentuk akar sehingga
bisa menjadi tanaman baru.
 Persyaratan bahan yang digunakan untuk stek adalah sebagi berikut;
a) Berasal dari tanaman yang sudah berproduksi (untuk memastikan buah/bunga dari
tanaman)
b) Ukuran setek menyesuaikan jenis tanaman
c) Bebas dari serangan hama dan penyakit
d) Bahan setek sehat terlihat segar

 Keuntungan menggunakan perbanyakan dengan setek adalah:


a) Teknik yang digunakan sederhana
b) Tidak memerlukan keahlian khusus
c) Satu tanaman induk dapat menghasilkan banyak bibit setek
d) Bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya

 Kerugian menggunakan perbanyakan dengan setek adalah :


a) Tidak semua tanaman dapat di setek
b) Bibit yang dihasilkan tidak memiliki akar tunggang

 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan setek antara lain adalah:


a) Ketajaman gunting setek yang digunakan, sehingga pemotongan setek tidak merusak
jaringan tanaman
b) Panjang potongan setek tergantung jenis tanaman yang akan di setek (umumnya 20—30
cm)

15
c) Jumlah mata tunas tergantung jenis tanaman yang akan di setek (umumnya 2—3 mata
tunas
d) Media tanam setek sebaiknya menggunakan media yang porous
e) Intensitas cahaya persemaian setek (sebaiknya dinaungi)

f) Ketersediaan air
g) Penggunaan zat perangsang tumbuh (ZPT) untuk merangsang akar

 Beberapa cara penanaman bahan setek antara lain:


a) Berdiri (tanaman buah dan tanaman hias)
b) Miring (tanaman singkong)
c) Tidur (Tebu)

2) Grafting: Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman
yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh
sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau
tautannya. Batang bawah disebut juga rootstock atau understock atau stock.Batang atas atau
tanaman yang disambungkan disebut scion dan merupakan sepotong batang yang mempunyai
lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas
samping.Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua
varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar
varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara dua
tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili. Misalnya tanaman mangga
(Mangifera indica) sebagai batang atasdisambung denga tanaman kweni (Mangifera odorata)
sebagai batang bawah.

 Manfaat sambungan pada tanaman:

a) Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru
yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat
waktu berbunga dan berbuah (tanaman berumur genjah) serta menghasilkan tanaman yang
sifat berbuahnya sama dengan induknya.
b) Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan
khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo.
c) Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan
menghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total berlaku sebaliknya.

 Syarat batang bawah untuk sambungan:

16
a) Menggunakan biji yang berukuran besar dan berasal dari tanaman yang memiliki perakaran
yang baik dan tahan terhadap busuk akar.
b) Batang bawah berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan.
c) Tanaman subur, kambiumnya aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses
merekatnya mata tempel ke batang bawah.
d) Disarankan penyiraman cukup (media cukup basah).
e) Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan.
f) Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur : tanah, pupuk kandang : sekam padi
(1:1:1).
g) Gunakan polybag ukuran 1 5x20 cm yang sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan siap
tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel, setelah periode tersebut polybag harus diganti
dengan ukuran yang lebih besar 20x30 cm, atau langsung ke polybag 30x40 cm tergantung
permintaan pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan tanaman maka ukuran polybag
semakin besar.

 Syarat batang atas untuk sambungan

a) Batang atas atau entres yang akan disambungkan pada batang bawah diambil dari pohon
induk yang sehat dan tidak terserang hama dan penyakit.
b) Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek atau silet yang tajam
(agar diperoleh potongan yang halus dan tidak mengalami kerusakan) dan bersih (agar entres
tidak terkontaminasi oleh penyakit).
c) Entres yang akan diambil sebaiknya dalam keadaan dorman (istirahat) pucuknya serta tidak
terlalu tua dan juga tidak terlalu muda (setengah berkayu).
d) Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit lebih kecil atau
sama besar dengan diameter batang bawahnya.
e) Entres dalam keadaan dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan terasa padat,
tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila dilengkungkan
keadaannya tidak lentur tetapi sudah cukup tegar.
f) Entres sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari penuh (tidak
ternaungi) sehingga memungkinkan cabang memiliki mata tunas yang tumbuh sehat dan
subur.
g) Bila pada waktunya pengambilan entres, keadaan pucuknya sedang tumbuh tunas baru
(trubus) atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini dibuang dan bagian
pangkalnya sepanjang 5-10 cm dapat digunakan sebagai entres.
h) Pada durian bila entres yang digunakan berasal dari cabang yang tumbuh tegak lurus, maka
bibit sambungannya akan tumbuh tegak dengan percabangan ke semua arah atau simetris.

17
i) Namun bila diambil dari cabang yang lain, pertumbuhan bibitnya akan mengarah ke
samping, berbentuk seperti kipas. Bentuk ini berangsur-angsur hilang bila tanaman menjelang
dewasa.

 Tipe sambungan yang sering digunakan adalah:


1. Sambung pucuk (top grafting)
Sambung pucuk merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian atas atau pucuk dari
batang bawah. Caranya sebagai berikut:
a. Memilih batang bawah yang diameter batangnya disesuaikan dengan besarnya batang atas.
Tanaman durian, belimbing dan sirsak sudah bisa disambung bila besarnya batang bawah
sudah sebesar ujung pangkal lidi. Alpukat, manggis dan mangga disambung bila batangnya
sudah sebesar pensil. Umur batang bawah pada keadaan siap sambung ini bervariasi antara 1-
24 bulan, tergantung jenis tanamannya. Untuk durian umur 3-4 bulan, mangga dan alpukat
umur 3-6 bulan. Manggis pada umur 24 bulan baru bisa disambung karena sifat
pertumbuhannya lambat.
b. Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah. Gunakan silet, pisau
okulasi atau gunting setek yang tajam agar bentuk irisan menjadi rapi. Batang bawah
kemudian dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm.
c. Batang atas yang sudah disiapkan dipotong, sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm. bagian
pangkal disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga bentuk irisannya seperti
mata kampak. Selanjutnya batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah.
d. Pengikatan dengan tali plastikyang terbuat dari kantong plastik 1/2 kg selebar 1 cm.
Kantong plastik ini ditarik pelan-pelan, sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang
semula.Terbentuklah pita plastik yang tipis dan lemas.
e. Pada waktu memasukkan entres ke belahan batang bawah perlu diperhatikan agar kambium
entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah. Sambungan kemudian disungkup
dengan kantong plastik bening.Agar sungkup plastik tidak lepas bagian bawahnya perlu
diikat.Tujuan penyungkupan ini untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban
udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi.
f. Tanaman sambungan kemudian ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari
panasnya sinar matahari. Biasanya 2-3 minggu kemudian sambungan yang berhasil akan
tumbuh tunas. Sambungan yang gagal akan berwarna hitam dan kering. Pada saat ini sungkup
plastiknya sudah bisa dibuka. Namun, pita pengikat sambungan baru boleh dibuka 3-4
minggu kemudian. Untuk selanjutnya kita tinggal merawat sampai bibit siap dipindah ke
kebun.

18
2. Sambung samping (side grafting)
Pada dasarnya, pelaksanaan sambung samping sama seperti pelaksanaan model sambung
pucuk. Sambung samping merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian samping
batang bawah. Caranya sebagai berikut:
a) Batang bawah dipilih yang baik. Ukuran batang atas tidak perlu sama dengan batang
bawah, bahkan lebih baik dibuat lebih kecil.

b) Pada batang bawah dibuat irisan belah dengan mengupas bagian kulit tanpa mengenai kayu
atau dapat juga dengan sedikit menembus bagian kayunya.Irisan kulit batang bawah dibiarkan
atau tidak dipotong.

c) Batang atas dibuat irisan meruncing pada kedua sisinya. Sisi irisan yang menempel pada
batang bawah dibuat lebih panjang menyesuaikan irisan di batang bawah dari sisi luarnya.

d) Batang atas tersebut disisipkan pada irisan belah dari batang bawah. Dengan demikian,
batang bawah dan batang atas akan saling berhimpitan. Kedua lapisan kambium harus
diusahakan agar saling bersentuhan dan bertaut bersama.

e) Setelah selesai disambungkan, sambungan tersebut diikat dengan tali plastik. Untuk
menjaga agar tidak terkontaminasi atau mengering, sambungan dan batang atas ditutup
dengan kantong plastik.

f) Setelah batang atas menunjukkan pertumbuhan tunas, kurang lebih 2 minggu setelah
penyambungan, kantong plastik serta tali plastik bagian atas sambungan dibuka lebih dulu,
sedangkan tali plastik yang mengikat langsung tempelan batang atas dan kulit batang bawah
dibiarkan, sampai tautan sambungan cukup kuat.

g) Bilamana sudah dipastikan bahwa batang atas dapat tumbuh dengan baik, bagian batang
bawah di atas sambungan dipotong. Pemotongan perlu dilakukan supaya tidak terjadi
kompetisi kebutuhan zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan lanjutan dari batang
atas.

19
3. Sambung susu
Sambung susu adalah cara menyambung batang atas dan batang bawah tanaman, namun
batang atas tidak dipisahkan dari pohon induk. Teknik ini banyak digunakan pada tanaman
kelengkeng dan nangka.
Persiapan batang bawah sama seperti batang bawah pada sambung pucuk dan sambung
samping.

3) Budding/okulasi
Okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi
regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
 Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut
batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.
 Bagian tanaman yang ditempelkan atau disebut batang atas, entres (scion) dan
merupakan potongan satu mata tunas (entres).
 Syarat batang bawah untuk okulasi sama seperti batang bawah untuk grafting.
 Syarat batang atas untuk okulasi

a. Entres atau mata tunas digunakan sebagai bahan yang akan ditempelkan pada batang
bawah. Entres tersebut yang nantinya akan menjadi batang atas.
b. Entres yang baik diambil dari batang yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua dan
juga tidak terlalu muda (setengah berkayu).Warna kulitnya coklat muda kehijauan atau abu-
abu muda. Entres yanng diambil dari cabang yang terlalu tua pertumbuhannya lambat dan
persentase keberhasilannya rendah. Besar diameter cabang untuk entres ini harus sebanding
dengan besarnya batang bawahnya.

20
c. Cabang entres untuk okulasi ini sebaiknya tidak berdaun (daunnya sudah rontok). Pada
tanaman tertentu sering dijumpai cabang entres yang masih ada daun melekat pada tangkai
batangnya. Untuk itu perompesan daun harus dilakukan dua minggu sebelum pengambilan
cabang entres. Dalam waktu dua minggu ini, tangkai daun akan luruh dan pada bekas tempat
melekatnya (daerah absisi) akan terbentuk kalus penutup luka yang bisa mencegah masuknya
mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).
d. Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah kesuburan dan
kesehatan pohon induk. Untuk meningkatkan kesuburan pohon induk, biasanya tiga minggu
sebelum pengambilan batang atas dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK. Kesehatan
pohon induk ini penting karena dalam kondisi sakit, terutama penyakit sistemik mudah sekali
ditularkan pada bibit.
e. Entres diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat dipisahkan dari kayunya
(dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini (kambium) akan tampak berair, ini menandakan
kambiumnya aktif, sehingga bila mata tunasnya segera diokulasikan akan mempercepat
pertautan dengan batang bawah.

 Faktor yang menunjang keberhasilan okulasi


a. Waktu terbaik pelaksanaan okulasi adalah pada pagi hari, antara jam 07.00-1 1.00 pagi,
karena saat tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga
dalam kondisi aktif dan optimum. Diatas Jam 12.00 siang daun mulai layu. Tetapi ini bisa
diatasi dengan menempel di tempat yang teduh, terhindar dari sinar matahari langsung.

b. Kebersihan alat okulasi, silet yang akan digunakan langsung kita belah dua saat masih
dalam bungkusan kertas, sehingga silet kita tetap dalam kondisi bersih satu belahan kita
gunakan sedangkan belahan lainnya kita simpan untuk pengganti belahan silet pertama
apabila dirasa sudah tidah tajam lagi. Perawatan alat okulasi, setelah digunakan silet
dibersihkan dan dibungkus lagi dengan kertas pembungkusnya agar tidak berkarat.

21
4). Cangkok
Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara merangsang timbulnya
perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam sebagai tanaman baru. Cara
merangsang timbulnya akar tersebut adalah dengan mengupas kulit luar cabang selanjutnya
cabang yang terkupas tadi diberi media tanah.
1. Beberapa persyaratan pohon yang akan dicangkok tersebut adalah
a. Tumbuh baik dan sehat.
b. Berbuah banyak dan manis.
c. Rasanya enak.

Setelah persyaratan tersebut di atas terpenuhi dipilihlah satu cabang atau ranting dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. Cabang yang baik untuk dicangkok yang tumbuhnya tegak atau condong ke kiri 45 derajat.
b. Besarnya cabang sebesar ibu jari sampai pergelangan tangan dewasa.
c. Jangan mencangkok cabang yang terlalu muda atau terlalu tua karena cabang terlalu tua
akan sukar keluar akarnya dan yang terlalu muda akan mudah patah serta lambat berbuah.
d. Panjang dari ujungnya cabang sampai tempat cangkokan 50-100 cm tergantung besar
cabang yang dicangkok.
e. Waktu yang baik untuk mencangkok adalah pada musim hujan supaya media selalu basah.
f. Cabang bukan termasuk tunas air
2. Langkah-langkah perbanyakan dengan cara cangkok adalah sebagai berikut:
a. Pilihlah pohon induk sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
b. Pilihlah cabang pada pohon induk yang terpilih yang tidak terlalu tua.
c. Kupaslah kulit cabang pada salah satu buku selebar kira-kira 4 cm

d. Bersihkanlah kambium yang terdapat pada cabang yang telah dikupas, dan keringkanlah
selama 1 hari, untuk tanaman yang bergetah keringkanlah 3-4 hari.
e. Buatlah adonan tanah dan pupuk kandang secukupnya.
f. Tempelkanlah adonan itu pada cabang yang telah dikupas dan bungkuslah dengan sabut
kelapa atau .
g. Ikatlah kedua ujung bungkusan dengan tali (Gambar 3e).
h. Siramlah cangkokan secara teratur.
i. Tunggulah sampai akar berkembang.
j. Potonglah cangkokan di bawah bungkusan bila akar sudah banyak.
k. Pindahkanlah cangkokan ke polibag atau ditanam langsung.

22
Keterangan:
* = dapat; - = tidak dapat

N a m a Tanaman ** Cangkok Okulasi Sambung Stek


N pucuk

Cabang Akar Pucuk


1 Alpokat - * * - - *
2 Blimbing manis * * * - - -
3 Blimbing wuluh * * - - - -
4 Cempedak * * - - - -
5 Cermai * * - - - -
6 Delima * - - * - *
7 Duku * * * - - -
8 Durian * * - - - *
9 Jambu air * * * * - -
10 Jambu biji * * * - * -
11 Jambu bol * * * - - -
12 Jambu mete * * - - - -
13 Jambu semarang * * * - - -
14 Jengkol * - - - - -
15 Jeruk besar * * * - - -
16 Jeruk citrun * * * - - -
17 Jeruk keprok * * * - - *
18 Jeruk manis * * * - - -
19 Jeruk nipis * * * - - *
20 Jeruk purut * * * - - -
21 Jeruk siam * * * - - -
22 Kedondong * * - * - -
23 Kelengkeng * * - - - -
24 Keluwih / Sukun * - - - * -
25 Kemang * * * - - -
26 Kesemek - * - - * -
27 Mangga * * * - - *
28 Mangga Kuweni * * * - - *
29 Manggis - - * - - *
23
30 Matoa * - - - - -
31 Melinjo * * * - - -
32 Nangka * * * - - -
33 Petai - * - - - -
34 Rambutan * * - - - -
35 Rukam * - - - - -
36 Sawo * * - - - -
37 Sirsak - * - - - -
38 Srikaya - * - - - -

24
 Perbanyakan tanaman seacara generatif
Perbanyakan generatif adalah perbanyakan yang menggunakan biji hasil
perkawinan baik antar tanaman ataupun dalam satu tanaman dengan bunga yang
berbeda ataupun bunga yang sama.Perbanyakan generatif ini banyak dipergunakan
pada budidaya tanaman buah semusim. Perbanyakan tanaman secara generatif
umumnya melalui tahap persemaian.
a. Semangka

1. Tahapan persiapan lahan tanaman semangka adalah sebagai berikut


a. Genangi lahan dengan air selama satu malam
b. Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
c. Buat bedengan tinggi 25-40cm, lebar bedengan ± 50 cm dan lebar parit
± 200-300 cm Tinggi bedengan sesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
d. Pasang mulsa hitam perak saat matahari terik agar bisa menutup permukaan
bedengan dengan tepat, rapi dan kencang.
e. Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah
agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap.
2. Menyemaikan benih semangka
a. Mengecambahkan benih
1) Pemecahan kulit dengan pemotong kuku dilakukan pada semangka non biji.
2) Rendam benih dalam larutan ZPT+Fungisida
3) Tiriskan
4) Tata rapi pada kertas merang dan dilipat/digulung
5) Perkecambahan semangka berbiji dan tanpa biji = 1-2 hari, pada suhu
sekitar 30°C.
3. Menyiapkan media semai semangka
1) Komposisinya tanah:pasir: pupuk kandang (1:1:1)
2) Aduk rata media, tiap 1 m3 dicampur 250 g NPK 15:15:1
3) Media masukkan dalam polibag ukuran 5 x 7 cm
c. Merawat bibit semangka
1) Setelah benih berkecambah lakukan penyiraman secara rutin setiap hari
2) Jika ditemukan gejala penyakit rebah bibit (dumping off) yang ditandai
dengan busuk kecoklatan di bagian pangkal
3) Batang dan rebah bibit, segera semprotkan fungisida berbahan aktif
benomil.
4. Memilih bibit semangka
1) Dipilih bibit dengan vigor yang kokoh
2) Pemberian fungisida dan bakterisida, dilarutkan dan dikocorkan pada bibit
yang akan ditanam
3) Bibit yang siap tanam sudah memiliki daun sejati dua helai (8-10hss).
5. Menanam bibit Semangka
 Penanaman bibit Semangka dapat dilakukan dengan cara; pembuatan lubang tanam
dilakukan satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8 cm, dengan jarak
20-30 cm dari tepi bedengan.Jarak tanam antar lubang 90-100 cm. Penanaman
sebaiknya pagi atau sore hari kemudian dilakukan penyiraman hingga cukup basah.
 Beri lubang dengan nematisida dan fungisida terlebih dahulu.
Pindahkan bibit semangka apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur
7-10 hari setelah semai.
 Bibit semangka ditanam sejajar tanah/mulsa lalu dikocor larutan fungisida.
25
 Penyulaman tanaman semangka dilakukan 10 hari setelah tanam (dilakukan bila
bibit yang ditanam menunjukkan pertumbuhan yang tidak normal). Sebaiknya
penyulaman dilakukan pada sore hari.
6. Mengairi tanaman Semangka

a. Tiga hari setelah tanam lakukan pengontrolan, jika terjadi kekeringan maka
tanaman yang baru dipindah ke lahan harus segera diairi.
b. Musim kemarau pengairan dilakukan dua hari sekali sampai menjelang
berbunga, atau sekitar 21 HST.
c. Menjelang pembungaan atau sebelum bunga mekar perlu dilakukan
penggenangan lahan setiap hari agar bunga tidak gugur.
d. Setelah memasuki proses pembungaan sebaiknya lahan tidak diairi agar
pembentukan buah tidak terganggu dan buahnya tidak pecah
e. Pada saat buah sebesar telur ayam perlu dilakukan pengairan, hal ini
bertujuan untuk menjaga kelembaban lahan agar tetap stabil.
f. Setelah dilakukan seleksi buah, kelembaban lahan perlu dijaga sampai
sekitar 23 hari dari bunga mekar. Fase ini merupakan fase pembentukan buah,
apabila kekurangan air kulit buah akan mengeras, setelah diairi kembali buah akan
banyak yang pecah dan membusuk.
g. Setelah 24 hari semenjak pembungaan, pengairan sedikit demi sedikit harus
dikurangi. Hingga 10 hari menjelang panen pengairan dihentikan agar lahan kering
dengan maksud untuk memperoleh kadar gula yang tinggi dalam buah semangka,
serta memudahkan panen.

5. Memupuk Tanaman Semangka Berikut tabel kebutuhan pupuk untuk


tanaman semangka
Tabel 1. 6. Kebutuhan Pupuk Tanaman Semangka

6. Mengendalikan Gulma Tanaman Semangka Penyiangan gulma dilakukan


dengan mencabut gulma pada lubang
tanam dan parit antara dua bedengan. Pemakaian cangkul untuk menyiang
dianjurkan tidak terlalu dalam agar akar tidak rusak dan putus.
Waktu pengendalian gulma sebaiknya dilakukan pada saat sebelum dilakukan
pemupukan.
9. Menerapkan teknik perlakuan khusus tanaman semangka

a. Pewiwilan atau Pemangkasan pada Tanaman Semangka


1) Dilakukan saat tanaman umur 10-15 hst
2) Potong ujung/toping batang utama pada ruas ke 5/6
3) Pelihara 2 cabang samping (untuk selanjutnya menjadi cabang utama)
4) Buah dibesarkan pada ruas 10-15 (bulat) dan 13-21 (oblong) di kedua
cabang samping tersebut.

b. Penyerbukan
Tujuan : Agar buah dapat terbentuk hal ini dikarenakan bunga jantan pada
semangka tanpa biji steril.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyerbukan:
26
1) Dilakukan pada umur sekitar 30 hst dan pada pagi hari antara jam 06.00 –
10.00
2) Bentuk bunga betina sempurna dan tidak cacat
3) Cara penyerbukan dengan mengumpulkan bunga jantan dari semangka
berbiji dan mengawinkan bunga jantan semangka berbiji ke bunga betina.
c. Seleksi buah :
Seleksi dilakukan bila buah sudah sebesar bola pingpong. Pilih yang sehat dan
normal pada umur 35-38 HST.
7. Memanen semangka
Umur panen semangka antara 60-100 hari setelah penanaman.
a. Kriteria Panen
1) Terjadi perubahan warna buah
2) Batang/tangkai buah mengecil dan mengering
3) Sulur berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan
4) Bila buah ditepuk dengan tangan, akan terdengar bunyi berat dan nyaring.
b. Metode Panen
 Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam
kondisi kering permukaan kulitnya.
 Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya dengan
menggunakan gunting atau pisau tajam.

11. Menangani pasca panen hasil tanaman Semangka

Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik


mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi mutu
buah dan harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat

kemasakan yang tepat, karena akan mempengaruhi mutu rasa, aroma dan
penampakan daging buah, dengan kadar air sempurna.

a. Penyortiran dan Penggolongan

Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan permintaan pasaran.


Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam beberapa klas
antara lain:
 Kelas A: berat ≥ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
 Kelas B: berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
 Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
b..Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga
lebih baik) dilakukan sebagai berikut:
1) Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4 derajat C, dan kelembaban udara
antara 80-85%;
2) Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar
O2 dan kadar CO2 dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida
(CO2), dapat mengurangi proses respirasi;
3) Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan
jangka pendek dengan cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15 cm
dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering.
27
c. Pengemasan dan Pengangkutan Cara pengangkutan
Dari areal penanaman menuju ke tempat penimbangan
Apabila areal penanaman terletak di tengah-tengah lingkungan persawahan
sehingga kendaraan pengangkut tidak bisa mencapai areal

penanaman, buah diangkut dengan menggunakan bakul yang diberi alas jerami
kering kemudian digendong ataupun dipikul menuju ke tempat penimbangan.

Dari lokasi penanaman menuju ke tempat penampungan


Buah yang telah ditimbang disusun pada lantai kendaraan yang telah dilapisi jerami
kering setebal 10-15 cm. Tinggi susunan maksimum 7 buah, dengan pelapisan
jerami kering pada setiap buah. Posisi buah mendatar (horizontal).

Di dalam mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada tujuan
akhir dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang secara benar dan hati-
hati.
1) Menggunakan tempat buah yang standar untuk mempermudah
pengangkutan ke pasar.
2) Melindungi buah saat pengangkutan dari kerusakan mekanik dapat
dihindari.
3) Dibubuhi label pada peti kemas terutama tentang mutu dan berat buah.

d. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu faktor penting, maka perlu diperhatikan nilai
harga dan jalur-jalur pemasaran mulai dari produsen (petani) sampai konsumen.
Semakin cepat dikonsumsi semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran biasa
dilakukan melalui sistem borongan dengan harga yang lebih rendah, atau melalui
beberapa tahapan (seperti produsen, pengumpul, pengecer).

b. Meln

1. Menyiapkan Lahan/ Media Tanam bagi Tanaman Melon

Lahan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk menghaluskan
bongkahan tanah. Kemudian bentuk bedengan dengan lebar

28
100-120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15 meter dan jarak antar bedengan 50-60 cm.

Sumber; benihpertiwi.co.id Gambar 1 16. Ukuran bedengsn tanaman melon

Setelah itu berikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20
ton/hektar. Tambahkan juga ZA, KCl dan SP-36 masing-masing 375 kg, 375 kg dan 250 kg
untuk setiap hektarnya. Campurkan pupuk tersebut di atas bedengan dan aduk hingga
merata dengan tanah bedengan. Biarkan lahan tersebut selama 2-4 hari.
Bila pH tanah yang akan digunakan untuk budidaya melon kurang dari 5, berikan dolomit
atau kapur pertanian sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan dengan tanah bedengan
setidaknya 2-3 hari sebelum pemupukan dasar.
Selanjutnya tutup bedengan dengan plastik mulsa hitam perak. Warna hitam menghadap ke
tanah dan warna perak ke bagian luar. Buat lubang tanam di atas mulsa tersebut. Dalam
setiap bedengan terdapat dua baris lubang tanam dengan jarak antar baris 60 cm dan jarak
antar lubang dalam satu baris 50-60 cm. Penutupan mulsa minimal harus dilakukan 2 hari
sebelum penanaman.
2. Menanam Tanaman Melon

Tanaman melon untuk budidaya biasanya diperbanyak secara generatif dari biji atau benih.
Untuk budidaya melon seluas satu hektar diperlukan bibit tanaman sekitar 16.000- 20.000
pohon atau setara dengan 500-700 gram benih melon.
Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Caranya dengan merendam
benih dalam air hangat selama 6-8 jam. Bila benih belum mengandung fungisida, bisa
ditambahkan fungisida ke dalam air rendaman sesuai dosis.
Setelah direndam benih ditiriskan dan ditebarkan diatas kain basah atau kertas koran yang
telah dibasahi. Biarkan selama 1-2 hari hingga benih berkecambah. Jaga kelembaban kain
atau kertas koran tersebut. Bila terlihat kering percikan air secukupnya.

Kemudian siapkan polybag kecil atau baki persemaian. Isi dengan media tanam berupa
campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, lihat cara
membuat media persemaian. Benamkan biji melon sedalam 1-2 cm ke dalam media tanam
tersebut.
Tempat persemaian sebaiknya dilindungi dengan atap plastik bening atau sungkup. Hal ini
diperlukan agar bibit yang tumbuh terlindungi dari terik matahari yang berlebihan dan
kucuran air hujan langsung.

Proses penyemaian biasanya berlangsung hingga 10-14 hari. Atau ditandai dengan
tumbuhnya 2-3 helai daun. Pada fase ini bibit sudah siap dipindahkan ke lokasi penanaman.
Langkah berikutnya tanam bibit yang telah disiapkan. Satu bibit untuk setiap lubang tanam.
Kemudian siram bibit agar tidak layu karena kekeringan. Penanaman sebaiknya dilakukan
di sore hari.
29
Melon dapat tumbuh baik pada ketinggian sekitar 300 – 1000 mdpl, dengan curah hujan
ideal 2000 – 3000 mm/th. Melon menghendaki sinar matahari berkisar antara 10 – 12 jam
per hari, menghendaki tanah yang kaya bahan organik dengan pH 6,0 – 6,8. Kelembaban
udara yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah sekitar 70 – 80 %
1) Membuat Persemaian Melon

a) Benih melon direndam dalam air hangat 2-4 jam


b) Tata benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat
c) Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar.
d) Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai cocopeat
dan pupuk kandang (1:1).

Gambar 1 17. Ukuran sungkup pelindung persemaian bentuk setengah lingkaran

Tanah tempat persemaian melon yang hendak digunakan untuk menyusun polybag empat
penyemaian benih hendaknya ditinggikan sekitar 30 – 40 cm dari tanah sekitarnya agar air
tidak menggenangi terutama di musim penghujan. Bedengan dapat dibuat berbentuk empat
persegi panjang dekat dengan ukuran panjang 4 – 6 m, lebar 100 – 110 cm dan pada bagian
tepi diberi penyekat dari belahan bambu agar posisi bibit pada polybag dapat berdiri tegak.
Benih yang telah berkecambah segera dipindahkan ke kantong polybag.

2) Menanam Bibit Melon

a) Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan


jarak tanam 60 x 50 m.
b) Beri lubang dengan nematisida dan fungisida terlebih dahulu.
c) Pindahkan bibit melon apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau
berumur 7-10 hari setelah semai.
d) Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari. Bibit melon
ditanam sejajar tanah/mulsa, lalu dikocor fungisida.

3) Penyulaman Tanaman Melon


Penyulaman tanaman melon dilakukan 10 hari setelah tanam. Sebaiknya penyulaman
dilakukan pada sore hari.

4) Pengajiran

Beberapa bahan ajir yang bisa digunakan untuk pengajiran di antaranya adalah : tanaman
kaso, batang /cabang/ranting kayu,
bambu, benang dan kawat.
30
Pemasangan ajir dapat dilakukan dengan dua jenis kontruksi yaitu; kontruksi pengajiran
tegak : penancapan ajir berbentuk tegak lurus dengan permukaan tanah, bentuk ini
kelemahannya jika penancapannya kurang dalam bisa roboh.
Pemasangan ajir dengan kontruksi berhadapan bisa diikatkan satu dengan lainnya sehingga
berbentuk segitiga. Bentuk jenis kontruksi ini akan lebih kuat dan kokoh bila dibandingkan
dengan yang berbentuk kontruksi tegak. Panjang ajir berhubungan dengan tinggi
tanamannya, sehingga bambu cukup dipotong sepanjang 1,5 m, sedangkan panjang lager
berhubungan dengan panjang bedengannya. Jika panjang bedengan 6 m, maka bambu
dipotong-potong sepanjang 6 m.

Gambar 1 18. Contoh pengajiran tanaman melon


3. Mengairi Tanaman Melon

Penyiraman tanaman melon hendaknya dilakukan setiap sore hingga umur tanaman satu
minggu. Selanjutnya penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali.
1. Memupuk Tanaman Melon

Pemupukan susulan diperlukan mulai tanaman berumur satu minggu. Pupuk yang diberikan
sebaiknya berbentuk cair. Pupuk padat bisa dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang
digunakan bisa pupuk cair organik atau pupuk kimia buatan.
Pupuk susulan dengan pupuk kimia buatan diberikan sebanyak 6 kali. Pupuk dilarutkan
dalam air kemudian disiramkan pada tanaman. Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman.
Berikut tabel kebutuhan pupuk untuk budidaya melon:

Tabel 1. 9 Kebutuhan Pupuk Susulan Tanaman Melon

Salah satu unsur NPK yakni; unsur hara Phospor termasuk unsur hara yang tidak mobil.
31
Mekanisme penyerapan hara ini melalui intersepsi akar, karena itu pemberian pupuk dengan
cara penyiraman pada tanah sekitar akar tanaman adalah sangat tepat.

Gambar 1 19. Pemberian pupuk tanaman melon

1. Mengendalikan Gulma Tanaman Melon

Pengendalian dilakukan dengan mencabut gulma pada lubang tanam dan parit antara dua
bedengan. Pemakaian cangkul untuk menyiang dianjurkan tidak terlalu dalam agar akar
tidak rusak dan putus.

32
LATIHAN
PENANMAN

Rumus Mencari Populasi

Luas lahan x efektivitas lahan


Jumlah populasi=
Jarak Tanam
Rumus tersebut juga dapat di rubah sesuai dengan permintaan soal

Luas Lahan=Jumlah populasi x Jarak Tanam


Keterangan:
1. Penggunaan Efektivitas 80% untuk lahan datar
2. Penggunaan Efektivitas lahan 60% untuk lahan landai
3. Penggunaan Efektivitas 40% untuk lahan agak curam
Bila sal tanpa keterangan efektifitas maka rumus tersebut tidak perlu disertakan efektifitas

Rumus mencari kebutuhan pupuk


Kebutuhan pupuk =Jumlah populasi x dosis pupuk pertanaman (atau perlubang tanam)
Kerjakan
2
1. Pak ahmad menanam tanaman strowberi pada lahan seluas 5.000 m dengan jarak tanam 40
cm x 25 cm. berapakah populasi tanaman tersebut….
a. 50 tanaman
b. 500 tanaman
c. 5000 tanaman
d. 50.000 tanaman
e. 500.000tanaman
2. Jumlah pupuk kandang yang diperlukan untuk lahan seluas 5 ha (efisiensi lahan 80 %) bila diketahui jarak
tanam 5 m x 4 m dan dosis pupuk kandang yang diberikan 0.5 kg/lubang tanam adalah ....
a. 6 kuintal
b. 7 kuintal
c. 8 kuintal
d. 9 kuintal
e. 10 kuintal

PENGENDALIAN GULMA MENGGUNAAN HERBISIDAnaka

1). Dosis Aplikasi dari Curacron 500 EC adalah:

= Konsentrasi Aplikasi x Volume Aplikasi

= 2 mL/liter x 400 liter/ha

= 800 mL/ha atau

= 0,8 liter/ha 

2). Jumlah Insektisida Curacron 500 EC yang harus dilarutkan ke dalam setiap tangki adalah:

= Konsentrasi aplikasi x kapasitas tangki

= 2 mL/liter x 15 liter

= 30 mL per tangki

Jadi, ke dalam setiap tangki dilarutkan 30 mL Curacron 500 EC. 

3). Volume atau banyaknya larutan semprot yang harus disiapkan adalah:

33
= Volume Aplikasi x Luas Lahan

= 400 liter/ha x 0,25 ha

= 100 liter

Artinya, untuk menyemprot lahan seluas 0,25 ha membutuhkan larutan semprot sebanyak 100 liter

4). Jumlah penyemprotan (tangki) adalah sebanyak:

= Volume Larutan Semprot : Kapasistas Alat Semprot

= 100 liter : 15 liter

= 6,67 tangki atau 7 tangki (digenapkan)

Artinya bahwa untuk mengaplikasikan 100 liter larutan semprot membutuhkan 6-7 tangki sprayer atau 6-7 kali
pemuatan tangki sprayer. 

5). Jumlah Kebutuhan Insektisida Curacron 500 EC untuk 100 liter larutan semprot atau untuk lahan
seluas 0,25 ha adalah sebanyak:

= Konsetrasi aplikasi x volume larutan semprot

= 2 mL/liter x 100 liter

= 200 mL

ATAU

= Dosis Aplikasi x Luas Lahan

= 0,8 Liter/ha x 0,25 ha

= 0,2 Liter atau

= 200 mL

Jadi, siapkan Curacron 500 EC untuk menyemprot lahan seluas 0,25 ha 200 mLOUNDUP adalah 10 liter/ha,
maka:

1) Berapakah Konsentrasi Aplikasi Roundup 486 SL?

= Dosis Aplikasi : Volume Aplikasi

= 10 Liter/ha : 400 Liter/ha

= 10000 mL/ha : 400 liter/ha

= 25 mL/L

Jadi konsentrasi aplikasi Roundup 486 SL adalah 25 mL/liter air

2) Volume Larutan Semprot yang harus disiapkan? 

= 400 Liter/ha x 0,25 ha

= 100 Liter

3). Jumlah Herbisida Roundup 480 SL yang harus dilarutkan ke dalam setiap tangki adalah:

= Konsentrasi aplikasi x kapasitas tangki

= 25 mL/liter x 15 liter

34
= 375 mL per tangki

Jadi, ke dalam setiap tangki dilarutkan 375 mL Roundup 480 SL. 

4). Volume atau banyaknya larutan semprot yang harus disiapkan adalah:

= Volume Aplikasi x Luas Lahan

= 400 liter/ha x 0,25 ha

= 100 liter

Artinya, untuk menyemprot lahan seluas 0,25 ha membutuhkan larutan semprot sebanyak 100 liter

4). Jumlah penyemprotan (tangki) adalah sebanyak:

= Volume Larutan Semprot : Kapasistas Alat Semprot

= 100 liter : 15 liter

= 6,67 tangki atau 7 tangki (digenapkan)

Artinya bahwa untuk mengaplikasikan 100 liter larutan semprot membutuhkan 6-7 tangki sprayer atau 6-7 kali
pemuatan tangki sprayer. 

5). Jumlah Kebutuhan Roundup 480 SL untuk 100 liter larutan semprot atau untuk lahan seluas 0,25 ha
adalah sebanyak:

= Konsetrasi aplikasi x volume larutan semprot

= 25 mL/liter x 100 liter

= 2500 mL atau 2,5 liter

ATAU

= Dosis Aplikasi x Luas Lahan

= 10 Liter/ha x 0,25 ha

= 2,5 Liter 

Jadi, siapkan Roundup 480 SL untuk menyemprot lahan seluas 0,25 ha sebanyak 2,5 liter

Kerjakan

1. Dosis anjuran suatu herbisida sebanyak 2 liter/Ha, dengan volume somprot 400 liter/Ha. Volume tangki yang
digunakan oleh pak udin hanya mampu menampung air sebanyak 20 liter. Berapakah dosis herbisida yang
dibutukan per tangki….
a. 0,1 ml
b. 10 ml
c. 100 ml
d. 1.000 ml
e. 10.000 ml

c) LEVEL KOGNITIF :
PENALARAN DAN LOGIKA
 menganalisis
 merancang
35
Siswa mampu menganalisis kriteria keberhasilan usaha berdasarkan keberhasilan teknis dan ekonomis
tanaman buah.

RANGKUMAN
Untuk dapat menerapkan usaha tani yang baik sehingga dapat menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf
hidup petani, maka penerapan usaha tani memerlukan perencanaan yang baik. Perencanaan usaha tani
merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha, dan untuk
menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan, serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan
dihadapi dalam menjalankan usaha.
Penyusunan rencana usaha tani dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
 pre-determined,
 self-determined plant, dan
 join plant.
Predetermined, merupakan suatu perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh pemerintah (instansi
yang terkait) karena memang ada tujuan tertentu pemerintah sehingga merupakan kebutuhan pemerintah Self-
determined plant, merupakan suatu perencanaan usahatani yang, disusun dan ditentukan sendiri oleh petani
sesuai dengan keinginan dan menjadi keburuhan petani sendiri. Sedangkan join plant, yaitu suatu perencanan
usahatani yang disusun dan ditentukan oleh petani dengan pemerintah dalam hal ini instansi yang berwenang
bersama dengan petani. Sebagai contoh tanam serempak. Cara tanam serempak direncanakan bersama antara
para kelompok tani (para petani) dengan dinas pertanian (PPL), dinas pekerjaan umum (pengairan), koperasi
(penyediaan pupuk), perbankan (penyediaan modal), dan pemerintah desa (menyangankut areal yang luas).
Pelaksanaan usaha tani perlu menerapkan analisis kelayakan suatu usaha, ada banyak aspek yang perlu
dianalisis. Jenis aspek apa saja dan seberapa dalam atau detail tingkat analisis, tergantung pada kebutuhan yang
berkaitan dengan bidaang usaha. Semakin besar dan komplek suatu usaha maka aspek analisis kelayakan usaha
jua semakin luas dan komplek. Secara garis besar aspek analisis kelayakan usaha dikelompokan kedalam 3
(tiga) aspek, yaitu :
a. Aspek teknis, yang menganalisis unsur teknologi dan cara (prosedur) suatu usaha dilaksanakan. Misalnya,
secara taknis suatu usaha dapat dilakukan oleh pelaku karena telah tersedianya dan dikuasainya teknologi yang
diperlukan.
b. Aspek ekonomi, yang menganalisis unsur keuangan dan perekonomian serta perdagangan. Orientasi analisis
ekonomi yaitu keuntungan finansial yang akan diperoleh suatu usaha.

36

Anda mungkin juga menyukai