Anda di halaman 1dari 14

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gulma

Gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman pokok perkebunan

sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian. Keberadaan gulma disekitar

tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara

perlahan-lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik di atas

permukaan tanah yang berupa persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari,

CO2 dan ruang tumbuh. Didalam tanah pun terjadi persaingan, yakni persaingan

mendapatkan air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut dapat menyebabkan

perkembangan dan perutumbuhan tanaman pokok budidaya menjadi terhambat

dan dapat mengurangi jumlah produksi tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu

adanya tindakan pengendalian untuk menekan perkembangan gulma di areal

pertanaman.

Upaya pengendalian gulma telah dilaksanakan dengan menanami tanah di

antara tanaman kelapa sawit (gawangan) dengan tanaman kacang penutup tanah.

Selain itu, juga dapat dilakukan upaya preventif berupa pembuatan piringan

(bokoran) disekeliling tiap individu tanaman. Bila pertumbuhan gulma tidak

dikendalikan dengan baik, maka berbagai macam gulma dapat tumbuh dengan

subur dan mengganggu (menyaingi) pertumbuhan tanaman pokok. Hal ini

menyebabkan keadaan kebun menjadi kotor dan lembab (Adi, 2010).

5
B. Kerugian yang Ditimbulkan Akibat Gulma

Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau lahan perkebunan dapat

menimbulkan masalah. Secara umum masalah-masalah yang ditimbulkan gulma

pada lahan tanaman budidaya atau tanaman pokok adalah sebagai brikut:

1. Gulma akan menurunkan jumlah hasil (kuantitas). Antara gulma dan

tanaman yang hidup bersama dalam suatu areal usaha tani akan

berkompetisi dalam memperoleh sarana tumbuh.

2. Gulma akan menurunkan mutu hasil (kualitas). Penurunan mutu hasil

misalnya dapat terjadi melalui percampuran hasil tanaman dengan biji

atau bagian tumbuh gulma, percampuran benih dengan biji gulma,

pertumbuhan tanaman yang kurang baik atau tidak seragam, dan

sebagainya.

3. Gulma dapat meracuni tanaman (alelopati). Beberapa gulma

mengeluarkan alelokimia yang dapat meracuni tanaman, misalnya

mikania (Mikanian micrantha) pada perkebunan karet dan alang-alang

(Imperata cylindrica) atau teki (Cyperus rotundus).

4. Gulma dapat menurunkan nilai tanah. Tanah bongkar atau kotor yang

ditumbuhi semak belukar scara psikologis menurunkan daya tarik

pembeli tanah tersebut.

5. Gulma dapat merusak atau mengahambat penggunaan alat mekanik.

Kelancaran jalannya alat-alat mekanik, baik untuk mengolah tanah

atau kegiatan pemeliharaan dan pemanenan, akan terhambat dengan

6
lebatnya gulma yang tumbuh diareal pertanian, terutama untuk jenis

gulma berkayu atau menjalar.

6. Gulma dapat menjadi inang hama dan penyakit tumbuhan. Gulma

dapat pula berperan sebagai tempat tinggal sementara atau sumber

pakan alternatif bagi hama dan penyakit tumbuhan atau tanaman.

7. Keberadaan gulma akan menambah biaya produksi. Tentu biaya

produksi usaha tani akan meningkat dengan adanya gulma.

Penambahan biaya tersebut diperlukan untuk membayar tenaga kerja

dan membeli herbisida atau alat-alat pengendali gulma (Sembodo,

2010).

C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Yang dimaksud pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah mulai dari 3

tahun sampai umur 25 tahun (sampai diremajakan). Kegiatan pemeliharaan pada

tanaman menghasilkan (TM) adalah sebagai berikut:

1) Garuk piringan pokok

a. Piringan pokok digaruk bersih dengan pusingan 1 bulan sekali

dengan radius 2 meter.

b. Pada musim kemarau pusingan garuk dapat di perpanjang 1,5

bulan (Januari, Februari, Maret, April, Mei), terutama areal yang

kanopinya sudah rapat.

c. Pasar pikul dan teresan dibabat tandes selebar 1 meter.

d. Pada areal rendahan yang becek, piringan pokok cukup dibabat

mepet.

7
e. Rumput yang ada dipokok supaya dicabut bersih sampai setinggi

jangkauan tangan

f. Jika keadaan tenaga kerja sulit diperoleh dapat dilakukan dengan

sistem khemis.

2) Babat gawangan

a. Sistem babat bersifat efektif.

b. Selain kacangan, rumput liar dibabat setinggi 30 cm dari

permukaan tanah.

c. Rotasi babat gawangan 4 bulan sekali.

d. Babat gawangan tidak boleh bersamaan dengan dongkel kayu-

kayuan tapi harus bergantian.

e. Jika dongkelan efektif dilakukan maka babatan tidak perlukan lagi.

3) Dongkel anak kayu

a. Semua tumbuhan yang berkayu, pakis gajah dan keladi-keladian

harus di dongkel sampai akarnya keluar.

b. Anak kayu dan tumbuhan keladi yang sudah didongkel supaya

dijepit dengan cagak agar tidak terkena tanah.

c. Rotasi 2 bulan sekali dan harus benar-benar efektif sehingga

babatan tidak begitu diperlukan lagi atau hanya bersifat selektif.

4) Wiping lalang

Serupa dengan pelaksaan di TBM jika tenaga setempat cukup dan

murah dapat dilaksanakan sistem buru lalang dengan garpu (Risza,

1995).

8
D. Sifat-sifat Gulma Secara Umum

Gulma merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas tertentu,

yang umumnya berbeda dengan tanaman pokok atau tanaman budidaya. Sifat-sifat

dari gulma tersebut antara lain:

1. Penguasaan areal yang baik. Produksi biji gulma yang banyak

menjadikan gulma memiliki potensi untuk menguasai areal dengan

populasi besar dan pertumbuhan populasi yang cepat. Di samping itu,

gulma mampu berkembang biak dengan organ vegetatifnya, seperti

stolon, rizom, atau umbi.

2. Biji yang dihasilkan memiliki masa dormansi. Sifat ini

menguntungkan gulma karena biji baru berkecambah apabila

lingkungan telah memungkinkan gulma tumbuh baik. Pada kondisi

yang kurang menguntungkan biji gulma mampu bertahan hidup dalam

jangka waktu yang lama. Sifat tersebut menjadi penyebab mangapa

gulma selalu ada sepanjang masa (persisten).

3. Daya adaptasi sangat tinggi. Sebagian besar gulma fotosintesisnya.

Gulma tertentu, seperti alang-alang, mampu mengubah lingkungannya

(misalnya pH tanah) sehingga sesuai untuk pertumbuhannya. Alang-

alang juga bersimbiose dalam mikoriza yang dapat membantu dalam

penyerapan unsur fosfor dari dalam tanah. Karena itu, alang-alang

mampu hidup pada tanah-tanah yang masam maupun kritis.

4. Penyebaran yang luas. Gulma-gulma tertentu memiliki sarana bantu

untuk menyebarluaskan biji nya, seperti duri pengait, rambut-rambut

9
(trikhoma), sabut, atau sayap. Organ tersebut akan membantu

penyebaran gulma dengan bantuan angin (anemokori), air (hidrokori),

atau mamalia (mamokori) (Sembodo, 2010).

E. Klasifikasi Gulma

Klasifikasi atau pergolongan gulma diperlukan untuk memudahkan dalam

mengenali atau mengidentifikasi gulma. Dasar pengelompokon suatu jenis gulma

ditentukan menurut kebutuhan tertentu.

1. Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dikelompokan menjadi:

1) Gulma semusim (Annual weeds)

Gulma semusim atau gulma setahun adalah gulma yang

melengkapi satu siklus hidupnya dalam satu musim atau dalam

waktu kurang dari 12 bulan. Gulma yang termasuk dalam

kelompok ini memiliki ciri-ciri utama pertumbuhan yang cepat dan

menghasilkan biji dalam jumlah banyak. Contoh gulmanya

wedusan (Ageratum conyzoides), meniran (Spigelia anthelmia).

2) Gulma dua musim (Biannual weeds)

Gulma dua musiman melengkapi satu siklus hidupnya selama dua

musim atau tahun. Perkecambahan dan pembentukan roset pada

musim atau tahun pertama. Selepas musim dingin, roset mengalami

vernalisasi, berbunga, berbiji, dan mati pada musim atau tahun ke

dua. Dengan demikian, dalam satu siklus hidupnya membutuhkan

waktu antara 1-2 tahun. Contoh gulmanya kiurat (Plantago sp).

3) Gulma tahunan (Perennial weeds)

10
Gulma yang menghasil organ vegetatif secara terus menerus

sehingga memungkinkannya hidup lebih dari dua musim atau dua

tahun disebut gulma musiman atau gulma tahunan. Gulma yang

memiliki organ perkembang biakan ganda, yaitu secara generatif

dengan biji dan secara vegetatif dengan rimpang, umbi, daun, atau

stolon. Umumnya termasuk dalam gulma musiman, contoh

gulmanya alang-alang (Imperata cylindrica), dan teki (Cyperus

rotundus) (Sembodo, 2010).

2. Berdasarkan sifat morfologinya gulma dibedakan menjadi lima sebagai

berikut:

1) Gulma rumputan ( Grasses)

Semua jenis gulma yang termasuk dalam famili Poaceae atau

Gramineae adalah kelompok rumputan. Beberapa kalangan

kadangkala menggunakan istilah gulma berdaun sempit untuk

gulma golongan rumputan ini. Istilah ini akan membingungkan

karena gulma golongan tekian juga berdaun sempit. Kelompok

gulma ini ditandai dengan ciri utama, yaitu tulang daun sejajar

dengan tulang daun utama, berbentuk pita, dan terletak berselang

seling pada ruas batang. Batang berbentuk silindris, beruas, dan

berongga. Akar gulma golongan ini tergolong dalam akar serabut.

Contoh gulmanya adalah alang-alang (Imperata cylindrica)

2) Gulma teki-tekian (Sedges)

11
Semua jenis gulma yang termasuk dalam famili Cyperaceae adalah

gulma golongan tekian. Gulma yang termasuk dalam golongan ini

memiliki ciri utama letak daun berjejal pada pangkal batang,

bentuk daun seperti pita, tangkai bunga tidak beruas dan berbentuk

silindris, segi empat, atau segitiga.

Gulma teki-tekian mirip dengan gulma berdaun sempit, bedanya

gulma teki-tekian memiliki batang berbentuk segitiga. Contohnya

gulma teki-tekian, antara lain teki (Cyperus rotundus).

3) Gulma berdaun lebar (Broad leaves)

Anggota gulma golongan berdaun lebar paling banyak dijumpai

dilapangan dan paling beragam jenisnya. Semua jenis gulma yang

tidak termasuk dalam famili Poaceae atau rumputan dan

Cyperaceae atau tekian adalah gulma golongan berdaun lebar.

Ciri-ciri yang dimiliki gulma tersebut juga sangat beragam

tergantung dari familinya. Sebagai gambaran umum, bentuk daun

gulma golongan ini adalah lonjong, bulat, menjari, atau berbentuk

hati. Akar yang dimiliki umumnya berupa akar tunjang. Contoh

gulma yang termasuk golongan gulma berdaun lebar, yaitu: tahi

ayam (Lantana camara), kucingan (Mimosa invisa).

4) Gulma pakis-pakisan (Ferns)

Gulma pakis-pakisan (Ferns) umumnya berkembang biak dengan

spora dan berbatang tagak atau menjalar. Contoh gulma pakis-

12
pakisan, antara lain pakis kresek (Stenochlena palustris) dan pakis

kawat (Dicranopteris linearis) (Sembodo, 2010).

3. Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi:

1) Gulma air (Aquatic weeds)

Gulma ini tumbuh di air, baik mengapung, tenggelam, ataupun

setengah tenggelam. Gulma air dapat berupa gulma berdaun

sempit, berdaun lebar, ataupun teki-tekian. Contoh gulma air, yaitu

Cyperus iria dan Leptochloa chinensis.

2) Gulma darat (Terrestil weeds)

Gulma ini tumbuh di darat. Jenis gulma daratan yang tumbuh di

perkebunan sangat tergantung pada jenis tanaman utama, jenis

tanah, iklim, dan pola tanam. Contoh gulma daratan antara lain

lalang (Imperata cylindrica) dan mikania (Mikania micrantha)

(Sembodo, 2010).

4. Berdasarkan pengaruh terhadap tanaman kelapa sawit, gulma

dibedakan menjadi lima tingkatan sebagai berikut :

1) Gulma kelas A

Gulma yang digolangkan kelas A yaitu jenis-jenis gulma yang pada

umumnya bermanfaat. Contoh jenis gulma kelas A,

yaituCalopogonium caeruleum, Pueraria phaseoloides (Nasution,

1986).

13
2) Gulma kelas B

Gulma yang digolongkan kelas B yaitu jenis-jenis gulma pada

umumnya kurang merugikan tapi perlu pengendalian. Contoh jenis

gulma kelas B, antara lain Phyllanthus niruri(Meniran), Ageratum

conyzoides (Wedusan) (Nasution, 1986).

3) Gulma kelas C

Gulma yang digolongkan kelas C yaitu jenis-jenis gulma yang

merugikan, bergantung pada keadaan tapi perlu pengendalian.

Contoh jenis gulma kelas C yaitu Axonopus compressus (Rumput

pait) , Cyperus rotundus(Teki) (Nasution, 1986).

4) Gulma kelas D

Gulma yang digolongkan kelas D yaitu jenis gulma yang

merugikan perlu pengendalian atau pemberantasan. Contoh jenis-

jenis gulma kelas D, yaituColocasia spp (Keladi) , Lantana

camara(Temblekan) (Nasution, 1986).

5) Gulma kelas E

Gulma yang digolongkan kelas E merupakan jenis-jenis gulma

yang pada umumnya merugikan, perlu dilakukan pemberantasan.

Contoh jenis – jenis gulma kelas E, yaitu Imperata cylindrica

(Lalang), Mimosa sp(Kucingan) (Nasution, 1986).

14
5. Berdasarkan keberadannya di perkebunan, gulma dibedakan menjadi

dua sebagai berikut:

1) Gulma lunak, yaitu gulma yang keberadaannya dalam budidaya

tanaman kelapa sawit dapat toleransi. Hal ini karena jenis gulma

ini dapat menahan erosi tanah. Walaupun demikian, pertumbuhan

harus tetap dikendalikan. Contohnya babadotan, wedusan, dan

paitan.

2) Gulma berbahaya yaitu gulma yang memiliki daya saing tinggi

terhadap tanaman pokok. Berapa jenis gulma mengandung toxin

atau zat alleopati yang mengganggu tanaman pokok antara lain:

1. Alang-alang (Imperata cilindrica) termasuk famili poaceae. Di

antara jenis-jenis rumput, alang-alang (Imperata cylindrical)

adalah gulma yang paling menyulitkan dan merugikan. Gulma

ini perkembangan rimbangnya sangat luas, disamping itu

mempunyai biji yang berbulu sehingga mampu menyebar dan

meluaskan dengan cepat. Bila sempat merajalela di kebun,

kelapa sawit akan terhambat pertumbuhannya dan sering

menunjukan kekurangan nitrogen yang parah karena

persaingan unsur hara, air dan persaingan perkembangan akar

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

15
Gambar 1. Imperata cylindrica
Sumber : Rahmatariffin.com

2. Mikania (Micania cordata) termasuk pada famili Asteracea. Di

perkebunan kelapa sawit gulma ini sering terlihat, merambat dengan

cepat dan sering memanjat pada tanaman kelapa sawit yang relative

muda. Mikania juga mengeluarkan (mengeksudasikan) racun melalui

akarnya (alelopati), yang menghambat proses nitrifikasi oleh bakteri

dalam rangka simbiosis dengan penutup tanah kacang (PTK), dan

mungkin lagi pula menghambat kehidupan berbagai mikroba lainnya.

Gulma menyebar dengan biji dan potongan batang, pada tanaman

menghasilkan (TM) dan menurunkan produksi sebanyak 20-25%

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Gambar 2. Mikania micranta


Sumber : www. Hear.org

16
F. Beberapa Cara Pengendalian Gulma

1. Pengendalian Gulma Secara Manual

Pengendalian gulma secara manual adalah dengan menggunakan peralatan

dan upaya pengendalian secara konvensional, misalnya dibabat, dibongkar dengan

cangkul, digarpu dan sebagainya. Pemberantasan gulma dengan cara ini dapat

dilakukan 5-6 kali pada tahun pertama atau bergantung keadaan perkebunan (Tim

Bina Karya Tani, 2009).

2. Pengendalian Gulma Secara Kimia

Pengendalian gulma secara kimia dilakukan menggunakan herbisida, baik

yang bersifat kontak maupun sistemik. Keuntungan cara ini adalah penggunaan

tenaga kerja yang relatif sedikit. Namun cara ini dapat mengganggu organisme

lain dalam kelestarian alam (Tim Bina Karya Tani, 2009).

3. Pengendalian Gulma Secara Kultur Teknis

Pengendalian gulma secara kultur teknis dilakukan dengan menggunakan

tanaman penutup tanah jenis kacangan. Cara ini bertujuan untuk mengurangi

pengaruh buruk dari gulma (Tim Bina Karya Tani, 2009).

G. Pengendalian Gulma

Gulma merupakan pesaing bagi tanaman kelapa sawit dalam penyerapan

unsur hara, air, dan cahaya matahari. Areal yang didominasi oleh gulma yang

berbahaya atau pesaing berat seperti sembung rambat (Mikania micrantha), alang-

alang (Imperata cylindrica), dan Asystasia coromandelina dapat menurunkan

produksi sampai 20% (Sulistyo, 2010).

17
Pengertian dari pengendalian gulma (control) harus dibedakan dengan

pemberantasan (Eradiction). Pengendalian gulma (Weed control) dapat

didefenisikan sebagai proses membatasi investasi gulma sedemikian rupa

sehingga tanaman dapat di budidayakan secara produktif dan efisien. Dalam

pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh seluruh gulma,

melainkan cukup menekan pertumbuhan dan mengurangi populasinya sampai

pada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau

keuntungan yang diperoleh dari penekan gulma sedapat mungkin seimbang

dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian

bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak

merugikan secara ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomi, sehingga

sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai nol (Sukman dan

Yakup, 2002).

Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh gulma

yang ada baik yang sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga

populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai nol. Pemberantasan gulma

mungkin baik bila dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring, sebab pada

areal yang luas ini merupakan sesuatu yang mahal dan pada tanah miring

kemungkinan besar menimbulkan erosi. Eridikasi pada umumnya hanya

dilakukan terhadap gulma-gulma yang sangat merugikan dan pada tempat-tempat

tertentu (Sukman dan Yakup, 2002).

18

Anda mungkin juga menyukai