Anda di halaman 1dari 10

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gulma

Para ahli Ekologi memberi batasan gulma sebagai tumbuhan yang

mempunyai kemampuan khusus menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu

terhadap tujuan yang diinginkan manusia dan sejenis tumbuhan yang individu-

individunya sering kali tumbuh pada tempat dimana menimbulkan kerugian pada

manusia (Sudarmo, 1990).

Gulma adalah tumbuhan yang pada tempat dan waktu yang tidak

diinginkan, sehingga menimbulkan kerugian bagi manusia. Di perkebunan kelapa

sawit yang dikelola dengan baik, areal gawangan ditanami dengan tanaman

penutup tanah kacangan (PTK). Bahan penanaman PTK dilaksanakan segera

setelah pengolahan tanah selesai, jadi sebelum penanaman kelapa sawit dilakukan.

PTK yang terpelihara dengan baik, secara umum mampu bersaing dengan jenis-

jenis gulma di areal gawangan, sehingga gawangan bebas dari gulma. Dalam

situasi seperti ini yang dapat berkembang sebagai gulma adalah PTK itu sendiri.

Pengelolah perkebunan sangat perlu menjaga hal itu tidak terjadi

(Mangoensoekarjo, dkk, 2000).

Gulma mempengaruhi banyak fase pengusahaan tanaman, menyebabkan

kerugian-kerugian yang serius dalam hasil dan kualitas serta meningkatkan biaya

produksi (Fryer, 1988).

Kerusakan langsung yang disebabkan gulma baik didalam dan didekat lahan

yang ditanami dapat disimpulkan sebagai berikut:

5
1. Gulma mempengaruhi lahan tanaman, mengurangi hasil dan kualitas bagi

pesaing kebutuhan tumbuhan, seperti hara, air dan cahaya.

2. Gulma mengintensifkan masalah penyakit-penyakit, serangga dan hama lain

yang berperan sebagai inang gulma. Gulma mengurangi efisiensi hasil panen

dan kerja mesin pengolahan.

3. Gulma air mengurangi efesiensi sistem irigasi (Sudarmo, 1990).

B. Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit

Berdasarkan sifat dan morfologinya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma

berdaun sempit (grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma berdaun lebar (broad

leaves), dan gulma pakis-pakisan (ferns).

1. Gulma berdaun sempit (grasses).

Gulma berdaun sempit memiliki ciri khas sebagai berikut: daun menyerupai

pita, batang tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar dan

memiliki pelepah/helaian daun.

Beberapa gulma berdaun sempit dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Gulma Berdaun Sempit


No Nama Ilmiah Suku Nama Lokal
1 Axonopus compressus Gramineae Rumput pait
2 Brachiaria distachya Gramineae Paitan
3 Centotheca lappacea Gramineae Suket lorodan
4 Cyrtococcum oxyphyllum Gramineae Rumput kretekan
5 Dactyloctenium aegypatium Gramineae Suket katelan
6 Digitaria adscendens Gramineae Genjoran
7 Echinocloa colonum Gramineae Rumput bebek
8 Imperata cylindrical Gramineae Lalang

6
2. Gulma Teki-tekian (Sedges)

Gulma jenis teki-tekian mirip dengan gulma berdaun sempit, namun

memiliki batang berbentuk segitiga.

Beberapa gulma teki-tekian dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Gulma Teki-tekian (Sedges)


No Nama Botani Suku Nama Lokal
1 Cyperus kyllingia Cyperaceae Teki
2 Cyperus rotundus Cyperaceae Teki
3 Scleria sumatrensis Cyperaceae Kerisan

3. Gulma Berdaun Lebar (Broad Leaves)

Pada umumnya, gulma berdaun lebar merupakan tumbuhan berkeping dua,

meskipun ada juga yang berkeping satu. Gulma berdaun lebar memiliki ciri-ciri

bentuk daun melebar dan tanaman tumbuh tegak atau menjalar.

Beberapa gulma berdaun lebar dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Gulma Berdaun Lebar (Broad Leaves)


No Nama Ilmiah Suku Nama Lokal
1 Ageratum conyzoides Asteraceae Wedusan
2 Borreria laevis Rubiaceae Rumput kancing Ungu
3 Borreria latifolia Rubiaceae Kentangan
4 Chromolaena odorata Asteraceae Kirinyuh
5 Cleome rutidosperma Capparidaceae Maman
6 Clibadium surinamense Asteraceae Putihan
7 Clidemia hirta Melastomaceae Senggani
8 Commelina diffusa Commelinaceae Brambangan
9 Croton hirtus Euphorbiaceae Jarakan
10 Mikania micrantha Asteraceae Sembung rambat

7
4. Gulma Pakis-pakisan

Gulma jenis pakis-pakisan (Ferns) pada umumnya berkembang biak dengan

spora dan berbatang atau menjalar.

Beberapa gulma pakis-pakisan dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Gulma Pakis-pakisan


No Nama Ilmiah Suku Nama Lokal
1 Cyclosorus aridus Thelypterida Pakis kadal
2 Cyperus rotundus Gleicheniacae Pakis bantengan
3 Nephrolepis biserrata Dennsteadticeae Paku harupat

5. Gulma Epifit

Gulma epifit adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain

sebagai tempat hidupnya. Namanya dibentuk dari bahasa Yunani: epi-, permukaan

atau tutup, dan phyton, tumbuhan atau pohon. Berbeda dengan parasit, epifit dapat

sepenuhnya mandiri, lepas dari tanah sebagai penyangga dan penyedia hara bagi

kehidupannya, maupun dari hara yang disediakan tumbuhan lain. Air diperoleh

dari hujan, embun, atau uap air. Hara mineral diperoleh dari debu atau hasil

dekomposisi batang serta sisa-sisa bagian tumbuhan lain yang terurai. Meskipun

tidak "mencuri" hara dari tumbuhan yang ditumpanginya, epifit dapat menjadi

pesaing terhadap ketersediaan cahaya. Akar epifit kadang-kadang juga menutupi

dan menembus batang pohon yang ditumpangi sehingga merusak keseimbangan

fisiologi tumbuhan inangnya.

8
Beberapa gulma pakis-pakisan dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Gulma Epifit


No Nama Ilmiah Nama Lokal
1 Ficus benjamina Beringin
2 Ficus elastic Karet-karetan
3 Elaesis guineensis jacq Anakan sawit

Gambar 1. Gulma Beringin (Ficus benjamina)

C. Metode Pengendalian Gulma

Gulma (tumbuhan pengganggu) adalah tumbuhan yang termasuk bangsa

rumputan yang merupakan pengganggu bagi tanaman utama. Gulma harus

secepatnya dikendalikan, karena gulma sangat mengganggu tanaman dalam hal

mengambil makanan, sehingga mengakibatkan turunnya hasil budidaya. Sselain

itu juga manusia, karena gulma ada yang mengandung racun. Jenis-jenis gulma

yang tumbuh pada lahan pertanian kelapa sawit banyak macamnya. Secara garis

besar, jenis-jenis gulma tersebut dapat diigolongkan kedalam 2 golongan, yaitu

golongan berbahaya dan golongan gulma lunak.

9
Gulma Berbahaya

Merupakan gulma yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman

pokok, misalnya lalang, lempuyang, beberapa tumbuhan berkayu dan lain

sebagainya

Gulma Lunak

Merupakan gulma yang keadaannya dalam pertanian kelapa sawit dapat

ditoleransi, sebab jenis gulma ini dapat menahan erosi tanah, tetapi

pertumbuhannya tetap harus dikendalikan (Bina Karya Tani, 2009).

Pada prinsipnya ada beberapa macam metode pengendalian gulma di perkebunan

kelapa sawit, diantaranya adalah :

1. Pengendalian gulma secara manual

Yaitu pengendalian gulma yang dilakukan dengan menggunakan peralatan

atau daya upaya pengendalian secara konvensional, misalnya dengan membabat,

membongkar, menggarpu dan lain sebagainya. Pemberantasan gulma seperti ini

dapat dilakukan 5-6 kali pada tahun pertama atau bergantung pada keadaan

perkebunan (Bina Karya Tani, 2009).

2. Pengendalian gulma secara mekanis

Pengendalian gulma secara mekanis menggunakan alat-alat pertanian, baik

dengan tenaga manusia (manual) dan peralatan seperti cangkul, parang, babat,

garuk dan sehingga maupun dengan menggunakan traktor yang dilengkapi engan

perlengkapan seperti luku, tajak, garuk, sabit atau babat. Prinsip pengendalian

gulma secara mekanis seperti ini adalah merusak sistem perakaran dan rimpang

10
(rhizoma) maupun bagian diatas tanah dari gulma dengan alat-alat tersebut

(Nasution, 1983).

3. Pengendalian Gulma secara Kimiawi

Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya

saing tanaman utama dan melemahkan daya saing gulma. Semua praktek

budidaya di pertanaman dapat dibedakan mana yang lebih meningkatkan daya

saing tanaman utama atau meningkatkan daya saing gulma (Sukman dan Yakup,

2002).

Pengendalian gulma secara kimiawi ialah pengendalian gulma dengan

menggunakan bahan kimiawi yang dapat menekan atau bahkan mematikan gulma.

Bahan kimiawi itu disebut herbisida. Pengendalian gulma secara kimiawi

mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian jika dikembangkan di negara-

negara yang sedang berkembang (Moenandir, 1990).

Meningkatnya penggunaan herbisida diperkebunan mungkin disebabkan

oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: perkebunan mempunyai nilai ekonomi

yang tinggi sehingga dapat mendukung biaya yang dibutuhkan bagi pengendalian

gulma secara kimiawi, herbisida-herbisida yang telah mendapat persetujuan,

memberikan hasil yang baik. Herbisida dapat berhasil tergantung pada

kemampuannya membasmi beberapa jenis tumbuhan (gulma) dan tidak

membasmi jenis tanaman budidaya lainnya (tanaman budidaya). Cara kerja yang

selektif ini merupakan faktor yang paling penting bagi keberhasilan suatu

herbisida, dan faktor yang mempengaruhi keberhasilannya, yaitu:

11
a. Pengaruh nitrogen

Makin tinggi tingkat nitrogen, maka makin tinggi pula derajat kerusakan

tanaman. Hal ini nampaknya terjadi pada perluasan protein daun yang diduga pula

dapat menerangkan adanya nitrogen pada kepekaan tanaman terhadap perlakuan

(Sudarmo, 1990).

b. Pengaruh genetik, fisiologi dan morfologi

Resistensi tumbuhan pada herbisida adalah merupakan pokok masalah bagi

pemuliaan tumbuhan. Seperti herbisida pengatur tumbuh memberikan reaksi yang

berbeda pada sejumlah varieatas maupun spesies. Hal ini disebabkan oleh

pengaruh genetik tumbuhan pada sifat taksonomi, morfologi, dan fisiologi

tumbuhan (Sudarmo, 1990).

D. Herbisida

1. Glifosat

Glifosat, N (phosphonomethyl) glycline, diformulasikan sebagai garam

isopropylamine glifosat. Merupakan herbisida tidak selektif dan memiliki

spectrum pengendalian yang lebih luas. Diaplikasikan sebagai herbisida pasca

tumbuh.

12
Struktur kimianya sebagai berikut :

(Anderson, 1977).

Glifosat aktif ditranslokasikan dari bagian vegetatif ke bagian akar atau

rhizomegulma semusim bergerak dengan lambat dan daya racunnya dapat tidak

kelihatan selama 7 – 10 hari setelah aplikasi. Glifosat pengaplikasiannya tidak

aktif di dalam tanah (Mercado, 1979).

Herbisida glifosat digunakan sebagai pre-planting pada pertanaman, pada

areal tanpa tanaman (uncropped area) dan sebagai semprotan terarah pada

perkebunan atau hutan. Herbisida ini dengan cepat diabsorsi oleh banyak spesies

dan sangat mobil di dalam jaringan phloem. Gejala yang dihasilkan khlorosis dan

nekrosis. Di dalam tumbuhan herbisida glifosat menghambat kerja enzim

enolpyruvyl shikimate-3-phosphate synthase (EPSP synthase) sehingga

mengganggu pembentukan asam-asam amino aromatic seperti phenylalanine,

tryptophan dan tyrosine (Purba dan Damanik, 1996).

2. Meil Metsulfuron

Metsulfuron methyl (Ally 20 WDG) termasuk golongan herbisida

sulfonylurea, efektif terhadap gulma berdaun lebar, semak dan pakis. Dosis

herbisida relative rendah dibanding dengan jenis herbisida lain. Secara umum

dosis yang dianjurkan 0.8 – 1.4 kg/ha (Siregar, dkk, 1990).

13
Metsulfuron methyl diabsorsi melalui daun dan akar, ditranslokasikan

secara acropetal dan basipetal. Gejala kematian gulma mungkin tampak 1 – 3

minggu setelah pengaplikasian.

Struktur kimianya adalah :

(Anomimus, 1990).

14

Anda mungkin juga menyukai