TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.2. Penggolongan Berdasarkan Lebar Daun
a. Gulma berdaun lebar
Tumbuhan ini mempunyai daun yang lebar dan luas dan umumnya:
Nervatio (pertulangan daun) menyirip
Kelompok Dicotyledoneae
Bentuk helaian membulat, bulat, oval, lonjong, segitiga, bentuk ginjal,
dll
5
2.1.3. Penggolongan Berdasarkan Karakteristik
Menurut Toekidjan (2013), berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat
dibedakan menjadi gulma semusim (annual weeds), gulma dua musim
(biannual weed), dan gulma tahunan (perennial weeds).
6
c. Gulma Tahunan (Perrennial Weeds)
Siklus hidup gulma tahunan lebih dari dua tahun dan mungkin tidak terbatas
(menahun). Jenis gulma ini kebanyakan berkembang biak dengan biji,
meskipun ada juga yang berkembang biak dengan cara vegetatif. Gulma
tahunan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Misalnya, pada musim
kemarau jenis gulma ini seolah-olah mati karena ada bagian yang mengering,
namun bila ketersediaan air cukup, gulma akan segera bersemi kembali.
2.2.Dampak Kerugian
2.2.1. Kerugian Terhadap Produksi
Secara kualitatif, pengaruh buruk dari gulma pada tanaman adalah
pertumbuhan tanaman terhambat, cabang produksi berkurang, dan
pertumbuhan tanaman muda tidak normal, serta daunnya berwarna kuning,
selain faktor kompetisi dan alelopati, keberadaan gulma pada tanaman dapat
menjadi inang pathogen atau hama bagi tanaman (Daud,2008).
7
allelopatik yang bersifat racun bagi tanaman sehingga dapat mengurangi
produksi panen.
Selanjutnya setelah TBM umur > 1 tahun sampai seterusnya dapat dilakukan
secara manual dan khemis menggunakan herbisida dengan jari-jari 1,5m-2,0m
piringan berfungsi tempat jatuhnya tandan buah dan berondolan, serta tempat
penaburan pupuk. (anonim,2007). Piringan atau bokoran adalah lingkaran
dengan radius 1,0-1,5 meter yang mengelilingi pohon tanaman. Berikut adalah
norma dan rotasi pemeliharaan piringan :
a. Secara manual
Rotasi : 1 kali / bulan
Tenaga : 3 - 4 HK/ha
b. Secara khemis
Rotasi : 1 kali /3 bulan
Tenaga : 0,5 – 1 HK/ha
Bahan : 0,5 L/ha
8
Gambar 2.1. Pemeliharaan Piringan kelapa sawit
2.3.2.Pemeliharaan Gawangan
Gawangan adalah tempat atau bagian di antara titik tanam, gawangan
digunakan sebagai jalan akses untuk pengangkutan buah dan juga perawatan
tanaman. Gawangan atau tanah di luar piringan juga harus dijaga
kebersihannya dari gulma.Pengendaliannya biasa juga manual maupun
khemis, salah satu cara merawat gawangan kelapa sawit adalah dengan
membabat gawangan, dimana :
a. Secara manual
b. Secara khemis
9
Gambar 2.2. Gawangan kelapa sawit
Pembangunan pasar pikul ini dilakukan secara bertahap menurut umur masa
TBM. Pasar pikul pada TBM 1 dibuat dengan perbandingan 1 : 8 yaitu 8
baris tanaman dibuat 1 pasar pikul dan pada masa TBM II dibuat 1 : 4. Pada
TBM III dibuat pasar pikul 1 : 2. Seluruh pasar control ini menjadi pasar
panen/pikul pada saat areal menjadi TM. Lebar pasar kontrol 80-100 cm.
(Buku pintar mandor,2010)
a. Secara manual
10
Gambar 3.Pasar pikul kelapa sawit
b.Pembabatan (mowing)
Cara ini efektif diterapkan pada gulma semusim atau dua musim yang tidak
mempunyai organ perkembangbiakan di dalam tanah seperti stolon dan
umbi dengan menggunakan alat arit, parang babat, garpu.
c. Penggenangan (flooding)
Penggenangan gulma akan menghambat respirasi dan metabolism gulma
yang terhambat sehingga lambat laun gulma akan menurun
11
2.4.2. Pengendalian secara Khemis
Pengendalian gulma secara khemis atau kimiawi adalah pengendalian
menggunakan herbisida, yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa
kimia yang digunakan untuk menekan atau mematikan gulma, baik secara
selektif maupun non selektif.
2.5. Herbisida
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan
pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan liar yang tidak
diinginkan keberadaanya yang dapat menurunkan produksi tanaman
budidaya dan dari cara kerjanya herbisida digolongkan menjadi 2 macam
yaitu Herbisida Kontak dan herbisida Sistemik .(Mangoensoekarjo dan
Toekidjan, 2013).
12
Herbisida kontak ini memiliki kelebihan berupa daya kerjanya yang lebih
cepat terlihat akan tetapi herbisida kontak ini juga memiliki kekurangan
yaitu kurang efektif apabila diaplikasikan untuk mengendalikan gulma
yang mempunyai organ perbanyakan di dalam tanah seperti teki dan alang
- alang.
Kelebihan memakai herbisida ini adalah gulma yang telah terkontak dengan
herbisida ini pertumbuhan menjadi lambat sehingga rotasi pengendalian
dapat lebih lama. selain itu, dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan
biaya aplikasi.sedangkan Kekurangan dari herbisida sistemik ini adalah
efek terlihat lebih lama. .(Mangoensoekarjo dan Toekidjan, 2013).
a. Pre plant, yaitu herbisida diaplikasikan pada saat tanaman (crop) belum
ditanam, tetapi tanah sudah diolah
13
b. Pre emergence, yaitu herbisida diaplikasikan sebelum benih tanaman
(crop) atau biji gulma berkecambah. Pada perlakuan ini benih dari tanaman
sudah ditanam, sedangkan gulma belum tumbuh
14