Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jenis - Jenis Gulma


2.1.1. Penggolongan Berdasarkan Habitat
a. Gulma Air (Aquatic Weeds)
Pada umumnya, gulma air tumbuh di air, baik mengapung, tenggelam,
ataupun setengah tenggelam. Gulma air dapat berupa gulma berdaun
sempit, berdaun lebar, ataupun teki-tekian. Contoh-contoh gulma air adalah
sebagai berikut.

Tabel 2.1. Beberapa Jenis Gulma Air (Aquatic Weeds)


Nama latin Nama lokal
Cyperus difformis Sunduk welut/jebungan
Cyperus iria Menderong
Eichornia grassipes Eceng gondok
Echinochloa colonum Jejagoan

b.Gulma Daratan (Terestrial Weeds)


Gulma daratan tumbuh di darat, antara lain di perkebunan. Jenis gulma
daratan yang tumbuh di perkebunan sangat tergantung pada jenis tanaman
utama, jenis tanah, iklim, dan pola tanam. Contoh-contoh jenis gulma
daratan adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2 Beberapa Jenis Gulma Daratan ( Terestrial Weeds)


Nama latin Nama lokal
Ageratum conyzoides Bebandotan
Axonopus compressus Jukut pahit
Chromolaaena odorata Kirinyuh

4
2.1.2. Penggolongan Berdasarkan Lebar Daun
a. Gulma berdaun lebar
Tumbuhan ini mempunyai daun yang lebar dan luas dan umumnya:
 Nervatio (pertulangan daun) menyirip
 Kelompok Dicotyledoneae
Bentuk helaian membulat, bulat, oval, lonjong, segitiga, bentuk ginjal,
dll

Tabel 2.3. Beberapa Jenis Gulma Berdaun Lebar


Nama latin Nama lokal
Amaranthus spinosus L Bayam duri
Ageratum conyzoides Bebandotan
Portulaca oleracea Krokot/gelang biasa
Melastoma malabathricum Senggani
Eupatorium odoratum Kirinyuh

b. Gulma berdaun sempit


Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun sempit dan memanjang:
 Mempunyai lintasan C4
 Nervatio (pertulangan daun) linearis atau garis-garis memanjang.
 Kelompok monocotyledoneae
 Bentuk daun memanjang seperti pita, jarum, garis dll

Tabel 2.4. Beberapa Jenis Gulma Berdaun Sempit


Nama latin Nama lokal
Leersea hexandra Kalamenta
Sprobolus poiretii Sisik naga
Cyperus rotundus Teki lading
Imperata cylindrical Alang-alang

5
2.1.3. Penggolongan Berdasarkan Karakteristik
Menurut Toekidjan (2013), berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat
dibedakan menjadi gulma semusim (annual weeds), gulma dua musim
(biannual weed), dan gulma tahunan (perennial weeds).

a. Gulma Semusim (Annual Weeds)


Siklus hidup gulma semusim mulai dari berkecambah, berproduksi,
sampai akhirnya mati berlangsung selama satu tahun. Pada umumnya,
gulma semusim mudah dikendalikan, namun pertumbuhannya sangat
cepatkarena produksi biji sangat banyak. Oleh karena itu, pengendalian
gulma semusim memerlukan biaya yang lebih besar.

Tabel 2.5. Beberapa Jenis Gulma Semusim


Nama latin Nama lokal
Amaranthus sp. Bayam duri
Digitaria sp. Rumput jampang
Eleusine indica Rumput belulang

b. Gulma Dua Musim (Biannual Weeds)


Siklus hidup gulma dua musim lebih dari satu tahun, namun tidak lebih
dari dua tahun. Pada tahun pertama gulma ini menghasilkan bentuk
roset, pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji, dan akhirnya
mati. Pada periode roset, gulma pada jenis ini umumnya sensitif
terhadap herbisida.

Tabel 2.6. Beberapa Jenis Gulma Dua Musim


Nama latin Nama lokal
Arctium sp. Burdok
Mimosa pudica L. Putrid malu
Plantago sp. Daun sendok

6
c. Gulma Tahunan (Perrennial Weeds)
Siklus hidup gulma tahunan lebih dari dua tahun dan mungkin tidak terbatas
(menahun). Jenis gulma ini kebanyakan berkembang biak dengan biji,
meskipun ada juga yang berkembang biak dengan cara vegetatif. Gulma
tahunan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Misalnya, pada musim
kemarau jenis gulma ini seolah-olah mati karena ada bagian yang mengering,
namun bila ketersediaan air cukup, gulma akan segera bersemi kembali.

Tabel 2.7. Beberapa Jenis Gulma Tahunan


Nama latin Nama lokal
Cynodon dactylon Kekawatan
Cyperus rotundus Rumput teki
Imperata cylindrical Alang – alang

2.2.Dampak Kerugian
2.2.1. Kerugian Terhadap Produksi
Secara kualitatif, pengaruh buruk dari gulma pada tanaman adalah
pertumbuhan tanaman terhambat, cabang produksi berkurang, dan
pertumbuhan tanaman muda tidak normal, serta daunnya berwarna kuning,
selain faktor kompetisi dan alelopati, keberadaan gulma pada tanaman dapat
menjadi inang pathogen atau hama bagi tanaman (Daud,2008).

Kerugian yang ditimbulkan gulma di perkebunan kelapa sawit, yaitu :


 Pertumbuhan tanaman kelapa sawit muda terhambat
 Produksi TBS menurun karena kompetisi tanaman dengan gulma sehingga
menyulitkan kegiatan operasional kebun seperti pemupukan dan panen
 Ancaman bahaya kebakaran
 Keberadaan gulma di piringan menyulitkan pengamatan jatuhnya
berondolan sehingga terlambat panen Rambe (2010), ada beberapa jenis
gulma yang dapat menurunkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar
20% - 80% karena pertumbuhannya sangat cepat dan mengeluarkan zat

7
allelopatik yang bersifat racun bagi tanaman sehingga dapat mengurangi
produksi panen.

2.3.Sistem Pemeliharaan Piringan, Gawangan, dan Pasar pikul


2.3.1.Pemeliharaan Piringan
Pekerjaan membersihkan piringan tanaman kelapa sawit untuk mengurangi
persaingan gulma dengan tanaman. Piringan tanaman kelapa sawit seharusnya
bersih sebagai tempat penaburan pupuk, mempermudah proses panen dan juga
pengawasan. Circle weeding pada Tanaman Belum Menghasilkan 0 (TBM 0)
dila akukan secara manual menggunakan babat, garuk, cangkul, dengan jari-
jari 1,0 m dari tanaman kelapa sawit.

Selanjutnya setelah TBM umur > 1 tahun sampai seterusnya dapat dilakukan
secara manual dan khemis menggunakan herbisida dengan jari-jari 1,5m-2,0m
piringan berfungsi tempat jatuhnya tandan buah dan berondolan, serta tempat
penaburan pupuk. (anonim,2007). Piringan atau bokoran adalah lingkaran
dengan radius 1,0-1,5 meter yang mengelilingi pohon tanaman. Berikut adalah
norma dan rotasi pemeliharaan piringan :
a. Secara manual
 Rotasi : 1 kali / bulan
 Tenaga : 3 - 4 HK/ha

b. Secara khemis
 Rotasi : 1 kali /3 bulan
 Tenaga : 0,5 – 1 HK/ha
 Bahan : 0,5 L/ha

8
Gambar 2.1. Pemeliharaan Piringan kelapa sawit

2.3.2.Pemeliharaan Gawangan
Gawangan adalah tempat atau bagian di antara titik tanam, gawangan
digunakan sebagai jalan akses untuk pengangkutan buah dan juga perawatan
tanaman. Gawangan atau tanah di luar piringan juga harus dijaga
kebersihannya dari gulma.Pengendaliannya biasa juga manual maupun
khemis, salah satu cara merawat gawangan kelapa sawit adalah dengan
membabat gawangan, dimana :

 System babat bersifat selektif


 Selain kacangan, rumput liar dibabat setinggi 30cm dari permukaan tanah
 Rotasi babat gawangan 4 bulan sekali
 Babat gawangan tidak boleh bersamaan dengan dongkel kayu-kayuan
melainkan harus bergantian

Berikut adalah rotasi dan norma pemeliharaan gawangan:

a. Secara manual

 Rotasi : 1 kali / bulan


 Tenaga : 0,5 – 1 HK/ha

b. Secara khemis

 Rotasi : 1 kali / 2 bulan


 Tenaga : 0,5 – 1 HK/ha
 Bahan : round up 0,6 L/ha + 0,5 L/ha

9
Gambar 2.2. Gawangan kelapa sawit

2.3.3.Pemeliharaan Pasar Pikul


Pasar pikul adalah jalan yang terdapat di antara tanaman – tanaman yang
digunakan untuk memanen atau untuk melakukan kegiatan lainnya serta
menembus blok dari jalan pengumpul lainnya. Jalan ini disebut juga dengan
pasar rintis atau pasar tikus.

Pembangunan pasar pikul ini dilakukan secara bertahap menurut umur masa
TBM. Pasar pikul pada TBM 1 dibuat dengan perbandingan 1 : 8 yaitu 8
baris tanaman dibuat 1 pasar pikul dan pada masa TBM II dibuat 1 : 4. Pada
TBM III dibuat pasar pikul 1 : 2. Seluruh pasar control ini menjadi pasar
panen/pikul pada saat areal menjadi TM. Lebar pasar kontrol 80-100 cm.
(Buku pintar mandor,2010)

Berikut adalah rotasi dan norma pemeliharaan gawangan:

a. Secara manual

 Rotasi : 1 kali 12 bulan


 Tenaga : 400 m/HK
b. Secara khemis

 Rotasi : 1 kali 12 bulan


 Tenaga : 2 HK/ha
 Bahan : round up 0,6% + 2.4 D.Amine 0,5%

10
Gambar 3.Pasar pikul kelapa sawit

2.4. Sistem Pengendalian


2.4.1. Pengendalian secara Manual
Pengendalian secara manual yaitu mencabut gulma dengan menggunakan
tangan yang dilakukan dengan merusak fisik gulma sehingga
pertumbuhannya menjadi terhambat dan akhirnya mati. lalu seiringnya zaman
pengendalian gulma dengan metode mencabut dengan tangan mulai
dikembangkan dengan alat seperti sabit, arit, koret cangkul, dll.berikut
beberapa teknik – teknik pengendalian :

a. Pencabutan gulma (hand weeding)


Cara ini juga biasa disebut penyiangan manual, efektif untuk
mengendalikan gulma semusim dan dua musim, memiliki resiko kerusakan
yang kecil pada tanaman budidaya, dan layak diterapkan untuk
pengendalian gulma pada areal yang tidak luas dengan menggunakan alat
cangkul dan cados

b.Pembabatan (mowing)
Cara ini efektif diterapkan pada gulma semusim atau dua musim yang tidak
mempunyai organ perkembangbiakan di dalam tanah seperti stolon dan
umbi dengan menggunakan alat arit, parang babat, garpu.

c. Penggenangan (flooding)
Penggenangan gulma akan menghambat respirasi dan metabolism gulma
yang terhambat sehingga lambat laun gulma akan menurun

11
2.4.2. Pengendalian secara Khemis
Pengendalian gulma secara khemis atau kimiawi adalah pengendalian
menggunakan herbisida, yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa
kimia yang digunakan untuk menekan atau mematikan gulma, baik secara
selektif maupun non selektif.

Keuntungan dari metode pengendalian gulma secara khemis ini adalah


cepat dan efektif (pemakaian tenaga sedikit), terutama untuk areal
pertanaman yang luas akan tetapi ada juga beberapa segi negatif dari
metode ini yaitu ialah potensi keracunan pada tenaga aplikasi,hewan,
keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap pencemaran
lingkungan. Biasanya alat yang digunakan pada metode ini adalah APD,
knapsack sprayer dan micron herby

2.5. Herbisida
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan
pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan liar yang tidak
diinginkan keberadaanya yang dapat menurunkan produksi tanaman
budidaya dan dari cara kerjanya herbisida digolongkan menjadi 2 macam
yaitu Herbisida Kontak dan herbisida Sistemik .(Mangoensoekarjo dan
Toekidjan, 2013).

2.5.1. Herbisida Kontak


Herbisida kontak adalah herbisida yang dapat mengendalikan gulma
dengan cara mematikan bagian gulma yang terkena atau terkontak langsung
dengan herbisida. Herbisida kontak tidak akan ditranslokasikan atau tidak
diserap dan dialirkan dalam tubuh gulma. Semakin banyak bagian gulma
yang berkontak langsung dengan herbisida, akan semakin baik dan efektif
penggunaannya maka dalan pengaplikasiannya herbisida ini sering
diperbanyak larutannya tujuannya adalah agar seluruh permukaan gulma
terbasahi.

12
Herbisida kontak ini memiliki kelebihan berupa daya kerjanya yang lebih
cepat terlihat akan tetapi herbisida kontak ini juga memiliki kekurangan
yaitu kurang efektif apabila diaplikasikan untuk mengendalikan gulma
yang mempunyai organ perbanyakan di dalam tanah seperti teki dan alang
- alang.

Tabel 2.8. Beberapa Jenis Herbisida Kontak


Bahan aktif Merk dagang
Paraquat dikhlorida Gramoxone
Paraquat + diuron Paracol
Paraquat dikhlorida Herbatop

2.5.2. Herbisida Sistemik


Herbisida sistemik adalah herbisida yang dialirkan atau ditranslokasikan
dari bagian tubuh gulma yang terkontak pertama kali ke seluruh bagian
gulma tersebut. Translokasi biasanya akan menuju titik tumbuh karena pada
bagian tersebut metabolisme tumbuhan paling aktif berlangsung. Herbisida
ini dapat diaplikasikan melalui tajuk atau melalui tanah.

Kelebihan memakai herbisida ini adalah gulma yang telah terkontak dengan
herbisida ini pertumbuhan menjadi lambat sehingga rotasi pengendalian
dapat lebih lama. selain itu, dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan
biaya aplikasi.sedangkan Kekurangan dari herbisida sistemik ini adalah
efek terlihat lebih lama. .(Mangoensoekarjo dan Toekidjan, 2013).

Waktu aplikasi herbisida biasanya ditentukan oleh stadia pertumbuhan dari


gulma. Berdasarkan hal tersebut, maka waktu aplikasi herbisida terdiri dari:

a. Pre plant, yaitu herbisida diaplikasikan pada saat tanaman (crop) belum
ditanam, tetapi tanah sudah diolah

13
b. Pre emergence, yaitu herbisida diaplikasikan sebelum benih tanaman
(crop) atau biji gulma berkecambah. Pada perlakuan ini benih dari tanaman
sudah ditanam, sedangkan gulma belum tumbuh

c. Post emergence, yaitu herbisida diaplikasikan pada saat gulma dan


tanaman sudah lewat stadia perkecambahan. Aplikasi herbisida bias
dilakukan paada waktu tanaman masih muda maupun pada waktu tanaman
sudah tua (Sukman dan Yakup,2002)

Tabel 2.9. Beberapa Jenis Herbisida Sistemik


Bahan aktif Merk dagang
Paraquat Polaris
Glyphosate Round up
Kalium gliphosate Touch down

14

Anda mungkin juga menyukai