PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
f) Penggenangan
Pengendalian gulma dengan cara penggenangan biasa dilakukan di areal
persawahan untuk menekan pertumbuhan gulma. Pada beberapa jenis gulma yang
sensitive tidak tahan terhadap kondisi anaerob akibat penggenangan sehingga
dapat membatasi perkecambahan dan pertumbuhan gulma dan bahkan
menyebabkan gulma mati. Penggenangan menyebabkan kerusakan gulma melalui
hambatan proses respirasi di daerah perakaran akibat berkurangnya oksigen di
daerah perakaran. Namun beberapa jenis gulma memiliki toleransi terhadap
penggenangan, sehingga tetap mampu tumbuh dengan baik pada kondisi
tergenang.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab 2 dapat penulis simpulkan bahwa
gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya pada lahan pertanian dapat
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Hal tersebut dapat
terjadi karena gulma menciptakan kompetisi atau persaingan dengan tanaman
budidaya dalam memperoleh unsur hara, udara, air dan cahaya yang dibutuhkan
tanaman budidaya dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Jika
tanaman budidaya tidak mampu bersaing maka akan memperlihatkan gejala-
gejala seperti tanaman layu, bentuknya kerdil, dan gejala pada daun yang khas.
Untuk itu, perlu dilakukan kegiatan pengendalian gulma. Pengendalian gulma
adalah proses membatasi infestasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat
dibudidayakan secara produktif dan efisien. Prinsip dari pengendalian gulma yaitu
meningkatkan daya saing tanaman budidaya dan melemahkan daya saing gulma.
Keunggulan tanaman budidaya harus menjadi lebih tinggi sehingga gulma tidak
mampu mengembangkan pertumbuhannya.
Salah satu metode yang dapat diterapkan di lahan pertanian adalah metode
pengendalian gulma secara kultur teknis. Metode pengendalian gulma secara
kultur teknis merupakan tindakan atau cara pengendalian gulma dengan
memerhatikan segi ekologis atau keadaan lingkungan tanaman budidaya dengan
gulma. Dengan menciptakan keadaan lingkungan yang sesuai untuk tanaman
budidaya tetapi merugikan gulma. Tindakan-tindakan yang termaksud dalam
metode pengendalian gulma secara kultur teknis yaitu pengolahan tanah (land
preparation), pengaturan pola dan jarak tanam (crop density), pergiliran tanaman
(crop rotation), penyiangan (weeding), penggunaan tanaman penutup tanah
(legume cover crop-LCC), pengggenangan, dan penggunaan mulsa (mulching).
Dengan menerapkan tindakan-tindakan dalam metode pengendalian gulma
secara kultur teknis maka populasi gulma di lahan pertanian dapat ditekan sampai
pada taraf tidak merugikan. Sehingga tanaman budidaya tidak memiliki tumbuhan
pesaing dalam memperoleh unsur hara, air, udara, cahaya dan ruang gerak untuk
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar para petani memerhatikan keberadaan gulma
sebagai salah satu organisme pengganggu tanaman selain hama dan pathogen
yang dapat menurunkan produktivitas tanaman budidaya dan menjadi inang
alternative bagi hama dan pathogen. Pengendalian gulma harus dianggap sama
pentingnya dengan pengendalian hama dan pathogen, karena gulma dapat
menurunkan hasil pertanian. Pengendalian gulma harus memerhatikan jenis
tanaman, keadaan lahan dan jenis gulma. Salah satu metode pengendalian gulma
yang dapat petani terapkan yaitu pengendalian secara kultur teknis.
Dan penulis menyarankan kepada mahasiswa pertanian mau dan bersedia
memberikan informasi kepada para petani di daerah masing-masing tentang
pentingnya pengendalian gulma sebagai upaya meningkatkan produktifitas
tanaman. Diharapkan juga kepada Ibu atau Bapak dosen yang ahli dalam bidang
pengendalian gulma bersedia memberikan informasi dan bimbingan kepada petani
di Sulawesi Tenggara yang mengalami masalah dan kurang paham terhadap
pengendalian gulma di lahan pertaniannya.
Sekian dan terimakasih penulis ucapkan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.