Anda di halaman 1dari 8

Makalah K3

“Pengendalian Melalui Penerapan K3 Berupa Pengendalian


Melalui Teknis”

Dosen Pengampu : Siti Maemonah, S.Kep,Ns,M.Kes


Disusun Oleh Kelompok 6 :
1. Rachmad Herjana S. (P27820414006)
2. Ledy Hani Matus E.O (P27820414013)
3. Evi Rusdiana (P27820414019)
4. Lita Eryani (P27820414025)
5. Nila Prameswari (P27820414031)

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya


Prodi D3 Keperawatan Sidoarjo
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, undang-undang keselamatan kerja yang berlaku tidak secara
otomatis meningkatken kondisi di tempat kerja. Bagi perusahaan yang melanggar
peraturan hanya mendapatkan hukuman ringan sehingga mereka tidak merasa takut
malakukan pelanggaran tersebut.
Dalam era pasar sangat dibutuhkan peningkatan produktivitas kerja untuk dapat
bersaing dan mampu menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Penerapan
peraturan perundang-undangan dan pengawasan serta perlindungan terhadap karyawan
atau buruh harus sangat diperhatikan manajemennya. Faktor keselamatan dan kesehatan
kerja sangat mempengaruhi terbentuknya sumber daya manusia yang terampil,
profesional, dan berkualitas dari tenaga kerja itu sendiri.
Selain keselamatan kerja, setiap kecelakaan kerja harus selalu dianalisis untuk
mengetahui penyebab kecelakaan tersebut, akibatnya, dan langkah apa yang perlu
diambil dalam rangka pencegahannya. Maksud dari analisis tersebut adalah untuk
memberikan jawaban mengapa kecelakaan atau kematian akibat kerja terjadi, sehingga
dapat ditentukan bagaimana mencegah agar kecelakaan sejenis tidak terjadi lagi.
Perusahaan harus merencanakan pengelolaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan,
produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja yang tinggi.
Pengendalian kecelakaan kerja dapat dilaksanakan dengan metode: pengendalian teknik/
rekayasa yang meliputi eliminasi, substitusi, isolasi, ventilasi dan higiene sanitasi;
pendidikan dan latihan; pembangunan kesadaran motivasi; evaluasi melalui audit
internal, penyelidikan insiden dan etiologi serta penegakan hokum

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian pengendalian bahaya
2. Untuk mengetahui Tujuan Pengendalian
3. Untuk mengetahui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja ( HIRARKI)
4. Untuk mengetahui pengendalian bahaya secara teknis
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengendalian bahaya?
2. Apa Tujuan Pengendalian?
3. Bagaimana Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja ( HIRARKI)?
4. Bagaimana Pengendalian Bahaya Secara Teknis ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pengendalian bahaya


Pengertian bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi
menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) - definisi
berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat
kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik,
faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis.
Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan
dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga
dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan
salah satu tugas dari manager. Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan
pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila
pengendalian dilakkan dengan disertai pelurusan (tindakan korektif), maka pengawasan adalah
pemeriksaan di lapangan yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.
Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah proses yang dilakukan oleh instansi atau
perusahaan dalam mencapai tujuan agar para pekerja di instansi atau perusahaan dapat
menghindari resiko aktivitas yang dapat berpotensi menimbulkan cedera dan penyakit akibat
kerja sebagai tujuan awal dari suatu perusahaan. (Minal,2014)

B. Tujuan Pengendalian
Tujaun dari pengendalian adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi
kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada
taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah
dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam pelaksana rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat dimabil
tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.
C. Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja ( HIRARKI)
Pada kegiatan pengkajian resiko (risk assesment), hirarki pengendalian (hierarchy of
control) merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan.
Pemilihan hirarki pengendalian memberikan manfaat secara efektifitas dan efesiensi
sehingga resiko menurun dan menjadi resiko yang bisa diterima (acceptable risk) bagi suatu
organisasi. Secara efektifitas, hirarki control pertama diyakini memberikan efektifitas yang lebih
tinggi dibandingkan hirarki yang kedua.
Hirarki pengendalian ini memiliki dua dasar pemikiran dalam menurunkan resiko yaitu
melalui menurunkan probabilitas kecelakaan atau paparan serta menurunkan tingkat keparahan
suatu kecelakaan atau paparan. Pada ANSI Z10: 2005, hirarki pengendalian dalam sistem
manajemen keselamatan, kesehatan kerja antara lain:
1. Eliminasi.
Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain,
tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam
menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya
merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku
pekerja dalam menghindari resiko, namun demikian, penghapusan benar-benar terhadap
bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.
Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh,
bahaya ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.
2. Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan
pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui desain sistem ataupun
desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi pada
mesin untuk mengurangi interaksi mesin-mesin berbahaya dengan operator,
menggunakan bahan pembersih kimia yang kurang berbahaya,
mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku padat yang
menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau basah.
D. Pengendalian Bahaya Secara Teknis
Pengendalian secara teknis yakni pengendalian yang ditunjukan terhadap sumber bahaya
atau lingkungan ,seperti:
1. Subtitusi yaitu menggantikan bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang
kurang atau tidak berbahaya sama sekali
2. Isolasi,yaitu memisahkan suatu sumber bahaya dengan pekerja , misalnya pengadaan
ruang panel,larangan memasuki tempat kerja bagi yang tidak berkepentingan,menutup
unit operasi yang berbahaya.
3. Cara basah,dimaksudkan untuk menekan jumlah partikel yang mengotori udara karena
partikel debu mengalami berat.
4. Merubah proses,misalnya pada proses kering dirubah menjadi proses basah untuk
menghindari debu.
5. Ventilasi keluar setempat ( lokal exhaust ventilation ), yaitu suatu cara yang dapat
menghisap bahan-bahan berbahaya sebelum bahan berbahaya tersebut masuk keudara
ruang kerja.
6. Ventilasi umum ( dilusion ) yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut
perhitungan kedalam ruang kerja,agar bahan-bahan yang berbahaya itu lebih rendah dari
kadar yang membahayakan.
7. Ketatarumah tanggaan, meliputi pengaturan letak mesin/perkakas
,penyimpanan/penimbunan bahan baku,dll
8. Mengatur jarak,di maksudkan agar sumber bahaya yang dipancarkan dijauhkan dari
pekerja yang terpapar
9. Program pemeliharaan yang cukup.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah proses yang dilakukan oleh instansi atau
perusahaan dalam mencapai tujuan agar para pekerja di instansi atau perusahaan dapat
menghindari resiko aktivitas yang dapat berpotensi menimbulkan cedera dan penyakit akibat
kerja sebagai tujuan awal dari suatu perusahaan. Pengendalian bahaya di tempat kerja dapat di
lihat dari HIRARKI , antara lain :
a. Eliminasi
b. Subtitusi
Pengendalian secara Teknis yakni pengendalian yang ditunjukan terhadap sumber bahaya
atau lingkungan :
- Subtitusi
- Isolasi
- Cara basah
- Merubah proses
- Ventilasi keluar setempat ( lokal exhaust ventilation )
- Ventilasi umum
- Ketatarumahtanggaan
- Mengatur jarak,dimaksudkan
- Program pemeliharaan yang cukup
DAFTAR PUSTAKA

http://minalinzhar.blogspot.co.id/2014/09/pengendalian-bahaya-di-tempat-
kerja.html?m=1
https://abunajmu.wordpress.com/2013/03/21/pengendalian-resiko-k3-pp-502012/
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengendalian-
resikobahaya.html

Anda mungkin juga menyukai