TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Gulma
berasosiasi dengannya secara khas. Gulma mudah tumbuh pada tempat yang
miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi. Umumnya, gulma mudah melakukan
fisik, gulma bersaing dengan tanaman budidaya dalam hal perolehan ruang,
cahaya, air, nutrisi, gas-gas penting, serta zat kimia (alelopati) yang di sekresikan.
manusia atau pertanian. Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa sawit tidak di
akibat bersaing dalam persaingan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup,
menjadi inang bagi hama, di samping bersifat hotogen yang menyerang tanaman,
mengganggu tata guna air, secara umum gangguan yang disebabkan oleh gulma
tersebut tidak kasat mata dan berlangsung perlahan, disamping itu kehadiran
gulma akan meningkatkan biaya usaha tani karena adanya penambahan kegiatan
1
B. Pengendalian Gulma
meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma.
waktu bersamaan dengan tanaman pokok. Dalam pengertian ini, semua praktik
budi daya di pertanaman atau sejak penyiapan lahan dapat di bedakan antara yang
lebih meningkatkan daya saing gulma. Praktik budi daya yang keliru akan
berakibat pada meningkatkan daya saing gulma. Tidak ada satu pun metode atau
cara yang dapat mengendalikan semua spesies gulma secara tuntas di pertanaman.
beberapa spesies yang lain justru mendapat pengaruh yang menguntungkan, baik
langsung maupun tidak langsung. Jika satu atau beberapa spesies gulma
“dibunuh” maka akan digantikan oleh spesies lain. Hal ini mungkin akan
pelaksanaan di lapangan atau faktor teknis, biaya yang di perlukan atau faktor
2
C. Tanaman Menghasilkan (TM)
tahun pertama sebaiknya dilakukan secara manual, yaitu lebar piringan yang
sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk. Selain itu, piringan juga merupakan
Pada musim hujan, pasar pikul sangat licin, bahkan sering digenangi oleh
air. Oleh karena itu, pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secara kimia karna
melindungi permukaan pasar pikul agar tidak licin. Kondisi ini akan menyulitkan
tenaga pemanen untuk mengakat hasil panen. Pada areal gambut penyemprotan
herbisida dapat dilakukan dua bulan sekali, sedangkan pada tanaman mineral
dilakukan tiga bulan sekali. Pasar pikul berfungsi sebagai jalan untuk
3
Gambar 2. Pengendalian Gulma di Pasar Pikul
D. Penggolongan Gulma
famili ini mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi, distribusi amat luas dan
mampu tumbuh baik pada lahan kering maupun tergenang, contohnya alang-
4
2. Golongan Teki (Sedges)
Golongan teki meliputi semua jenis gulma yang termasuk kedalam famili
Cyperaceae. Golongan teki terdiri dari 4000 spesies, lebih menyukai air kecuali
Golongan gulma berdaun lebar meliputi semua jenis gulma selain famili
Gramineae dan Cyperaceae. Golongan gulma berdaun lebar biasanya terdiri dari
1. Mekanis
tradisional dengan tangan, alat sederhana, sampai penggunaan alat berat yang
lebih modren. Cara ini umumnya cukup baik dilakukan pada berbagai jenis
gulma setahun. Tetapi pada kondisi tertentu juga efektif bagi gulma-gulma
tahunan. Pengendalian mekanis merupakan cara yang relatif tua dan masih
banyak dilakukan meskipan secara ekonomis bisa lebih mahal dibandingkan cara-
5
a. Pengolahan tanah
(annual), gulma dua semusim (biennial), gulma tahunan (perennial weeds), ialah
dibajak dangkal saja. Dengan cara ini gulma tersebut hanya dirusakkan bagian
yang ada di bagian atas permukaan tanah. Sedangkan untuk tipe gulma dua
semusim (biennal) bagian yang dirusak adalah bagian atas dan mahkotanya, dan
bagi gulma tahunan (perennial weeds) kedua bagian di bawah dan di atas tanah
dengan sekali pemberoan. Bila tanah banyak mengandung biji gulma yang viabel,
maka perlu diikuti tahun kedua dengan pertanaman barisan dan pengolahan yang
digabung dengan penggunaan herbisida dan pengolahan yang bersih. Metode ini
cukup memadai dan beragam dengan spesies gulma, usia infestasi dan sifat tanah,
kesuburan serta kedalaman air tanah. Gulma tahunan (perennial weeds) yang
dan tunas baru. Untuk gulma tahunan (perennial weeds) berakar dalam
dengan berulangkali merusak bagian atas. Pada tanah ringan dan kurang subur
6
bahwa penimbunan titik tumbuh gulma dan mengganggu sistem perakaran dengan
b. Penggenangan
weeds) dan tumbuh dengan padi sawah pada umumnya diberantas dengan cara ini
dan sangat berhasil pada tanah ringan, sedang pada tanah keras dianjurkan.
c. Pembakaran
menggunakan alat pembakar (burner) yaitu semacam penyebar api kecil seperti
alat untuk mengelas. Pembakaran juga dilakukan dengan flame cultivator atau
weed burner yang menggunakan bahan bakar butane dan propone. Bahan
material hujau dapat dibakar dengan laju 3 mil per jam dan hal ini akan meningkat
dua kali lipat untuk bahan kering. Pembakaran juga dapat dilakukan dengan
d. Pencabutan
7
tumbuh gulma baru. Pencabutan bagi gulma yang terakhir (perenual) menjadi
pencabutan akan berhasil dengan baik bila diberi air sampai cukup basah sehingga
adalah pada saat sebelum pembentukan buji, sedang pencabutan pada saat gulma
e. Pembabatan (mowing)
gulma-gulma yang bersipat setahun (annual) dan relatif kurang efektif untuk
mempunyai tanaman berupa pohon, padang rumput, tepi jalan umum, jalan kreta
api, dan halaman rumah. Efektivitas cara ini sangat ditentukan oleh saat dan
gulma tertentu dengan khas. Menanam crop seperti ini terus menerus (beruntun)
8
perkembangan pertanaman berikutnya. Pesaing kuat bagi suatu pertanaman
lebat sehingga cepat memberikan naungan pada daerah di bawahnya, dan cepat
masak untuk dipanen, karena persaingan yang diperebutkan adalah cahaya, air,
mikroba, maupun ikan. Penerapan metode ini harus hati-hati dan memenuhi
syarat yaitu organisme yang digunakan sebagai pemangsa gulma harus spesifik,
gulma, seperti LCC, yang dikenal juga sebagai metode pengendalian ekologi
(Sembodo, 2010).
terjadi. Gulma, baik sebagai tumbuhan dewasa, biji, atau bagian-bagian vegetatif
nya yang dapat tumbuh hendaknya dicegah masuknya kesuatau daerah yang
tanah menjadi tandus oleh perakaran dan jatuhnya air hujan tertahan oleh kanopi,
9
akibatnya erosi dapat dikurangi. Namun demikian pada suatu lahan yang
ditumbuhi sejenis atau beberapa jenis gulma, bila lahan tersebut hendak ditanami
Pengolahan tanah yang cukup dalam dan berulang kali dapat menghancurkan
tambahan tenaga. Saat pengolahan tanah yang tepat perlu dipertimbangkan, yaitu
sebelum pembentukan tunas, jangan sampai gulma berbunga apa lagi membentuk
biji. Demikian pula jenis alat pengolah akan memberi pengaruh pada “bersihnya”
pengolahan tanah dari gulma. Alat pengolah yang sederhana sampai sempurna
gulma secara kultur teknis dapat juga dilakukan dengan menggunakan tanaman
penutup tanah jenis kacangan. Cara ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh
menjadi baik dan pertumbuhan gulma menjadi buruk adalah cara lain dalam
pengendalian gulma. Misalnya mengubah kedudukan air dan nutrisi dalam tanah
saat tertentu (pada saat ada atau tiada tanaman yang tumbuh pada suatu lahan),
dengan cara pemberoan setelah suatu tanaman dipanen, ataupun pemberian yang
diberi genangan. Di lain pihak membuat drainase bagi tanah berair dapat
10
7. Pengendalian Gulma Secara Terpadu
pengendalian gulma yang efektif melibatkan beberapa cara dalam waktu yang
berurutan dalam suatu musim tanam. Misalnya, satu jenis spesies pertanaman
sendiri tidak sempurna dalam mengatasi gulma tertentu. Maka timbul pemikiran
bahwa paduan antara beberapa cara pengendalian dalam satu musim tanam
penggunaan herbisida pra-tumbuh dan lain lagi perpaduan yang sekiranya dapat
dalam perpaduan yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal dalam
dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun yang bersifat
sistemik. Keuntungan cara ini adalah penggunaan tenaga kerja yang relatif
sedikit. Namun cara ini dapat mengganggu organisme lain dalam kelestarian alam
(Widya, 2009).
11
F. Jenis-jenis atau Klasifikasi Gulma
semusim (annual weeds), gulma dua musim (biannual weeds), dan gulma tahunan
(perennial weeds).
Gulma semusim menyelesaikan siklus hidupnya dalam satu tahun atau satu
musim. Ada gulma daun lebar semusim, teki semusim, dan rumput semusim,
menyelesaikan siklus hidupnya, biasanya berbentuk roset pada tahun pertama dan
pada tahun kedua menghasilkan bunga, memproduksi biji lalu mati. Jenis gulma
ini kurang umum dan kurang penting dibanding gulma annual. Contoh gulma
Gulma perennial hidup lebih dari dua tahun dan mungkin dalam
kenyataanya hampir tidak terbatas. Beberapa spesies gulma ini mungkin secara
alami berkembang biak secara biji, tetapi sangat reproduktif dengan potongan
batang, umbi, rhizomi, dan daun. Contoh gulma tahunan: imperata cylindrical,
12
G. Biaya dan Cara Pengendalian Gulma
Untuk keperluan tersebut, terlebih dahulu harus dilakukan kalibrasi alat semprot,
nozel, dan kecepatan jalan untuk mengetahui kebutuhan volume semprot per Ha.
Selanjutnya, konsentrasi larutan semprot dihitung dengan memakai data dosis per
Ha dan kebutuhan volume larutan semprot per Ha. Sepuluh tahapan cara kalibrasi
alat semprot :
a. Periksalah bagian-bagian alat semprot yang dipakai dan jenis alat pemercik.
Alat pemercik yang perlu diperhatikan adalah bunga percikan dan keluaran.
Alat pemercik yang dipasang di traktor, harus diukur satu persatu, untuk setiap
harus dikalibrasi.
c. Isi tangki alat semprot dengan air, pompa sampai tekanan 1 kg/cm2 dan jaga
agar tetap konstan selama pengukuran air yang keluar per detik. Alat semprot
(pressure gauge) pada tangki alat penyemprot. Atau dapat juga dilakukan
8 kali pertama, selanjutnya setiap 2 detik pompa lagi sebanyak 2 kali. Alat
semprot “CP-3” telah dilengkapi alat pengukur tekanan yang dipasang dalam
13
tangki. Pada kedudukan tekanan setinggi 1 kg/cm2. Pengukuran ini
e. Penyemprot yang terampil perlu dilatih kecepatan jalan sambil membawa alat
semprot punggung yang diisi dengan air, serta memompa sampai tekanan 1
lakukanlah :
patok.
detik dalam m
5,5 2
8 3
11 4
14 5
14
Rumus ini dibagi 1000 m agar diperoleh kecepatan jalan dalam km/jam.
detik sepanjang 8 m.
8 𝑥
=
10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑚
𝑥 = 2880 𝑗𝑎𝑚
2,880 𝑚. 𝑗𝑎𝑚
= 𝑚
1000
𝑘𝑚
𝑘𝑚
= 2,88 = 3 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
𝑗𝑎𝑚
Sumber : LPP, 1989
Kecepatan jalan alat semprot yang dipasang ditraktor, dapat dibaca pada
f. Isi penuh tangki alat semprot dan lakukan sekali lagi pengujian dan latihan
penyemprotan dengan kecepatan, tekanan alat semprot dan jarak yang telah
luas tanah tersebut, maka ketepatan membuka dan menutup klep pada batas
g. Untuk menentukan volume air yang telah disemprotkan pada petak tanah,
dapat dilakukan dengan mengisi air sampai keadaan permukaan air seperti
15
h. Lebar bunga semprot yang mengenai tanah, ditentukan oleh jenis alat
pemercik dan tingginya, serta tekanan alat semprot. Misalnya polijet tip
suatu petak tanah maka alat pemercik tersebut efektir hanya sebesar 2,0 m.
i. Untuk menentukan volume air yang diperlukan dalam satu hektar, dapat
dipakai rumus :
sebanyak:
3,6 𝐼 𝑥
=
2 𝑥 30 𝑚 10.000 𝑚2
60 𝑥 = 36.000
𝑥 = 600 𝐼/ℎ𝑎
j. Satu tangki alat semprot punggung dapat diisi air sebanyak 15 I, sedangkan
telah ditentukan 1 ha diperlukan 1 kg bahan aktir 2,4-D (0,5 kg bahan aktir per
liter) atau sebanyak 2 I herbisida, 2,4-D dan luartan herbisida yang dipakai
sebanyak 600 I/ha, maka air yang diperlukan sebagai bahan pelarut sebanyak
600 I-2 I= 598 I/ha. Untuk satu tangki alat semprot (15 I) diperlukan :
2𝐼 𝑥
=
600 15
15 𝑥 2 3
𝑥= = 60 𝐼
600
= 50 𝑐𝑐 2,4 − 𝐷/𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
16
Selanjutnya untuk 1 tangki diperlukan air sebanyak 15 I – 50 cc = 14,95 liter
dalam tangki alat semprot tidak selalu hasilnya memuaskan, karena herbisida
berbentuk tepung tidak dapat larut dengan sempurna. Maka dianjurkan agar
2 𝑥
=
600 200
200 𝑥 2 2
𝑥 = 600 = 3 𝐼
liter untuk memperoleh campuran yang baik, maka drum diisi air sebanyak 50 I,
lalu tuangkan 2/3 I 2,4 – D dan diaduk. Selajutnya drum diisi dengan air sampai
c. Mobilitas tinggi.
Kuadrat adalah ukuran luas yang di hitung dalam satuan kuadrat (m², cm²,
17
empat persegi panjang, dan bujur sangkar. Dalam pelaksanaan di lapangan, lebih
sering digunakan bujur sangkar.besar atau peubah yang dapat di ukur dengan
dan jumlah nisbah dominansi (JND) atau SDR (sumet dominance ratio), dengan
petak contoh.
e. Frekuensi Mutlak (FM) = jumlah petak contoh yang memuat jenis gulma
tertentu
f. Frekuensi Nisbi (FN) = frekuensi mutlak jenis gulma tertentu di bagi total
g. Nilai Penting (NP) = jumlah nilai semua peupah nisbi yang digunakan.
NP dan SDR dapat dihitung berdasarkan dua atau tiga peubah di atas,
18
SDR menggambarkan kemampuan suatu jenis gulma tertentu untuk
mengusai sarana tumbuh yang ada. Semakin bernilai SDR maka gulma tersebut
semakin dominan. Apabila nilai SDR diurutkan dari nilai yang tertinggi hingga
yang terendah, semua gulm harus diberi nomor urut walaupun nilai SDR-nya
gulma yang ada pada areal pengamatan. Perhitungan dalam analisa vegetasi
dengan menggunakan peubah yang diamati berupa kerapatan gulma dan penutup
KM = 20 + 10 + 10 = 40
KN = 40 : 100 = 0.40
DM = 40 + 20 + 30 = 90
DN = 90 : 200 = 0.45
NP = KN + DN + FN
19
FN =3:6 = 0.50
SDR = NP : 3
= 1.35 : 3 = 0.45
SDR alang-alang sebesar 0.45 atau 45% tersebut berarti bahwa alang-
alang menguasai 45% sarana tumbuh yang ada. Dengan cara perhitungan di atas
dapat dihitung nilai SDR untuk Wedusan dan Teki, yaitu masing-masing sebesar
23% untuk Wedusan dan 32% untuk teki. Dari ketiga data tersebut dapat
disimpulkan bahwa alang-alang adalah gulma yang paling dominan dengan urutan
20