Anda di halaman 1dari 12

REPRODUKSI DAN PENYEBARAN GULMA

Zulkarnain
05121007077

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
Keberhasilan suatu jenis organisme dalam berevolusi biasanya di ukur
dari banyaknya jumlah individu yang dihasilkan, luas daerah di permukaan bumi
yang dikuasainya,macam-macam habitat yang ditempati, dan potensi untuk
menurunkan sifat-sifat genetis yang sama ke generasi berikutnya. Ada tiga kriteria
umum yang dapat digunakan untuk menjelaskan vegetasi gulma dalam kaitanyya
dengan hal yang di atas yaitu:
a. Mempunyai daya reproduksi yang tingggi
b. Penyebaran bii yang luas
c. Pertumbuhan yang cepat
Bii gulma khususnya dari jenis semusim yang memegang peranan
penting dalam kaitanyya dalam keberhasilan usaha pencegahan atau pengendalian
gulma . jumlah biji yang mampu berkecambah dan tahan akan usaha
pengendalian, akan menentukan kerugian yang timbul pada tanaman pangan pada
setiap musimnya. Banyaknya biji yang ada di dalam tanah atau yang lebih dikenal
simpanan biji dan jatuh kepermukaan tanah dari gulma yang tumbuh pada musim
berikutnya,akan menentukan apakah jenis gulma ini dapat hidup dan mempunyai
potensi untuk merugikan tanaman pangn yang akan tumbuh di tempat itu. Oleh
karenanya biji mempunyai peranan yang sangat penting dan bukan hanya sebagai
alat perbanyakan diri.
Empat peranan yang dimiliki biji dalam siklus hidup gulma adalah:
1. Sebagai alat penyebaran ( dispersal)
2. Sebagai alat perlindungan terhadap keadaan yang tidak menguntungkan untuk
berkecembah dan tumbuh ( dormansi)
3. Sebagai sumber makanan sementara bagi lembaga
4. Sebagai sumber untuk pemindahan sifat keturunan pada generasi selanjutnya.
Peranan-peranan tersebut secara bersamaan akan menentukan
keberhasilan gulma dalam menghadapi seleksi alami untuk menghasilakn
berbagai jenis yang sesuai untuk setiap habita yang mempunyai faktor lingkungan
yang berbeda.
A. KARAKTERISTIK BIJI

Biji di defenisikan sebagai sel telur masak yang telah dibuahi dan
mempunyai lembaga, persediaan makanan dan lapisan pelindung. Biji
mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk memindahkan sifat keturunan
yang diperoleh dari tumbuhan induknya, dan mampu mempertahankan hidup
kecambahnya walaupun hanya untuk sementara sampai biji dapat menyerap
makanannya sendiri.
a. Ciri-ciri luar biji
Biji gulma mempunyai ciri luar yang sangat bervariasi dalam ukuran
bentuk, warna, dan detail bentuk permukaan..biji yang berukuran paling kecil
adalah Striga asiatica sedangkan biji yang berukuran paling besar
yaitu Momordica charantia
b. Ciri-ciri dalam biji
Ciri-ciri bagian dalam biji juga bervariasi seperti ciri-ciri bagian luar biji.
Perbedaan bagian dalam biji dapat berupa ciri-ciri dan letak lembaga, jumlah
persediaan makanan yang tersimpan dan komposisi kimiawi. Perbedaan yang
paling jelas dari ciri-ciri pada lembaga adalah jumlah kotiledon.pada lembaga
tumbuhan monokotil terdapat satu buah kotiledon sedangkan pada tumbuhan
dikotil terdapat duah buah kotiledon.
c. Jumlah biji
Setiap jenis gulma mempunyai potensi untuk menghasilkan biji dengan
jumlah yang berdeda-beda.kemampuan ini bergantung pada keadaan lingkungan
dimana tanaman itu hidup. Sebagai contohnya adalah bayam liar (Amaranthus
viridis) yang menghasilkan variasi jumlah biji dari hanya puluhan (pada tanah
yang tandus) hingga ribuan (pada tanah yang subur) .hampir semua gulma yang di
anggap penting yang memiliki potensi pembentukan biji yang tinggi.satu individu
pada suatu jenis tumbuhan di anggap mempunyai potensi untuk menghasilkan
populasi yang mempunyai daya kompetisi yang tinggi jika biji yang dihasilkannya
menyebar secara merata pada suatu daerah dan mempunyai tingkat
perkecambahan yang tinggi di tiap musimnya.
Jumlah biji yang ada dan berkecambah mungkin tidak cukup untuk
melakukan persaingan dengan tanaman pangannya, akan tetapi,mereka masih
dapat menghsilkan biji yang mampu untuk bersaing pada musim berikutnya.
Hampir semua jenis gulma semusim mengalokasikan sumber daya yang ada guna
pembentukan biji di mana perilaku ini tidak terjadi pada gulma menahun.
Beberapa jenis gulma mempunyai biji yang siap untuk melekat pada
hewan atau manusia sehingga dapat terbawa ketempat lain.populasi biji gulma
dalam tanah sangat bervariasi jumlahnya tergantung dari komposisi jenis gulma
yang tumbuh diatasnya dan sejarah dari tanah itu sendiri. Apabila tanah pada
mulanya digunakan sebagai peternakan, maka sebagian besar dari biji yang ada
merupakan biji gulma yang biasanya dijumpai pada daerah peternakan, dan begitu
pula untuk daerah peternian dan daerah lainnya. Dalam mempelajari pola produksi
biji, penyebaran dan penyimpanan,disetiap tahapan subtensi akan dijumpai jenis-
jenis pemula yang mempunyai simpanan biji cukup besar jika dibandingkan
dengan jenis pertengahan atau akhir.

B. REPRODUKSI BIJI GULMA

Gulma mampu berkembangbiak secara vegetatif maupun generatif


dengan biji yang dihasilkan. Secara vegetatif antara lain dengan rhizoma, stolon,
tuber, bulbus, corn dan runner.
1. Reproduksi Generatif
Reproduksi generatif pada gulma dengan melalui spora dan biji,
perkembangbiakan secara spora terjadi pada golongan pakis-pakisan, misalnya
pada Cyclosorus aridus. Berdasarkan sifat botaninya gulma digolongkan ke dalam
golongan monocotyledone (berkeping satu), golongan dicotyledone (berkeping
dua), sedangkan pembiakan melalui biji banyak dilakukan oleh gulma semusim
dan beberapa gulma dwi tahunan.
Pada kondisi yang tidak menguntungkan biji akan mengalami dormansi
yang merupakan sifat penting untuk mempertahankan dan melestarikan hidup
gulma. Dalam keadaan dormansi, biji dapat bertahan untuk jangka waktu yang
cukup lama dengan melakukan aktifitas metabolisme yang minimal. Peranan biji
khususnya gulma semusim, biji berperan penting dalam kaitannya dengan
keberhasilan usaha-usaha pencegahan dan pengendalian.
Biji terdiri dari: embrio, cadangan makanan dan kulit biji. Dormansi
dapat dibedakan menjadikan 3 macam yaitu:
a. Innate dormancy
Dormansi ini bersifat genetik yang antara lain dpat disebabkan: kulit biji
yang hipermeable, hambatan kimiawi dalam kulit biji, dan embrio yang
rudimenter.
b. Induced dormancy
Dalam keadaan sempurna menguntungkan biji tumbuh sempurna, namun
menjadi dorman akibat karena keadaan kurang menguntungkan.
c. Enforced dormancy
Biji menjadi dorman karena faktor tidak menguntungkan dan kemudian
akan segera tumbuh normal, bila faktor penghambat dihilangkan. Biji gulma akan
berkecambah apabila faktor pertumbuhan seperti air, gas, temperatur dan cahaya
terpenuhi. Air diperlukan menjalankan aktifitas metabolisme dan perkembangan
sel tumbuhan. Demikan juga dengan gas, temperatur dan cahaya memegang
peranan penting dalam memacu aktifitas metabolisme aktifitas suatu gulma.
Gulma akan berkembang dengan cepat apabila faktor seperti cahaya,
unsur hara, air, gas dan tempat hidup dapat dipenuhi secara maksimal.didalam
suatu ekosistem gulma tidak hidup secara tunggal, melainkan hidup bersama-sama
dengan tumbuhan lain atau tanaman lain, sehingga untuk melakukan faktor
tersebut harus melakukan persaingan. Persaingan akan terjadi bila timbul interaksi
antara lebih dari satu tumbuhan . interaksi adalah peristiwa saling tindak antar
tumbuhan tersebut.
2. Reproduksi Vegetatif

Perbanyakan vegetatif ialah prinsip perkembangbiakan bagi sebagian


besar gulma tahunan. Gulma yang memperbanyak diri secara vegetatif sulit untuk
dikendalikan karena banyak memiliki organ vegetatif dorman di dalam
tanah.Seperti juga perbanyakan sexual,perbanyakan secara vegetatif dapat dimulai
selama fase pertumbuhan awal tanaman. Selambat-lambatnya tiga minggu setelah
umbi. Beberapa bentuk organ vegetatif yang banyak ditemukan dalam
perbanyakan jenis-jenis gulma menahun:
a. Rhizoma (Rimpang)
Batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah bercabang-cabang
dan tumbuh mendatar,dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang mucul di atas
tanah dan dapat merupakan tumbuhan baru. Rimpang di samping merupakan alat
perkembiakan juga merupakan tempat penimbunan zat makanan cadangan.dan
termasuk batang berbentuk tabung, mempunyai buku, ruas, tumbuh menjalar di
bawah permukaan tanah. Contoh: Alang-alang (Imperata cylindrica), Imperata
cylindrica (ilalang), Rumput kakawatan (Cynodon dactylon)
b. Stolon
Batang yang menjalar di atas permukaan tanah yang setiap nodia dapat
membentuk akar dan tunas untuk membentuk individu baru, dan mempunyai ciri-
ciri seperti Batang silindris, mempunyai buku dan ruas; menjalar di permukaan
tanah. Pada beberapa jenis gulma, stolon menjalar di permukaan air, misalnya:
Cynodon dactylon, Digitaria adcendens ,Axonopus compressus ab, Eichornia
crassipes
c. Runner
Stolon yang internodianya sangat panjang membentuk tunas pada ujung.
Batang yang tumbuh di ketiak daun pada dasar tajuk dan menjalar dipermukaan
tanah. Contoh: Tapak limau (Elephantopus scaber) dan Eichornia crassipes
d. Umbi batang
Pangkal batang yang membengkak dan mempunyai mata tunas.
Contoh: Caladium sp.
e. Umbi akar
Ujung dari rhizoma yang membengkak dan merupakan cadangan
makanan serta mempunyai tunas ujung. Contoh: Cyperus rotundus dan Cyperus
esculentus
f. Umbi lapis (Bulbus)
Umbi ini memperlihatkan susunan yang berlapsi-lapis,yaitu terdiri atas
daun-daun yang telah menjadi tebal ,lunak, dan berdaging,merupakan bagian
umbi yang menyimpan zat makanan cadangan,sedangkan batangnya sendiri hanya
merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu,di antara lapisan
tersebut terdapat tunas yang dapat tumbuh, atau Batang yang memendek,
mempunyai lapisan-lapisan berdaging. Misalnya: Allium veneale (bawang-
bawangan).
g. Corn
Batang yang gemuk, pendek berdaging dan terdapat dalam tanah yang
dilapisi daun yang mereduksi menjadi sisik dan terdapat tunas yang
tumbuh,misalnya: Ranumculus bulbasus.
Beberapa jenis gulma menahun mempunyai lebih dari satu organ
perbanyakan vegetatif. Contoh: Cynodon dactylon (stolon dan rhizoma) dan
Cyperus rotundus (rhizome dan umbi).
Areal pertanian yang didominasi oleh gulma perennial yang mempunyai
organ perbanyakan vegetatif relatif lebih sulit untuk dikendalikan. Faktor yang
mempengaruhi umur dan daya tahan hidup organ perbanyakan vegetatif:
- Kedalaman
Pada Sorghum halepense, hanya pada kedalaman 20 cm Rhizomanya
masih bertahan hidup, pada kedalaman kurang dari ini semua mati akibat suhu
rendah dimusim dingin. Pada Agropyron repens dan Cyperus
esculentus kedalaman lebih dari 2.0 2.5 cm berpengaruh nyata terhadap
peningkatan daya tahan hidupnya.
- Temperatur
Pada suhu -4oC semua umbi Cyperus esculentus masih dapat bertahan
hidup pada -10oC semuanya mati.
- Kekeringan
Organ perbanyakan vegetatif lebih peka terhadap kekeringan
dibandingkan dengan organ generatif. Pada Sorghum halapense pengeringan
hingga kandungan air tinggal 40% dapat mematikan semua rhizoma.
Peranan Reproduksi Vegetatif:
Berperan penting dalam penyebaran dan perbanyakan jenis-jenis gulma
menahun tanpa adanya proses pembungaan.
Jenis-jenis gulma yang mempunyai organ perbanyakan vegetatif mampu
bertahan diri terhadap adanya gangguan yang berulang-ulang yang
menghambat pembungaan, pembentukan biji, dan Penyebarannya.
Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, dan Eichornia crassipes adalah
jenis gulma berbahaya yang dominan di negara tropis

C. PENYEBARAN GULMA

Penyebaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar Penyebaran biji


pada tumbuhan pada umumnya menggunakan bantuan angin, hewan, air dan
udara. Dengan adanya bantuan tersebut, tumbuhan dapat memperluas daerah
tumbuhnya dan menjaga kelestarian spesiesnya.
Cara Penyebaran dengan bantuan faktor luar:
1. Anemokori
Anemokori adalah Penyebaran biji dengan bantuan angin. Hembusan
angin dapat membawa spora atau biji pergi meninggalkan induknya untuk
menemukan daerah baru yang cocok dan sesuai dengan habitat sebelumnya, untuk
tumbuh menjadi tumbuhan baru. Ciri alat Penyebaran pada cara ini:
a. Biji kecil dan ringan, contohnya biji anggrek (Orchidaceae) dan spora
jamur.
b. Biji berbulu atau berambut, contohnhya alang-alang (Imperata cylindrical)
dan kapuk (Ceiba pentandra).
c. Biji bersayap, contohnya mahoni (Switenia sp) dan dammar
(Agathis alba).
d. Buah bersayap, contohnya meranti dan tengkawang
(famili Dipterocarpaceae).
e. Biji terpencar karena tangkainya tergoyang angin dan keluar lewat lubang
atau celah pada biji. Mekanisme ini disebut pendupaan, misalnya pada
opium (Papaver).
2. Hidrokori
Hidrokori adalah proses Penyebaran menggunakan bantuan air.
Hidrokori dapat terjadi melalui air sungai maupun air laut. Proses ini dapat
membawa biji yang memiliki ciri pada umumnya ringan dan embrio/lembaga
yang mempunyai pelindung baik menjauh dari induknya. Tanaman yang
disebarkan dengan cara ini biasanya mempunyai struktur buah dengan 3 lapis
kulit, yaitu eksokarp yang licin dan berkilat sehingga kedap air, mesokarp yang
tebal dan banyak rongga udara sehingga ringan, dan endokarp yang keras dan kuat
sebagai pelindung lembaga yang ada di dalamnya. Contohnya kelapa
(Cocosnucifera), nyamplung (Calophylum sp), eceng gondok, teratai, dan bakau.
3. Zookori
Zookori adalah Penyebaran dengan bantuan hewan. Cara Penyebaran ini
dapat dibedakan lagi sebagai berikut.
a. Ornitokori
Penyebaran ini terjadi dengan perantara burung. Biasanya biji tanaman
ini tidak dapat dicerna dan akan keluar berwama kotoran burung. Contohnya
beringin (Ficus benjamina), talok (Muntingia calabora, dan benalu
(Loranthus sp.).
b. Kiropterokori
Kiropterokori merupakan Penyebaran dengan perantara kelelawar (codot
dan kalong). Tumbuhan yang Penyebarannya seperti ini buahnya berdaging dan
dapat dimakan oleh kelelawar, contohnya jambu biji (Psidium gunjava), dan
papaya (Papaya sp).
c. Entomokori
Penyebaran ini terjadi dengan perantara serangga. Biasanya terjadi pada
tumbuhan berbiji kecil dan berlemak, misalnya wijen (Sesamum) dan tembakau
(Nicotiana).
d. Mammokori
Penyebaran ini melalui bantuan hewan menyusui selain manusia.
Penyebaran mammokori dibagi 2, yaitu endozoik, cara Penyebarannya melaui
feses hewan yang memakan buah tumbuhan tersebut. Misalnya pada biji kopi,
arbei, jambu biji, delima. Eksozoik, cara Penyebarannya melalui biji yang melekat
pada bulu-bulu binatang.
4. Antropokori
Antropokori merupakan Penyebaran dengan perantara manusia.
Tumbuhan yang memencar dengan cara ini dapat menyebar pada area yang sangat
luas. Penyebaran cara ini dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Penyebaran secara sengaja
Penyebaran tumbuhan terjadi sesuai dengan kepentingan manusia
terhadap tumbuhan tersebut. Contohnya kopi dan kelapa sawit yang berasal dari
Afrika sekarang ada di Indonesia.
b. Penyebaran secara tidak sengaja
Penyebaran ini terjadi karena tanpa sengaja terbawa, misalnya
biji rumput-rumputan yang menempel di baju atau celana waktu melewatinya.
Penyebaran seperti ini disebut eksozoik.

Penyebaran Gulma
Tidak seperti hewan, tumbuhan termasuk bijinya tidak dapat
bergerak dengan kekuatannya sendiri. Organ-organ reproduksi (generatif dan
vegetatif) dapat disebarkan oleh, antara lain:
1. Penyebaran oleh manusia
Merupakan faktor utama dalam penyebaran gulma dari satu tempat ke
tempat lain. nSecara sengaja :masuknya Eichornia crassipes, Mikania micrantha
ke Indonesia. Tidak sengaja :Melalui hasil tanaman, benih, makanan ternak, dan
jerami.
2. Penyebaran oleh angin
Terjadi pada biji gulma yang mempunyai organ khusus seperti sayap,
parasut, bulu-bulu halus. Contoh: tempuyung (Sonchus arvensis) dan alang-alang
(Imperata cylindrica). Biji berukuran kecil seperti dari keluarga Orchidaceae,
Orobanceae, Striga spp juga dapat mudah terbawa angin ke tempat lain.
3. Penyebaran oleh air
Organ reproduksi (biji atau bagian vegetatifnya) atau berupa tumbuhan
utuh dapat terbawa hanyut bersamaan dengan aliran air hujan, irigasi, sungai. Biji
tersebut mempunyai organ khusus sehingga mudah terapung. Air irigasi
merupakan sumber terpenting dari masuknya biji gulma ke suatu daerah.
4. Penyebaran melalui mekanisme pecahnya biji
Buah masak karena masak atau terkena air kemudian terlempar ke luar.
Umumnya dari famili leguminose, contoh: Mimosa pudica.

Penyebaran oleh manusia merupakan aktor utama dalam penyebaran


gulma dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam hal penyebaran ini manusia dapat
melakukan secara langsung dan secara sengaja atau tidak sengaja. Manusia sering
kali memasukkan jenis tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lain
untuk keperluan penelitian, perdagangan, hobi dan tujuan lainnya. Penyebaran
secara tidak sengaja biasanya terjadi melalui hasil tanaman, benih, makanan
ternak dan jerami. Penyebaran gulma melalui benih tanaman yang terkontaminasi
lebih sering terjadi. Pemanenan secara mekanis lebih memperbesar kemungkinan
terjadinya kontaminasi benih dengan biji gulma.
Di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia kontaminasi benih
dengan biji-biji gulma merupakan sumber utama yang menambah
besarnyasimpanan biji dalam tanah. Penggunaan benih yang berkualitas dan
penerapan sertifikasi benih akan dapat mengurangi masalah ini. Makanan ternak
juga banyak mengandung organ-organ reproduksi gulma. Meskipun pencernaan
hewan dapat mematikan biji gulma, tetapi sebagian masih viabel. Jerami yang
digunakan untuk makanan ternak atau mulsa juga seringkali mengandung biji
gulma. Perlu diingat bahwa bila suatu lahan terinfestasi oleh gulma
tertentu, penambahan biji jenis gulma tersebut tidak memberikan pengaruh yang
besar tetapi bila lahan tersebut masih belum terinvestasi maka masuknya
beberapa butir biji saja sudah cukup untuk menginvestasi lahan tersebut.
Penyebaran oleh Hewan Biji beberapa jenis gulma mudah melekat pada
bagian luar tubuh hewan maupun manusia; dan terbawa dari suatu tempat ke
tempat lain. Penyebaran melalui bagian luar hewan ini disebut epizoochory.
Penyebaran gulma oleh hewan juga dapat terjadi setelah melalui bagian dalam
atau pencernaannya (endozoochory) seperti telah dikemukakan tidak semua biji
gulma dapat matisetelah melalui pencernaan hewan. Penyebaran oleh Angin Biji
beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus seperti sayap, parasut dan
sebagainya yang memudahkannya untuk terbang terbawa angindari satu tempat ke
tempat laun. Beberapa biji jenis gulma yang menyebar dengan cara ini antara lain
tempuyung (Souchus arvensis) dan alang-alang ( Imperata cylindrica).Biji-biji
gulma yang berukuran kecil seperti biji dari keluarga Orchidaceae,
Orobancheae,Striga spp dapat mudah terbawa angin dari satutempat ke tempat
lain.
Penyebaran oleh air Organ reproduksi gulma berupa biji atau bagian
vegetatifnya atau berupa tumbuhan utuh dapat terbawa hanyut bersama-sama
dengan aliran air hujan,air irigasi, sungai dan sebagainya. Biji-biji beberapa jenis
gulma mempunyai organ khusus yang menyebabkannya mudah terapung sehingga
mudah terbawa aliran.Biji gulma mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap
perendaman.Sebagian diantaranya mempunyai ketahanan dalam air cukup lama.

Anda mungkin juga menyukai