DOSEN PENGAMPU
Ditulis Oleh :
Aditya Rahutama
133200090
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Perbanyakan dan
Penyebaran Gulma” dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Perlindungan Tanaman. Rasa terima kasih penulis tidak terkirakan kepada yang terhormat
Bapak Mofit Eko Purwanto, Dr., Ir., MP selaku dosen pengampu dalam pembuatan makalah
ini serta kepada orang tua penulis yang telah mendukung dan teman-teman yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan penulis bahwa semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
“Perbanyakan dan Penyebaran Gulma”.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan keterbatasan
yang penulis miliki. Tegur dan sapa dari pembaca akan penulis terima demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu tertentu
tidak dikehendaki oleh manusia. Gulma tidak dikehendaki karena bersaing dengan
tanaman yang dibudidayakan dan dibutuhkan biaya pengendalian yang cukup besar yaitu
sekitar 25-30% dari biaya produksi (Soerjani et al. 1996). Gulma mampu bersaing efektif
selama jangka waktu kira-kira 1/4 - 1/3 dari umur tanaman semusim (annual crops) sejak
awal pertumbuhannya. Pada lahan kering gulma tumbuh lebih awal dan populasinya lebih
padat dan menang bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan, sehingga gulma
seringkali menjadi masalah utama setelah faktor air dalam sistem produksi tanaman di
lahan kering, terutama tanaman semusim (pangan dan sayuran) (Barus, E. 2003).
Gulma dapat berkembangbiak dan dapat berpindah-pindah tempat bahkan gulma
dapat berpindah tempat dari daerah satu ke daerah yang lai. Hal ini dapat terjadi karena
adanya penyebaran biji gulma yang menyebabkan gulma tersebut dapat berkembangbiak
dengan cepatnya (Anonim, 2011)
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan pembuatan makalah ini untuk
mengetahui bagaimana perbanyakan dan penyebaran dari gulma.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana perbanyakan gulma?
2) Bagaimana penyebaran gulma?
C. Tujuan
1) Memberikan pengetahuan tentang perbanyakan gulma,
2) Mengetahui tentang penyebaran gulma.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbanyakan Gulma
Gulma mampu berkembang biak secara vegetatif maupun generatif dengan biji yang
dihasilkan. Secara vegetatif antara lain dengan rhizoma, stolon, dan bulbus. Pembiakan
melalui spora umumnya dilakukan bangsa Pakisan, sedang pembiakan melalui biji
banyak dilakukan oleh gulma semusim dan beberapa dwi tahunan. Pada kondisi yang
tidak menguntungkan biji akan mengalami dormansi yang merupakan sifat penting untuk
mempertahankan dan melestarikan hidup gulma. Dalam keadaan dormansi, biji dapat
bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama dengan melakukan aktivltas metabolisme
yang minimal.
1. Perbanyakan generatif
Pembungaan pada sebagian besar gulma semusim telah dimulai 5 minggu setelah
tanam dan bersamaan dengan produksi anakan, tunas dan daun yang cepat.
Lamanya periode perbanyakan cukup lama dan bunga dihasilkan terus menerus.
Akibatnya, masaknya biji juga terus menerus , suatu gambaran yang unik, tidak
sama dengan tanaman dimana masaknya biji pada waktu yang hampir bersamaan.
Biji gulma jarang ukurannya besar tetapi cukup mengagumkam bagaimana
efisiennya biji mengsuplai makanan selama periode awal kritis pertumbuhan.
Suplai pangan dilakukan sesegera dan sebanyak mungkin sehingga memaksa
gulma segera memasuki pertumbuhan mandiri, dan menjadi pesaing bagi tanaman
disekitarnya.
a. Panjang hari
Pada gulma Rottboellia, pembungaan meningkat pada panjang hari sekurang-
kurangnya selama 28 hari. Memperpanjang lamanya hari akan meningkatkan
kesuburan benih sehingga jumlah bunga yang steril per tangkai bunga semakin
banyak.
b. Ketersediaan unsur hara
Ketersediaan dan kecukupan sumber dan sarana pertumbuhan bagi gulma
untuk pertumbuhan vegetatif menjadi faktor kritis yang mempengaruhi
kapasitas reproduksi. Pada kondisi persaingan yang berat terhadap unsur hara,
air, cahaya, dan tempat dengan tanaman, kapasitas reproduksi gulma akan
menurun drastis.
c. Temperatur
Temperatur mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada perbanyakan
sexual gulma, dan juga mempengaruhi proses fisiologi dan biokimia pada
tubuh gulma. Pengaruh langsung dari temperatur pada pembungaan dan
produksi biji terkait dengan respon proses penyerbukan akibat perubahan
temperatur.
2. Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan vegetatif ialah prinsip perkembangbiakan bagi sebagian besar gulma
tahunan. Gulma yang memperbanyak diri secara vegetatif sulit untuk
dikendalikan karena banyak memiliki organ vegetatif dorman di dalam tanah.
Seperti juga perbanyakan sexual, perbanyakan secara vegetatif dapat dimulai
selama fase pertumbuhan awal tanaman. Selambat-lambatnya tiga minggu setelah
umbi Scirpus maritimus dan Cyperus rotundus bertunas dan umbi lainnya
terbentuk.
Perbanyakan vegetatif antara lain dengan rhizoma, stolon, dan bulbus.
a. Stolon yaitu batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan tanah. Geragih
tersusun atas ruas-ruas. Setiap ruas yang menempel pada tanah akan membentuk
akar dan tumbuh tunas baru. Contohnya Paspalum conjugatum dan Digitaris
sanguinalis.
B. Penyebaran gulma
Penyebaran gulma dari tempat satu ke tempat yang lain dapat terjadi melalui
aktivitas sendiri, dengan bantuan alam, maupun dengan bantuan makluk lain.
1. Aktivitas atau kekuatan sendiri
Jenis gulma dart famili Leguminoceae mampu melakukan aktivitas sendiri yang
menyebarkan keturunannya melalui biji. Biji Leguminoceae yang telah masak,
menyebabkan polong pecah sehingga biji terlempar ke luar. Misalnya: Mimosa
pigra, Crotalaria juncea.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa gulma dapat
tempat dari daerah satu ke daerah yang lai. Pada perbanyakan gulma, ada perbanyakan
secara generatif melalui biji dan ada juga perbanykan secara vegetatif melalui stolon,
Gulma juga berpinda tempat melalui penyebaran. Ada beberapa cara untuk gulam
mengalami penyebaran yaitu dengan kekuatan sendiri, dengan bantuan alam, dan dengan
bantuan makhluk hidup lain. Dengan kekuatan sendiri di sini dimaksudkan gulma
bantuan angin, air, dan tanah. Dengan bantuan makhluk hidup lain contohnya dengan
Soerjani, M., M. Soendaru dan C. Anwar. 1996. Present Status of Weed Problems and Their
Control in Indonesia. Biotrop. Special Publication.
Natawigena, H., 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya. Bandung. Hal:
147-160.
Sukman, Y. & Yakub, 1991 dan Telnik Pengendaliannya. Rajawali Press. Jakarta. Hal: 1- 34