Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS

PERBANYAKAN DAN PENYEBARAN GULMA

DOSEN PENGAMPU

Mofit Eko Purwanto, Dr., Ir., MP

Ditulis Oleh :

Aditya Rahutama

133200090

PRODI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Perbanyakan dan
Penyebaran Gulma” dapat terselesaikan.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Perlindungan Tanaman. Rasa terima kasih penulis tidak terkirakan kepada yang terhormat
Bapak Mofit Eko Purwanto, Dr., Ir., MP selaku dosen pengampu dalam pembuatan makalah
ini serta kepada orang tua penulis yang telah mendukung dan teman-teman yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan penulis bahwa semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
“Perbanyakan dan Penyebaran Gulma”.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan keterbatasan
yang penulis miliki. Tegur dan sapa dari pembaca akan penulis terima demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 6 Mei 2021

Penulis

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu tertentu
tidak dikehendaki oleh manusia. Gulma tidak dikehendaki karena bersaing dengan
tanaman yang dibudidayakan dan dibutuhkan biaya pengendalian yang cukup besar yaitu
sekitar 25-30% dari biaya produksi (Soerjani et al. 1996). Gulma mampu bersaing efektif
selama jangka waktu kira-kira 1/4 - 1/3 dari umur tanaman semusim (annual crops) sejak
awal pertumbuhannya. Pada lahan kering gulma tumbuh lebih awal dan populasinya lebih
padat dan menang bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan, sehingga gulma
seringkali menjadi masalah utama setelah faktor air dalam sistem produksi tanaman di
lahan kering, terutama tanaman semusim (pangan dan sayuran) (Barus, E. 2003).
Gulma dapat berkembangbiak dan dapat berpindah-pindah tempat bahkan gulma
dapat berpindah tempat dari daerah satu ke daerah yang lai. Hal ini dapat terjadi karena
adanya penyebaran biji gulma yang menyebabkan gulma tersebut dapat berkembangbiak
dengan cepatnya (Anonim, 2011)
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan pembuatan makalah ini untuk
mengetahui bagaimana perbanyakan dan penyebaran dari gulma.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana perbanyakan gulma?
2) Bagaimana penyebaran gulma?

C. Tujuan
1) Memberikan pengetahuan tentang perbanyakan gulma,
2) Mengetahui tentang penyebaran gulma.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbanyakan Gulma
Gulma mampu berkembang biak secara vegetatif maupun generatif dengan biji yang
dihasilkan. Secara vegetatif antara lain dengan rhizoma, stolon, dan bulbus. Pembiakan
melalui spora umumnya dilakukan bangsa Pakisan, sedang pembiakan melalui biji
banyak dilakukan oleh gulma semusim dan beberapa dwi tahunan. Pada kondisi yang
tidak menguntungkan biji akan mengalami dormansi yang merupakan sifat penting untuk
mempertahankan dan melestarikan hidup gulma. Dalam keadaan dormansi, biji dapat
bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama dengan melakukan aktivltas metabolisme
yang minimal.

1. Perbanyakan generatif
Pembungaan pada sebagian besar gulma semusim telah dimulai 5 minggu setelah
tanam dan bersamaan dengan produksi anakan, tunas dan daun yang cepat.
Lamanya periode perbanyakan cukup lama dan bunga dihasilkan terus menerus.
Akibatnya, masaknya biji juga terus menerus , suatu gambaran yang unik, tidak
sama dengan tanaman dimana masaknya biji pada waktu yang hampir bersamaan.
Biji gulma jarang ukurannya besar tetapi cukup mengagumkam bagaimana
efisiennya biji mengsuplai makanan selama periode awal kritis pertumbuhan.
Suplai pangan dilakukan sesegera dan sebanyak mungkin sehingga memaksa
gulma segera memasuki pertumbuhan mandiri, dan menjadi pesaing bagi tanaman
disekitarnya.

Faktor utama yang memengaruhi pembungaan dan produksi biji :

a. Panjang hari
Pada gulma Rottboellia, pembungaan meningkat pada panjang hari sekurang-
kurangnya selama 28 hari. Memperpanjang lamanya hari akan meningkatkan
kesuburan benih sehingga jumlah bunga yang steril per tangkai bunga semakin
banyak.
b. Ketersediaan unsur hara
Ketersediaan dan kecukupan sumber dan sarana pertumbuhan bagi gulma
untuk pertumbuhan vegetatif menjadi faktor kritis yang mempengaruhi
kapasitas reproduksi. Pada kondisi persaingan yang berat terhadap unsur hara,
air, cahaya, dan tempat dengan tanaman, kapasitas reproduksi gulma akan
menurun drastis.
c. Temperatur
Temperatur mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada perbanyakan
sexual gulma, dan juga mempengaruhi proses fisiologi dan biokimia pada
tubuh gulma. Pengaruh langsung dari temperatur pada pembungaan dan
produksi biji terkait dengan respon proses penyerbukan akibat perubahan
temperatur.

2. Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan vegetatif ialah prinsip perkembangbiakan bagi sebagian besar gulma
tahunan. Gulma yang memperbanyak diri secara vegetatif sulit untuk
dikendalikan karena banyak memiliki organ vegetatif dorman di dalam tanah.
Seperti juga perbanyakan sexual, perbanyakan secara vegetatif dapat dimulai
selama fase pertumbuhan awal tanaman. Selambat-lambatnya tiga minggu setelah
umbi Scirpus maritimus dan Cyperus rotundus bertunas dan umbi lainnya
terbentuk.
Perbanyakan vegetatif antara lain dengan rhizoma, stolon, dan bulbus.

a. Stolon yaitu batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan tanah. Geragih
tersusun atas ruas-ruas. Setiap ruas yang menempel pada tanah akan membentuk
akar dan tumbuh tunas baru. Contohnya Paspalum conjugatum dan Digitaris
sanguinalis.

b. Rhizoma merupakan modifikasi dari batang yang tumbuh menjalar dibawah


permukaan tanah. Salah satu ciri rhizoma yang nampak adalah adanya ruas-ruas,
sehingga dari setiap ruas tersebut dapat tumbuh individu baru. Contohnya
Panicum repens dan Agropyron repens.

c. Umbi lapis ( Bulbus). Umbi ini memperlihatkan susunan yang berlapsi-


lapis,yaitu terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal ,lunak, dan
berdaging,merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan
cadangan,sedangkan batangnya sendiri hanya merupakan bagian yang kecil pada
bagian bawah umbi lapis itu,di antara lapisan tersebut terdapat tunas yang dapat
tumbuh, atau Batang yang memendek, mempunyai lapisan-lapisan berdaging.
Misalnya: Allium veneale ( bawang –bawangan).

Faktor yang memengaruhi perbanyakan vegetatif:

a. Textur tanah mempengaruhi perbanyakan vegetatif. Pada gulma Sorghum


halepense, produksi rhizome dilaporkan dua kali lebih banyak pada lempung
berpasir daripada tanah berat. Rhizome dapat menembus tanah lebih dalam
pada jenis tanah ini dan persaingan terhadap sumber hara pada tanah
berkurang. Keadaan ini hampir sama pada gulma lainnya yang mekanisme
perbanyakan vegetatifnya berada di bawah tanah.
b. Panjang hari juga penting pada perbanyakan secara vegetatif seperti juga
pada perbanyakan sexual. Pemberian panjang hari pendek merangsang
pembentukan umbi Scirpus maritimus. Panjang hari panjang terlihat
menurunkan jumlah umbi tetapi meningkatkan bobot per umbi. Hal yang
sama pada gulma Cyperus rotundus, pemberian panjang hari selama 10 jam
meningkatkan pembentukan umbi, sedangkan pemberian panjang hari selama
18 jam menurunkan produksi umbi.
c. Intensitas cahaya dapat mempengaruhi perbanyakan asexual melalui
pengaruhnya pada akumulasi bahan kering dan proses fisiologi laiinya.
Gulma C.rotundus yang diberi cahaya matahari langsung memiliki daun yang
lebih pendek tetapi menghasilkan lebih banyak umbi. Penurunan intensitas
cahaya cukup besar menurunkan produksi umbi.

B. Penyebaran gulma
Penyebaran gulma dari tempat satu ke tempat yang lain dapat terjadi melalui
aktivitas sendiri, dengan bantuan alam, maupun dengan bantuan makluk lain.
1. Aktivitas atau kekuatan sendiri
Jenis gulma dart famili Leguminoceae mampu melakukan aktivitas sendiri yang
menyebarkan keturunannya melalui biji. Biji Leguminoceae yang telah masak,
menyebabkan polong pecah sehingga biji terlempar ke luar. Misalnya: Mimosa
pigra, Crotalaria juncea.

2. Dengan bantuan alam


a. Angin. – Penyebaran dengan bantuan angin dapat mencapai jarak yang sangat
jauh. Penyebaran dengan cara ini terjadi pada jenis gulma yang memiliki biji
serta dilengkapi alat untuk penyebaran. Misalnya; Imperata cylindrica,
Eupatorium odoratum.
b. Air. – Penyebaran semacam ini banyak terjadi pada gulma air. Aliran air dapat
membawa biji gulma menyebar ke tempat lain. Misalnya: Eichornia crassipes,
Setoria viridis.
c. Tanah, alat pertanian dan pupuk kandang. – Penyebaran gulma dapat
dilakukan dengan bagian gulma di atas tanah dan di bawah tanah. Bagian di atas
tanah yakni oleh biji, spora dan potongan batang, sedangkan bagian di bawah
tanah oleh rimpang, geragih, umbi dan akar. Pada umumnya gulma lebih
dirasakan pada perkebunan besar seperti perkebunan karet, kopi, teh kelapa
sawit, kina dan sebagainya. Hal ini erat kaitannya dengan faktor tenaga kerja dan
mekanisasi yang terbatas yang menggunakan alat-alat pertanian. Pada pertanian
rakyat di Jawa yang pada umumnya bersifat usahatani kecil dan padat karya,
gulma belum dirasakan sebagai masalah yang besar karena pola pertanian di
Jawa umumnya adalah padi sawah yang intensif dengan pengairan yang teratur.
Biji gulma yang keras yang termakan oleh binatang ternak, tidak rusak oleh
pencernaan dan keluar kembali bersama kotoran pada tempat yang berbeda yang
berupa pupuk kandang. Perpindahan semacam ini sering disebut Endozooctory.

3. Melalui bantuan makluk


a. Hewan mamalia. – Biji gulma yang menempel pada bagian luar tubuh
binatang dapat menyebarkan gulma yang disebut Epizooctory. Misalnya
Themeda arguens, Trywnphyta lapata
b. Burung. – Burung yang makan bagian biji yang berlendir menyebabkan
terikutnya biji
c. Manusia. – Manusia sengaja membawa gulma karena adanya keperluan lain,
misalnya karena indahnya bunga dimaksud untuk tanaman hias.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa gulma dapat

berkembangbiak dan dapat berpindah-pindah tempat bahkan gulma dapat berpindah

tempat dari daerah satu ke daerah yang lai. Pada perbanyakan gulma, ada perbanyakan

secara generatif melalui biji dan ada juga perbanykan secara vegetatif melalui stolon,

rhizoma, dan bulbus.

Gulma juga berpinda tempat melalui penyebaran. Ada beberapa cara untuk gulam

mengalami penyebaran yaitu dengan kekuatan sendiri, dengan bantuan alam, dan dengan

bantuan makhluk hidup lain. Dengan kekuatan sendiri di sini dimaksudkan gulma

mengalami penyerbukan sendiri. Sedangkan dengan bantuan alam contohnya dengan

bantuan angin, air, dan tanah. Dengan bantuan makhluk hidup lain contohnya dengan

bantuan hewan mamalia, burung, dan campur tangan manusia.


Daftar Pustaka

Soerjani, M., M. Soendaru dan C. Anwar. 1996. Present Status of Weed Problems and Their
Control in Indonesia. Biotrop. Special Publication.

Natawigena, H., 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya. Bandung. Hal:
147-160.

Sukman, Y. & Yakub, 1991 dan Telnik Pengendaliannya. Rajawali Press. Jakarta. Hal: 1- 34

Triharso, 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta. Hal: 215-243.

Anda mungkin juga menyukai