Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GULMA

ALAT PERKEMBANGBIAKAN GULMA

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. M. Syarief, M.P.

Iqbal Erdiansyah, S.P., M.P.

Ilham Mukhlisin, S.S.T., M.Sc.

Teknisi :

Kaidi, S.P.

Yeni Suprati, A.Md.

Disusun Oleh :

Ferry Yoga Pratama(A42200237)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman yang dibudidayakan,


gukma sendiri kehadirannya tidak diinginkan karena gulma merugikan bagi tanaman
budidaya. Gulma memiliki nama lain yaitu herba, tanaman penganggu atau tanaman liar.
Gulma dapat beradaptasi pada ritme pertumbuhan tanaman budidaya. Apabila terluka,
pertumbuhan gulma sangat cepat dan daya regenerasinya tinggi. Gulma mampu berbunga
meskipun keberadaannya dirugikan oleh tanaman budidaya.

Gulma secara langsung atau tidak langsung merusak tanaman perkembangan. Gulma
dapat merusak tanaman yang sudah berkembang karena memang benar, gulma menyaingi
tanaman yang dikembangkan untuk zat ringan, ringan dan sintetis untuk air, suplemen, gas
dasar, dan dalam kasus alelopati. Karena gulma yang dapat menurunkan derajat efisiensi
pengembangan atau hortikultura.

Gulma yang dapat merusak tanaman yang sudah berkembang harus dikendalikan.
Akibatnya, penting untuk melakukan apa yang dikenal sebagai strategi pengendalian
gulma sehingga dapat mengurangi acara kontes baik secara nyata, organik maupun sintetis
agar tidak merugikan baiklah untuk pengembangan dengan tujuan dapat menciptakan
kegunaan yang ideal.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari laporan Ilmu Gulma yaitu :

1. Mahasiswa dapat menganalisis proses perkembang biakan vegetative gulma

2. Mahasiswa dapat menganalisis gaya tumbuh gulma


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada suatu tempat dan keberadaannya
tidak diinginkan manusia karena mengganggu tanaman budidaya atau mengganggu aktivitas
manusia. Konteks ekologi, gulma tanaman budidaya (weed crop ecology) adalah tumbuhan
yang berasal dari lingkungan alami dan secara kontinyu menggangu tanaman dan aktivitas
manusia dalam usaha tanaman budidaya (Aldrich, 1984).
Gulma adalah tumbuhan yang salah tempat yang tidak dikehendaki keberadaanya
karena ditempat tumbuhnya tersebut diperuntukkan untuk tanaman budidaya. Kerugian yang
diakibatkan oleh gulma cenderung lebih besar dibandingkan oleh hama dan penyakit
tumbuhan. Resiko yang ditimbulkan oleh gulma ini harus dikendalikan petani agar tidak
menimbulkan kerugian yang besar.
Radosevich and Holt (1984), pertanaman dikatakan bergulma, manakala didalam
pertanaman ada tumbuhan yang tidak diinginkan dalam jumlah yang berpotensi merugikan.
Gulma tidak hanya sebagai tumbuhan yang tidak diingikan keberadaannya terkait tempat dan
waktu, namun juga beberapa hal lain seperti; tumbuhan yang keberadaannya tidak pernah
ditanam atau disebar.
1.2 Penggolongan Gulma
Berdasarkan bentuk daunnya gulma dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu
gulma berdaun sempit, gulma berdaun lebar dan gulma teki. Gulma berdaun sempit memiliki
bentuk daun yang sempit dan memanjang umumnya dimiliki tumbuhan monokotil contohnya
Paspalum conjugatum dan Eleusine indica. Gulma berdaun lebar memiliki perbandingan
lebar dan panjang daun yang seimbang sesuai dengan bentuk daun pada dikotil contohnya
Portulaca oleracea dan Lantana camara. Gulma teki memiliki bentuk daun sempit dan
memanjang akan tetapi batang pada gulma tekian berbentung segitiga atau non silindris
contoh Cyperus rotundus dan Cyperus iria.
Berdasarkan lama siklus hidupnya dialam gulma dapat dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut: 1) gulma setahun atau semusim (annual weeds) merupakan gulma yang
berkecambah, tumbuh, berbunga dan mati hanya dalam waktu setahun atau semusim
contohnya Ageratum conyzoides; 2) gulma dua tahunan (biennial weeds) merupakan gulma
yang menyelesaikan siklus hidupnya dengan kurun waktu antara 12 bulan sampai 24 bulan
contohnya Plantago mayor; 3) gulma tahunan (perennial weeds) merupakan gulma yang
mampu menghasilkan buah, biji dan bunga lebih dari sekali dalam siklus hidupnya contohnya
Cyperus rotundus.
Gulma perennial (gulma tahunan) mempunyai kemampuan regenerasi yang cukup
tinggi. Gulma ini dapat digolongkan menjadi dua sebagai berikut:
1. Gulma perennial sederhana, jenis gulma hanya mampu melakukan perbanyakan dengan
biji, akan tetapi apabila batang gulma tersebut dipotong maka gulma dapat melakukan
perbanyakan secara vegetatif.
2. Gulma perennial merayap, gulma ini mampu menyebar dengan cara merayap
menggunakan stolon, akar yang merayap dan rhizoma.
2.3 Alat Perkembangbiakan Gulma
Gulma dapat berkembangbiak secara generatif maupun vegetatif. Reproduksi
generatif gulma melalui biji atau spora, umumnya gulma semusim berkembang biak secara
generatif. Setiap biji gulma memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari segi warna, bentuk
dan detail permukaannya. Dalam daur hidup gulma, biji memiliki empat peranan tambahan
yaitu 1) penyebaran (dipersial), 2) sebagai perlindungan dalam kondisi yang kurang
menguntungkan, 3) sumber untuk transfer kombinasi gen genetik baru, 4) cadangan sumber
makanan untuk embrio.
Perbanyakan vegetatif merupakan prinsip perkembangbiakan yang dimiliki sebagian
besar gulma tahunan. Gulma yang melakukan reproduksi secara vegetatif cenderung lebih
sulit untuk dikendalikan karena memiliki kemampuan regenasi cukup tinggi. Terdapat
beberapa bentuk organ vegetatif yang dapat dijumpai dalam beberapa jenis gulma tahunan
sebagai berikut:
1. Rhizoma merupakan modifiikasi dari batang yang berupa akar dan tumbuh secara
horizontal dalam tanah, rhizoma ini memiliki ciri beruas dan berbuku-buku sehingga dapat
menumbuhkan tunas dan daun.
2. Stolon merupakan modifikasi batang yang berupa akar dan pertumbuhannya lateral dari
pangkal batang serta menjalar (merayap) diatas permukaan tanah
3. Tuber merupakan modifikasi batang yang berupa akar, memanjang kesamping dan
membengkak seperti umbi
4. Korneks merupakan modifikasi batang yang berupa akar membengkak
5. Bulbi merupakan modifikasi batang berbentuk akar yang tumbuh lurus dalam tanah.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Tanggal : 20 Oktober 2021 – selesai
Waktu : 08.00 WIB – selesai
Tempat : Gondang wetan kecamatan jatikalen kab. nganjuk
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
1. Pisau
2. Bak persemaian
3. Gunting
4. Spayer
Bahan:
1. Umbi Teki
2. Rhizome alang-alang
3. Stolon
4. Tanah
5. Air
3.3 Prosedur Kerja
1. Mencari gulma dengan alat perkembangan vegetatif(stolon, Rhizoma, dan stolon)
2. Menyiapkan media tanam (tanah) pada tempat semai
3. Membuat 3 lubang alur pada media tanam
4. Mengisi tiap alur dengan 1 jenis alat perkembangan vegetatif gulma sebanyak 3
5. Menutup lubang alur dengan tanah
6. Menjaga media tanam agar tetap lembab
7. Melakukan pengamatan pertumbuhan gulma dan melakukan pengukuran setiap 2
minggu sekali
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

No Nama gulma Gambar Alasan


1. Alang Alang
Gulma berjenis alang alang tidak
tumbuh di karenakan kelebihan kadar
air tanah sehingga tidak tumbuh.
Minggu ke 2
2. Alang alang

Gulma berjenis alang alang tidak


tumbuh dikarenakan kelebihan kadar
air tanah sehingga tidak tumbuh.

Minggu ke 4
3. Alang alang
Gulma berjenis alang alang tidak
tumbuh dikarenakan kelebihan kadar
air tanah sehingga tidak tumbuh dan
pertumbuhannya tidak seragam
Minggu ke 6

Pembahasan

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang bernilai negative apabila tumbuhan tersebut
merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dansebaliknya
tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna (Mangoensoekarjo,
1983). Kemampuan gulma mengadakan regenerasi besar sekali, khususnya pada gulma
perennial. Gulma perennial dapat menyebar dengan cara vegetatif. Luasnya penyebaran
karena daun dapat dimodifikasikan, demilkian pula pada bagian-bagian lain; inilah yang
memungkinkan gulma cepat berkembang biak
Tumbuhan dapat dikatakan sebagai gulma apabila memberikan pengaruh dampak negatif
pada pertumbuhan tanaman budidaya. Gulma merupakan penyebab utama kehilangan hasil
tanaman budidaya melalui persaingan untuk faktor tumbuh meliputi cahaya, oksigen, air,
karbondioksida dan ruang tumbuh.

Dalam proses perkembangbiakannya gulma dapat melalui dua cara yaitu secara generative
dan vegetatif. Gulma tahunan atau perennial umumnya memiliki kemampuan regenerasi yang
tinggi karena dapat melakukan perbanyakan melalui cara vegetatif maupun cara penyebaran
biji (generatif).

Perhitungan Gulma yang hidup dengan jumlah gulma yang di tanaman dapat di hitung
Gulma yang tumbuh
dengan rumus x 100 % sehingga dari rumus tersebut akan di
Jumla h gulma yang di tanam
perloleh presentase pertumbuhan gulma

1. Pada minggu ke 2
Alang-alang = Gulma yang tumbuh/Jumlah gulma yang di tanam x 100%
= 0/3 x 100% = 0,0%

2. Pada minggu ke 4
Alang-alang = Gulma yang tumbuh/Jumlah gulma yang di tanam x 100%
= 0/3 x 100% = 0,0%

3. Pada Minggu ke 6
Alang-alang = Gulma yang tumbuh/Jumlah gulma yang di tanam x 100%
= 1/3 x 100% = 33,3%

Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada minggu ke-2, ke-4, dan ke-6 dapat di peroleh
rata-rata sebagai berikut:
Alang-alang = Minggu ke-2 + Minggu ke-4 + Minggu k-6 / 3
= 0,0% + 33,3% +33,3% = 22,2%

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan di atas Hasil rata-rata perhitungan pertumbuhan


rhizome alang-alang sebesar 22,2%.

5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum perlu memahami prosedur kerja dengan baik. Dalam
melakukan pengamatan dan perhitungan pertumbuhan gulma perlu adanya ketelitian
sehingga dapat mengetahui tingkat kemampuan pertumbuhan setiap spesies gulma
dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Aldrich, R.J. 1984. Weed-crop Ecology. Principles in Weed Management. Nort Scituate
Masshacussets: Breton Publisher.
Hardjosuwarno, S. (2020). Sifat Karakteristik dan Klasifikasi Gulma. Ekologi Gulma, 1–27.

Dr. Ir. Paiman, M. (2020). Gulma Tanaman Pangan. Yogyakarta: UPY Press

Makasudede, Y. (2012). Pengendalian Gulma. Agrica, 3(1), 8–45.

Moenandir, Jody. (2013). ILMU GULMA. Malang:UB Press

Syarifah, S., Apriani, I., & Amallia, R. H. T. (2018). IDENTIFIKASI GULMA TANAMAN PADI
(Oryza sativa L. var. Ciherang) SUMATARA SELATAN. Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi,
1(1), 40–44. https://doi.org/10.31540/biosilampari.v1i1.52

Anda mungkin juga menyukai