I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cucurbitaceae, berasal dari India, namun telah beradaptasi dengan baik di Asia
merambatkan tanaman gambas dari bawah sehingga bisa tumbuh keatas, yang
bertujuan agar buah gambas tidak bersentuhan langsung dengan tanah, karena dapat
membuat buah gambas menjadi busuk. Salah satu cara dalam budidaya tanaman
gambas agar mendapatkan hasil yang optimal yaitu menggunakan tempat rambatan,
karna sifat dari tanaman gambas yang menjalar sehingga membutuhkan tempat
rambatan.
cahaya matahari tidak sampai pada permukaan daun secara maksimal dan
mengganggu sirkulasi CO2 dan proses fotosintesis. Pada daun bagian bawah tanaman
2
akan membusuk dan serangan hama serta penyakit akan meningkat karena
kelembaban di dalam tajuk tinggi sehingga tanaman akan mati. Hal ini dapat diatasi
(Nugraha, 2013).
sederhana yaitu hanya tempat rambatan dengan kayu tiang saja. Adapun bentuk
bentuk lain tipe rambatan yaitu seperti berbentuk segitiga, berbentuk pagar, namun
semua tipe rambatan yang ada itu harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan
di budidayakan. Tipe tempat rambatan yang umum digunakan yaitu tipe tempat
rambatan dengan kerangka A atau berbentuk segitiga cocok untuk tanaman mentimun,
gambas atau pare. Tiang harus ditanam cukup kuat untuk mencegah runtuhnya ke 3
arah barisan bila tempat rambatan menyanggah buah yang berat. Cara yang paling
pada tonggak melintang dengan lilitan kawat besi lunak. Model lanjaran palang
segitiga ini sesuai digunakan pada sistem penanaman dengan pola tanam barisan
berganda. Model lanjaran dapat juga berbentuk piramida, yaitu setiap empat batang
tiang lanjaran diikat dengan tali menjadi satu sehingga terbentuk sebuah piramida.
Model lanjaran juga dapat berbentuk satu palang yang berbentuk tegak lurus. Model
lanjaran berbentuk satu palang ini lebih sesuai digunakan pada sistem penanaman
upaya peningkatan produksi tanaman gambas banyak hal yang harus di lakukan antara
3
lain pemupukan. Saat ini banyak di pasar beredar pupuk hayati dengan berbagai jenis.
Pupuk hayati organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik digunakan untuk
merupakan usaha yang dapat dilakukan melalui penggunaan pemupukan yang ramah
lingkungan seperti pupuk hayati. Pupuk hayati selain berfungsi menyuburkan tanah
yang unggul, bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai hasil biokimia
pengikat nitrogen bebas oleh bakteri artinya bakteri mampu memproduksi pupuk
sendiri didalam tanah, meningkatkan proses biokimia didalam tanah sehingga unsur P
dan K tersedia dalam jumlah yang cukup kebutuhan nutrisi dan mudah diserap oleh
produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Peranannya cukup besar
terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan (Risnandar,
2013).
4
bagus dan menguntungkan seperti dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih
membantu penyediaan hara bagi tanaman secara teratur dan seimbang. Berdasarkan
Rambatan dan Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Gambas (Luffa
acutangula).
5
B. TUJUAN PENELITIAN
hasil gambas.
gambas.
Subkelas : dilleniidae
bersaudara dengan pare, melon dan timun. Genus Luffa sendiri terdiri dari beberapa spesies, di
antaranya ialah Luffa acutangula (Angled luffa, Ridged Luffa);Luffa aegyptiaca (Smooth luffa,
Egyptian luffa); Luffa operculata (Spongecucumber); dan Luffa cylindrical. Luffa acutangula adalah
gambas dengan permukaankulit beralur, dan paling banyak dibudidayakan sebagai sayuran di
Indonesia.Sebenarnya Luffa acutangula mampu mencapai panjang lebih dari 0,5 m. Namun
aegyptiaca berpermukaan kulit licin, warna kulit buah agak kekuningan. Gambas Luffa aegyptiaca
hanya dibudidayakan untuk diambil sponsnya. Meskipun buah mudanya juga enak disayur, namun
masyarakat Indonesia sudah terlanjur familier dengan gambas Luffa acutangula yang permukaan
7
kulitnya beralur. Gambas Luffa operculata berbentuk bulat, bukan memanjang seperti gambas
biasanya. Selain itu permukaan kulit gambas Luffa operculata dipenuhi tonjolan mirip dengan
permukaan kulit sirsak. Terakhir, gambas Luffa cylindrica yang bentuknya sama dengan gambas
Luffa aegyptiaca, hanya pangkal dan ujungnya lebih meruncing, serta warna kulitnya hijau tua.
Morfologi dari tanaman ini yaitu pada daun memiliki tekstur permukaan yang
kasar yang amat mirip dengan daun mentimun, tetapi lebih besardan bersudut lebih
banyak dengan cuping yang lebih beragam. Batangnya bersudut empat atau lima
dengan sulur bercabang. Bunga berwarna kuning, berdiameter sekitar 5 cm. Bunga
jantan 5-10 kuntum, berkelompok dalam tandan dan ketiak daun sedangkan bunga
betina tumbuh tunggal dan juga terbentuk padaketiak daun yang sama. Bunga Luffa
acutangula berbunga pada sore hari. Penyerbukan sangat kurang sehingga, dapat
menyebabkan buah terbentuk tidak sempurna. Perlakuan dengan zat pengatur tumbuh,
asam indol asetat (Indole Acetic Acetat – IAA) dapat mengurangi nisbah bunga jantan
terhadap bunga betina dan hari pendek cenderung meningkatkan pembungaan betina.
Pada saat penyerbukan tidak memadai, banyak terbentuk biji hitam pipih, panjang
seperti Varietas gambas F1 ini sangat kuat dan Tahan Penyakit , mudah dalam hal
perawatan tanaman. Gambas jenis F1 Memiliki daya adaptasi yang sangat tinggi
8
terhadap macam jenis tanah. Cocok ditanam pada dataran tinggi,dataran rendah
sampai menengah.
diameter buah 4-5 cm. Buah memiliki warna hijau , rasanya enak manis,tekstur buah
berserat halus.Umur panen Gambas 35 HST sampai 40 HST- hari setelah tanam.
9
Universitas Islam Riau. Praktikum ini dilakukan dalam jangka waktu mulai dari jam
Bahan
1. Bibit gambas
2. Pupuk
Alat
1. Cangkul 4. Pisau
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan Lahan
Sebelum digunakan, lahan tempat praktikum terlebih dahulu kita dibersihkan dari
tumbuhan penggangu dan sisa-sisa tanaman yang masih ada dilahan. Pembersihan ini
dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan alat pemotong rumput, cangkul dan
juga garu.
10
dilakukan dengan menggunakan bantuan cangkul dan garu untuk pekerjaan yang lebih
efisien. Tanah yang telah dibalik dan digemburkan kemudian lakukan pembuatan plot
dengan ukuran 1m × 5 m dengan lebar saluran air (parit) 30 cm dan tinggi plot adalah
2. Pembuatan jalaran/rambatan
berbentuk pagar, namun semua tipe rambatan yang ada itu harus disesuaikan dengan
jenis tanaman yang akan di budidayakan. Tipe tempat rambatan yang umum
digunakan yaitu tipe tempat rambatan dengan kerangka A atau berbentuk segitiga
cocok untuk tanaman mentimun, gambas atau pare. Tiang harus ditanam cukup kuat
untuk mencegah runtuhnya ke 3 arah barisan bila tempat rambatan menyanggah buah
yang berat.
11
malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan nama
Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan Asia
Tenggara.
Gambas, blustru, oyong, (Luffa Sp), adalah tanaman sayuran yang merambat
dengan akar panjatnya. Gambas dibudidayakan untuk dipanen buah mudanya sebagai
sayuran. Gambas biasa disayur bening, dengan jagung muda, daun katuk, taoge
kedelai, dan bumbu bawang merah serta temu kunci. Namun gambas juga bisa
dioseng-oseng (tumis) atau sayur bobor, lodeh serta bumbu lainnya. Gambas
tekanan darah. Bagi ibu-ibu yang menyusui, sayuran gambas dengan daun katuk
sawah, bersamaan dengan budidaya pare, mentimun dan sayuran lainnya. Karena
ajir dan tali pengikat sebagai panjatan. Dibanding dengan mentimun, gambas relatif
Namun gambas, sama halnya dengan pare, sangat rentan terhadap gangguan larva
Gambas merupakan tumbuhan asli Asia dan Afrika Tropis. Di RRC, gambas
tidak hanya dikonsumsi buah mudanya, melainkan juga pucuk, berikut daun muda dan
bakal bunga. Buah yang telah tua, akan menghasilkan spons dan biji. Spons gambas
merupakan bahan pembersih badan maupun cucian di dapur, yang belakangan ini
secara besar-besaran untuk dipanen sponsnya, guna diekspor ke Jepang. Biji gambah
yang volumenya cukup besar, menghasilkan lemak nabati, yang bisa dijadikan minyak
goreng.
masih bersaudara dengan pare, melon dan timun. Genus Luffa sendiri terdiri dari
beberapa spesies, di antaranya ialah Luffa acutangula (Angled luffa, Ridged Luffa);
Luffa aegyptiaca (Smooth luffa, Egyptian luffa); Luffa operculata (Sponge cucumber);
dan Luffa cylindrica. Luffa acutangula adalah gambas dengan permukaan kulit
Luffa acutangula mampu mencapai panjang lebih dari 0,5 m. Namun di Indonesia,
Gambas Luffa aegyptiaca berpermukaan kulit licin, warna kulit buah agak
sponsnya. Meskipun buah mudanya juga enak disayur, namun masyarakat Indonesia
sudah terlanjur familier dengan gambas Luffa acutangula yang permukaan kulitnya
beralur. Gambas Luffa operculata berbentuk bulat, bukan memanjang seperti gambas
biasanya. Selain itu permukaan kulit gambas Luffa operculata dipenuhi tonjolan mirip
13
dengan permukaan kulit sirsak. Terakhir, gambas Luffa cylindrica yang bentuknya
sama dengan gambas Luffa aegyptiaca, hanya pangkal dan ujungnya lebih meruncing,
dalam volume sangat besar. Biji gambas mirip dengan biji semangka, namun
ukurannya lebih besar. Bentuk biji gambas seperti biji labu, hanya warnanya bukan
putih melainkan hitam. Karena volume biji gambas dalam tiap buah relatif besar,
maka para petani juga mengumpulkan biji ini untuk diolah menjadi minyak nabati.
Minyak biji gambas bisa dijadikan minyak goreng biasa, tetapi bisa juga menjadi
alternatif bahan bakar nabati. Ampas dari agroindustri minyak biji gambas berupa
bungkil, yang merupakan bahan pakan ternak yang cukup penting. Hingga potensi
Biji gambas bisa tahan disimpan sampai lebih setahun, asalkan masih berada
dalam buah keringnya. Buah kering itu juga harus disimpan di tempat yang kering.
Masyarakat pedesaan biasa menyimpan benih labu, pare, gambas, kecipir dan lain-lain
di para-para di atas tungku dapur. Biji gambas akan segera berkecambah apabila
tersiram air. Namun tanaman muda sangat rentan terhadap gangguan hama, penyakit
serta cuaca. Karenanya gambas memproduksi biji sebanyak mungkin, sebab secara
alami, hanya akan ada satu atau dua tanaman yang bisa tumbuh dan kembali
menghasilkan biji. Namun dalam budidaya, hampir semua biji gambas akan terus
Bunga gambas berwarna kuning cerah serta berukuran cukup besar. Garis
tengah bunga gambas mencapai 5 cm. Bunga jantan terpisah dari bunga betina. Bunga
14
jantan berjumlah lebih banyak, serta mahkotanya berukuran lebih besar dibanding
dengan bunga betinanya. Bunga betina gambas, seperti halnya tanaman Cucurbitaceae
lainnya, mekar pada ujung pentil buah. Begitu bunga betina ini terserbuki,
mahkotanya akan layu, tetapi pentil buah itu segera tumbuh menjadi buah.
Pertumbuhan buah keluarga Cucurbitaceae sangat cepat. Dalam waktu beberapa hari,
pentil buah gambas itu akan menggembung beberapa kali lipat dari ukuran
sebelumnya.
Umur tanaman gambas bisa mencapai satu tahun lebih. Artinya, biji gambas
yang tumbuh pada awal musim penghujan, bisa tetap hidup pada musim penghujan
berikutnya. Beda dengan kacang panjang, buncis, yang umur tanamannya hanya lima
lahan-lahan yang tidak akan digunakan untuk budidaya tanaman lain. Atau mereka
hanya akan memanfaatkan pinggiran petakan lahan, bantaran kolam atau saluran air.
Keuntungan petani akan bertambah besar, apabila gambas tidak hanya dibudidayakan
untuk sayuran, melainkan juga sebagai penghasil spons, minyak nabati serta bungkil
- Cocok pada daerah beriklim tropis (25 ° C), altitude 0-500 dpl
- Lemak : 0.2 g
15
- Karbohidrat : 4 – 4.9 g
- Kalsium : 16 – 20 mg
- Vitamin C : 7 – 12 mg
- Total energi : 87 Kj
1. Persiapan Tanam
a. Persemaian (seedling)
NPK 1 kg/1m3. Media dimasukkan ke dalam tray atau polybag. Membuat bedengan
semai, untuk melindungi bibit dipersemaian dari cuaca dan insek. Pemecahan benih,
lembab, dianjurkan disemprot fungisida dosis rendah. Semai benih, setelah benih
penyiraman rutin. Apabila ada gejala serangan jamur atau insek, semprot dengan
b. Tanam (transplanting)
Dilakukan pada umur bibit 7-8 hari (keluar 2 daun) setelah benih disemai.
Dilakukan sortase bibit, dipilih bibit dengan vigor yang kokoh. Pemberian fungisida
16
dan bakterisida, dilarutkan dan dikocorkan pada bibit yang akan ditanam. Pengairan
harus dilakukan dengan benar, posisi bibit jangan sampai menyentuh mulsa plastic
c. Training Tanaman
HST. Sulur harus dirambatkan agar pertumbuhannya sesuai dengan arah lanjaran (±
pada ruas 1-5. Wiwil dilakukan agar pertumbuhan vertikal tanaman lebih cepat.
d. Penyiangan (cleaning)
Dilakukan pada daerah di sekitar lubang tanam, got dan area antar bedeng
Hama yang dapat menyerang pada tanaman oyong ialah cacantal (seperti ulat),
gejalanya banyak terdapat di permukaan bawah daun sehingga daun menjadi kering
(Adnyani, 2010).
diantaranya adalah kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah dan lalat buah.
Pengendalian hama tersebut dilakukan tergantung pada hama yang menyerang. Bila
harus menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasi
17
dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume
menyebabkan daun menguning dan menjadi kering dan akhirnya buah oyong bisa
adalah busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan virus mosaik.
Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman oyong dapat dilakukan dengan
membersihkan daerah di sekitar bedengan termasuk mencabuti rumput liar atau gulma
yang ada di sekitar tanaman serta menyemprotkan pestisida yang relatif aman untuk
membunuh hama yang dapat menjadi salah satu faktor perantara penyakit yang
(defisiensi nitrogen). Pupuk ZA (10 g/tan) diaplikasikan pada got kemudian dilakukan
leb.
3. Pembuahan :
Polinasi pada gambas menggunakan bantuan angin atau serangga. Pada kondisi
vegetatif yang terlalu over atau hujan yang sangat deras, akan menghambat proses
4. Panen (harvesting) :
yang siap dipanen adalah jika cekungan pada buah mulai dangkal dan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil penelitian dan pembahasan ini, maka dapat di ambil
※ Tanaman gambas adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan yang
※ Agar tanaman gambas dapat tumbuh dengan baik, hendaknya jenis dan varietasnya
ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam tempat yang akan
dijadikan lahan.
※ Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan, seperti ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan pemeliharaan
B. Saran
Adapun saran saya kepada pemerintah, masyarakat serta para petani yang berkaitan
※ Diharapkan penelitian ini terus dilanjutkan dan untu jenis-jenis tanaman lainnya
agar masyarakat luas dapat lebih mengetahui jenis tanaman yang sering mereka
jumpai.
※ Para petani dan juga masyarakat hendaknya tetap menjaga dan membudidayakan
DAFTAR PUSTAKA
Prajnanta. 2003. Tata Cara Penanaman Gambas Pada Lahan Miring. Agro Media
Pustaka: Jakarta
dilahan
kg/ bedengan
nya 30 cm.
setiap tanaman
22
Lampiran Dokumentasi
23
BIODATA PENULIS
A. Data Pribadi