Anda di halaman 1dari 13

ACARA 3

BUDIDAYA KANGKUNG DALAM POLIBAG

A. TUJUAN
1. Mempraktikkan budidaya kangkung dalam polibag.
2. Memanfaatkan lahan terbatas untuk budidaya kangkung.
3. Mengetahui pengaruh jumlah lubang tanam terhadap pertumbuhan
kangkung dalam polibag.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi tanaman kangkung menurut Perdana (2009) adalah sebagai
berikut:

Divisio : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea reptans

Kangkung merupakan tanaman sayuran yang tumbuh cepat yang


memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Batang tanaman
berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous),
dan berlubanglubang. Batang tanaman kangkung tumbuh merambat atau
menjalar dan percabangannya banyak (Rukmana, 1994).

Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dengan


cabang-cabangnya banyak menyebar ke berbagai arah. Kangkung sendiri
merupakan salah satu tanaman yang waktu tumbuhnya tergolong lama. Akar
kangkung sendiri dapat menembus kedalaman tanah hingg 60 – 100 cm, dan
dapat pula melebar secara horizontal hingga mencapai jarak 150 cm, terutama

32
33

untuk jenis kangkung air. Pada tanaman kangkung, batangnya memiliki


bentuk yang bulat dan berlubang serta banyak sekali mengandung air,
sekalipun pada jenis kangkung darat. Sifat dari batang tanaman ini berbuku-
buku dan dari buku-bukunya inilah biasa keluar akar serabut yang bisa
berwarna putih atau cokelat tua. Pada batang tanaman kangkung, juga
memiliki percabangan yang sangat banyak,dan setelah tumbuh lumayan
lama,batang tanaman umumnya akan menjalar,terutama pada kangkung air.
Sedangkan untuk kangkung darat umumnya tumbuh tegak seperti tanaman
darat lainnya. Tangkai daun pada tanaman kangkung terletak pada bagian
buku-buku batangnya. Pada bagian ketiak daun kangkung ini terdapat mata
tunas,yang mana mata tunas ini bisa tumbuh menjadi percabangan baru.
Umumnya bentuk tanaman kangkung adalah meruncing seperti jenis
kangkung darat,namun adapula yang tumpul layaknya kangkung air. Pada
bagian permukaan atas daun,memiliki warna hijau muda.Daunnya sendiri
memiliki warna hijau keputih-putihan. Kangkung air memiliki struktur bentuk
daun yang melebar dan berwarna hijau lebih muda bila dibandingkan dengan
kangkung darat. Secara umum bunga yang dimiliki tanaman kangkung
bentuknya menyerupai bentuk terompet. Pada mahkota bunganya memiliki
warna putih dan merah. Bentuk buah dari tanaman kangkung adalah oval dan
memiliki 3 butir biji di bagian dalamnya,seolah-olah buahnya itu menempel
pada bijinya. Ketika masih berusia muda,buah kangkung memiliki warna hijau
dan akan berubah menjadi hitam ketika memasuki usia tua.Buahnya sendiri
memiliki usia yanh tidak lama cenderung berkurang kecil,hanya sekitar 10
mm.Biji kangkung memiliki bentuk yang bulat dan bersegi-segi. Warna dari
bijinya cokelat kehitam-hitaman ketika sudah tua,dan memiliki warna hijau
pada saat usia muda. Biji pada tanaman kangkung ini termasuk pada jenis
dikotil atau biji berkeping dua.Untuk jenis kangkung darat,biji tanaman ini
berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman yang dilakukan secara generative.
Tanah Kangkung darat menghendaki tanah yang subur,gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman
34

kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan
mudah membusuk. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan). Tanaman kangkung cocok
ditanam pada tanah bertekstur liat berpasir dengan struktur tanah yang agak
remah. Selain itu, tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhanya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Perdana, 2009).
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman
kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan
mudah membusuk. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan). Tanaman kangkung cocok
ditanam pada tanah bertekstur liat berpasir dengan struktur tanah yang agak
remah. Selain itu, tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhanya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Perdana, 2009).

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik jika


dibudidayakan pada tempat dengan ketinggian maksimal 2000 meter diatas
permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur dan
mengandung banyak bahan organik sebagai tempat tumbuhnya, untuk
kangkung darat khususnya tidak menyukai lahan yang tergenang karena
akarnya mudah membusuk, sedang kangkung air membutuhkan tanah yang
selalu tergenang. Kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau lahan yang
mendapatkan sinar matahari yang cukup sebagai tempat tumbuhnya, karena di
lahan yang ternaungi tanaman kangkung akan tumbuh memanjang. Kangkung
merupakan tanaman yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga
dapat tumbuh dihampir semua kondisi lahan, namun jika ditanam pada lahan
yang memiliki suhu udara relatif panas batang tanaman ini akan mengeras.
Waktu bertanam yang baik ialah pada musim hujan untuk kangkung darat atau
musim kemarau untuk kangkung air (Sumaryono, 1984).
35

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat


sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi (ternaungi), tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila
tanaman di tanam di tempat yang tegak terlindung, maka kualitas daun bagus
dan lemas sehingga disukai konsumen (Nazaruddin, 1999).

Menurut Sismihardjo (2008), lahan pekarangan dapat dimanfaatkan


untuk budidaya berbagai jenis tanaman, termasuk budidaya tanaman buah dan
sayuran serta sebagai salah satu bentuk praktek agroforestri. Iklim Indonesia
yang tropis sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman sayuran yang
merupakan salah satu dari tanaman kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia
yang baik bagi kesehatan.

Kegiatan dengan menanam berbagai jenis tanaman sayur akan


menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus-
menerus, guna pemenuhan gizi keluarga (Riah, 2005).

Menurut (E Solihin, 2018) Tanaman Sisi Rumah, sebaiknya jenis


tanaman sayur-sayuran, obat-obatan dan bumbubumbuan dengan menghindari
tanaman yang berpohon tinggi apalagi berpohon besar. Tanaman yang
berpohon besar akan berakar besar pula sehingga bisa merusak pondasi rumah
disamping pekarangan menjadi sangat lembab.Tanaman Belakang Rumah,
bisa diusahakan jenis tanaman yang pohonnya agak tinggi tetapi tidak begitu
besar dan pilih yang bisa memberikan hasil secara terus-menerus dan bisa juga
tanaman hias yang mempunyai harga relatif tinggi atau mahal.Tanaman Pagar,
dimaksudkan sebagai tanaman batas pekarangan, hendaknya dipergunakan
sebagai pagar hidup yang cepat tumbuh, banyak cabang, kuat dan lebat, tahan
pangkas dan bermanfaat banyak, misalnya beluntas yang bisa dipakai untuk
obat dan lalapan, tanaman puring, kedondong, belimbing dan lain sebagainya.
Pemilihan polybag sebagai wadah tanam untuk budidaya dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dimilikinya seperti, harga murah, tahan karat, tahan
lama, ringan bentuk seragam, tidak cepat kotor dan mudah diperoleh pada
36

toko perlengkapan pertanian atau toko plastik. Selain itu polybag sangat baik
untuk drainase, aerasi sehingga tanaman dapat tumbuh subur seperti dilahan.
Penentuan ukuran polybag yang cocok untuk pertumbuhan tanaman
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam penggunaan
media dan nutrisi. (Lim, 2013).
Budidaya tanaman dalam polybag mempunyai kekurangan yang perlu
mendapat perhatian, antara lain faktor ketersediaan air dan kepadatan media
tanam. Ketersediaan air sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman.
Kekurangan air pada cabai menyebabkan tanman kerdil, buah menjadi kecil
dan mudah gugur, maka penggunaan air harus dilakukan seefisien mungkin.
Pemberian air harus dapat meningkatkan ketersediaam air pada tanah dan
memperpanjang masa tanam. Apabila air diberikan setiap hari, kelembapan
tanah maih di atas 30% volume, sehingga pemberian air tidak efisien.
Pemberian air dengan interval 2-4 hari masih memungkinkan tanaman tumbuh
dengan baik, karena kelembapan tanah masih cukup tinggi (19,50 – 24, 80%
volume), sebagian besar unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman
disediakan melalui media tanam, selanjutnya diserap oleh perakaran dan
digunakan untuk proses fisiologis tanaman (Ermina, 2010).
Faktor jumlah bibit per lubang tanam menunjukkan hasil berbeda
tidak nyata antar perlakuan terhadap jumlah anakan total. Hasil tertinggi
cenderung terdapat pada jumlah 1 bibit per lubang , hal ini disebabkan
karena tidak adanya persaingan antartanaman untuk memperoleh ruang
tumbuh, cahaya dan nutrisi dari dalam tanah. Bertambahnya jumlah bibit
perlubang tanam cenderung meningkatkan persaingan tanaman,baik antar
tanaman dalam satu lubang tanam maupun antar lubang tanam yang akan
berdampak pada penurunan jumlah anakan total (Masdar, 2006).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Bibit kangkung
2. Tanah
3. Pupuk Kandang
37

4. Polibag
5. Cetok
6. Ember

D. CARA KERJA
1. Siapkan media tanam dengan cara mencampurkan tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1 ke dalam ember.
2. Isi 6 polibag dengan campuran media tanam yang sudah dibuat sebanyak
2/3 bagian polibag.
3. Buat lubang tanam pada polibag, 3 polibag dibuat satu lubang tanam, 3
polibag dibuat dua lubang tanam.
4. Siapkan bibit kangkung, dengan memotong sepertiga tanaman kangkung
(sisakan ± 15 cm tanaman kangkung yang akan ditanam)
5. Masukkan bibit kangkung pada tiap lubang tanam kemudian tutup
kembali menggunakan tanah.
6. Siram setiap hari pada pagi dan sore hari.
A. HASIL PENGAMATAN
Tabel 3 Hasil Pertumbuhan kangkung
Minggu ke-
Perlakuan Sampel 1 Minggu ke-2 Minggu ke-3
TT JD TT JD TT JD
1 12,5 7 15 21 23 25
L1 2 10 8 27 20 34 28
3 11 7 23 15 32 19
Rata-rata 11,17 8 21,7 19 29,7 24
1 13 12 13,5 16 26 24
L2 2 13,2 10 20 20 28 24
3 12,5 13 13 21 27 26

Rata -rata 12,9 12 15,5 19 27 25


Sumber : Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman 2020.

B. PEMBAHASAN
Kangkung (Ipomoea spp.) merupakan salah satu sayuran daun yang
paling populer di Asia Tenggara. Kangkung dikenal juga dengan 'swamp
38

cabbage','water convolvulus', dan 'water spinach'. Tanaman


kangkung berbunga dengan warna yang beragam dari putih sampai merah
muda, dan batangnya dari warna hijau sampai ungu. Pada praktikum ini,
menggunakan media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Terdapat dua perlakuan, yaitu perlakuan pertama dengan satu lubang tanam
dan perlakuan kedua dengan dua lubang tanam.

Pada perlakuan pertama di setiap minggunya menunjukkan


pertumbuhan tanaman kangkung yang baik, dapat dilihat dari parameter tinggi
tanaman memiliki rata-rata 11,7 cm, 21,7 cm dan 29,7 cm disetiap minggunya.
Untuk parameter jumlah daun memiliki rata-rata 8,19, 24. Pada perlakuan
kedua memiliki rata-rata pada tinggi tanaman 12,9 cm, 15,5 cm, 27 cm, pada
parameter jumlah daun memiliki rata-rata 12, 19, dan 25 disetiap minggunya.

Dari hasil pengamatan, bisa dilihat bahwa kangkung yang ditanam


dengan 1 lobang tanam, dilihat dari parameternya, yaitu mulai dari tinggi
tanaman dan jumlah daun menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang
lebih baik daripada kangkung yang ditanam pada 2 lobang tanam. Hal ini
dikarenakan kangkung yang ditanam dapa 2 lubang tanam terjadi persaingan
atau perebutan unsur hara, cahaya matahari, ataupun air sesuai dengan
pendapat (Masdar, 2006) Hasil tertinggi cenderung terdapat pada jumlah 1
bibit per lubang , hal ini disebabkan karena tidak adanya persaingan
antartanaman untuk memperoleh ruang tumbuh, cahaya dan nutrisi dari
dalam tanah, bertambahnya jumlah bibit perlubang tanam cenderung
meningkatkan persaingan tanaman,baik antar tanaman dalam satu lubang
tanam maupun antar lubang tanam yang akan berdampak pada penurunan
jumlah anakan total.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:
39

1. Mempraktikan budidaya kangkung dalam polibag menggunakan media


tanah dan pupuk dengan perbandingan 1:1, dan ada dua perlakuan yaitu
untuk perlakuan pertaman dengan 1 lubang tanam, dan perlakuan kedua
dengan 2 lubang tanam.
2. Dalam praktikum budidaya kangkung dalam polibag ini, dapat
memanfaatkan lahan terbatas dengan cara menggunakan polibag, budidaya
ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses budidaya yang tidak
memiliki lahan perkarangan yang luas. Selain itu budidaya kangkung
dalam polibag memiliki keuntungan, seperti harga murah, tahan karat,
tahan lama, ringan bentuk seragam, tidak cepat kotor dan mudah diperoleh
pada toko perlengkapan pertanian atau toko plastik. Selain itu polybag
sangat baik untuk drainase, aerasi sehingga tanaman dapat tumbuh subur
seperti dilahan. Namun disisi lain, menggunakan polibag harus
memperhatikan penggunaan air, jika kekurangan air ,maka tanaman akan
menjadi kerdil.
3. Hasil dari budidaya praktikum dalam polibag ini menunjukkan bahwa
jumlah lubang tanam dapat mempengaruhi pertumbuhan kangkung.
Kangkung yang ditanam dengan 1 lubang tanam menghasilkan tanaman
kangkung yang lebih tinggi dan memiliki daun yang lebih banyak daripada
kangkung yang ditanam pada 2 lubang tanam, hal ini dikarenakan adanya
persaingan atau perebutan unsur hara, cahaya matahari dan nutrisi pada
tanaman kangkung yang ditanamnpada 2 lubang tanam.
40

DAFTAR PUSTAKA

E,Solihin.2018 http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/viewFile/20303/9793 diakses


07 November 2020.
Ermina,Y. 2010. Media Tanaman Hidroponik dari Arang Sekam. Balai Besar
Pelatihan Pertanian (BBPP Lembang). http://biologi.fcr.unair.ac.id/wp-
content/uploads/2012/04/jurnal-Fita.pdf diakses 07 November 2020
Lim. 2013. Pengertian Dan Fungsi Polybag.
http://www.polybag99.com/2013/06/pengertian-dan-fungsi-polybag.htm.
diakses 07 November 2020.
Masdar. 2006. Pengaruh Jumlah Bibit Tanam dan Umur Bibit
Terhadap
Pertumbuhan Reproduktif Tanaman Padi pada Irigasi Tanpa
Penggenangan. Jurnal Dinamika Pertanian 21(2):121–126.
Nurdinasari,N. 2018

http://repository.unpas.ac.id/39932/6/14.%20BAB%20II%20TINJAUAN
%20USTAKA.pdf diakses 07 November 2020.
Riah. 2005. Pemanfaatan Lahan Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.

S, Pasir · 2014. https://journal.uii.ac.id/ajie/article/download/7826/6838. diakses

07 November 2020.
41

LAMPIRAN

Gambar 1. Perlakuan satu dengan 1 lubang tanam

Gamabar 2. Perlakuan dua dengan 2 lubang tanam


42

Gambar 3. Perlakuan 1 setelah 3 minggu tanam ( sampel 1)

Gambar 4. Perlakuan 1 setelah 3 minggu tanam ( sampel 2)

Gambar 5. Perlakuan 1 setelah 3 minggu tanam ( sampel 3)


43

Gambar 6. Perlakuan 2 setelah 3 minggu tanam ( sampel 1)

Gambar 7. Perlakuan 2 setelah 3 minggu tanam ( sampel 2)

Gambar 8. Perlakuan 2 setelah 3 minggu tanam ( sampel 3)


44

Anda mungkin juga menyukai