Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kangkung (ipomoeae reptans) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
banyak di tanam oleh petani dengan skala kecil maupun besar untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Pertumbuhan ekonomi masyarakat sangat ditentukan oleh upaya peningkatan
produktifitas komuditas pertanian. Komuditas sayuran sangat penting dibudidayakan di
Indonesia karena merupakan komuditas yang memiliki potensi unggul sebagai bahan makanan
dalam memenuhi gizi masyarakat serta meningkatkan pendapatan masyarakat.Komuditas
sayuran semakin penting karena berkenaan pula dengan kecenderungan permintaan yang
semakin tinggi setiap tahun, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia.
Komuditas sayuran sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat dan perbaikan
pendapatan petani jika dilakukan melalui budidaya dan teknik yang baik (Yuda dan imam, 2023)
Warintek (2023) dalam (Iwan 2023) Sebagai bahan sayuran, kangkung memiliki kandungan gizi
cukup tinggi. Kangkung mengandung vitamin A, B dan C serta bahan-bahan mineral terutama
zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.Salah satu komuditas sayuran
yang banyak dikomsumsi oleh masyarakat adalah kangkung. Kangkung banyak dimanfaatkan
ibu-ibu untuk membuat sayur tumis. Jenis kangkung yang biasa dimanfaatkan adalah kangkung
air dan kangkung darat. Kangkung air tumbuh baik pada tempat yang basah atau berair.
Kangkung ini tangkai daunnya panjang, daunnya lebar, bunganya berwarna ungu dan daunnya
memiliki warna hijau tua. Berbeda dengan kangkung air, kangkung darat justru banyak tumbuh
dilahan kering atau tegalan. Daun lebih langsing dengan ujung daun meruncing, warnanya hijau
pucat keputih-putihan, warna bunga putih dipelihara untuk menghasilkan biji sebagai benih
yang baru

Kangkung yang banyak dikomsumsi masyarakat terdiri atas 2 jenis yaitu kangkung air dan
kangkung darat. Kangkung air merupakan jenis kangkung yang tumbuh di air dan sangat mudah
perawatannya karena tanaman ini sejenis perdu yang dapat tumbuh

dengan baik di air. Tapi jenis kangkung darat memerlukan perhatian penting dalam
perawatannya terutama dalam segi teknik budidayaperawatan dan pertubuhan sehingga
meningkatkan produksi pertanian. Hal ini sejalan dengan penjelasan Nurma dan Fitri (2022),
bahwa pertumbuhan tanaman tergantung pada perawatan dan banyaknya unsur hara yang
diberikan sehingga meningkatkan produksi. Kebutuhan air untuk setiap tanaman berbeda-beda.
Ada tanaman yang banyak memerlukan banyak, cukup/sedikit air, misalnya kangkung air,
genjer dan selada memerlukan air yang banyak dan mengalir, tanaman tomat terung dan cabai
memerlukan air yang cukup, tidak tergenang, sedangkan tanaman kangkung darat dan ubi kayu
hanya memerlukan sedikit air (Nurma 2022 dan Fitri 2022).Air yang di butuhkan pada tanaman
bermacam macam fungsi diantaranya air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah dan juga
merupakan pelarut yang kuat untuk banyak reaksi biokimia dalam sistem transportasi di dalam
tumbuhan air berperan sebagai alat angkut, membawa bahan bahan mineral dari dalam tanah
dan bahan–bahan organik hasil fotosintesis dari satu sel ke sel lainya dari satu jaringan ke
jaringan lainya. Air sebagai pengatur suhu tanaman, sehingga tanaman tidak mengalami
kepanasan. Tingginya panas jenis yang dimiliki oleh air telah memungkinkan air sebagai buffer
dalam pengaturan panas tubuh tanaman. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
kelompok 1 (2023) terhadap tanaman caisin, bahwa interval waktu pemberian air memberikan
2 fase yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif (tinggi tanaman dan jumlah
daun) memberikan hasil yang sama yaitu siram setiap hari dan siram 2 hari sekali adalah yang
tertinggi rataannya yaitu 3.66 cm, sedangkan pada fase generatif hasil terbaik untuk pemberian
air setiap hari sama dengan 4 hari sekali adalah yang tertinggi rataannya yaitu 9.39 cm.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh interval waktu pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman kangkung darat?
2. Interval waktu pemberian air manakah yang memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh interval waktu pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman kangkung darat.
2. Mengetahui interval waktu pemberian air terbaik terhadap pertumbuhan hasil tanaman
kangkung darat.

BAB 2

Isi

2.1 Budidaya Kangkung Darat Organik

Perbedaan utama dua jenis kangkung ini adalah pada bentuk daun dan warna bunga. Kangkung
darat (Ipomoea Reptans) berwarna hijau terang dengan ujung daun yang runcing. Warna
bunga kangkung darat putih. Sedangkan kangkung air (Ipomoea Aquatica) daunnya berwarna
hijau agak gelap dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih lebar.
Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan fisik, kebiasaan cara memanen
dua jenis kangkung ini berbeda pula. Kangkung darat di panen dengan cara dicabut, sedangkan
kangkung air dipanen dengnan cara dipotong.

Saat ini kangkung darat lebih banyak beredar di pasar-pasar komersial dibanding kangkung air.
Kangkung air lebih banyak dikonsumsi dan ditanam secara subsisten oleh masyarakat. Budidaya
kangkung darat sangat mudah, karena sayuran ini bersiklus panen cepat dan relatif tahan
hama. Karena itulah, harga kangkung dipasaran relatif murah dibanding jenis sayuran lain.
Untuk meningkatkan nilai tambah, kita bisa melakukan budidaya kangkung darat secara
organik. Harga kangkung darat organik relatif lebih tinggi. Budidaya kangkung darat dapat
dilakukan baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Untuk bisa tumbuh dan berkembang
dengan baik, budidaya kangkung darat harus mendapatkan curah hujan dan sinar matahari
yang cukup. Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji dan stek. Namun khusus untuk
kangkung darat, para petani biasa melakukannya dengan biji.

2.2 Penyiapan Benih Untuk Budidaya Kangkung


Untuk mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik
pula. Terdapat beberapa benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan
Bangkok. Benih sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh
Departemen Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah
kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti Sidoarjo. Agak
sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar dipasaran.

Benih kangkung darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan
tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangung darat yang tumbuh
menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan
lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan menurun.

2.3 Pengolahan Lahan Dan Pemupukan Dasar

Pada budidaya kangkung darat tanah harus diolah dengan dicangkul agar gembur
kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan petak
lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk
pemeliharaan dan pemanenan.

Untuk budidaya kangkung organik, siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik, bisa
menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih
praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering
sebelum digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos relatif lebih lama. Apabila
menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran kambing atau
sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang
bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan, kira-kira 10 ton per hektar.
Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

2.4 Penanaman dengan cara ditebar

Penanaman pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung atau ditugal. Sementara itu,
cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya kangkung darat. Cara
ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas bedengan. Cara ini cukup cepat
dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan
cara ini adalah boros pada penggunaan benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih
per hektar. Cara ini memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit
untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal bagi
tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar.

Cara yang kedua yaitu, dengan ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam
sehingga bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal
adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara ini dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih lama. Penugalan tidak perlu terlalu dalam,
karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang terlalu kuat.

2.5 Pemeliharaan dan pemupukan lanjutan

Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat
merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya
pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen.
Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang
sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk
tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal. Hanya saja apabila
tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan
pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan
bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah matang
bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen.Pemeliharaan selanjutnya yang harus
diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk tumbuh.
Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering
perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan
menguning disiang hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya
intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.

Hal selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat
adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran benih
awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip
gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan
dengan dicabut.Hama yang biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak
(Spodotera Litura) dan kutu daun dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala
serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi bekas gigitan.
Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan dau melengkung. Karena kutu daun
menyerap cairan dari tanaman.

Sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo
Ipomoeae Panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun
kemudian akan semakin meluas. Dalam budidaya kangkung darat organik, penanganan hama
harus dilakukan secara terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu
dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau bila
terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan sereh wangi.

2.6 Panen dan pemasaran

Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari.
Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung
organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung
organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan
akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung sebanyak 23
ton per hektar.

Sebelum di kemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut dibersihkan
dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air bersih agar terhindar dari
kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung di tempat yang lembab dan jangan
tersengat sinar matahari langsung.

Berbeda dengan hasil budidaya konvensional, budidaya kangkung darat organik akan
menghasilkan produk organik yang bersih dari kontaminan zat kimia berbahaya. Oleh karena
itu, produknya cenderung mempunyai harga yang lebih tinggi. Sebaiknya jangan dijual langsung
kepada para pengepul yang biasanya sudah siap mengambil langsung dari lahan. Apabila
strategi pemasarannya kita jalankan, bukan tidak mustahil keuntungan yang diperoleh juga
lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai