Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL DASAR-DASAR AGRONOMI

PENGARUH VOLUME AIR YANG BERBEDA PADA TANAMAN


KANGKUNG DARAT

Dosen Pengampu:

Ir. Ardiyaningsih Puji Lestari, M.P

Dr. Sosiawan Nusifera, S.P., M.P.

Disusun oeh:

RahmaTillahil Fatonah (D1A022178)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
BAB I
PENDAHULUUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu komuditas sayuran yang banyak dikomsumsi oleh masyarakat adalah kangkung.
Kangkung banyak dimanfaatkan ibu-ibu untuk membuat sayur tumis. Jenis kangkung yang biasa
dimanfaatkan adalah kangkung air dan kangkung darat. Kangkung air tumbuh baik pada tempat
yang basah atau berair. Kangkung ini tangkai daunnya panjang, daunnya lebar, bunganya
berwarna ungu dan daunnya memiliki warna hijau tua. Berbeda dengan kangkung air, kangkung
darat justru banyak tumbuh dilahan kering atau tegalan. Daun lebih langsing dengan ujung daun
meruncing, warnanya hijau pucat keputih-putihan, warna bunga putih dipelihara untuk
menghasilkan biji sebagai benih yang baru (Nazaruddin, 2000).

Warintek (2006) dalam Anwar (2010) Sebagai bahan sayuran, kangkung memiliki
kandungan gizi cukup tinggi. Kangkung mengandung vitamin A, B dan C serta bahan-bahan
mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.

Kangkung darat (Ipomea reptans L. Poir.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang
banyak disukai dan digemari di Indonesia (Fikri, 2015), salah satunya adalah kota Metro.
Tanaman kangkung memiliki rasa yang sedap sehingga banyak dicari sebagai bahan makanan
sayur. Tingginya konsumsi tanaman kangkung maka banyak sekali masyarakat kota Metro yang
memproduksi tanaman kangkung. Tanaman kangkung merupakan tanaman daun-daunan yang
membutuhkan unsur hara nitrogen yang tinggi untuk pembentukan bagian-bagian vegetatif
tanaman, seperti daun, batang dan akar (Patti, 2013). Biasanya kebutuhan akan nitrogen ini,
berdasarkan hasil survei dipenuhi dengan cara konvensional yaitu dengan penggunaan pupuk
sintetik

Kebutuhan air untuk setiap tanaman berbeda-beda. Ada tanaman yang banyak memerlukan
banyak, cukup/sedikit air, misalnya kangkung air, genjer dan selada memerlukan air yang
banyak dan mengalir, tanaman tomat terung dan cabai memerlukan air yang cukup, tidak
tergenang, sedangkan tanaman kangkung darat dan ubi kayu hanya memerlukan sedikit air
(Pracaya, 2004 dalam Oktalia 2012). Adapula untuk projek kali ini adalah untuk
membandingkan volume air yang berbeda pada tanaman kangkung darat
1.2 Tujuan
Tujuan dari pratikum ini ialah untuk mengetahui pengaruh volume penyiraman air yang berbeda
terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kangkung merupakan tanaman tahunan yang banyak ditanam di daerah tropis maupun
subtropis. Tanaman ini termasuk dalam famili Convolvulaceae atau kangkung-kangkungan yang
dicirikan dengan batang bergetah dan berlubang di dalamnya.

Kangkung merupakan tanaman tahunan yang banyak ditanam di daerah tropis maupun
subtropis. Tanaman ini termasuk dalam famili convolvulaceae atau kangkung-kangkungan yang
dicirikan dengan batang bergetah dan berlubang di dalamnya.

Taksonomi tumbuhan kangkung :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Family : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Species : Ipomoea aquatica Forssk (kangkung air)

Ipomoea reptans Poir (kangkung darat)

Jenis kangkung yang umumnya dibudidayakan terdiri dari dua macam yaitu kangkung air
dan kangkung darat. Bagian dari tanaman kangkung yang paling banyak dimanfaatkan ialah
batang muda dan daun-daunnya. Daun dan batang kangkung merupakan sumber vitamin A yang
sangat baik (Purwandari, 2006).

Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman
kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnyaakar menyebar kesemua
arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar
pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007), Batang
kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyakmengandung air (herbacious) dari buku-
bukunya mudah sekali keluar akar. 5 Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh
lama batangnya akanmenjalar (Djuariah, 2007).

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan diketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya
runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat
berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung
umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung
(Maria, 2009).

Tanaman sayur dibutuhkan manusia untuk memenuhi vitamin dan mineral dalam tubuh.
Kangkung merupakan tanaman sayur yang digemari masyarakat, harga yang terjangkau dan
rasanya yang gurih. Kangkung juga mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang cukup
lengkap. Kandungan vitamin dan mineral yang terdapat pada kangkung terdiri dari 89,7 Gram air
; 3,0 gram protein; 0,3 gram lemak ; 5,4 gram karbohidrat ; 29 mg kalori ; 73 mg Kalsium ; 50
mg potassium ; 2,5 mg besi, 32 Mg vitamin C ; 6300 s.l vitamin A dan 0,07 Mg vitamin B
(Abidin et al., 1990).

Penyiraman tanaman merupakan suatu kegiatan yang perlu diperhatikan dalam


melakukan pemeliharaaan tanaman, dikarenakan tanaman memerlukan asupan air yang cukup
untuk melakukan fotosintesis dalam memperoleh kebutuhannya untuk tumbuh dan bekembang.
Selain itu pemberian air yang cukup merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman,
karena air berpengaruh pada kelembapan media tanam. Tanpa air yang cukup produktivitas
tanaman tidak akan makssimal. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
adalah ketersediaan air dan unsur hara. Kekurangan ataupun kelebihan air dan unsur hara tertentu
dapat menyebabkan terganggunya biosintesis protein dan klorofil, metabolisme sel, penurunan
fotosintesis dan akhirnya menghambat pertumbuhan tanaman (Ernawati, 1996).

Air memiliki peranan penting bagi tanaman diantaranya sebagai penyusun tubuh tanaman
(70-90%), pelarut dan medium reaksi biokimia, medium transport senyawa, memberikan turgor
bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan. Pembesaran sel), bahan baku fotosintesis, dan
mempertahankan suhu tanaman. Supaya konstan, evaporasi air (transpirasi) untuk mendinginkan
permukaan (Gardner et al., 1991). Kebutuhan air tanaman dapat diduga dengan beberapa metode
diantaranya dari nilai evapotranspirasi tanaman dan perubahan kandungan. Lengas tanah
Perubahan kandungan lengas tanah di daerah perakaran tanaman mencirikan adanya perpindahan
masa uap air dalam tanah di daerah perakaran tanaman sebagai akibat adanya penguapan
(evaporasi) dan pergerakan air ke tanaman dan selanjutnya diuapkan melalui proses transpirasi.
Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering
diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai
jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan (Benami dan
Offen, 1984). Fenomena kehilangan air tersebut dapat diatasi dengan pemberian air melalui
irigasi. Kebutuhan air irigasi netto (Net Water Requirement) ditentukan oleh perubahan lengas
tanah, kedalaman daerah perakaran, kerapatan dan manajemen defisiensi yang diijinkan.
Penelitian ini akan menggunakan sistem irigasi tetes untuk mengetahui pengaruh volume
pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Kailan. Penggunaan sistem irigasi tetes
diharapkan lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan air dan nutrisi sehingga dapat
meningkatkan produksi tanaman, baik kualitas maupun kuantitasnya.
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan pembudidayaan ini dilaksanakan di Teaching Farm Fakultas Pertanian, Universitas
Jambi, Jl. Jambi – Muara Bulian No. KM.15, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro
Jambi, Jambi. Adapun pelaksanaan pembudidayaan ini kurang lebih 3 bulan, yaitu dari bulan
September – November 2023.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembudidayaan ini berupa gembor, tugal,
sekop tanaman, cangkul, benih kangkung, parang, pupuk kompos atau pupuk kandang, dan alat
tulis.

3.3 Pelaksanaan

3.3.1 Persiapan Lahan

Dilakukan dengan Perataan tanah dan Pembersihan lahan dengan cara penyisiran menggunakan
cangkul agar bersih dari sisa-sisa tanaman dan rumput liar. Kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan 2 bedengan lahan dengan ukuran 1×1m (2 bedengan/kelompok). Jarak antar tanaman
dalam satu petak adalah 15×15 cm.

3.3.2 Pemberian pupuk Kompos

Pilih pupuk kompos yang sesuai dengan kebutuhan tanaman kangkung anda. Kompos dari
kotoran hewan (sapi, ayam) dan sisa gulma adalah pilihan umum untuk meningkatkan kesuburan
tanah.

3.3.3 Penanaman Kangkung

Tanamlah benih kangkung pada waktu yang sesuai dan dengan jarak tanam yang tepat sesuai
dengan varietas yang digunakan yaitu 15×15 cm disetiap bedengan terdapat 3 baris kangkung,
dan setiap lubang ditanam 3 benih kangkung dengan 1 sisipan disetiap jarak tanam.
3.3.4 Pemeliharaan Tanaman Kangkung Darat

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan,Penyiraman dan Penaungan (kelompok 03 tidak


memakai penaungan). Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma hingga ke perakarannya
secara hati-hati, agar tidak mengganggu perakaran tanaman.

3.3.5 Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2× sehari, pada waktu pagi dan sore dengan ukuran gembor 3-4 liter air,
dan pengulangan bedeng a 3× pengulangan, adapun bedeng b hanya 4× pengulangan.

Penyiraman tanaman merupakan suatu kegiatan yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pemeliharaan tanaman, dikarenakan tanaman memerlukan asupan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis dalam memperoleh kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Selain
itu pemberian air yang cukup merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman, karena air
berpengaruh terhadap kelembaban tanah. Tanpa air yang cukup produktivitas suatu tanaman
tidak akan maksimal.

3.3.6 Panen

Menurut Palada dan Chang dalam Maryam (2009), kangkung dapat dipanen pada umur 30
sampai 45 hari setelah tanam tergantung varietas dan tipe tanaman. Palada dan Chang dalam
Maryam (2009) juga menyatakan kangkung dapat dipanen sekali dengan mencabut tanaman
hingga ke akarnya atau beberapa kali dengan memotong sepanjang 15-25 cm pada bagian
batang.

3.4 Parameter Pengamatan

Pengukuran tanaman kangkung dilakukan ketika persiapan panen terhadap parameter tinggi
tanaman, diameter batang dan jumlah daun.

3.4.1 Tinggi Tanaman


Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi tanaman adalah penggaris, dan alat tulis Tinggi
tanaman kangkung yang didapat dengan cara mengukur tinggi tanaman kangkung dari batang
paling bawah sampai titik tumbuh daun.

3.4.2 Jumlah Daun

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun dengan cara menghitung jumlah
daun dengan satuan pengukuran adalah daun. Daun yang dihitung yaitu daun dalam keadaan
terbuka secara sempurna dan berwarna hijau secara keseluruhan serta bagian permukaan daun
tanpak jelas..
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel hasil bedeng a
No. TINGGI BATANG JUMLAH DAUN
1. 36 cm 21 helai
2. 34 cm 13 helai
3. 30 cm 18 helai
4. 29,5 cm 14 helai
5. 26 cm 17 helai
6. 36,5 cm 17 helai
7. 26,5 cm 21 helai
8. 21 cm 14 helai
9. 23 cm 13 helai
10. 19,5 cm 13 helai

Tabel hasil bedeng b

No. TINGGI BATANG JUMLAH DAUN


1. 36,5 cm 14 helai
2. 42 cm 15 helai
3. 35,5 cm 25 helai
4. 33 cm 12 helai
5. 26,5 cm 13 helai
6. 35 cm 15 helai
7. 26 cm 15 helai
8. 32 cm 16 helai
9. 26,2 cm 13 helai
10. 32 cm 16 helai
4.2 Pembahasan

Pada variabel pengamatan hasil tanaman (Tabel 2) perlakuan volume penyiraman 1 hari 2x (bedeng B)
menghasilkan. Rerata pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. Hal tersebut dkarenakan ketersedian air yang cukup pada tanaman, sehingga
fotosintesis tanaman berjalan dengan baik dan juga pada fotosintat tanaman. Seperti pada penjelasan
Mustaha (2012) yang menyatakan ketersediaan air media dapat memengaruhi besarnya penyerapan dan.
Translokasi air dan media ke jaringan. Tanaman, air pada jaringan tanaman sangat penting dalam
hubungannya dengan proses fotosintesis dan transpirasi. Proses fotosintesis penting dalam pembentukan.
Senyawa karbohidrat, sedangkan transpirasi dalam kaitannya dengan proses pembukaan dan penutupan
stomata, pengangkutan hara melalui pembuluh xilem dan stabilitas suhu daun.

Rerata tertinggi terdapat pada tanaman. Perlakuan volume penyiraman 1 hari 2× (bedeng A) dengan 3×
pengulangan penyiraman. Pertumbuhan tanaman perlakuan. Volume penyiraman air 1 hari 2x (bedeng B)
dengan 4× pengulangan penyiraman terlihat normal, ketersediaan air cukup sehingga tanaman tumbuh ke
atas dengan rerata tinggi tanaman yang tinggi (Tabel 2). Akar tertinggi yang sesuai dengan pernyataan
Karo-Karo (2015), yang menyatakan bahwa cekaman air menyebabkan pengaruh terhadap pertumbuhan
akar, baik dari segi panjang. Akar maupun jumlah akar, karena semakin besar volume akar maka semakin
banyak jumlah akar yang tumbuh. Berbeda dengan tanaman perlakuan.

Volume penyiraman 1 hari 2x (bedeng A) dengan 3× pengulangan yang mempunyai ketersediaan air
dinyatakan sedikit baik, kondisi ini cukup bagi pertumbuhan tanaman dan cukup untuk metabolisme
pertumbuhan. Nour dan Weibel (1978) yang menyatakan bahwa jumlah air yang diserap berpengaruh
terhadap panjang akar suatu tanaman.. Daerah perakaran menjadi dalam sehingga memiliki akar yang
paling panjang dibanding tanaman dengan perlakuan lainnya. Hal tersebut didukung oleh Sarawa et al.,
(2014) yang menyatakan bahwa

Ketersediaan air dibawah kapasitas lapang secara umum menghambat metabolisme tanaman khususnya
tanaman dikotil, seperti tanaman kangkung dengan sistem perakaran yang dangkal sangat respon terhadap
ketersediaan air. Sehingga pertumbuhan akar tanaman yang memanjang adalah bentuk respon akar
tanaman kangkung terhadap ketersediaan. Air yang terbatas.

Pertumbuhan akar lebih digalakkan apabila faktor-faktor nitrogen dan air erhatas, Hal ini akan terbatas.
Hal ini terjadi karena pada tumbuhan yang mengalami cekaman akan mengalokasikan sebagian besar
hasil fotosintesisnya ke organ penyimpanan. Air merupakan komponen utama dalam kehidupan tanaman,
sekitar 70-90% berat segar tanaman adalah berupa air. Air merupakan media yang baik untuk
berlangsungnya reaksi biokimia, di dalam tubuh tanaman air dapat masuk ke jaringan tanaman
berlangsung melalui proses difusi. Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor dantaranya karena: 1)
perbedaan konsentrasi air dan 2) adanya faktor Ingkungan yang berperan dalam proses keseimbangan air
yang ada pada sistem tanah, tanaman dan udara. Bila suatu tanaman berada pada kondisi kekurangan. Air
sebagai akibat kurangnya hujan maupun rigasi, maka proses pembentukan dan perkembangan organ akan
sangat erpengaruh. Pembentukan dan perkembangan organ tanaman (daun, akar, dan batang)
berhubungan dengan proses. Sel tanaman untuk membesar. Sel tanaman akan membesar seiring dengan
renebalnya dinding sel dan terbentuknya selulosa pada tanaman. Pengaruh lainnya. Terkait dengan
ketersediaan air bagi tanaman, berupa transport hara dari tanah bagi tanaman. Hara yang berada dalam
tanah diangkut melalui air yang terserap deh akar tanaman

Berdasarkan hasil pratikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa tanaman kangkung yang ditanam
dengan perlakuan volume penyiraman air 1 hari 2x (bedeng B) memiliki nilai jumlah pertumbuhan dan
hasil yang baik bila dibandingkan dengan volume penyiraman yang lain. Sesuai dengan pernyataan
Junaedi (2009). Bahwa air dan unsur hara merupakan faktor yang sangat penting bagi tumbuhan, sebab
fungsi air ialah sebagai media reaksi enzimatis, berperan dalam fotosintesis, menjaga turgiditas set,
kelembaban, menjaga suhu tanah serta berperan dalam mempengaruhi kelarutan unsur hara dalam tanah
sehingga unsur hara dapat dmanfaatkan secara optimal oleh tanaman.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratikum menunjukkan bahwa terjadi pengaruh akibat perlakuan volume
penyiraman air yang berbeda-beda pada parameter pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman
kangkung darat.Pemberian ar yang tepat yaitu volume penyiraman 1 hari 2x dengan 4×
pengulangan penyiraman akan meningkatkan produksi tanaman kangkung darat, dan memiliki
tinggi tanaman maupun jumlah daun yang relatif bagus dan baik, dengan rerata. Bobot total 5,6
Kg.Penyiraman air dengan volume yang lebih kurang 3× pengulangan penyiraman memiliki
bobot total 5,5 Kg dan memiliki tinggi tanaman maupun jumlah daun yang kurang dari perlakuan
bedeng B.

Penyiraman tanaman merupakan suatu kegiatan yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pemeliharaaan tanaman, dikarenakan tanaman memerlukan asupan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis dalam memperoleh kebutuhannya untuk tumbuh dan bekembang. Selain
itu pemberian air yang cukup merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman, karena air
berpengaruh pada kelembapan media tanam. Tanpa air yang cukup produktivitas tanaman tidak
akan makssimal. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah
ketersediaan air. Kekurangan ataupun kelebihan air tertentu dapat menyebabkan terganggunya
biosintesis protein dan klorofil, metabolisme sel, penurunan fotosintesis dan akhirnya
menghambat pertumbuhan tanaman .

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan pratikum ini yaitu volume penyiraman air yang
tepat untuk tanaman kangkung harus diperhatikan karena sangat berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman, metabolisme dan aktivitas fisiologi lainnya, sehingga kekurangan ataupun kelebihan air
tertentu dapat menyebabkan terganggunya biosintesis protein dan klorofil, metabolisme sel,
penurunan fotosintesis dan akhirnya menghambat pertumbuhan tanaman .
DAFTAR PUSTAKA
Djuriah, D. 2007. Evaluasi Plasma Nutfah Kangkung di Dataran Rancaekek.Jurnal Hortikultura 7(3):
756-762.

Karo-karo, F.J. 2015. Pengaruh KomposisiMedia Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan
Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzigium samarengense). Jurnal Agroteknologi 4 (571): 1786-
1795

Junaedi. 2009. Pertumbuhan Dan Mutu Fisik Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba) Di Polibag
Dan Politub.Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat Knok. Riau.

Maria, G.M. 2009. Respon Produksi Tanaman Kangkung Darat (Iphomea reptans Poir.)
Terhadap Variasi Waktu Pemberian Pupuk Kotoran Ayam. Jurnal Ilmu Tanah 7(1): 18-
22.

Nour, A. and D. Weibel. 1978. Evaluation of Root Characteristics in Sorghum Grain. Jurnal
Agronomy. 70 (5): 217-218.

Mustaha, et.al. 2012. Respon Pertumbuhan Bibit Manggis Pada Berbagai Interval. Penyiraman
Dan Porositas Media. Jumal Horticulture. 22 (1): 37-46.

Purwandari, A. W. (2006). Budidaya Tanaman Kangkung. Jakarta: Ganeca Exact. Hal 5-8

Sarawa. 2014. Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merr) Pada Berbagai Interval
Penyiraman Dan Takaran Pupuk Kandang Jur Jurnal Agroteknos 4 (571):1786-1795.

Anda mungkin juga menyukai