Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL EKSPERIMEN SEBAGAI METODE

ILMIAH

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : praktikum biologi dasar

Oleh :

Nama : Nurul Iffah Amalia


Nim : 230108501022
Kelompo :5
k
Kelas : Sains B 23
Asisten : Nurul Fahda Hamzah

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia di bumi. Menurut
penggunaannya di sungai dan lautan, air digunakan sebagai air minum, air
mandi dan cuci, air irigasi pertanian, air kolam ikan, air sanitasi, dan air
transportasi. Pemanfaatan air yang digunakan untuk air bersih harus
memenuhi standar kualitas yang higienis. Hanya bila unsur-unsur pada
sumber daya air memenuhi baku mutu air minum yang tidak mengandung
mineral yang berbahaya bagi kesehatan manusia barulah dikatakan air bersih
yang aman. Pada saat air mengalir melalui pori-pori batuan di bawah tanah
atau di permukaan tanah, dapat terjadi pencemaran yang disebabkan oleh sifat
dan karakteristikair yang mudah melarutkan unsur kimia tertentu dan logam
berat lainnya (Sumual, 2014). Selain memiliki dampak positif terhadap
manusia serta lingkungan, air sendiri memiliki dampak negatif yaitu sebagai
perantara penyakit.
Hasil tanaman sayuran dipengaruhi oleh banyak faktor, Beberapa faktor
tersebut antara lain media tanam, penyiraman dan pemupukan. Salah satu kunci
keberhasilan budidaya tanaman sangat bergantung pada lingkungan yang
kondusif untuk perkembangan perakaran. Akar tanaman tumbuh dengan baik
pada media tanam yang dapat memberikan dukungan struktural,
memungkinkan penyerapan air yang cukup dan pemanfaatan hara, serta
menyediakan drainase dan pH yang baik bagi tanaman.
Tanah adalah sumber utama nutrisi tanaman dan merupakan tempat
terjadinya banyak perubahan penting dalam siklus pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan cepat dan lambat berbagai tanaman sangat bergantung pada nilai
pH tanah itu sendiri. Pengaruh pH tanah memegang peranan yang sangat
penting dalam menentukan mudah tidaknya ion hara diserap oleh tanaman
(Herlambang, 2006).
Hardjowigeno (2007) mengemukakan bahwa tekstur tanah sangat
menentukan daya serap / retensi air dan unsur hara. Tanah berpasir memiliki
luas permukaan yang kecil, sehingga sulit untuk menyerap (menahan) air dan
unsur hara. Tanah yang mirip lempung memiliki luas permukaan yang luas,
sehingga mampu menahan air dan memberikan nutrisi yang tinggi Komposisi
tekstur ini juga mempengaruhi permeabilitas tanah tailing.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh air sungai terhadap tanah liat pada tanaman
kangkung.
2. Bagaimana pengaruh air sungai terhadap tanah gambut pada tanaman
kangkung.
3. Bagaimana pengaruh air sungai terhadap tanah pasir pada tanaman
kangkung.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh air sungai terhadap tanah liat
pada tanaman kangkung.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh air sungai terhadap tanah
gambut pada tanaman kangkung.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh air sungai terhadap tanah pasir
pada tanaman kangkung.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan
tanaman kangkung.
2. Dapat mengetahui media (tanah) yang baik untuk tanaman atau
budidaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka
Kangkung (Ipomea spp.) merupakan salah satu sayuran daun yang
paling populer di Asia Tenggara. Kangkung dikenal juga dengan ‘swamp
cabbage’,’water convolvulus’, dan ‘water spinach’. Tanaman kangkung
berbunga dengan warna yang beragam dari putih sampai merah muda, dan
batangnya dari warna hijau sampai ungu. Daunnya merupakan sumber
protein, vitamin A, besi dan kalsium. Ada dua jenis kangkung, yaitu
kangkung darat (Ipomea reptans Poir) dan kangkung air (Ipomea Aquatica).
Tanah adalah sumber utama nutrisi tanaman dan merupakan tempat
terjadinya banyak perubahan penting dalam siklus pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan cepat dan lambat berbagai tanaman sangat bergantung pada
nilai pH tanah itu sendiri. Pengaruh pH tanah memegang peranan yang sangat
penting dalam menentukan mudah tidaknya ion hara diserap oleh tanaman
(Herlambang, 2006).
Tanah pasir adalah tanah yang memiliki luas permukaan yang kecil
sehingga sulit untuk menyerap air dan unsur hara. tanah pasir tidak memiliki
unsur kandungan air, mineral, dan unsur hara karena tekstur pada tanah pasir
yang sangat lemah. tanah berpasir menghadapi banyak kendala karena sifat
tanah yang memiliki kemampuan yang buruk untuk menahan air dan hara.
Untuk meningkatkan hasil tanaman, perlu ditambahkan pembenah tanah yang
dapat memperbaiki sifat-sifat tanah berpasir.
Tanah gambut merupakan tanah yang terbentuk dari penumpukan sisa
tumbuhan yang setengah membusuk atau mengalami dekomposisi yang tidak
sempurna (fatma,2015). Tanah gambut terkandung bahan organik yang cukup
tinggi karena bahan bakunya merupakan sisa dari tumbuhan, seperti lumut,
pepohonan dan sisa dari binatang yang telah mati.
Tanaman kangkung cocok ditanam pada tanah bertekstur liat yang
mana tanah liat adalah tanahyang mempunyai struktur tanah yang agak
remah. Selain itu, tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhanya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Azizah, 2012).
B. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini yaitu “pengaruh air sungai terhadap tanah liat,
tanah gambut dan tanah pasir pada tanaman kangkung” yaitu :
1. Erosi tanah : air sungai yang deras dan tidak terkendali dapat
menyebabkan erosi tanah liat yang bisa merusak struktur tanah dan dapat
mengurangi kemampuan tanah untuk mendukung tanaman. Dan jika air
sungai tercemar oleh bahan kimia itu juga dapat merusak tanah liat dan
berdampak buruk pada tanaman.
2. Pengaruh air sungai terhadap tanah gambut tergantung pada kondisi air
sungai dan kualitas air sungai.
3. Pengaruh air sungai terhadap tanah pasir itu tergantung pada kualitas air
dan sungai juga dapat memberikan risiko banjir jika ada banjir yang
melanda itu dapat merusak tanaman dan tanah pasir yang digunakan
untuk bercocok tanam.
Kangkung merupakan tanaman sayursayuran semusim, berumur
pendek,dan banyak disukai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia
karena rasanya yang lezat dan memiliki nilai gizi yang cukup tinggi,
seperti zat besi, vitamin A, B,C, protein, dan serat (Edi dan Bobihoe
2014).
Selain itu, Menurut Anggara (2009), kangkung juga mengandung
zat sedatif yang dapat menurunkan ketegangan dan menginduksi
ketenangan, mengandung senyawa fitokimia yang merupakan
komponen bioaktif dan antioksidan alami bagi tubuh serta dapat
menurunkan resiko terhadap penyakit kanker, hati, stroke, tekanan
darah tinggi dan infeksi saluranpencernaan (Maulana 2018)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitf untuk mengetahui
Pengaruh air sungai terhadap tanah liat, tanah pasir, dan tanah gambut pada
tanaman kangkung.
B. Variabel Penelitian
Dalam eksperimen ini air sungai digunakan sebagai media penyiraman
tanaman kangkung yang memiliki frekuensi dan volume penyiramnnya harus
di sama ratakan pada setiap tanah yang berbeda.
Dalam eksperimen ini ada 3 jenis tanah yang berbeda digunakan yaitu
tanah liat, tanah pasir dan tanah gambut. Ketiga jenis tanah ini akan diberi
perlakuan penyiraman air sungai yang sama.
Dalam eksperimen ini, parameter yang diamati dan diukur pada
pertumbuhan tanaman kangkung adalah jumlah daun, tinggi tanaman, lebar
tanaman dan warna tanaman kangkung. Pengukuran ini dilakukan pada 3
jenis tanah yang berbeda.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Definisi Operasional Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain
dan variabel bebas ini tidak dapat terpengaruh dengan variabel lain.
2. Definisi Operasional Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dapat terpengaruh dengan
variabel lain.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
 Gelas pop ice ( 3 buah)
 Alat ukur
 Alat tulis
 Gunting
2. Bahan
Tiga jenis tanah secukupnya :
a. Tanah liat
b. Tanah gambut
c. Tanah pasir
Enam jenis air :
a. Air sungai
b. Air PDAM
c. Air ledeng
d. Air sumur
e. Air kerang
f. Air beras
Benih kangkung secukupnya
E. Prosedur Kerja
1. Siapkan gelas pop ice yang telah dilubangi dan isi dengan 3 jenis tanah
yang berbeda pada masing masing gelas sebanyak 3/4 gelas pop ice
2. Gelas yang sudah terisi tanah kemudian ditanami benih kangkung pada
tiap gelas yang telah di isi dengan tanah maksimal 3 benih bibit
3. Pemeliharaan tanaman selama kurang lebih 15 hari
4. Letakkan gelas pop ice yang berisi benih kangkung di tempat yang
cukup cahaya matahari
5. Siram tanaman secara teratur dengan air yang telah disiapkan (air
sungai)
6. Lakukan pengamatan dan pengukuran terhadap tinggi tanaman dan
jumlah daun setiap 5 hari
7. Catat hasil pengamatan dan pengukuran pada tanaman kangkung
8. Analisis hasil pengamatan dan pengukuran untuk mengetahui
perbedaan ukuran dari setiap perlakuan yang diberikan
9. Buat kesimpulan dari hasil analisis.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian, maka perlu
ditentukan teknik-teknik pengumpulan data yang sesuai. Metode
pengumpulan data merupakan suatu bagian terpenting dalam proses akan
suatu bagi penelitian, karena dari data yang terkumpul dapat menggambarkan
keadaan subjek penelitian sesungguhnya. Hal ini bertujuan untuk
mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. "Untuk mengetahui
Dampak Pengaruh air sungai dan 3 jenis tanah yang digunakan dalam
pertumbuhan tanaman kangkung".
Metode yang di gunakan dalam Penelitian ini Yaitu:
1. Observasi/pengamatan merupakan teknik mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung.
Jenis observasi ini ada dua macam:
a. Observasi Partisipan: pengamat ikut serta dalam kegiatankegiatan yang
dilakukan oleh subjek yang sedang diamati.
b. Observasi Tak-partisipan: pengamat berada di luar subjek yang
c. diamati dan tidak ikut dalam kegiatan yang mereka lakukan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengelola data
informasi sehingga karakteristik data menjadi mudah untuk dipahami dan
juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan yang terutama adalah
masalah tentang sebuah penelitian. Alat ukur yang digunakan dapat mengukur
atau mengungkapkan hal yang seharusnya diukur pada pertumbuhan tanaman
kangkung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
A. Tabel Hasil Pengamatan
a. Jenis Air Sungai

No Jenis Tanah Hari Hasil Keterangan


. ke- Pengamatan
5 Pada hari ke 5 diperoleh
tingginya 3 cm dan
perkecambahannya dimulai sejak
hari ke 2 lebar daun 2,5 cm
1. Tanah Pasir 10 pada hari ke 10 tinggi batang
tanaman kangkung setinggi 10,5
cm dan mempunyai lebar daun
selebar 3 cm
15 pada hari ke 15 tanaman
kangkung pada tanah pasir
memiliki tinggi batang 12 cm dan
lebar daun selebar 4,5 cm
5 Tinggi tanaman pada hari ke 5
yaitu 3,5 cm dan
perkecambahannya dimulai sejak
hari ke 2 lebar daun 2 cm
2. Tanah Gambut 10 Pada hari ke 10 tanaman
kangkung mempunyai tinggi
batang setinggi 10 cm dan
mempunyai lebar daun 3,4 cm
Pada hari ke 15 tanaman
kangkung mempunyai tinggi
15 batang setinggi 11cm dan lebar
daun 5 cm

5 Pada hari ke 5 diperoleh


tingginya 2,5 cm dan
perkecambahannya dimulai sejak
hari ke 3 dan lebar daun 2,5 cm
3. Tanah Liat 10 pada hari ke 10 tinggi tanaman
kangkung setinggi 9,2 cm dan
lebar daun 3 cm

15 pada hari ke 15 tanaman


kangkung memiliki tinggi batang
11,4 cm dam lebar daun 4,3 cm
b. Air PDAM

No Jenis Tanah Hari Hasil Keterangan


. ke- Pengamatan
5 Pengamatan selama hari ke 5
diperoleh penambahan ukuran
tinggi tanaman yaitu 11 cm dan
perkecambahannya dimulai sejak
hari ke 2
1. Tanah Pasir 10 Pada hari ke 10 tinggi batang 13
cm dan lebar daun 2,5 cm dan bibit
ke 5 tidak berhasil tumbuh

15

5 Selama hari ke 5 diperoleh ukuran


tinggi tanaman setinggi 8,5 cm dan
perkecambahannya dimulai sejak
hari ke 2
2. Tanah Gambut 10 Pada haari ke 10 tinggi batang bibit
pertama 12 cm dan lebar daunnya
2,5 dan pada bibit ke kedua tinggi
batang 9 cm,tidak mempunyai daun
15
5 Selama hari ke 5 diperoleh ukuran
tinggi tanaman kangkung setinggi
10 cm dan perkecambahannya
dimulai sejak hari ke 3
3. Tanah Liat 10 Bibit pertama tinggi batang 11,5
cm dan lebar daun 2 cm

15

c. Air Ledeng

No. Jenis Tanah Hari ke- Hasil Pengamatan Keterangan


5

1. Tanah Pasir 10

15

2. Tanah Gambut 10

15
5

3. Tanah Liat 10

15

d. Air Sumur

No Jenis Tanah Hari Hasil Keterangan


. ke- Pengamatan
5 Tidak ada bibit
Yang tumbuh

1. Tanah Pasir 10 Tinggi batang 6 cm dan lebar


daun 3 cm

15

5 Tinggi batang 7,75 cm lebar


daun 1cm

2. Tanah Gambut 10 Tinggi batang 10 cm dan lebar


daun tanaman kangkung 3 cm
15
5 Tinggi batang 6,25 cm dan lebar
daun 1 cm

3. Tanah Liat 10 Tinggi batang pada tanaman


kangkung 5 cm dan lebar daun 2
cm

15

e. Air Keran

No. Jenis Tanah Hari ke- Hasil Pengamatan Keterangan


5

1. Tanah Pasir 10

15

2. Tanah Gambut 10
15

3. Tanah Liat 10

15

f. Air Beras

No Jenis Tanah Hari Hasil Keterangan


. ke- Pengamatan
5 Tumbuh 1 bibit tapi tidak subur

Tumbuh bibit pada tanaman


1. Tanah Pasir 10 kangkung dengan tinggi 0,3 cm
dan 1 bibit mulai membusuk

15

5 Semua bibit tanaman kangkung


tumbung dan memiliki masing
masing tinggi sekitar 10 cm dan
salah satu tanaman memiliki tinggi
13 cm dan lebar daun 1 cm
Tanaman pada hari ke 10 memiliki
2. Tanah Gambut 10 tinggi rata rata 10 cm dan lebar
daun 1 cm

15

5 Pada hari ke 5 tumbuh 2 bibit


tanaman kangkung tinggi 9 cm dan
lebar daun 1 cm dan satu bibit
tumbuh sekitar 1cm
3. Tanah Liat 10 Bibit 1 pada hari ke 10 memiliki
tinggi batang 11 cm dan lebar daun
1 cm dan bibit 2 memiliki tinggi 5
cm dan lebar daun 1cm
15

B.Pembahasan
Percobaan ini mengenai eksperimen sebgai metode ilmiah yang berjudul
pengaruh air sungai dan 6 jenis tanah yang digunakan dalam pertumbuhan
tanaman kangkung praktikum ini bertujuan untuk melatih dan membiasakan
mahasiswa menerapkan keterampilan proses sains berupa percobaan secara
sistematis dan terkontrol dalam memecahkan suatu masalah biologi.
Eksperime (percobaan) merupakan observasi dibawah kondisi buatan
(artificial condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti.
Tujuan eksperimen ini adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya
hubungan sebab akibat antara dua atau lebih faktor (variabel) dengan cara
memberikan perlakuan perlakuan kepada kelompok eksperimen (subjek yang
di beri perlakuan) kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok
komtrol (subjek yang tidak diberi perlakuan)
Hasil analisis kangkung tersebut menunjukkan bahwa perlakuan air
pascafitoremediasi pada tanaman kangkung darat tidak terlalu
berpengaruhtinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa perlakuan air pascafitoremediasi pada tanaman
kangkung darat tidak berpengaruh nyata n tanaman kangkung darat jumlah dn
paling banyak yaitu terdapat pada perlakuan tanah gambut dan Perlakuan air
pascafitoremediasi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman.
Hal ini dikarenakan konsentrasi air pascafitoremediasi masih berada dibawah
ambang batas Nilai rerata tinggi tanaman dan jumlah daun kangkung darat
Perlakuan Tinggi tanaman rata rata 8cm dan Jumlah daun sekitaran 7-8
dedaunan
Tanaman kangkung pada tanah pasir jadi Tanah pasir memiliki rongga yang
besar sehingga pertukaran udara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu
tanah pasir tdak lengket jika basah sehingga menjadikan tanah pasir mudah
untuk diolah.Tanah pasir memiliki tekstur yang kasar. Terdapat ruang pori-pori
yang besar diantara butiran-butirannya sehingga kondisi tanah ini menjadi
struktur yang lepas dan gembur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan teknik observasi dan
dokumentasi didapatkan dengan menggunakan uji hasil Pengaruh air
terhadap jumlah daun pada tanaman kangkung darat (Ipomoa Reptans Poir)
didapatkan pengaruh signifikan terhadap jumlah daun dan tanaman kangkung
darat (Ipomoa Reptans Poir). Dari semua data kelas yang didapatkan mulai
dari air sungai,air pdam,air keran,air berasdan jenis air lainnya dapat
disimpulkan bahwa tanah dan air sangat berpengaruh besar terhadap jumlah
daun yang di hasilkan kangkung darat (Ipomoa Reptans Poir) yaitu sebesar
39,4% pada hari ke 5 dan 63% pada hari ke 10 dan 85% pada hari ke 15
dimana kangkung sudah mulai tumbuh besar dan menghasilkan banyak daun.
B. Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai eksperimen ini yaitu dengan
menggunakan kangkung air untuk konsentrasi dan parameter limbah lainnya
dengan catatan sebelum mengontakkan kangkung air dengan sampel air
limbah, pastikan kembali kesegaran kangkung air yang akan digunakan.
Selain itu, yang perlu dipastikan kembali adalah kangkung air yang digunakan
memiliki ukuran yang seragam baik dari usia tanaman, tinggi tanaman, jumlah
daun, maupun banyak akarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, A. (2022). Respon Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea
Reptans Poir) terhadap Pemberian Pupuk Organik Di Lahan Sawaah Desa
Kelondom. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(12), 4211-4218.

Putri, N. T. C., Dwina, D. O., Nazarudin, N., & Kumalasari, D. (2022). Stabilisasi
Tanah Gambut Dengan Penambahan POFA (Palm Oil Fuel Ash) Dan
Semen Terhadap Indeks Properti Tanah. Jurnal Teknologi dan Inovasi
Industri (JTII), 3(1).

RIFKI, H. (2019). PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEKANISME


PENGERUKAN YANG TEPAT TERHADAP KAPAL KERUK TSHD.
KING ARTHUR-8 SESUAI DENGAN JENIS MATERIAL TANAH
DIDASAR PERAIRAN. KARYA TULIS.

Azis, N., Hartawan, M. S., & Amelia, S. (2020). Rancang Bangun Otomatisasi
Penyiraman dan Monitoring Tanaman Kangkung Berbasis Android.
IKRA-ITH Informatika: Jurnal Komputer dan Informatika, 4(3), 95-102.

Lia, K. O. S., Eko, H., & Ridesti, R. (2018). Fitoremediasi air tercemar logam
kromium dengan menggunakan Sagittaria lancifolia dan Pistia stratiotes
serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan kangkung darat Ipomea reptans.
Jurnal tanah dan Sumberdaya lahan, 5(1), 739-746.

Pratama, A. A., Rupiwardani, I., & Subhi, M. (2022). PENGARUH KUALITAS


AIR DENGAN PARAMETER KIMIA DAN FISIKA DALAM
PENINGKATAN PERTUMBUHAN KANGKUNG. MEDIA HUSADA
JOURNAL OF ENVIRONMENTAL HEALTH SCIENCE, 2(1), 81-86.

Alya, F. (2022). Pengaruh Waktu Kontak dan Bobot Biomassa Kangkung Air
(Ipomoea aquatica) Terhadap Penurunan Kadar Total Suspended Solid
(TSS) Air Limbah Rumah Sakit dengan Metode Fitoremediasi. Jurnal
Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL), 4(2), 1-8.

Anda mungkin juga menyukai