Anda di halaman 1dari 15

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan
dan pengeliatan kita.Kita melihatnya, menginjaknya, menggunakannya dan
memperhatikannya.Kita bergantungan dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang
baik dan subur tergantung dari cara kitamengunakannya. Tanah sudah digunakan
sejak dahulu karena semua orang yang hidup di permukaan bumi mengenal
wujudtanah. Pengertian tanah itu sendiri bermacam-macam, akan tetapi karena
luas penyebarannya apa sebenarnya yang dimaksut tanah, akan ditemui
bermacam-macam jawaban atau bahkan orang akan bingung untuk menjawabnya.
Masing-masing jawabanya akan di pengaruhi oleh pengetahuan dan minat orang
yang menjawab dalam sangkut pautnya dengan tanah.
Semua makhluk hidup sangat tergantung dengan tanah, sebaliknya suatu tanah
pertanian yang baik ditentukan juga oleh sejauh mana manusia itu cukup terampil
mengolahnya.Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia.Tanah dapat di gunakan untuk
medium tumbuh tanaman yang mampu menghasilkan berbagai macam makanan
dan keperluan lainnya.Maka dari berbagai macam tanah beserta macam-macam
tujuan penggunaanya itu perlu di lakukan suatu pembelajaran lebih lanjut
mengenai tanah agar kita benar-benar memahami tanah itu sendiri. Tanah terdiri
dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan
yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna
interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari
konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan cair.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses
pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi
bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa
tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan
tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian
atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali
lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat
fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon
tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut
biasa disebut Profil Tanah.
Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia ini, ditandai
dengan adanya lautan, sungai, danau dan lain sebagainya. Tanah memegang
peranan penting dalam melakukan prespitasi air yang masuk ke dalam tanah,
selanjutnya sekitar 70% dari air yang diterima dievaporasi dan dikembalikan ke
atmosfer berupa air, dan tanah memegang peranan penting dalam refersi dan
penyimpanan. Sisanya itulah yang digunakan untuk kebutuhan tranpirasi,
evaporasi dan pertumbuhan tanaman.Kandungan air dalam tanah dapat ditemukan
dengan beberapa cara. Walaupun penentuan kandungan air tanah didasarkan pada
pengukuran gravimetrik, tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam hitungan
volumetrik seperti nisbah air (water ratio).
Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi.Kondisi tanah
menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan
tanah.Jadi tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga
sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas
dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi
setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses
pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun
kegiatan manusia
Bobot isi tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah yang digunakan untuk
menilai kegemburan tanah. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh bobot
isi tanah. Kandugan air tanah ideal untuk menentukan bobot isi adalah pada
kondisi kapasitas lapang. Namun menyimpan sedikit dari kondisi kapasitas lapang
tidak menyebabkan kesalahan nyata. Perlu diperhatikan, jangan melakukan
penentuan bobot isi bila keadaan tanah sangat kering.
Ruang pori tanah yaitu bagian volume tanah yang tidak berisi bahan padat
baik bahan mineral maupun bahan organik. Ruang pori tanah terdiri atas partikel
pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah. Pori tanah
diklasifikasikan atas ukurannya yaitu pori makro (>0,1 mm), pori meso (30-
100mm) dan pori mikro (< 30mm).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Praktikum ini memiliki tujuan sebagai beriku :
1. Untuk mengetahui penentuan kadar air, bobot isi dan total ruang pori
tanah.
2. Untuk membandingkan kadar air, bobot isi dan total ruang pori tanah pada
kondisi jenis penggunaan lahan, kelerengan dan kedalaman berbeda.
Manfaat pada praktikum ini adalah agar bisa memahami dan mengetahui cara
menentukan kadar air, bobot isi dan total ruang pori tanah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila
massa tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C sampai diperoleh berat
tanah kering yang tetap. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan
dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak
jenuh.Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi
(Pairunan dkk, 2015).
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya
tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya
tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut  dalam tanah. Air dapat
menyerap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya–gaya adhesi, kohesi dan
gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler (Hardjowigeno, 2018).
Kadar air merupakan komponen utama tanaman hijau yang merupakan
70%-90%  dari berat segar. Kebanyakan sepsis tanaman tak berkayu, sebagian
besar air kandungan dalam isi sel (85%-90%) yang merupakan media yang baik
untuk banyak reaksi biokimia. Tetapi air mempunyai beberapa peranan lain dalam
fisiologi tanaman dan keadaannya unik yang cocok dengan sifat kimia dan
fisikanya yang diperankan (Fitter, 2018).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah,
iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang
bertekstur pasir, karena butiran–butirannya berukuran lebih besar, maka setiap
satuan berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit
menyerap air dan unsur hara.Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka
setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi.Tanah
bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar
(Hardjowigeno, 2014).
Pengaruh hubungan tegangan dan kelembaban pada sejumlah air yang
tersedia di dalam tanah.Kapasitas lapang, koefisien titik layu permanen, tekstur,
struktur, dan kandungan bahan organiknya.Semuanya itu mempengaruhi air lebih
banyak, meskipun pada tekstur lempung jelas mempunyai kapasitas yang lebih
kecil dari pada tekstur berdebu.Perbandingan kapasitas perubahan air yang
dinyatakan dalam tinggi air pada tiap kaki tinggi tanah (Buckman dkk, 2019).
Kadar air yang tinggi dengan ketersediaan oksigen yang tidak ada, akan
mengakibatkan proses dekomposisi kurang sempurna sehingga menghasilkan
senyawa lain berupa asam-asam organik, yang akan mengubah sifat tanah menjadi
basa atau pH meningkat. Sebagaimana diketahui organisme pengurai atau
dekomposer umumnya menghendaki pH yang mendekati basa (Buckman dan
Brady, 2021).
Pada perlakuan kadar air 30% dan 45% pada hari ke-6 tumbuh cendawan
atau jamur dan timbul bau tengik serta tanah berubah warna menjadi kebiruan
sampai kehitaman. Hal ini diduga karena terjadi pembusukan dan proses
fermentasi akibat adanya korelasi antara kadar air yang tinggi dan bahan organik
dalam kondisi anaerob. Menurut Buckman dan Brady (1982) warna tanah yang
berubah karena ketersediaan oksigen yang berkurang.Sedangkan cendawan
sendiri adalah salah satu kelompok mikroorganisme yang menyukai substrat yang
kaya karbonat (Mulyani, dkk. 2018).
Menurut Alexsander (2014) kadar air tanah sangat berperan bagi proses
yang berlangsung di tanah, khususnya yang berkaitan dengan aktivitas
mikroorganisme. Dimana mikroorganisme merupakan tenaga penggerak proses
dekomposisi yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
laju respirasi. Pengaruh kadar air terhadap aktivitas mikroorganisme dapat terjadi
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung kadar air berpengaruh
terhadap kondisi resirkulasi udara untuk ketersediaan oksigen dalam tanah.
Menurut Boyd (2016) kadar air berpengaruh terhadap proses dekomposisi yang
berhubungan dengan kadar oksigen terlarut, semakin tinggi kadar air maka
ketersediaan oksigen menjadi rendah dan akan menghambat proses dekomposisi
aerob yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada laju respirasi. Kerja
bakteri pada permukaan tanah memerlukan konsumsi oksigen yang tinggi.Pada
tanah yang tidak kontak langsung dengan udara, seringkali menghadapi masalah
kekurangan oksigen. Pada kondisi air yang berlebihan akan menciptakan agregat
tanah yang kecil dan kompak. Pada kondisi ini kandungan pori-pori mikro tanah
sangat sedikit, padahal melalui pori-pori ini mikro air dapat bergerak
bebas.Akibatnya tanah tidak memberi ruang bagi ketersediaan oksigen
dikarenakan pori-pori tanah yang terisi air.
Menurut Annabi et al. (2014), meningkatnya kadar air tersedia ini juga
akibat dari sifat bahan organik yang hidrofilik yaitu dapat menghisap dan
memegang air. Menurut Brady and Weil (2014), bahan organik dapat menyerap
air sampai enam kali beratnya sendiri sehingga dengan semakin tinggi kandungan
bahan organik dalam tanah maka akan berakibat meningkatnya kadar air tanah
Pendapat Arsyad (2015), yang mengatakan bahwa pengaruh pengolahan
tanah hanya bersifat sementara menggemburkan tanah, selanjutnya akan terjadi
erosi dan penyumbatan pori-pori tanah akibat pengolahan tanah yang salah. Pada
olah tanah minimum, nilai bobot isi dan ruang pori total tidak berbeda jika
dibandingkan dengan olah tanah intensif maupun tanpa olah tanah. Hal ini
disebabkan karena tanah hanya diolah seperlunya saja sehingga masih terdapat
bongkah-bongkahan tanah yang cukup besar, sehingga tanah tidak mudah
hancur.Bobot isi merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menilai
kepadatan suatu tanah.Semakin kecil bobot isi tanah maka semakin gembur tanah
tersebut, sebaliknya semakin besar bobot isi semakin padat tanah
tersebut.Pemberian residu N dan serasah atau mulsa pada perlakuan olah tanah
konservasi sebagai penutup tanah diharapkan dapat mengurangi erosi dan aliran
permukaan, serta memperbaiki sifat fisik tanah.
Nilai ruang pori total juga sejalan dengan nilai bobot isi tanah. Pada tanah
yang ruang pori totalnya tinggi memiliki bobot isi yang rendah, demikian juga
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soepardi (2013) bahwa, bobot isi
tanah berbanding terbalik dengan ruang pori total dan sangat ditentukan olah
bahan organik yang terkandung didalam tanah. Untuk menurunkan bobot isi tanah
diperlukan mulsa sisa tanaman yang banyak dan memerlukan waktu lebih dari
satu musim tanam.
Pendapat Brown dan Dicky (2013) yang menyatakan bahwa untuk
menurunkan bobot isi tanah, meningkatkan permeabilitas, porositas, dan ruang
pori total diperlukan mulsa sisa tanaman lebih dari 11 ton ha-1. Kekerasan yang
terjadi dipengaruhi oleh kondisi ketersediaan bahan organik dan porositas tanah
yang ada di lahan tersebut.Bahan organik berperan dalammenciptakan
kegemburan tanah. Pemberian bahan organik akan mempengaruhi terciptanya
peningkatan porositas tanah yang tinggi. Sehingga kekerasan tanah dapat
diatasi.Pada sistem olah tanah intensif pemanfaatan sisa-sisa tanaman dan gulma
sebagai penutup lahan dan bahan organik tidak dilakukan.
Kekerasan tanah berhubungan erat dengan bobot isi, ruang pori total, dan
kandungan bahan organik tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organik maka
semakin rendah bobot isi tanah, sehingga kekerasan tanah berkurang. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sarief (2019), bahwa penurunan kekerasan tanah diikuti
menurunnya bobot isi tanah dan meningkatnya ruang pori total tanah, peningkatan
kekerasan tanah akan meningkatkan bobot isi tanah, menurunkan pori aerase dan
menurunkan permeabilitas tanah.
Kontribusi penerapan sistem olah tanah konservasi dan olah tanah intensif
dengan pemberian residu pemupukan nitrogen tidak berbeda terhadap penurunan
kekerasan dan kepadatan tanah.Hal ini tentunya disebabkan karena pemberian
residu nitrogen, pada sistem tanpa olah tanah mampu menciptakan kondisi
struktur tanah yang baik tidak mudah hancur oleh tumbukan butir-butir hujan
sehingga permeabilitas tanah dapat ditingkatkan. Dengan meningkatnya populasi
organisme tanah, maka aktivitas biota tanah semakin banyak dan mengakibatkan
rongga atau pori tanah yang terbentuk meningkat (Asdak, 2016).
Elfiati dan Delvia (2014) yang menyatakan bahwa semakin rendah nilai
bulk density tanah maka laju infiltrasi tanah akan semakin cepat, sehingga
besarnya laju infiltrasi tanah akan berbanding terbalik dengan besarnya bulk
density tanah. Berdasarkan hasil pengamatan permeabilitas tanah dapat dilihat
seperti halnya laju infiltrasi tanah, tinggi rendahnya permeabilitas tanah
dipengaruhi oleh total ruang pori tanah, sehingga tanah dengan total ruang pori
yang tinggi akan memperbesar kecepatan laju air dalam pori-pori tanah. Artinya
laju pergerakan air semakin besar apabila total ruang pori di dalam tanah besar.
Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan induk abu gunung api
(Devnita, 2015). Andisol mempunyai potensi tinggi untuk pertanian karena
memiliki beberapa sifat fisika dan kimia tanah yang baik, seperti bobot isi tanah
rendah, permeabilitas tanah tinggi, kandungan bahan organik tinggi dan
kandungan unsur hara yang tinggi, meskipun demikian Andisol memiliki
beberapa kendala diantaranya ketersediaan unsur P yang rendah.
Luas Andisol relatif kecil, akan tetapi intensif ditanami baik untuk
tanaman semusim maupun tahunan memiliki produktivitas yang tinggi. Namun
demikian, Andisol memiliki beberapa kendala diantaranya ketersediaan unsur P
yang rendah.Rendahnya ketersediaan P pada Andisol disebabkan oleh fraksi
koloidnya yang didominasi oleh mineral ordo kisaran pendek, seperti alofan,
imogolit, ferihidrit dan kompleks Al-humus(Hikmatullah, 2018).
Selain itu bahan organik mampu mengikat butir tunggal menjadi agregat
dari agregat mikro menjadi agregat meso dan makro yang mempunyai ruang pori
antara agregat tersebut. Semakin besar agregat yang terbentuk, ruang pori yang
bersebelahan dengan agregat juga semakin besar dan bobot isi tanah semakin
rendah, sehingga kapasitas tanah dalam meretensi air pun tinggi (Yulnafatmawita
dkk., 2015).
Penurunan bobot isi tanah setelah tanam disebabkan oleh perakaran
tanaman yang berperan dalam menurunkan bobot isi tanah.Bobot isi merupakan
petunjuk kepadatan tanah, semakin padat suatu tanah maka semakin tinggi bobot
isinya yang berarti tanah semakin sulit ditembus akar tanaman. Peningkatan
kandungan bahan organik tanah dapat mempertahankan kualitas fisika tanah untuk
membantu perkembangan akar tanamanmelalui pembentukan celah-celah yang
mudah ditembus akar (Kusuma dkk., 2013).
Selain akar tanaman akan menyumbang bahan organik dalam tanah yang
berperan sebagai perekat (pengikat) partikel tanah, sehingga agregasi tanah
menjadi baik, ruang pori tanah meningkat dan bobot isi menurun. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Mariana (2016) bahwa bahan organik bersifat porus, ketika
diberikan ke dalam tanah akan menciptakan ruang pori di dalam tanah, sehingga
bobot isi tanah menjadi berkurang.
Menurut Hardjowigeno (2015), makin padat tanah maka makin tinggi
bobot isinya yang berarti makin sulit tanah meneruskan air atau ditembus akar
tanaman. Kedalaman penetrasi akar dan pertumbuhan tinggi tanaman berkurang
dengan meningkatknya kepadatan tanah, dengan terganggunya sistem perakaran
maka akan terganggu pula proses-proses di dalam jaringan tanaman terutama
penyerapan unsur hara melalui akar menuju bagian tanaman
Bobot isi tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah yang digunakan
untuk menilai kegemburan tanah.Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh
bobot isi tanah. Hasanah (2019) menyatakan bahwa semua parameter
pertumbuhan diamati seperti tinggi tanaman, panjang akar, berat segar, kering
akar dan kering pupus tanaman semuanya secara konsisten meningkat dengan
semakin menurunnya bobot isi tanah. Akar tanaman tumbuh dan berkembang
cepat pada tanah yang sangat gembur, tetapi absorpsi air dan hara bisa terbatas
karena kurangnya kontak antara akar dan partikel tanah atau larutan tanah.

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari jumat, 11 November 2022 dan
dilakukan pada Labolaturium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Halu
Oleo, pada pukul 13.00 sampai 17.00 WITA.
3.2. Bahan dan alat
Alat yang digunakan yaitu ring sampel, mistar, timbangan, oven, kantung
kresek, karet, pisau cutter, gunting, kertas label dan peralatan tulis.
Bahan yang digunakan adalah sampel tanah.
3.3. Prosedur Kerja
1. Ambil ring yang telah berisi tanah pada hasil praktikum I, lepaskanlah
penutup ring dan timbang beratnya, catat sebagai berat tanah basah
(b=x=gram).
2. Keringkan tanah bersama ring ke dalam oven pada suhu 105*C hingga
besar konstan (1x24 jam). Setelah dingin timbang tanah kering bersama
ring dan catat sebagai berat tanah kering (c=gram).
3. Timbanglahring kosong yang telah dikeluarkan tanahnya (a=y=gram).
4. Ukur rata-rata tinggi dan diameter ring kosong untuk menghitung besarnya
volume tanah dengan menggunakan persamaan volume tabung.
5. Tentukanlah kadar air, bobot isi, total ruang pori tanah dengan
menggunakan persamaaan:
b−c
KAT ( Z ) = x 100 %
c−a
100
(x − y )
(100+ z )
BV =
Volume Tanah

BV
Total=1− x 100 %
Bj

Keterangan :
KAT = kadar air tanah BV = Beratvolume tanah
Bj = berat jenis tanah Volume tanah = volume ring

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pengamatan kadar air tanah, bobot isi dan total ruang pori tanah

Lapisan b =x c a=y

I 238,44 gram 207,71 gram 40,48 gram

II 246,45 gram 219,59 gram 40,48 gram

III 221,99 gram 204,67 gram 40,48 gram

Tabel 1.1 Hasil pengamatan kadar air tanah, bobot isi dan total ruang pori

Lapisan KAT (%) BV (g/cc) Total Pori (mm)


I 18 % 1,70 g/cc 0,35 mm

II 14 % 1,84 g/cc 0,30 mm

III 10 % 1,68 g/cc 0,36 mm

Tabel 1.2 Hasil analisis kadar air, bobot isi dan total ruang pori tanah

4.2 Pembahasan

Kadar air didalam tanah dinyatakan dalam persen. Jumlah air yang dapat ditahan
oleh tanah dinyatakan atas dasar berat atau volume. Dasar penentuannya adalah
pengukuran kehilangan berat atau isi selama pengeringan. Tipe tanah, iklim dan jumlah
humus dalam tanah sangat mempengaruhi kadar air ta nah, kadar air antar lapisan
tanah pada profil yang sama juga dapat berbeda. Bobot isi adalah perbandingan tanah
kering dengan suatu volume tanah termasuk pori-pori tanah. Umumnya dinyatakan
dalam satuan gram/cm³. ruang pori tanah dapat di hitung dan kerapatan isi yang lebih
besar dibandingkan dengan tanah berpasir memiliki volume yang diisi ruang pori lebih
rendah, begitupun sebaliknya pada tanah liat.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa berat tanah
lapisan I, kadar air dan ring sebelum diovenkan adalah 238,44 gram (berat tanah
basah) dan setelah diovenkan berat tanah dan ring berubah menjadi 207,71 gram (berat
tanah kering) dan berat ring kosong yang telah dikeluarkan tanahnya (c = gram) yaitu
40,48 gram. Volume tanah = volume ring yaitu 98,125 cm 3, dan untuk berat jenis tanah
(Bj) telah diasumsikan 2,65 gram cm-3. Kemudian untuk menentukan kadar air, bobot isi
dan total ruang pori pada tanah lapisan 1 ini yaitu dengan menggunakan persamaan/
rumus yang telah telah ditentukan. Keterangan persamaan : 1) KAT (Z) = Kadar Air
Tanah, 2) Bj = Berat jenis tanah, 3) BV = Berat Volume tanah, dan 4) Volume tanah =
volume ring (untuk mendapatkan volume tanah/ volume ring maka menggunakan
rumus volume tabung). Setelah memasukkan semua nilai kedalam persamaan dan akan
mendapatkan hasil KAT (Z) = 18 %, BV (Berat Volume) = 0,70 g/cc, dan total ruang pori =
0,35 mm.
Berat tanah lapisan II, kadar air dan ring sebelum diovenkan adalah 246,45 gram
dan setelah diovenkan berat tanah dan ring berubah menjadi 219,59 gram dan ring
kosong yang telah dikeluarkan tanahnya (c =gram) yaitu 40,48 gram, dengan volume
tanah atau volume ring yaitu 98,125 cm3 dan untuk berat jenis tanah/ Bj telah
diasumsikan 2,65 gram cm-3. Untuk menentukan kadar air, bobot isi dan total ruang pori
pada tanah lapisan 2 ini yaitu dengan menggunakan persamaan/ rumus yang telah telah
ditentukan. Keterangan persamaan : 1) KAT (Z) = Kadar Air Tanah, 2) Bj = Berat jenis
tanah, 3) BV = Berat Volume tanah, dan 4) Volume tanah = volume ring (untuk
mendapatkan volume tanah/ volume ring maka menggunakan rumus volume tabung).
Setelah memasukkan semua nilai kedalam persamaan dan akan mendapatkan hasil KAT
(Z) = 14 %, BV (Berat Volume) = 1,84 g/cc, dan total ruang pori = 0,30 mm.
Kemudian untuk Berat tanah lapisan III, kadar air dan ring sebelum diovenkan
adalah 221,99 gram dan setelah diovenkan berat tanah dan ring berubah menjadi 204,
67 gram dan ring kosong yang telah dikeluarkan tanahnya (c =gram) yaitu 40,48 gram,
dengan volume tanah atau volume ring yaitu 98,125 cm 3 dan untuk berat jenis tanah/ Bj
telah diasumsikan 2,65 gram cm-3.

Untuk menentukan kadar air, bobot isi dan total ruang pori pada tanah lapisan 2
ini yaitu dengan menggunakan persamaan/ rumus yang telah telah ditentukan.
Keterangan persamaan : 1) KAT (Z) = Kadar Air Tanah, 2) Bj = Berat jenis tanah, 3) BV =
Berat Volume tanah, dan 4) Volume tanah = volume ring (untuk mendapatkan volume
tanah/ volume ring maka menggunakan rumus volume tabung). Setelah memasukkan
semua nilai kedalam persamaan dan akan mendapatkan hasil KAT (Z) = 10 %, BV (Berat
Volume) = 1,68 g/cc, dan total ruang pori = 0,36 mm.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dalam praktikum ini didapat hasil dan dapat ditolak bahwa proporsi ruang
pori tanah, volume berat tanah, dan kadar tanah mempengaruhi susunan dan
kandungan dari tanah tersebut. Semakin tinggi kadar air lapang tanah. Maka
kandungan organik dari tanah tersebut semakin besar. Semakin kecil total ruang
pori tanah, maka kandungan mineral tanah tersebut besar. Dan semakin besar
volume tanah maka semakin besar pula kandungan mineralnya.
Sedangkan membadingkan kadar udara, bobot isi dan total ruang pori
tanah yaitu kadar air tanah di pengaruhi oleh kelembapan dari lahan atau lapisan
lokasi pengambilan sampel.Total ruang pori tanah di pengaruhi oleh terusik atau
tidaknya tanah.
5.2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan adalah kedepannya agar bisa menjalin
kerja sama yang lebih baik lagi antara teman-teman dengan para asisten. Serta
pada praktikum selanjutnya para asisten dapat memberikan pemahaman terkait
materi yang akan di praktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, R., Banuwa, I. S., & Utomo, M. (2015). Pengaruh Sistem Olah Tanah
Dan Residu Pemupukan Nitrogen Jangka Panjang Terhadap Struktur
Tanah, Bobot Isi, Ruang Pori Total Dan Kekerasan Tanah Pada
Pertanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal Agrotek Tropika,
3(2).
Azizah, R., Subagiyo, S., & Rosanti, E. (2007). Pengaruh Kadar Air Terhadap
Laju Respirasi Tanah Tambak pada Penggunaan Katul Padi Sebagai
Priming Agent. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine
Sciences, 12(2), 67-72.
Intara, Y. I., Sapei, A., Sembiring, N., & Djoefrie, M. B. (2011). Pengaruh
pemberian bahan organik pada tanah liat dan lempung berliat terhadap
kemampuan mengikat air. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 16(2), 130-
135.
Junedi, H. (2014). Pengaruh ara sungsang (Asystasia gangetica (L.) T. Anders.)
terhadap kadar air tersedia dan hasil kacang tanah pada ultisol.
Margolang, R. D. M. R. D., Jamilah, J., & Sembiring, M. (2014). Karakteristik
beberapa sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada sistem pertanian
organik. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 3(2),
104544.
Yulina, H., & Ambarsari, W. (2021). Hubungan Kadar Air Dan Bobot Isi Tanah
Terhadap Berat Panen Tanaman Pakcoy Pada Kombinasi Kompos Sampah
Kota Dan Pupuk Kandang Sapi. AGRO TATANEN| Jurnal Ilmiah
Pertanian, 3(2), 1-6.
Yulina, H., Harryanto, R., & Devnita, R. (2018). Respon air tersedia dan bobot isi
tanah pada tanaman jagung manis dan brokoli terhadap kombinasi terak
baja dan bokashi sekam padi pada andisol, Lembang. Agrikultura, 29(2),
66-72.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai