Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

DISUSUN OLEH :

NAMA : MORIDS SELEKY

NPM : 12122201200079

KELAS :B

PRODI : TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS TEKNIK

AMBON

2023
Hubungan Air, Tanah Dan Tanaman

1. Tanah
Tanah merupakan bagian atas kulit bumi yang telah mengalami pelapukan.yang didalamnya
mengalami aktivitas biologi. Dua variable yang membedakan pengertian tanah dibidang
pertanian dan yang lainnya adalah kedalaman tanah dan ukuran partikelnya. Jika bagian tanah
yang mengalami pelapukan adalah dangkal, maka bagian tersebutlah yang dipakai sebagai
kedalaman tanah. Sedangkan jika bagian yang mengalami pelapukan adalah dalam, maka tidak
semua bahan lapuk tersebut disebut tanah, melainkan sampai kedalaman yang mengalami
aktivias biologi. (Dokuchaev, 2018)
Lapisan tanah bagian atas pada umumnya mengandung bahan organik yang lebih tinggi
dibandingkan lapisan dibawahnya. Karena akumulasi bahan organic inilah maka lapisan tanah
tersebut berwarna gelap dan merupakan lapisan tanah yang sangat subur sehingga merupakan
bagian terpenting tanah dalam pertumbuhan tanaman. Lapisan tanah ini disebut lapisan tanah
atas ( top soil) atau lapisan olah, mmpunyai kedalaman sekitar 20 cm. Sedangkan lapisan bawah
tanah (sub soil) berwarna lebih terang dan bersifat kurang subur.
Fungsi tanah bagi tanaman adalah :
 Tunjangan mekanis sebagai tempat tanaman tegak dan tumbuh;
 Penyedia unsur hara dan air;
 Lingkungan tempat akar atau batang dalam tanah melakukan aktivitas fisiologynya.
Dalam sistem hidroponik, tanaman tidak memerlukan tanah, melainkan larutan unsur hara, dan
agar tanaman berdiri tegak diberikan penopang.
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik masih dibutuhkan kondisi lingkungan yang cocok,
dalam hal ini suhu sesuai dengan syarat tumbuh tanaman, oksigen cukup dan tanah bebas dari
factor penghambat yang lain, misalnya kemasaman tanah yang ekstrim, kadar garam yang tinggi
atau adanya unsur-unsur yang bersifat racun. Jika tanah mengalami kelebihan air tanah, maka
tanaman akan mengalami kekurangan oksigen yang ditandai oleh kelayuan tanaman.
Tumbuhan dapat tumbuh serata mampu memberi hasil yang baik bila tumbuh pada tanah yang
cukup kuat menunjang tegaknya tanaman, tidak mempunyai lapisan penghambat perkembangan
akar, aerasi baik, kemasaman sekitar netral, tidak mempunyai kelarutan garam yang tinggi,
cukup tersedia unsur hara dan air dalam keadaan yang seimbang, dikatakan sebagai tanah subur.
Aspek pengelolaan produktivitas tanah adalah pengaturan jarak tanam, pemupukan, pengairan,
pemberantasan hama dan penyakit. (Delya B, 2020)
2. Tanah Sebagai Media Tanam
Hubungan yang diperoleh dari ketiga fase tanah ( fase padat, fase cair, fase gas) adalah:
 Bobot volume tanah;
 Bobot jenis partikel tanah;
 Porositas;
 Kandungan air massa atau kandungan air volume;
 Hubungan antara volume rongga cairan dan volume rongga total.
Bagian padatan tanah sebagian besar bahan anorganik dan sebagian kecilnya bahan organic
(sekitar <5%). Tiga partikel atau separat penyusun tanah yaitu terdiri dari pasir, debu, dan liat.
Peranan ketiga separat terseebut didalam menentukan sifat dan kemampuan tanah tidak sama.
Ditinjau dari penyediaan hara tanaman, mineral liat merupakan cadangan yang sangat penting.
Tanah berpasir, yaitu tanah dengan kandungan pasir > 70 % porositasnya rendah ( < 40% ),
sebagian besar ruang pori berukuran besar sehingga aerasi baik, daya hantar air cepat, tetapi daya
simpan air dan zat hara rendah. Mudah diolah sehingga disebut juga tanah ringan.
Tanah berliat, mempunyai kandungan liat > 5% porositas tinggi (60%), sebagian besar pori
berukuran kecil, daya hantar air lambat, sirkulasi udara kurang lancar, tetapi daya simpan air dan
hara tinggi. Sulit diolah sehingga disebut juga tanah berat. (Delya B, 2020)
Tanah berlempung, adalah tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liat sedemikian rupa sehingga
tekstur berada antara tanah berpasir dan berliat. Jadi aerasi, tata udara serta air cukup,
kemampuan menyimpan dan menyediakan air untuk tanaman tinngi.
Sifat mineral liat yang menentukan kemampuan tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan
tanaman adalah luas permukaan. Makin tinggi luas permukaan makin besar kemampuan
mengadsorbsi air sehinnga kapasitas penyimpanan air, batas plastis dan batas cairannya makin
tinggi.
Struktur tanah merupakan penyusunan partikel primer dan sekunder kedalam suatu susunan
tertentu dengan ruang pori diantaranya. Komponen struktur tanah yaitu padatan, bahan semen
dan ruang pori. Agresi tanah atau ped adalah individu dari susunan partikel primer dan partikel
sekunder. Agregat dapat dibedakan bentuknya menjadi 4 golongan:
 Kubus (blocky);
 Lempeng (platy);
 Prisma;
 Granuler.

Penyusunan partikel primer dan sekunder menjadi bentuk susunan dapat secara:
 Acak (random);
 Flokulasi (floculation);
 Terarah (oriented).
Struktur tanah selalu berubah akibat pengaruh iklim dan aktivitas biologi. Oleh karena itu,
kemampuan agregat tanah untuk bertahan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan, disebut
kemantapan agregat, merupakan sifat penting dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.
Menurut Gredoits (1955) ada dua tingkatan dalam pembentukan agregat tanah:
 Koagulasi koloid tanah ( karena pengaruh Ca2+ ) kedalam agregat mikro, dan;
 Sementasi (pengikatan) agregat mikro kedalam agregat makro.
Agregat tanah terbentuk sebagai akibat adanya interaksi dari bagian tunggal, liat, oksida besi/
oksida alumina, dan bahan organic. Pada tanah yang semula berada dalam larutan, pembentukan
agregat dimulai dengan terjadinya flokulasi. Pada tanah padat, pembentukan agregat dimulai
dengan terjadinya retakan tanah yang terjadi karena aktivitas akar tanaman, binatang tanah, dan
pembengkakan dan pengerutan tanah. Flokulasi dipengaruhi oleh gaya elektrostatik dan Van Der
Walls dan lebih lanjut, butiran tanah yang telah bersatu dapat menjadi agregat yang mantap jika
ada pengikatan yaitu liat, oksida besi dan alumina dan bahan organic.

3. Air Tanah
Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori di antara padatan tanah. Jika tanah dalam
keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah akan terisi oleh air, jumlah air yang tersimpan inilah
yang merupakan jumlah air maksimum yang disebut kapasiatas penyimpanan air maksimum.
Jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan
sebagiannya akan terisi air, inilah keadaan tanah tidak jenuh. Kandungan air dapat ditentukan
dengan cara langsung (cara gravimetri), dan tidak langsung (cara neutron probe dan tension
meter). (Delya B, 2020)
Air dapat bertahan didalam pori tanah akibat adanya gaya yang bekerja pada air tersebut. Gaya-
gaya tersebut berasal dari: a. adsorbsi molekul air oleh padatan tanah. b. gaya tarik menarik antar
molekul air. c. adanya larutan garam dan. d. gaya kapiler.
Air mempunyai 2 macam energi, yaitu energi kinetic dan energy poteensial. Eenergi kinetik
merupakan energi yang dihasilkan karena gerak, dan besarnya menurut fungsi dari massa, m, dan
kecepatan, v. Energi potensial merupakan energi yang dihasilkan sebagai perbedaan tempat
kedudukannya dengan air baku (h), dan gaya tarik gravitasi (g).
Kecepatan pergerakan air didalam tanah sangat lamban karena energy kinetic air tanah dapat
diabaikan. Jadi energi air tanah terutama ditentukan oleh energi potensial. Maka status energi air
tanah disebut potensial air tanah. Energi potensial bukanlah energi absolute melainkan energi
relatif, dalam hal ini relatif terhadap air beku. Air beku adalah air murni yang berada dibawah
tekanan atmosfir pada suhu dan elevasi yang sama.
Potensial kapiler adalah jumlah kerja per satuan bobot air yang diperlakukan untuk menarik air
dari massa tanah. Air terikat lebih kuat pada tanah yang kering, dan potensialnya lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah yang basah.
Energi air tanah berasal dari:
 Adsorbsi;
 Kapiler;
 Larutan garam, dan;
 Gaya gravitasi.
Air teradsorbsi merupakan air yang terikat sangat kuat pada padatan tanah. Potensial matriks
adalah jumlah kerja yang diperlukan untuk memindahkan satu satuan massa air tanah dari suatu
tempat baku pada elevasi dan suhu yang sama dengan tanah ke suatu tempat didalam tanah.
Potensial osmose adalah jumlah kerja yang diperlukan untuk memindahkan air dari tempat baku
air murni ke tempat air yang mengandung garam pada elevasi dan suhu yang sama. Potensial
gravitasi adalah jumlah kerja yang diperlukan untuk memindahkan air dari elevasi baku ke
elevasi tertentu didalam tanah.
Poteensial osmose penting artinya didaerah beriklim kering, dimana airnya banyak mengandung
larutan garam. Potensial gravitasi perlu di perhatikan pada pekerjaan pengairan dan drainase.
Hysteerisis dapat disebabkan oleh:
 Ketidak seragaman pori;
 Sudut kontak;
 Adanya udara terkurung;
 Pengembangan dan pengerutan tanah.
Karena didalam tanah air berada dalam rongga pori, maka sifat tanah yang mempengaruhi
rongga pori akan berpengaruh terhadap kurva karakteristik air tanah. Hal ini berarti kurva
karakteristik air tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, dan struktur tanah.
Kapasitas penyimpanan air (water holding capasity) adalah jumlah air maksimum yang dapat
disimpan oleh suatu tanah. Keadaan kapasitas lapang (field capacity) adalah keadaan dimana
gerakan air tanah berhenti setelah 2-3 hari setelah pemberian air dihentikan saat semua pori terisi
udara. Titik layu permanen (permanent wilting point) adalah keadaan dimana energi potensial
sangat tinggi sehingga tanaman tidak mampu menggunakan air tanah. Air tanah yang berada
diantara kapasitas lapang dan titik layu merupakan air yang dapat digunakan oleh tanaman, oleh
karena itu disebut air tersedia (available water).
Selain dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organic tanah, jumlah air yang
dapat digunakan oleh tanaman juga dipengaruhi oleh kedalaman tanah, dan sistem perakaran
tanaman. Tensiometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur potensial air tanah.
Berdasarkan sifat cairan yang bergerak, pergerakan air didalam tanah dapat digolongkan menjadi
2 golongan, yaitu:
 Pergerakan air jenuh;
 Pergerakan air tidak jenuh.
Dalam pergerakan air jenuh dianggap semua pori teerisi air dan bahan yang bergerak sebagian
besar berbentuk cair. Untuk tanah tidak jenuh, mekanisme pergerakan air tergantung tingkat
kejenuhan kandungan air. Jika kandungan air tinggi pergerakan dalam bentuk cair lebih besar,
dan sebaliknya jika kandungan air rendah yang dominan ialah pergerakan dalam bentuk uap.
Sebagian besar proses pergerakan air di dalam tanah terjadi pada kondisi tidak jeenuh.
Konduktivitas hidraulik (K) merupakan pengukur ketahanan (hambatan tanah) terhadap aliran air
tanah. Cara menentukan konduktivitas hidraulik jenuh, permeabilitas, adalah dengan
menggunakan anggapan kecepatan aliran tetap (steady state). Untuk penentuan konduktivitas
hidraulik tidak jenuh pada tanah yang mempunyai potensial matriks lebih rendah dapat dilakukan
dengan cara memberi air dengan tekanan rendah dari satu ujung contoh tanah dan membiarkan
penguapan terjadi dari ujung yang lain.

4. Kekuatan Tanah
Macam-macam keruntuhan yang disebabkan oleh aktivitas tanaman: (Delya B, 2020)
 Keruntuhan tarik (tensile failure);
 Keruntuhan geser (shear failure);
 Pemadatan (compaction).
Kemampuan tanah untuk bertahan terhadap usaha perubahan disebut kekuatan tanah, dan di ukur
dalam satuan tekanan yaitu Pascal yang lebih sering disingkat Pa. Jadi kekuatan tanah diberi
pengertian sebagai besarnya tekanan pada saat awal terjadinya keruntuhan (initial failure).
Sebelum terjadinya keruntuhan, tanah telah mengalami perubahan bentuk yang disebut
Regangan (strain), yaitu nisbah antara pertambahan atau pengurangan panjang atau volume
karena tekanan dengan panjang atau volume semula dan dinyatakan dalam satuan prosen.
Dalam mekanika tanah dikenal 3 macam kekuatan tanah, yaitu:
 Kekuatan geser (shear strength);
 Kekuatan tarik (tensile strength);
 Ketahanan terhadap pemadatan (compaction resistance).
Keruntuhan geser ditandai dengan terjadinya bidang keruntuhan geser yang mempunyai arah
searah dengan tekanan pokok major (major principle stress) dengan sudut ± (45° + 0).
Keruntuhan geser terjadi jika tekanan geser yang diberikan mencapai harga kritis dari ketahan
geser tanah. Cara mengukur kekuatan geser tanah adalah dengan cara ‘geser langsung’ (direct
shear). Kekuatan geser diperoleh dengan membagi gaya geser dengan bidang keruntuhan.
Ketahanan gesekan timbul akibat adanya:
 Gaya saling menahan diantara dua benda yang digeser, dan;
 Dari rintangan karena adanya saling kunci mengunci (interlocking) diantara partikel-
partikel yang bergerak tersebut.
Nilai sudut geser menjadi semakin kecil dengan bertambahnya ukuran partikel.
Suatu benda dikatakan mengalami keruntuhan tarik (tension failure) jika benda terpisah atau
terpotong menjadi 2 bagian atau lebih secara sempurna. Oleeh karena itu kekuatan tarik (tension
strength) dapat diberikan batasan sebagai nilai tekanan tarik pada saat mulai terjadinya
pemisahan.
Kekuatan tarik biasanya dianggap pengukur kohesi. Pada waktu tanah mengalami keruntuhan
tarik hanya gaya kohesi yang bekerja, jadi tidak dipengaruhi oleh ketahanan gesekan. Menurut
Mithcell (1976) kohesi sebenarnya berasal dari:
 Sementasi ;
 Gaya tarik menarik elektrostatik dan elektromagnetik ;
 Ikatan valensi ;
 Adesi.
Kohesi semu berasal dari :
 Gaya kapiler, dan;
 Gaya mekanis
Pemadatan tanah dapat diberi batasan sebagai perubahan volume karena tanah diberi tekanan.
Karena perubahan volume merupakan perubahan bentuk tetap, maka perubahan volume juga
dianggap sebagai salah satu bentuk keruntuhan, dan tekanan yang menyebabkan disebut
kekuatan kompresi tanah. (Delya B, 2020)
Semua factor yang berpengaruh terhadap kekuatan geser dan kekuatan tarik akan mempengaruhi
ketahanan padatan. Dalam hal ini termasuk teksture, jenis liat, kandungan air tanah, macam
kation dan kepadatan susunan.
Tanah yang mempunyai kepadatan susunan tinggi atau bobot volumenya tinggi mempunyai
ketahanan padatan yang tinggi dibandingkan dengan tanah yang memiliki bobot volume rendah.
Karena banyaknuya factor yang mempengaruhi hasil pengukuran tanah dengan penetrometer,
maka hasil pengukuran harus diikuti dengan penjelasan bagaimana angka tersebut. Tanpa
informasi tentang kandungan air tanah pada saat pengamatan, hasil pengukuran indeks
penetrometer tidak banyak berarti.

5. Struktur dan Sistem Perakaran


Akar hanya terdapat pada tanaman tingkat tinggi. Bersama-sama dengan batang, akar
membentuk kormus sehingga tanaman tingkat tinggi disebut koromfit. Sistem perakaran lebih
bervariasi akibat pengaruh lingkungan dan sifat morfologi akar. Secara ontogen, pertumbuhan
akar dimulai sejak fase pertumbuhan awal dalam embrio yang terdiri dari bakal akar (radikal),
dan titik tumbuh (plumula) yang akan membentuk batang dan daun, dan daun biji (kotiledon)
yang berjumlah satu untuk monokotil dan dua untuk dikotil.
Menurut Kramer (1977) akar tanaman berfungsi sebagai :
 Organ yang bertanggung jawab agar tanaman dapat berdiri tegak diatas tanah;
 Organ yang melakukan absorbsi hara dan air;
 Melakukan aktivitas metabolisme dan membentuk persenyawaan yang diperlukan untuk
tanaman, dan;
 Tempat menyimpan cadangan makanan, serta;
 Dengan bantuan jasad mikro tanah, akar berfungsi sebagai penyedia hara tanaman.
Disamping sebagai organ absorbsi, akar juga berfungsi sebagai penghantar larutan hara dan air
dari daerah absorbsi ke batang dan bagian tumbuhan lainnya. Akar tanaman juga aktif
melakukan sejumlah metabolisme terutama respirasi dan sintesa berbagai persenyawaan organic.
Pada tanaman tertentu, akar juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
Para pakar ilmu tanaman (lihat misal Evans dan Dunstone, 1970) berpendapat bahwa varietas
tanaman biji-bijian yang berproduksi tinggi cenderung mempunyai akar yang sedikit sehingga
nisbah akar/batangnya rendah. (Delya B, 2020)
Tudung akar dikelilingi oleh suatu bahan yang menyerupai gel (gelatinous) yang disebut
musigel. Bahan gel ini terdapat di luar epidermis. Bahan gel tersebut diselubungi dengan
membran yang halus. Musigel terdiri dari bahan polisakarida yang dibentuk pada badan golgi
sel-sel tudung akar yang bergerak dalam vesikel melalui sitoplasma dan plasmodium.
Penelitian ;lebih lanjut dengan penggunaan mikroskop elektron dapat memberi penjelasan lebih
lanjut mengenai musigel (Russeell, 1977) :
 Musigel umumnya terdapat pada permukaan air dalam daerah diferensiasi;
 Musigel mempunyai selaput luar, didalam musigel serimg teerdapat bacteria;
 Perluasannya beragam tergantung faktor lingkungan, meliputi pula organisme;
 Estimasi kuantitas musigel menunjukan bahwa volume musigel pada ujung daerah
perakaran cukup besar;
 Musigel tidak hanya keluar dari lubang-lubang yang pasif, tetapi disekresi badan golgi
dari sel-sel luar tudung akar dan dari hidrolysis gula komple, dan bahan-bahan lainnya;
 Pendapat para ahli tentang sifat-sifat fisiologi musigel yaitu: dapat melindungi akar dari
desikasi; musigel membentuk suatu ‘protected niche’ untuk multiplikasi yang cepat dari
bakteria dan akumulasi eskudat akar yang terlarut; musigel dapat mempengaruhi transfer
hara ke akar dan musigel sangat erat hubungannya dengan akar dan juga dengan fase
padatan tanah.
Untuk akar tanaman itu sendiri, musigel berfungsi sebagai pelumas akar, sehingga mengurangi
friksi antara ujung akar dengan tanah (Barley, 1968). Daerah ujung akar merupakan daerah
tempat terjadinya pemanjangan akar.
Tudung akar adalah bagian paling ujung dari akar, dimana ukurannya tidak akan berubah karena
pertumbuhannya diikuti dengan pengelupasann. Tudung akar berperan melindungi meristem akar
dari kerusakan mekanis dan membantu dalam penerobosan tanah.

Daerah perpanjangan akar berada kearah ‘akropental’ dari daerah maristematik (daerah
pembelahan) dan tidak terdapat batas yang jelas baik kedaerah maristematik ataupun diferensiasi
dan pendewasaan (daerah setelah daerah pemanjangan sel). Pada daerah diferensiasi dan
pendewasaan ini terjadi pertumbuhan rambut-rambut akar dalam jumlah tinggi. Sel-sel pada
daerah ini akan mengalami diferensiasi menjadi 3 jaringan yaitu : epidermis, korteks dan stele.

Akibat terjadinya aliran bebas larutan kedalam sel epidermis akar, maka epdermis ini tidak
mempunyai lapisan kutikula. Pembentukan rambut akar dipengaruhi oleh lingkungan, pada saat
basah perkembangannya pesat tetapi kepadatannya bervariasi. Rambut-rambut akar beerguna
dalam penyerapan air dan hara tanaman, juga pada penembusan tanah oleh akar-akar muda.

Sebagian besar volume akar yang masih muda didominasi oleh jaringan korteks. Lapisan paling
dalam dari lapisan ini berkembang menjadi endodermis yang mengelilingi stele, yang terdiri dari
selapis sel yang memanjang. Stele adalah bagian teengah akar yang terdiri dari endodermis yang
mengelilingi jaringan periskel dan didalamnya terdapat jaringan floem dan xilem.
REFERENSI

Delya B. (2020). Hubungan Tanah Tanaman dan Air. Sifat dan Karakteristik Tanah untuk
Menyediakan Air Bagi Tanaman.

Priyonugroho A. (2012). Analisis Kebutuhan Air Irigasi. Kebutuhan Irigasi.

Zulkarnain l. (2018). Pendahuluan Irigasi Merupakan Salah Satu Faktor Penting. Hubungan Air-
Tanah-Tanaman.

Anda mungkin juga menyukai