Anda di halaman 1dari 3

KADAR LENGAS TANAH

A. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang mana berasal dari
pelapukan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, dan pelapukan
dari batuan dan erosi dari bahan anorganik. Cuaca dapat melapukkan makhluk
hidup dan membuat mineralnya terurai atau terlepas. Jika hal ini terjadi terus
menerus dapat membentuk tanah yang subur. Tanah memiliki fungsi secara
fisik sebagai tempat berkembang dan tumbuh perakaran dari tanaman serta
memberikan unsur hara dan air kepada akar tanaman. Secara kimia berfungsi
sebagai tempat penyimpanan dan penyedia unsur hara atau nutrisi sedangkan
secra biologis berfungsi sebagai habitat atau tempat hidupnya dari organisme
tanah yang memiliki peran dalam penyediaan unsur hara dan zat aditif bagi
tanaman (Maroah, 2011).
Tingkat kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh jenis tanah, air tanah
dan kandungan di dalamnya. Kesuburan tanah merupakan mutu tanah yang
ditentukan oleh interkasi fisika, kimia dan biologi tanah. Tanah sendiri
merupakan habitat dari perakaran tumbuhan. Kandungan bahan organik dan
kelengasan tanah adalah karakteristik tanah secra fisik dan biologi yang dapat
mengikat unsur hara dan mampu memengaruhi kesuburan tanah (Zulkanain
dkk., 2013).
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang
pori tanah dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan
sangat penting dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan
jasad renik tanah serta siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi
di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai media pelarut garam-
garam mineral, senyawa asam dan basa serta ion-ion dan gugus-gugus organik
maupun anorganik (Supriyo dkk., 2015).
Lengas dapat tetap berada dalam ruang pori tanah karena memiliki
tegangan potensial. Ada tiga titik pokok dalam dinamika lengas tanah, yaitu
titik jenuh, kapasitas lapangan dan titik layu tetap. Pada titik jenuh semua pori
tanah (makro dan mikro) terisi penuh air. Pada kapasitas lapangan tanah tinggal
mengandung air yang tertambat dalam pori mikro, sedang air yang semula
mengisi pori makro telah hilang terperkolasikan oleh kakas (force) gravitasi.
Pori makro dapat menambat air karena kakas kapilernya mampu mengimbangi
kakas gravitasi. Pada kapasitas lapangan pori tanah terbagi menjadi pori aerasi
(pori makro) dan pori lengas (pori mikro). Pori aerasi juga dinamakan pori
pengatusan. Pada titik layu tetap laju aliran air dalam tanah ke akar telah
menjadi begitu lambat, sehingga tidak mampu mengimbangi laju transpirasi
normal. Maka tanaman menjadi layu. Di lapangan tanaman dapat
menampakkan gejala layu sekalipun lengas tanah masih berada di atas titik layu
tetap. Hal ini disebabkan karena transpirasi melaju di atas normal karena cuaca
yang terlalu kering (Notohadiprawiro dkk., 2006).
Ketiga air pada ketiga titik pokok dinamika lengas tanah tidak sama
pada semua tanah. Kadar ini ditentukan oleh tekstur, struktur, macam mineral
lempung dan kadar bahan organik. Untuk menyeragamkan ukuran pada semua
tanah, digunakan satuan tegangan lengas tanah dalam atmosfer atau bar (1 atm
= 1,013 bar, 1 bar = 1.000 dyne.cm-2) (Notohadiprawiro, dkk., 2006).
Mulyani (2002) menggolongkan konsistensi tanah berdasarkan tiga
kadar air tanah, yaitu:
1. Konsistensi basah (kadar air berada di sekitar kapasitas lapangan) untuk
menilai derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang
menempelinya, digolongkan menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat dan
sangat lekat, dan untuk menilai derajat kelenturan (plastisitas) tanah
terhadap perubahan bentuknya, digolongkan menjadi: non-plastis, agak
plastis, plastis dan sangat plastis.
2. Konsistensi lembab (kadar air berada diantara kapasitas lapangan dan
kering udara), untuk menilai derajat kegemburan dan keteguhan tanah.
Digolongkan menjadi: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh,
dan ekstrim teguh.
3. Konsistensi kering (kadar air berada di sekitar kering udara), untuk menilai
derajat kekerasan tanah. Digolongkan menjadi: lepas, lunak, agak keras,
keras, sangat keras, dan ekstrim keras.
Faktor yang mempengaruhi kadar lengas dalam tanah adalah iklim,
curah hujan, evapotranspirasi, kandungan bahan organik, kandungan lempung
tanah, dan relief. Jenis tanah grumosol memiliki tekstur yang liat dengan pH
netral hingga alkalis, berwarna kelabu sampai hitam, dan pada musim kemarau
tanah ini mudah pecah. Tanah regosol adalah tanah yang teksturnya kasar,
berstruktur remah dengan konsistensi lepas-gembur. Tanah mediteran adalah
tanah yang terbentuk dari pelarutan batuan kapur, bertekstur geluh dengan
konsistensi lekat dan kandungan bahan organik yang sedikit. Tanah rendzina
adalah tanah padang rumput yang tipis dan memiliki warna gelap, tanah ini
terbentuk dari batuan kapur lunak, batuan mergel, dan gips (Gusti, 2013).

Anda mungkin juga menyukai