0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
71 tayangan8 halaman
Laporan ini membahas tentang kadar air tanah yang diukur menggunakan metode gravimetrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah antara lain kadar bahan organik, kedalaman tanah, dan senyawa kimiawi. Hubungan antara kadar air tanah dengan pertumbuhan tanaman sangat erat, di mana kekurangan atau kelebihan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Laporan ini membahas tentang kadar air tanah yang diukur menggunakan metode gravimetrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah antara lain kadar bahan organik, kedalaman tanah, dan senyawa kimiawi. Hubungan antara kadar air tanah dengan pertumbuhan tanaman sangat erat, di mana kekurangan atau kelebihan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Laporan ini membahas tentang kadar air tanah yang diukur menggunakan metode gravimetrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah antara lain kadar bahan organik, kedalaman tanah, dan senyawa kimiawi. Hubungan antara kadar air tanah dengan pertumbuhan tanaman sangat erat, di mana kekurangan atau kelebihan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
NIM : G011221098 KELAS : DASAR-DASAR ILMU TANAH B KELOMPOK : 10 ASISTEN : HASYIM ASYHARI AMIRUDDIN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan berada di dalam ruang antar butir atau rekahan-rekahan serta celah-celah batuan pada zona jenuh air. Terdapatnya air tanah di bawah permukaan tanah dapat dibagi dalam daerah jenuh dan daerah tidak jenuh. Dalam daerah jenuh semua rongga terisi oleh air di bawah tekanan hidrostatik. Sedangkan daerah tidak jenuh terdiri atas rongga- rongga yang berisi sebagian oleh air, sebagian oleh udara. Daerah tidak jenuh terletak di atas daerah jenuh hingga ke permukaan tanah dan bagian bawah daerah jenuh dapat dibatasi oleh batas lapisan jenuh atau lapisan kedap air bisa berupa tanah liat atau batuan dasar (bedrock). Air yang berada di dalam daerah jenuh dinamakan air tanah dan air yang berada di dalam daerah tidak jenuh dinamakan air mengambang atau air dangkal. Daerah tidak jenuh dibagi menjadi daerah dangkal, daerah antara dan daerah kapiler (Bisri, 2019). Air merupakan senyawa yang penting yang dibutuhkan makhluk hidup. Keberadaan air juga berpengaruh pada proses pelapukan mineral dan bahan-bahan organik dalam tanah. Dengan air maka dapat terjadi reaksi dalam tanah yang akan membantu kelarutan unsur hara yang penting untuk tanaman. Air berfungsi sebagai media transport hara ke akar-akar tanaman. Tetapi jika ketersediaan air terlalu banyak maka akan membatasi pergerakan udara dalam tanah dan menghambat respirasi tanaman sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati. Begitu pula sebaliknya, jika kekurangan air maka tanaman tidak dapat melakukan aktivitasnya dan secara perlahan tanaman juga akan mati kekeringan (Hakim, 2014). Kadar air merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut. Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap100 gr bahan disebut kadar air berat basah. Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses pengeringan air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan (Tabrani et al., 1997). Berdasarkan hal tersebut, maka di butuhkan ketersediaan air yang cukup sehingga perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui kadar air tanah. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui kadar air tanah diukur dan dihitung menggunakan metode gravimetrik, dan memahami bahwa tanah yang berbeda memiliki kadar air yang tidak sama, meskipun besaran energi yang memegang air di dalam tanah adalah sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kadar Air Tanah Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalah suatu tanah tertentu. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Air merupakan bagian terbesar dan mempunyai banyak peranan diantaranya pada tanah. Air di dalam tanah memiliki peranan penting dalam pertumbuhan tanaman, untuk mengetahui seberapa besar perananan dan hubungan air tanah dengan pertumbuhan tanaman, untuk mengetahui seberapa besar peranan dan hubungan air tanah dengan pertumbuhan tanaman serta penentuan kadar air tanah (Handoko, 2012) Kadar air biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila massa tanah dikeringkan dalam oven. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh. Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasr berat atau isi. Titik layu permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman muai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjai layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. Kandungan air pada titik layu permanen adalah tegangan 15 bar (Hakim, 2014). Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanaman pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersidiaan air dalam tanah dipengaruhi banyaknya curah hujan atau air irigasi, keampuan tanah menahan air, besarnya evapotrsanspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam dan kedalaman solum tanah. Air tersdia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan kondisi layu. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh koefisien layu (Buckman 2020) 2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kandungan air di dalam tanah adalah sebaran pori. Pori tanah yang banyak berkaitan dengan pergerakan air secara cepat adalah pori makro dan meso. Jumlah air yang masuk dan tertinggal di dalam tanah sangat ditentukan oleh kemampuan retensi tanah dan pergerakan air di dalam tanah. Pada potensial air tanah rendah, kadar air tanah sangat ditentukan oleh kapilaritas dan distribusi ukuran pori tanah. Pada potensial yang lebih tinggi, kadar air tanah lebih ditentukan oleh tekstur tanah (Wahjunie et al., 2013). Menurut Madjid (2020), ada beberapa factor yang mempengaruhi kadar air dalam tanah diantaranya : 1. Kadar Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organik tanah maka makin tinggi kadar air dan ketersediaan air tanah 2. Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam lapisan maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak 3. Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat. 2.3 Hubungan Kadar Air Tanah dengan Pertumbuhan Tanaman Air merupakan salah satu faktor pembatas utama dalam pertumbuhan tanaman. Kekurangan air bagi tanaman untuk melangsungkan proses evapotranspirasi akan sangat menghambat pertumbuhannya dan kemudian pada tingkat kritis dapat mengakibatkan kekeringan dan kematian tanaman. Kekeringan terjadi karena adanya penurunan kandungan air tanah sampai pada titik kritis (titik layu permanen) Siklus air melibatkan energi, terutama pada jumlah bahang laten yang tersimpan di dalam uap air (Handoko, 2012). Mengetahui banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air pada tanaman atau pengairan tanaman agar supaya tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan air. Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Jika terjadi penambahan air lebih lanjut, maka akan terjadi penurunan air gravitasi yang bergerak lurus terus kebawah dan mengakibatkan tanaman akan tumbuh dengan baik (Hanafiah, 2014). Untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperlukan suatu keadaan kadar air di dalam yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah akan menyerap unsur hara. Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun pada tanaman. Air tanah hampir seluruhnya berada pada udara atau atmosfer. Tanah mempunyai kapilaritas yang berbeda-beda untuk menyerap dan mempertahankan suatu kelembapannya tergantung kepada struktur, tekstur, dan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam suatu tanah. Air bagi tanaman merupakan bahan untuk melakukan suatu fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk melakukan proses fotosintesis (Tan, 1992). BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 Oktober 2022 pada pukul 12.00 WITA – selesai. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, cawan petridis, Desikator, Oven. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tanah kering, udara, Air, Mistar. Dan alat Peralatan yang diperlukan terdiri dari: Cawan petridis, Desikator, Oven. 3.3 Prosedur Praktikum Metode penetapan kadar air tanah Metode Gravimetrik: 1. Timbang cawang Petridis, kemudian tambahkan 20gram tanah kering udara. 2. Keringkan di dalam oven suhu 1050 C selama 2 x 24 jam. 3. Keluarkan cawan petridish dan tanah dari oven, keringkan dalam desikator, kemudian timbang Cawan Petridis bersama tanah. 4. Hitunglah dengan rumus: a. Berat cawan Petridis = a gram b. Berat cawan Petridis + tanah kering udara = b gram c. Berat cawan Petridis + tanah kering oven = c gram d. Berat tanah kering udara = (b – a) e. Berat tanah kering oven = (c – a) f. Berat air yang hilang = (b – c) g. Kandungan air tanah = (𝑏−𝑎)-(𝑐−𝑎)/(𝑐−𝑎) 𝑥 100 % DAFTAR PUSTAKA Rahayu, B., Napitupulu, M., & Tahril. (2013). Analisis Logam Zink (Zn) dan Besi (Fe) Air Sumur di Kelurahan Pantoloan Kecamatan Palu Utara. J.Akademika Kim, 2(1), 1–4. Sasongko, E. B., Widyastuti, E., & Priyono, R. E. (2014). Kajian Kualitas Air dan Penggunaan Sumur Gali Oleh Masyarakat di Sekitar Sungai Kaliyasa Kabupaten Cilacap. Jurnal Ilmu Lingkungan, 12(2), 72–82. Yuda, Himmes Fitra, Zufialdi Zakaria, and Emi Sukiyah. 2017. "Implikasi Kadar Air Tanah Terhadap Daya Dukung Tanah Di Wilayah Gambir Dan Sekitarnya." Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY 15.(1) : 95-100. Yuliani, N., & Lestari, N. A. (2017). Kualitas Air Sumur Bor di Perumahan Bekas Persawahan Gunung Putri Jawa Barat. Seminar Nasional Dan Gelar Produk, 116–122.