ACARA V
CROPWAT
Disusun Oleh :
LABORATORIUM AGROHIDROLOGI
DEPARTEMEN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan budidaya tanaman harus memerhatikan karakteristik lahan, iklim,
dan tanaman untuk mengetahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
produktivitas tanaman. Salah satu hal krusial yang harus diperhatikan untuk
penentuan lahan adalah ketersediaan air, sedangkan penentuan tanaman yang akan
ditanam haruslah memerhatikan kebutuhan air tanaman tersebut dengan melihat
potensi ketersediaan air dari lahan yang akan digunakan. Pemenuhan kebutuhan
air, khususnya untuk kebutuhan air pertanian dialirkan melalui sistem irigasi. Air
dari irigasi dapat menjadi kontrol dalam menyuplai kebutuhan air untuk tanaman.
Suplai air irigasi perlu dikontrol untuk menghindari keadaan cekaman air
sehingga diperlukan pengairan yang terjadwal secara teratur. Saat ini, terdapat
beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu mempermudah kegiatan
budidaya tanaman, salah satunya penentuan kebutuhan air dan jadwal irigasi
untuk tanaman. Jadwal irigasi ditentukan oleh jenis tanaman yang ditanam pada
lahan tersebut serta data iklim yang ada di daerah penanaman. CropWat
merupakan salah satu perangkat lunak yang disusun oleh FAO dalam bidang
irigasi.
Penggunaan software CropWat memiliki beberapa kegunaan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. CropWat dalam bidang irigasi dapat
dimanfaatkan untuk pedoman dalam pengambilan keputusan ketika akan
menentukan komoditas yang ditanam di suatu lahan dengan melihat data iklim
lingkungan dan juga ketersediaan air di lahan tersebut. Selain itu, CropWat dapat
mempermudah penentuan pola tanam serta skema irigasi pada suatu lahan.
CropWat dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan efektifitas pengairan
melalui irigasi sehingga dapat meminimalkan input air untuk kebutuhan budidaya.
Oleh karena itu, mahasiswa khususnya yang menggeluti di bidang pertanian
penting untuk memelajari penggunaan perangkat lunak CropWat secara
mendalam dalam bidang pertanian terutama untuk memenuhi kebutuhan air agar
dapat menekan biaya input dan memaksimalkan output.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara 2 adalah dapat menggunakan program komputer
CropWat untuk menentukan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 2.1 Skema Kebutuhan Air Irigasi Pola Tanam Tumpangsari Pisang,
Kedelai, dan Gandum di Stasiun Sawahan
Ma
Jan Feb Mar Apr y Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Precipitation deficit
1. BANANA 1st 28. 20.
year 0.0 3.8 4.4 0.0 0.0 1.1 3 49.8 16.7 2 1.4 0.0
2. Soybean 0.0 0.0 3.5 4.8 39.7 3.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
27.
3. Spring Wheat 0.0 0.0 2.6 0.0 29.8 60.1 1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
B. Pembahasan
Cropwat adalah satu aplikasi yang berfungsi membantu perencanaan irigasi.
CropWat adalah sistem pendukung keputusan yang dikembangkan oleh FAO,
mempunyai fungsi utama untuk menghitung referensi evapotranspirasi, kebutuhan
air tanaman, kebutuhan irigasi tanaman serta untuk mengembangkan jadwal
irigasi dalam berbagai kondisi pengelolaan, skema penyediaan air. CROPWAT
for Windows menggunakan metode Penman-Monteith untuk perhitungan
evapotranspirasi tanaman (Naik et al., 2015). CropWat menghitung kebutuhan air
irigasi baik per bulan hingga per hari atau sebagai kebutuhan pola tanam di daerah
irigasi dalam berbagai tahap perkembangan tanaman selama musim tanam.
Parameter input utama dari program ini adalah data meteorologi, data
pertumbuhan tanaman, dan data tanah (Memon and Jamsa, 2018). Iklim data
diperoleh dari database New LocClim yang menyediakan data rata-rata iklim
bulanan pada 30 tahun (1961-1990) (Zeng et al., 2012). Manfaat CropWat yaitu
untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air dan irigasi tanaman,
membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta skema pasokan air pada
kondisi manajemen yang bervariasi, serta untuk memperkirakan produksi pada
lahan kering dan tadah hujan.
CropWat berfungsi untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan
kebutuhan irigasi berdasarkan data iklim dan data tanaman. Program ini
selanjutnya dapat digunakan untuk pengembangan jadwal irigasi pada kondisi
manajemen yang berbeda dan perhitungan skema pemberian air untuk beberapa
pola penanaman. Menurut Smith (1992), CropWat telah mengalami beberapa
pengembangan, sebagai berikut:
1. CropWat 5.6
CropWat versi 5.6 merupakan versi terbaru dari versi sebelumnya dan
mengandung metode yang sudah diperbaiki untuk mengestimasi evapotranspirasi
tanaman yang mengadopsi pendekatan Penman-Monteith yang direkomendasikan
oleh Konsultan Ahli FAO yang diadakan pada Mei 1990 di Roma.
2. CropWat 5.7
CropWat versi 5.7 yang didasarkan versi 5.6 memfasilitasi hubungan
dengan program CLIMWAT, sebuah basis data iklim dari 3261 stasiun dari 144
negara di Asia, Afrika, Eropa Selatan dan Amerika Selatan.
3. CropWat 7.0
a. CropWat for Windows menggunakan grafik dan forms untuk
menampilkan hasil.
b. Dapat menghitung kebutuhan air tanaman untuk 30 jenis tanaman yang
berbeda yang ditanam pada satu bidang lahan.
c. Jadwal irigasi dapat dihitung untuk tiap-tiap petak masing-masing jenis
tanaman dan dalam jangka waktu harian, mingguan atau bulanan.
d. Grafik berwarna maupun monokromatik dapat dicetak dengan
menggunakan Windows Print Manager standar.
e. Menggunakan data klimat bulanan.
4. CropWat 8.0
CropWat 8.0 for Windows adalah sebuah program komputer untuk
menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan data tanah,
iklim dan data tumbuhan. Program ini dapat digunakan untuk pengembangan
jadwal irigasi untuk kondisi manajemen yang berbeda dan menghitung skema
pemberian air untuk beberapa pola tanaman. CropWat 8.0 adalah sebuah program
windows berdasarkan versi DOS sebelumnya. Menurut FAO (2015), CropWat 8.0
untuk windows mengandung beberapa fitur dan pembaruan terbaru, yaitu:
a. Perhitungan Eto bulanan, dekade dan harian menggunakan input data klimat.
b. Dapat menggunakan data dari Climwat.
c. Dapat mengestimasi data klimat ketika ada angka yang tidak ada.
d. Perhitungan kebutuhan air tanaman secara dekade dan harian.
e. Perhitungan kebutuhan air tanaman dan penjadwalan irigasi untuk padi sawah
dan padi gogo.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan CropWat. Menurut Prijono (2009)
cit. Shalsabillah et al. (2018), kelebihan dari prangkat lunak CropWat 8 adalah
sebagai berikut:
1. Membantu dalam perhitungan kebutuhan air tanaman dan penjadwalan
pengairan untuk tanaman. Memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk
kondisi manajemen yang berbeda dan perhitungan pasokan skema air untuk
berbagai pola tanaman.
2. Mengevaluasi praktek-praktek irigasi petani dan untuk menilai kinerja
tanaman yang berhubungan dengan kebutuhan air.
Menurut Prijono (2009) cit. Shalsabillah et al. (2018), kekurangan dari aplikasi
ini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengguna CropWat akibat keterbatasan keterampilan dan
pengetahuan petani.
2. Keterbatasan bahasa sehingga menghambat pemahaman dan pengopersian
pengguna.
3. Hasil data yang hanya berkisar dua angka di belakang koma sehingga nilai
yang dihasilkan sangat bergantung pada pembulatan yang dilakukan.
Menurut Bhat et.al. (2017), data input yang dibutuhkan untuk software
CROPWAT version 8.0 adalah sebagai berikut:
1. Data iklim, yaitu suhu maksimum dan minimum, kelembapan, kecepatan
angin, dan jam matahari. Data iklim dibutuhkan untuk menghitung ETo.
2. Data hujan, dikumpulkan dari stasiun Agrometeorologi dan diterapkan dalam
perangkat lunak CropWat untuk mendapatkan curah hujan yang efektif.
3. Data tanaman mencakup nama tanaman, tanggal tanam, panen, koefisien
tanaman, Kc, panjang kedalaman perakaran tahap pertumbuhan tanaman,
deplesi dan faktor respon hasil.
4. Data tanah mencakup total lengas tanah yang tersedia, tingkat infiltrasi hujan
maksimum, kedalaman perakaran maksimum, penipisan kelembaban tanah
awal dan kelembaban tanah awal yang tersedia.
Salah satu kegunaan CropWat yaitu untuk mengetahui ketersediaan air
untuk tanaman. Tahapan dalam menjalankan software CropWat untuk mengetahui
ketersediaan air untuk tanaman diawali dengan menginput data iklim, data hujan,
data tanaman, dan data tanah. Data iklim diketahui dengan memasukkan stasiun
yang diinginkan. Selanjutnya, data hujan diperlukan untuk mengetahui curah
hujan dan curah hujan efektif. Setelah data meteorologi diketahui, diperlukan data
tanaman yang digunakan untuk menentukan tanggal panen, koefisien tanaman,
panjang kedalaman perakaran, tahap pertumbuhan, dan deplesi. Data terakhir
yang diperlukan yaitu data soil/tanah. Data tanah yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu medium. Informasi mengenai kebutuhan air irigasi tanaman
dapat dilihat dengan cara memilih opsi menu CWR (Crop Water Requirements)
pada tampilan layar bagian samping kiri. Selain kebutuhan air irigasi, menu
tersebut juga terdapat informasi mengenai Kc, Eto, Etc, dan curah hujan efektif.
Jadwal kebutuhan air tanaman harian dapat dilihat melalui pemilihan opsi menu
Schedule dan pada menu tersebut juga terdapat informasi mengenai jumlah
kehilangan air, lengas tersedia, serta total lengas tanah. Jika ingin menerapkan
sistem tumpangsari, dapat dipilih opsi menu Crop Pattern untuk memperkirakan
tanggal panen serta menu Scheme untuk melihat jadwal serta jumlah kebutuhan
pada masing-masing tanaman.
Langkah tersebut telah sesuai dengan penelitian Prastowo et.al. (2016),
bahwa tahapan untuk mengoperasionalkan CropWat adalah sebagai berikut:
1. Jalankan software CropWat versi 8.0
2. Klik icon climate/ETo
3. Input data klimatologi berupa :
a. Input data country, negara dimana data klimatologi berasal
b. Input data station, stasiun kli-matologi pencatat
c. Input data latitude, tinggi tempat stasiun pencatat
d. Input data longitude, letak lintang (Utara/ Selatan)
e. Input data temperatur maksimum dan minimum (oC/oF/oK)
f. Input data kelembapan relatif (%, mm/ Hg, kpa, mbar)
g. Input data kecepatan angin (km/hari, km/ jam, m/dt, mile/hari, mile/jam)
h. Input data lama penyinaran mata-hari (jam atau %)
i. Otomatis ET terhitung dan hasil langsung tampil.
4. Selanjutnya klik icon Rain
5. Input data curah hujan
a. Data total hujan tiap bulan dari Bulan Januari s/d Desember
b. Pilih dan isikan metode perhitungan, option pilih USDA soil conservation
service (untuk perhitungan palawija).
c. Otomatis curah hujan efektif terhitung dan hasil langsung tampil.
6. Selanjutnya klik icon Crop
7. Input data tanaman (mengambil dari data base FAO), kemudian editing
tanggal awal tanam.
8. Selanjutnya klik icon CWR untuk melihat hasil analisis kebutuhan air
tanaman.
9. Klik icon Crop Pattern untuk menentukan pola tanam
a. Input nama pola tanam pada Cropping Pattern Name
b. Input beberapa data tanaman (mengambil dari data base FAO), kemudian
editing tanggal awal tanam dan persentase luas tanaman
10. Selanjutnya klik Scheme untuk melihat rencana pemberian air irigasinya.
Lokasi stasiun yang digunakan untuk mengoperasikan software CropWat ini
adalah Stasiun Sawahan dengan tiga data komoditas tanaman, yaitu pisang
(banana 1), kedelai (soybean), dan gandum (wheat). Pola tanam yang digunakan
adalah secara polikultur dengan sistem tumpangsari dan menggunakan tanaman
kedelai sebagai tanaman komoditas utama, dilanjutkan dengan komuditas kedua
dan ketiga adalah tanaman pisang dan gandum. Urutan komoditas tersebut dipilih
berdasarkan nilai ekonomi dari tanaman tersebut sehingga kedelai selain memiliki
nilai ekonomi yang tinggi, tanaman tersebut juga merupakan salah satu komoditas
pangan strategis di Indonesia setelah padi dan jagung.
Hubungan Eto dengan suhu maksimum dan suhu minimum dapat dilihat
berdasarkan histogram sebagai berikut:
Aqil, M., M. Yasin, dan A, H. Talanca. 2013. Kesesuaian lahan dan pengelolaan
air pada tanaman gandum. <balitsereal.litbang.pertanian.go.id>. Diakses
pada tanggal 22 Maret 2021.
Bhat, S. A., B. A. Pandit, J. N. Khan, R. Kumar and R. Jan. 2017. Water
requirements and irrigation scheduling of maize crop using cropwat
model. International Journal of Current Microbiology and Applied
Sciences. 6 (11): 1662-1670.
Doorenboos, J. and A.H. Kassam. 1979. Yield Response to Water. FAO, Rome.
FAO. 2015. CropWat.
<www.fao.org/nr/water/inforces_database_CropWat.html>. Diakses pada
tanggal 20 Maret 2021.
Memon, A. V. and S. Jamsa. 2018. Crop water requirement and irrigation
scheduling of soybean and tomato crop using cropwat 8.0. International
Research Journal of Engineering and Technology. 5(9) : 669-671.
Naik, B.R., T.H. Latha, C.M. Babu. 2015. Command area development by using
FAO Cropwat 8.0 model and impact of climate change on crop water
requirement-a case study on Araniar reservoir basin (Pichatur dam).
International Journal of Applied Research 1(13): 142-155.
Nurhayati, N., dan J. Aminuddin. 2016. Pengaruh kecepatan angin terhadap
evapotranspirasi berdasarkan metode penman di kebun stroberi
purbalingga. Elkawnie. 2(1): 21-28.
Prastowo, D.R., T.K. Manik, dan R.A.B. Rosadi. 2016. Penggunaan model
cropwat untuk menduga evapotranspirasi standar dan penyusunan neraca air
tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill) di dua lokasi berbeda. Jurnal
Teknik Pertanian Lampung 5(1): 1-12.
Rahmianna, A.A. 2002. Pengelolaan air pada budidaya kedelai di Lahan Sawah
Tanah Vertisol. Buletin Palawija 4: 58-66.
Sagita, D., Oksana, dan T. Septirosya. 2020. Estimasi kebutuhan air irigasi padi
(Oryza sativa L.) di desa koto perambahan kecamatan kampar timur
berdasarkan model software cropwat 8.0. Jurnal Agroteknologi : 11(1) : 17-
24.
Shalsabillah, H., K. Amri, dan G. Gunawan, 2018. Analisis kebutuhan air irigasi
menggunakan metode cropwat version 8.0. Inersia: Jurnal Teknik
Sipil. 10(2): 61-68.
Smith, M. 1992. CropWat, A Computer Program For Irrigation Planning And
Management. FAO, Rome.
Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta.
Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta.
Sun, S., C. Zhang, X. Li, T. Zhou, Y. Wang, P. Wu and H. Cai. 2017. Sensitivity
of crop water productivity to the variation of agricultural and climatic
factors: A study of Hetao irrigation district, China. Journal of Cleaner
Production. 142: 2562-2569.
Wahyuni, S., D. R. Kendarto, dan N. Bafdal. 2019. Kajian kebutuhan air irigasi
tanaman jagung (Zea mays L.) berdasarkan KP-01 dan metode thornthwaite-
mather. Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian. 3(2): 50-57.
Yustiana, F. dan G. A. Sitohang. 2019. Perhitungan evapotranspirasi acuan untuk
irigasi di indonesia. RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil. 5(2) : 39-49.
Zeng, Z., J. Liu, P.H. Koeneman, E. Zarante, and A.Y. Hoekstra. 2012. Assessing
water footprint at river basin level: a case study for the Heihe River Basin in
northwest China. Hydrol. Earth Syst. Sci. 16: 2771-2781.
LAMPIRAN
A. Langkah-langkah dalam Pengoperasian Software CropWat
1. File Climwat 2.0 for Cropwat V2.0 dimasukkan dalam satu file asal instalan
Aplikasi Software Cropwat
4. Klik opsi “Open”, lalu pilih stasiun yang telah ditentukan “ Sawahan”
5. Klik open hingga muncul hasil data ETo seperti berikut.
6. Klik menu “Rain” pada samping layar hingga muncul tampilan dialog seperti
berikut
7. Klik menu “Open”, lalu pilih stasiun “Sawahan” hingga muncul gambar
seperti berikut.
10. Klik menu “Open” lalu pilih folder FAO dan klik open. Pilih komoditas
tanaman yang telah ditentukan, yaitu komoditas tanaman pisang (Banana 1),
kedelai (Soybean), dan gandum (Wheat) hingga muncul gambar seperti
berikut.
a. Crop Banana 1
b. Crop Soybean
c. Crop Wheat
11. Klik open pada masing-masing komoditas hingga muncul data seperti berikut
a. Crop Banana 1
b. Crop Soybean
c. Crop Wheat
12. Klik data “Soil” pada menu di samping layar hingga muncul tampilan seperti
berikut.
13. Klik menu “Open” pilih file FAO Pilih MEDIUM.SOI
15. Pengecekan kebutuhan air tanaman atau CWR dengan memilih menu “CWR”
yang ada di samping layar untuk melihat kebutuhan irigasi tanaman.
Pemilihan komoditas kedelai dikarenakan merupakan komoditas yang akan
dianalisis menjadi komoditas utama, sehingga muncul tampilan seperti
berikut.
Note: Irr. Req merupakan data kebutuhan irigasi pada tanaman kedelai
16. Klik menu “Schedule” untuk melihat jadwal irigasi untuk tanaman kedelai
hingga muncul tampilan seperti berikut.
17. Klik pada table formatklik opsi daily soil moisture balance untuk
mengetahui jadwal irigasi kedelai per harinya, hingga muncul tampilan seperti
berikut.
21. Klik menu “Climate/ETo” pilih “Chart”, lalu muncul tampilan histogram
ETo seperti berikut.
22. Ceklist pada bagian sunshine dan bar serta ETo dan bar untuk melihat
histogram antara lama penyinaran vs ETo
23. Ceklist pada bagian radiaton dan bar serta ETo dan bar untuk melihat
histogram antara radiasi vs ETo
24. Ceklist pada bagian rain dan bar serta eff. rain dan bar untuk melihat
histogram antara curah hujan vs curah hujan efektif
25. Ceklist pada bagian ETo dan bar, Min Temp. dan bar, seta Max Temp. dan
bar, untuk melihat histogram antara suhu minimum, suhu maksimum, dan
ETo.
26. Ceklist pada bagian humidity dan bar serta ETo dan bar untuk melihat
histogram antara ETo dan kelembaban
27. Ceklist pada bagian wind dan bar serta ETo dan bar untuk melihat histogram
antara ETo dan kecepatan angin.
28. Klik “CWR”ChartCeklist Et crop, bar, dan irrigation requirement untuk
melihat histogram kebutuhan air tanaman/Cropwater Requirement (CWR)