00
Hari : Selasa
Tanggal : 14 Februari 2017
Kelompok 1
Nama Anggota :
Virssa Noperissa (F44140014)
Afrazofri (F44140023)
Ariyanto Nugraha (F44140028)
Elsy Gustika Buana (F44140047)
Titon Sadewa (F44140053)
Rashif Mulia (F44140086)
METODOLOGI
Praktikum mengenai analisis kebutuhan air irigasi dengan menggunakan
aplikasi Cropwat dilakukan pada hari Selasa tanggal 14 Februari 2017 di
Laboratorium Komputer Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut
Pertanian Bogor. Metode yang digunakan yaitu analisis dengan menggunakan data
sekunder dan dengan menggunakan software Cropwat. Langkah pertama yang
dilakukan yaitu data mengenai iklim darah Kupang selama sepuluh tahun dirata-
ratakan dengan menggunakan software Microsoft Excel. Kemudian, data tersebut
dimasukan ke dalam aplikasi Cropwat berdasarkan data yang diperlukan untuk
analisa, seperti data temperatur minimum, temperatur maksimum, kelembaban,
kecepatan angin, dan penyinaran matahari. Selain data-data tersebut, data mengena
ketinggian danletak geografis daerah Kupang juga dimasukkan untuk keperluan
analisis kebutuhan air irigasi yang ingin didapatkan. Data-data tersebut dimasukan
untuk mendapatkan nilai evapotranspirasi acuan (ETo) .Langkah kedua yaitu data
curah hujan rata-rata di Kupang selama sepuluh tahun. Data tersebut dumasukan
untuk mendapatkan besarnya curah hujan efektif (eff Rain). Langkah ketiga yaitu
data jenis tanaman dan waktu penanaman yang diiginkan dimasukan pada kolom
yang tersedia untuk medapatkan waktu panen sesuai dengan waktu tanam tersebut.
Langkah terakhir yaitu jenis tanah dipilih sesuai dengan daerah yang ingin
dianalisis kebutuhan air irigasinya. Kemudian, data mengenai kebutuhan air irigasi
dari tanaman tersebut dapat diketahui dari awal tanaman hingga panen. Kebutuhan
air irigasi pada masing-masing bulan dan masa pertumbuhan tanaman berbeda-beda
sesuai dengan intensitas hujan pada waktu tersebut.
Prosedur praktikum analisis kebutuhan air irigasi untuk tanaman kacang
tanah di Kupang disajikan pada Gambar 1.
Mulai
Jenis tanaman dan waktu tanam yang diinginkan diisi pada kolom
yang ada pada Cropwat untuk mendapatkan waktu panen
Selesai
2. Data Hasil Pehitungan rata-rata Curah Hujan selama sepuluh tahun per
bulannya.
Hasil perhitungan curah hujan efektif didapatkan dari data curah hujan rata-
rata sepuluh tahun di Kupang. Besarnya curah hujan efektif yang terjadi di Kupang
selama satu tahun yaitu sebesar 1273.1 mm, sedangkan curah hujan berdasarkan
data yang diperoleh yaitu sebesar 1591.4 mm. Perbedaan nilai tersebut disebabkan
oleh curah hujan efektif merupakan cuurah hujan perkiraan yang efektif terjadi pada
daerah Kupang setiap bulannya dan nilainya diperkirakan lebih rendah daripada
nilai curah hujan hasil pengukuran.
Pada kesempatan kali ini kami memilih jenis tanah berupa Red Sandy. Di
balik tanah Red Sandy dapat di cari didaerah NTT bahkan jenisnya pun sama
dengan jenis pasir tanah dan cocok bila digunakan untuk menanam kacang tanah.
Setelah data jenis tanah dimasukan, hasil analisis berupa total kelembaban tanah
yang tersedia yaitu sebesar 100 mm/meter, infiltrasi maksimum sebesar 30
mm/hari, kedalaman akar maksimum sebesar 900 cm, penipisan kelembaban tanah
awal sebesar 0%, dan kelembaban tanah awal yang tersedia yaitu tetap sebesar 100
mm/ meter. Masing-masing hasil analisis tersebut tergantung pada jenis tanah pada
masing-masing daerah.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan
Cropwat, simpulan yang dapat diambil yaitu banyaknya air irigasi yang diberikan
kepada tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dari daerah tersebut,
misalnya temperatur minumum, curah hujan, temperatur maksimum, keceoatan
angin, sinar matahari, jenis tanaman, dan jenis tanah yang ada pada masing-masing
daerah. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kebutuhan air tanaman
kacang tanah yang ditanam mulai bulan Februari sampai bulan Juni hanya
membutuhkan air irigasi sebanyak 246.5 mm/decade, yaitu mulai diberikan pada
bulan April hingga bulan Juni. Selain itu, total evapotranspirasi acuan (ETo) pada
daerah Kupang sebesar 4.26 mmm/hari dan besarnya evapotranspirasi tanaman
(ETc) yaitu sebesar 411.4 mm/decade. Tanaman kacang tanah yang ditanam pada
bulan Februari akan dipanen pada bulan Juni dengan masa tanam selama 110 hari.
Tanaman kacang tanah di tanam pada bulan-bulan ketika terjadi musim hujan
sehingga curang hujan mencukupi kebutuhan air tanaman yang menyebabkan tidah
dibutuhkannya air irigasi pada awal-awal masa tanam.
DAFTAR PUSTAKA
Musa N. 2012. Penentuan masa tanam jagung (Zea mays L.) berdasarkan curah
hujan dan analisis neraca air di Kabupaten Pohuwato. Jurnal JATT. 1 (1) : 23
27.
Prastowo DR dan Manik TK. 2016. Penggunaan model cropwat untuk menduga
evapotranspirasi standar dan penyusunan neraca air tanaman kedelai (Glucine
max (L) Merrill) di dua lokasi berbeda. Jurnal Teknik Pertanian. 5 (1) : 1
12.
Priyonugroho A. 2014. Analisis kebutuhan air irigasi (studi kasus pada daerah
irigasi Sungai Air Keban daerah Kabupaten Empat Lawang). Jurnal Teknik
Sipil dan Lingkungan. 2 (3) : 457 470.
Rizqiah F. 2013. Dampak Pengaruh Perubahan Iklom Global terhadap Produksi
Kedelai (Glicine Max L Merril) di Kabupaten Malang. Malang (ID) :
Universitas Brawijaya.
Sosrodarsono S dan Takeda K. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta (ID) :
Pradma Paramita.
Tumiar K dan Agus K. 2012. Evaluasi metode Penmann-Monteith dalam menduga
laju evapotranspirasi standar (ETo) di dataran rendah Provinsi Lampung.
Jurnal Keteknikan Pertanian. 7 (1) : 25 31.