Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………..i


1. PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................................................ 2

1.3 Manfaat ...................................................................................................................................... 2

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Jaringan Irigasi .......................................................................................................... 3

2.2 Bagian Bangunan Irigasi ............................................................................................................. 4

2.3 Manfaat Irigasi ............................................................................................................................ 6

2.4 Jenis-jenis Irigasi ........................................................................................................................ 7

3. METODOLOGI PRAKTIKUM .................................................................................................. 10

3.1 Tempat dan Waktu ................................................................................................................... 10

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................................................... 10

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................... 11

4.1 Sejarah Irigasi Krueng Tuan .................................................................................................... 11

4.2 Pembagian Irigasi..................................................................................................................... 12

4.3 JENIS IRIGASI ....................................................................................................................... 13

5. PENUTUP..................................................................................................................................... 16

5.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 16

5.2 Saran ........................................................................................................................................ 16

i
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Irigasi merupakan komponen penting bagi kegiatan pertanian di Indonesia yang sebagian
besar berada di wilayah perdesaan. Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya
hidup dari pertanian dengan makanan pokoknya beras, sagu, dan ubi hasil produksi pertanian.
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan sangat diperlukan untuk mendukung sektor tersebut
antara lain tentang pengelolaan sistem irigasi ditingkat usaha tani telah ditetapkan dalam 2 (dua)
landasan hukum yaitu UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan
Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.

Masyarakat Indonesia sejak awal telah akrab dengan budaya pengairan sehingga disebut
masyarakat hidrolik. Indonesia merupakan Negara agraris dimana pembangunan dibidang
pertanian merupakan prioritas pertama. Berdasarkan UU nomor 7 tahun 1996 tentang pangan
menyatakan bahwa perwujudan ketahanan pangan merupakan kewajiban pemerintah bersama
masyarakat (Partowijoto, 2003). Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi rawa. Pembangunan saluran irigrasi sebagai penunjang penyediaan
bahan pangan nasional tentu sangat diperlukan, sehingga ketersediaan lahan akan terpenuhi
walaupun lahan tersebut berada jauh dari sumber air permukaan. Dalam pertanian bahwa irigasi
dan drainase merupakan suatu sub system pertanian yang sangat penting. Jika salah satunya
tidak terpenuhi maka pertanian tidak akan berjalan. Irigasi merupakan proses pemberian air
sedangkan drainase adalah proses pembuangan air.

Pemanfaatan sumber daya air pada musim kemarau biasanya dirasasemakin bertambah
besar, namun dibalik itu ketersediaan jumlahnyaterbatas, seiring dengan pertumbuhan jumlah
penduduk dan aktivitasmasyarakat yang selalu meningkat, keterbatasan air bagi pertanian bukan
saja terjadi pada musim kemarau, namun di musim hujanpun bisa terjadi. Hal ini disebabkan

1
sebagian besar air hujan yang jatuh menjadi aliran permukaan dan tidak termanfaatkan, sehingga
ketersediaan air menjadi berkurang dalam skala ruang dan waktu , keterbatasan air
menyebabkan berkurangnya luas tanam, jenis dan jumlah produksi pertanian.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan prioritas dan efisiensi penggunaan air.
Efisiensi penggunaan air yang tinggi dalam hal ini irigasi dapat terlaksana apabila manajemen
operasional yang ditetapkan tepat pada sasaran dan sarana jaringan irigasi yang mewadahi baik
jumlah maupun kualitasnya. Sarana yang dimaksud meliputi: saluran air, bangunan penangkap
air, bangunan sadap, bangunan bagi, alat ukur debit danbangunan-bangunan lainnya. Bangunan
ukur debit memegang peranan yang sangat penting dalam mendistribusikan air, sehingga
diperoleh jumlah air yang diberikan akan sama jumlah air yang dibutuhkan. Apabila jumlah air
yang diberikan lebih besar yang diminta, maka efisiensinya rendah sehingga penggunaan air
boros, terbuang secara percuma. Demikian juga sebaliknya, jika jumlah air yang tidak
mencukupi untuk kebutuhan tanaman pertanian akan berakibat produktivitas hasil pertanian
menurun. Dengan demikian bangunan ukur debit harus tepat dalam memberikan jumlah air
sesuai yang dibutuhkan.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk :


 Mengetahui sistem irigasi.

 Mengetahui bagaimana irigasi dialiri.

 Mengetahui sistem irigasi yang tepat guna efisien digunakan.

 Mengetahui sumber irigasi yang ada di sebagian besar Aceh utara.

1.3 Manfaat
 Mengetahui debit yang dihasilkan bendungan
 Mengetahui aliran yang dilewati bendungan

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jaringan Irigasi


Irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan
penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.Irigasi merupakan suatu ilmu
yang memanfaatkan air untuk tanaman mulai dari tumbuh sampai masa panen.Air tersebut diambil
dari sumbernya,dibawa melalui saluran,dibagikan kepada tanaman yang memerlukan secara
teratur,dan setelah air tersebut terpakai,kemudian dibuang melalui saluran pembuang menuju
sungai kembali.Irigasi diperlukan dalam situasi (a) bila jumlah curah hujan lebih kecil dari pada
kebutuhan tanaman ; (b) bila curah hujan mencukupi tetapi distribusi dari curah hujan tidak
bersamaan dengan waktu yang dikehendaki tanaman (Hansen dkk,1992).
Irigasi merupakan upaya pemberian air dalam bentuk lengas (kelembaban) tanah sebanyak
keperluan un tuk tumbuh dan berkembang bagi tanaman (Najiyati,1987).Pengertian lain dari
irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air secara sistematis pada tanah yang
diolah.Kebutuhan air irigasi untuk pertumbuhan tergantung pada banyaknya atau tingkat
pemakaian dan efisiensi jaringan irigasi yang ada (Kertasapoetra,1991:45).
Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas bangunan dan saluran air
berserta pelengkapnya.Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan
jaringan irigasi tersier.jaringan irigasi uatama meliputi bangunan-bangunan utama yang dilengkapi
dengan saluran pembawa,saluran pembuang,dan bangunan pengukur.Jaringan irigasi tersier
merupakan jaringan irigasi di petak tersier,berserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di
petak tersier (Kertasapoetra,1990:30-31).
Menurut Oktavianti (2014) Irigasi adalah usaha penyediaan,pengaturan,dan pembuangan air
irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan,irigasi rawa,irigasi
air bawah tanah,irigasi pompa,dan irigasi tambak.Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi,air
irigasi,manajemen irigasi,kelembagaan pengelolaan irigasi,dan sumber daya manusia.Jaringan
irigasi adalah saluran,bangunan,dan bangunan pelengkapnya,yang merupakan satu kesatuan yang
diperluakan untuk penyediaan,pembagian,pemberian,penggunaan, dan pembangunan air

3
irigasi..irigasi berarti memberikan tambahan air pada saat-saat cadangan air di dalam tanah tidak
mencukupi.
Berdasarkan letak dan fungsinya saluran irigasi teknis dibedakan menjadi :
a. Saluran Primer (Saluran Induk)
Saluran primer merupakan saluran yang langsung berhubungan dengan saluran bendungan
yang fungsinya untuk menyalurkan air dari waduk ke saluran lebih kecil.
b. Saluran Sekunder
Saluran sekunder merupakan cabang dari saluran primer yang membagi saluran induk ke
dalam saluran yang lebih kecil (tersier)
c. Saluran Tersier
Saluran tersier merupakan cabang dari saluran sekunder yang langsung berhubungan dengan
lahan atau menyalurkan air ke saluran-saluran kuarter
d. Saluran Kuarter
Saluran kuarter merupakan cabang dari saluran tersier dan berhubungan langsung dengan
lahan pertanian (Najiyati,1993:35-36)

2.2 Bagian Bangunan Irigasi

Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air
irigasi.Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai dalam praktek irigasi antara lain (1)
bagunan utama,(2) bangunan pembawa,(3) bangunan bagi,(4) bangunan sadap,(5)bangunan
pengatur muka air,(6)bangunan pembuang dan penguras serta (7)bangunan pelengkap.Bangunan
utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah
irigasi yang dilayani.Berdasarkan sumber airnya,bangunan utama dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kategori,(1)bendung,(2)pengambilan bebas, (3)pengambilan dari waduk,dan (4)stasiun
pompa.Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai
atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air
sungai.Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan,maka air sungai
dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-tempat yang memerlukannya
(Binilang,2014).

4
Terdapat beberapa jenis bendung,diantaranya adalah (1)bendung tetap (weir),(2)bendung
gerak (barrage) dan (3) bendung karet(inflamble weir).Pada bangunan bendung biasanya
dilengkapai dengan bangunan pengelak,peredam energi,bangunan pengambilan,bangunan
pembilas,kantong lumpur dan tanggul banjir.Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di
tepi sungai menyadap air sungai untuk di alirkan ke daerah irigasi yang dilayani.Perbedaan dengan
bendung adalah pada bangunan pengambilanbebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka iar di
sungai.Untuk dapat mengalirkan air secara gravitasi air di sungai harus lebih tinggi dari daerah
irigasi yang dilayani (Direktorat Jenderal Air,2010).
Bangunan pembawa mempunyai fungsi membawa atau mengalirkan air dari sumbernya
menujupetak irigasi.Bangunan pembawameliputi saluran primer,saluran sekunder,saluran
tersier,dan saluran kwarter.Teramasuk dalam bangunan pembawa adalah talang,gorong-
gorong,siphon,tedunan,dan got miring.Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah
irigasi yang dilayani.Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang
terletak pada petak sekunder tersebut.Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam suatu
irigasi:
1. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke petak-
petak tersieryang diairi.Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang
terakhir.
2. Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer
menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekun der tersebut,batas akhir dari
saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir.
3. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder
menuju petak-petak kuarter yang dilayani leh saluran sekunder tersebut,batas akhir dari
saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terakhir.
4. Saluran kuarter membawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier manuju
petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut,batas akhir dari saluran
kuarter adalah bangunan boks kuarter terakhir.
Banguna bagi merupakan banguna ynag terletak pada bangunan primer,sekunder dan tersier yang
berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran yang bersangkutan.Khusus un tuk saluran
tersier dan kuarter bangunan bagi ini masing-masing disebut boks tersier dan boks
kuarter.Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder menuju salauran

5
tersier penerima.Dalam rangka penghematan bangunan bagi dan sadap dapat digabung menjadi
satu rangkaian bangunan.Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada umumnya mempunyai 3
(tiga) bagian utama,yaitu:
1. Alat pembendung,bermaksud untuk mengatur elevasi muka air sesuai dengan tinggi
pelayanan yang direncanakan.
2. Perlengkapan jalan air meleintasi tanggul,jalan atau bangunan lain menuju saluran
cabang.Konstruksinya dapat berupa saluran terbuka atau pun gorong-gorong.
3. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu pengatur agar debit yang masuk saluran dapat
diatur.
Agar pemberian air irigasi sesuai dengan yang direncanakana,perlu dilakukan pengaturan dan
pengukuran aliran di bangunan sadap (awal saluran primer),cabang saluran jaringan primer serta
bangunan sadap primer dan sekunder.Bangunan pengatur muka air dimasudkan untuk dapat
memberi informasi mengenai besar aliran yang dialirkan (Direktorat Jenderal Pengairan,1986)

2.3 Manfaat Irigasi

Irigasi adalah sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung sumber air. Bisa
juga diartikan sebagai usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air untuk menunjang
pertanian dan sejenisnya. Didunia pertanian ini tidak bisa dipungkiri bahwa fungsi dari irigasi ini
sangatlah penting. Irigasi bisa dimanfaatkan oleh petani khususnya petani pada lahan persawahan
untuk mengairi dan memberikan pasokan air dilahan pertanian mereka.

Adapun manfaat irigasi bagi lahan pertanian adalah sebagai berikut :

1. Memasokkan atau menyediakan air untuk lahan pertanian


Dengan adanya irigasi ini maka pasokan air untuk lahan pertanian akan terpenuhi. Petani
menjadi semakin mudah dalam mengolah lahan pertanian dan tidak takut lagi akan
kekurangan air.
2. Menjamin ketersediaan air ketika musim kemarau
Irigasi bermanfaat dalam mengairi lahan pertanian, apalagi pada saat musim kemarau tiba
pasokan air tentu menjadi sulit dan air tanah akan menjadi mengering.
3. Melancarkan aliran air kelahan persawahan

6
Dengan irigasi ini aliran air kelahan persawahan akan menjadi lancar. Tidak ada lagi
penghambat aliran air, sehingga mempermudah petani untuk menggarap lahan persawahan
mereka.
4. Untuk membasahi tanah
Khusus untuk daerah yang memiliki curah hujan yang rendah, maka sistem irigasi ini
sangat bermanfaat bagi petani dalam mengairi lahan pertanian mereka.
5. Untuk mencuci dan mengurangi garam tanah.
6. Untuk mengurangi bahaya erosi tanah. (Santoso.2016)

2.4 Jenis-jenis Irigasi

2.4.1 Irigasi Permukaan


Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno, Sistem irigasi
permukaan terjadi dengan menyebarkan air ke permukaan tanah dan membiarkan air meresap
(terinfiltrasi) ke dalam tanah.Pada irigasi permukaan, air diberikan secara langsung melalui
permukaan tanah dari suatu saluran atau pipa dimana elevasi muka airnya lebih tinggi dari elevasi
lahan yang akan diairi sekitar 10-15 cm (Soemarto, 1999).

Metode ini juga terbilang paling mudah, yaitu air untuk irigasinya diambil dari sumber air
terdekat, seperti sungai atau bahkan waduk (bendungan).Untuk bisa mengairi lahan dari sumber
air tersebut, digunakan pipa yang cukup panjang. Metode ini mengharuskan posisi sumber air lebih
tinggi dari lahan agar airnya bisa mengalir sebagaimana sifat air yang hanya bisa mengalir dari
tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.Karena itu, lahan yang lebih tinggi jelas lebih dulu
mendapatkan asupan air dibandingkan lahan yang lebih rendah.

Daerah irigasi permukaan terdiri dari susunan tanah yang akan diairi secara teratur dan terdiri
dari susunan jaringan saluran air dan bangunan lain untuk mengatur pembagian, pemberian,
penyaluran, dan pembuangan kelebihan air. Dari sumbernya, air disalurkan melalui:

a. Saluran primer adalah saluran yang membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder
dan ke petak-petak tersier yang akan diairi. Petak tersier adalah kumpulan petak-petak
kuarter, tiap petak kuarter memiliki memiliki luas kurang lebih 8 s.d. 15 ha. Sedangkan
petak tersier memiliki luas antara 50 s.d. 150 ha.

7
b. Saluran Sekunder adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak-petak
tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
c. Saluran Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier dari
jaringan utama ke dalam petak tersier saluran kuarter. Saluran kuarter membawa air dari
boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke petakpetak sawah.
(Herliyani, 2012). Pengaturan air dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi,
tanah yang tinggi mendapat air lebih dulu.
Prinsip irigasi permukaan yaitu dimana pendistribuasian air dilakukan dengan mengalirkan
air diantara bedengan atau bisa juga dengan menggenangi lahan hingga ketinggian tertentu supaya
lebih efektif. Irigasi permukaan ini cocok digunakan pada tanah yang bertekstur halus sampai
sedang. Jenis irigasi ini adalah cara yang paling banyak digunakan oleh petani. Dua syarat penting
untuk mendapatkan sistim irigasi permukaan yang efisien, yaitu perencanaan sistim distribusi air
untuk mendapatkan pengendalian aliran air irigasi dan perataan lahan (land grading) yang baik,
sehingga penyebaran air seragam ke seluruh petakan.

Untuk menyusun suatu rancangan irigasi terlebih dahulu dilakukan surve mengenai kondisi daerah
yyang bersangkutan beserta penjelasannya, penyelidikan jenis-jenis tanaman pertaniannya,
bagian-bagian yang dialiri, untuk menentukan cara irigasi dan kebutuhan air tanamannya
(Sosrodarsono dan Takeda, 1987).

Jenis-Jenis Irigasi Permukaan, antara lain ;

1. Irigasi Basin
Banyak digunakan untuk tanaman padi. Air diberikan melalui siphon, saluran maupun
pintu air ke petakan lahan kemudian ditahan di petakan dengan kedalaman dan selama waktu yang
dikehendaki .Paling sesuai untuk lahan dengan laju infiltrasi sedang sampai rendah ( ± 50 mm/jam)
dan kemiringan kecil (0 - 0.5).
2. Irigasi Border
Pada irigasi border, dalam petakan lahan dibuat pematang sejajar sebagai pengendali
lapisan aliran air irigasi yang bergerak ke arah kemiringan lahan . Lahan dibagi menjadi beberapa
petakan yang sejajar yang dipisahkan masing-masing oleh pematang rendah, kemiringan biasanya
satu arah. Masing-masing petakan (border) diberikan air irigasi secara terpisah. Air irigasi
menyebar merata sepanjang kemiringan lahan yang dikendalikan oleh pematang tersebut.

8
3. Irigasi Alur
Irigasi alur (furrow irrigation) dilakukan dengan mengalirkan air melalui alur-alur atau
saluran kecil yang dibuat searah atau memotong slope. Air masuk ke dalam tanah melalui dasar
alur dan dinding alur. Cocok diterapkan untuk tanaman palawwija karena penggunaan air oleh
tanaman lebih efektif yang mudah rusak bila bagian tanamannya terkena air (Michael 1978).
4. Irigasi Surjan
Sistem surjan dikembangkan di daerah rawan banjir atau daerah genangan . Pada sistem
surjan sebagian lahan ditinggikan (bedengan) dan sebagian diturunkan (cekungan). Bagian
bedengan untuk tanaman palawija dan daerah cekungan untuk padi. Panjang bedengan dan dan
cekungan disesuaikan dengan frekuensi dan tinggi banjir.

Kelebihan irigasi permukaan

a. Tidak membutuhkan pemahaman yang tinggi dalam O&M.


b. Dapat dikembangkan dengan biaya investasi kecil.
c. Jika topografi tidak terlalu bergelombang, biaya yang diperlukan tidak
terlalu besar.
d. Energi yang digunakan berupa energi gravitasi.
e. Kurang dipengaruhi oleh karakteristik iklim dan kualitas air.
f. Aliran gravitasi memiliki fleksibititas tinggi dan relatif mudah dikelola.
g. Salinitas lebih mudah dikendalikan.

Kelemahan irigasi permukaan

a. Efisiensi kurang dari 65%.


b. Membutuhkan air dalam jumlah besar.
c. Perkiraan jumlah air irigasi yang dibutuhkan lebih sulit.
Membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dan lebih

9
3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Hari / Tanggal : Sabtu / 09 November 2019


Waktu : 08.00 s/d Selesai
Tempat : Jaringan Utama Irigasi Krueng Tuan, Desa Babah Krueng
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara, Lhokseumawe

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :


1. Bendungan Utama
2. Bendungan Induk/Primer
3. Bendungan Sekunder
4. Bendungan Tersier

Tidak ada bahan yang digunakan

10
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Irigasi Krueng Tuan

Sejarah jaringan krueng tuan pertama di buat oleh belanda BT (Bangunan Tua) ,Jaringan
irigasi krueng tuan kabupaten aceh utara di bangun pada tahun 1994 dengan panjang saluran primer
11.150 meter yang di rencanakan dapat mengairi laha sawah potensial 2.226 ha. Salah satu Daerah
yang teraliri daerah persawahan di gampong reuleut, kecamatan muara batu merupakan salah satu
sawah yang di aliri air oleh jaringan irigasi krueng tuan dimana air yang bersumber dari krueng
tuan dialiri ke sawah melalui jaringan sekunder reuleut dengan panjang sekitar 6.890 m. debit air
yag di alirkan menuju ke sawah melalui jaringan sekunder reuleut telah mengalami penurunan
sehingga menyebabkan air yang bisa di manfaatkan oleh petani untuk berccocok tanam di sawah
menurun,kejadian ini disebabkan oleh menurun nya efisiensi saluran sekunder reuleut yang
menyebabkan kinerja pengaliran air munuju petak sawah berkurang. Seiring dengan
perkembangan nya kerusakan yang terjadi di daerah irigasi krueng tuan juga tidak dapat di abaikan,
antara lain kebocoran saluran akibat lubang tikus, longsorrya saluran irigasi, serta kerusakan pada
bangunan utama, banguan pengambilan, bagi dan sadap. Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadi
peningkatan kehilangan air yang mempengaruhi nilai efisiensi irigasi pada saluran irigasi krueng
tuan. Efisiensi pada saluran irigasi dianalisis dengan menggunakan metode inflow-outflow. Data
primer diperoleh dengan melakukan survey, pencatatan, dan pengukuran langsung di lapangan
untuk memperoleh informasi terkait dimensi tampang saluran dan mengukur kecepatan aliran
menggunakan current meter. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait. Irigasi krueng tuan
terdapat 4 ruas saluran primer yang berada di bawah nilai efisiensi teoritas yang di tatapkan ruas
pengukuran BT-02 – BT-03 – sebesar 88,729 %, dimana kehilangan air diakibatkan dari pengaruh
kondisi fisik saluran yang mengalami kerusakan pada dinding dan dasar saluran, serta sadapan liar
dari saluran dengan menggunakan rumah pompa. Ruas lainya yaitu BT-06 – BT-07 sebesar
80,378%, BT-07 – BT-08 sebesar 73,975% dab BT-08 – BT-09 sebesar 67,094%. Kehilangan air
pada ketiga saluran tersebut disebabkan oleh kondisi fisik saluran yang mengalami kerusakan pada
dinding saluran dan kebocoran akibat lobang tikus sehingga air merembes keluar saluran. Nilai
efisiensi rata-rata dari saluran primer daerah irigasi krueng tuan berada di bawah 90%, dimana
nilai efisiensi yang di peroleh 86% dan kehilangan air 14% sehingga nilai tersebut tidak memenuhi

11
standar efisiensi saluran primer seperti yang terdapat pada KP-03 / kriteria perencanaan irigasi
bagian saluran.

Rehapan pertama pada tahun 1970 an ( rehapan bendungan) dan terjadi lagi pada tahun
1994 rehapan total .

4.2 Pembagian Irigasi


Irigasi saluran bangunan dan bangunan perlengkapannya yang merupakan satu kesatuan
yang di perlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air
irigasi,

1. Irigasi primer, bangunan ini merupakan bangunan yang mutlak diperlukan bagi
eksploit,meliputi bangunan pembendung, pembagi dan bangunan pengukur.
Bsngunsn bending berfungsi agar permukaan air sungai dapat naik dengan
demikian memungkinkan untuk di salurkan melalui pintu pemasukan ke saluran
pembawa. Bangunan bagi berfungsi agar pengairan dapat di distribusikan di
sepanjang saluran pembawa.
2. Irigasi sekunder irigasi yang saluran terdiri dari saluran sekunder, saluran
pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap bangunan sadap, dan
bangunan perlengkapnya.
3. Irigasi tersier terdiri dari saluran tersier dan kuarter termasuk bangunan pembagi
tersier dan kuarter, serta bangunan perlengkap lainnya yang terdapat di petak.
Irigasi krueng tuan mengairri daerah -daerah yang ada di kecamatan sawang, kecamatan
nisam, kecamatan Bandar baro, dan kecamatan nisam antara meliputi daerah pengairran di setiap
daerah terdapat 9 pembagian daerah irigasi biasa nya di singkat dalam BT1 sampai BT9 yaitu ;

BT 1 ,terdapat di daerah babah kreung


BT 2, di daerah payarabok
BT 3, terdapat di jembatan ( paya rabok )
BT 4, di desa menasah pulo
BT 5, di daerah pante caleh
BT 6, di daerah desa ganpong tebgah
BT 7, di desa gampong langang
12
BT 8, di daerah tempi
BT 9, di daerah menasah pinto
Terdapat singkatan atau pemberian nama dalam irigasi krueng tuan ;

1. BM = bangunan mane
2. BMD = bangunan menasah dra
3. BR = bangunan reuleut

4.3 JENIS IRIGASI

4.3.1 Irigasi Permukaan

Metode irigasi permukaan (Surface Irrigation).Pada irigasi permukaan, air diberikan


secara langsung melalui permukaan tanah dari suatu saluran atau pipa dimana elevasi muka
airnya lebih tinggi dari elevasi lahan yang akan diairi (sekitar 10~15 cm). Air irigasi mengalir
pada permukaan tanah dari pangkal ke ujung lahan dan meresap ke dalam tanah membasahi
daerah perakaran tanaman. Terdapat dua syarat penting untuk mendapatkan sistim irigasi
permukaan yang efisien, yaitu perencanaan sistim distribusi air untuk mendapatkan
pengendalian aliran air irigasi dan perataan lahan (land grading) yang baik, sehingga
penyebaran air seragam ke seluruh petakan.

Hidrolika aliran permukaan pada irigasi permukaan air irigasi diberikan lewat
permukaan tanah. Air irigasi akan mengalir di permukaan tanah dari bagian pangkal ke ujung
petakan, sambil meresap ke dalam tanah mengisi lengas tanah di daerah perakaran tanaman.
Proses aliran air irigasi terdiri dari: (a) awal jelajah aliran air (advance stream) sepanjang
lereng permukaan lahan,(b) periode pembasahan dimana seluruh aliran berinfiltrasi ke
dalam tanah,(c) aliran resesi sejak dimana pasok air irigasi dihentikan (Gambar 1.2).

13
Gambar 1.2. Kurva jelajah dan resesi pada irigasi permukaan

Total jumlah air yang meresap merupakan fungsi dari laju infiltrasi tanah dan waktu
kesempatan berinfiltrasi. Idealnya sistim irigasi harus menghasilkan jumlah air meresap yang
sama/seragam sejak di pangkal sampai ke ujung lahan, sehingga menghasilkan efisiensi
pemakaian air yang tinggi di sepanjang daerah perakaran tanaman. Akan tetapi hal ini tidak
mudah untuk didapatkan, kecuali melalui serangkaian uji-coba dan prosedur rancangan yang
tepat. Contoh hubungan antara laju jelajah, laju resesi dan waktu kesempatan berinfiltrasi dapat
dilihat pada gambar.

Pada prinsipnya rancangan irigasi permukaan adalah merancang beberapa parameter sehingga
didapatkan waktu kesempatan berinfiltrasi yang relatif seragam dari pangkal sampai ke ujung
lahan.Umumnya di bagian pangkal, air akan lebih banyak air meresap dari pada bagian ujung
petakan lahan, sehingga didapatka efisiensi pemakaian air yang kecil.

Prosedur pelaksanaan irigasi dalam irigasi permukaan adalah dengan menggunakan debit yang
cukup besar, maka aliran akan mencapai bagian ujung secepat mungkin, dan meresap ke dalam
tanah dengan merata. Setelah atau sebelum mencapai bagian ujung, aliran masuk dapat diperkecil

14
debitnya (cut-back flow) sampai sejumlah air irigasi yang diinginkan sudah diresapkan. Pasok
aliran air dihentikan dan proses resesi sepanjang lahan akan terjadi sampai proses irigasi selesai.

15
5.PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

16

Anda mungkin juga menyukai