Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA

(Term of Reference)

Praktikum Lapang Mata Kuliah Survei dan Evaluasi Lahan


Di Wonosalam, Kabupaten Jombang
Oleh : Ahmad Najibur Rohman (64), Linda Puspita Dewi (65), Dede Hurul
Mahmudah(67)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesesuian lahan sangat perlu diperhatikan untuk tanaman mencapai
pertumbuhan yang optimal. Meskipun tanaman terlihat dapat tumbuh di suatu
wilayah, akan tetapi tiap jenis tanaman mempunyai karakter yang
membutuhkan persyaratan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, agar produksi
dapat optimal maka harus diperhatikan antara kesesuaian lahan untuk
pertanian dan persyaratan tumbuh untuk tiap jenis tanaman.
Survei tanah adalah metode atau cara mengevaluasi lahan guna
mendapatkan data secara langsung dari lapangan. Kegiatan survei terdiri dari
kegiatan lapangan, membuat analisis data, interpretasi data terhadap tujuan,
dan mrmbuat laporan survei. Survei tanah dapat juga diartikan berupa
pekerjaaan pengumpulan data kimia, fisik, dan biologi di lapangan maupun di
dalam laboratorium dengan tujuan prnggunaan lahan umum maupun khusus.
Suatu survei tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika teliti dalam
pengambilan sample tanah, deskripsi, dan analisa data serta interpretasi yang
dilakukan sudah tepat dan benar.
Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan ini
merupakan amanat dari Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2012
tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang
dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pertanian, sebagai upaya
memperlancar penilaian kesuburan tanah dalam pelaksanaan pemberian
Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Pedoman
Kesesuaian Lahan Untuk Pertanian telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian sebagai acuan dalam
memberikan arah pemanfaatan Lahan sejak tahun 1980 dan diperbaharui pada
tahun 2003 untuk Kesesuaian Lahan pertanian tanaman pangan dalam rangka
ekstensifikasi.
Pedoman dimaksud digunakan oleh para pemangku kepentingan dan
difokuskan untuk komoditas tanaman pangan pada Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri ini, sehingga
memudahkan para pengambil kebijakan di tingkat pusat dan daerah dalam
mengimplementasikannya untuk pembangunan dan pemberian Insentif
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :
1. Kesesuaian Lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang Lahan untuk
penggunaan tanaman tertentu baik tanaman semusim maupun tanaman
tahunan.

2. Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,
hidrologi, dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi
penggunaannya.

3. Penggunaan Lahan adalah penggolongan Penggunaan Lahan secara umum


seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan,
atau daerah rekreasi.

4. Klasifikasi Kesesuaian Lahan adalah pengelompokan Lahan berdasarkan


kesesuaiannya atau kemampuannya untuk tujuan penggunaan tertentu.

5. Evaluasi Lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh Tipe


Penggunaan Lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau Kualitas
Lahan yang dimiliki oleh Lahan yang akan digunakan.

6. Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah kesatuan


komponen yang terdiri atas kegiatan yang meliputi penyediaan data,
penyeragaman, penyimpanan dan pengamanan, pengoLahan, pembuatan
produk informasi, penyampaian produk informasi dan penggunaan informasi
yang terkait satu sama lain, dan penyelenggaraan mekanismenya pada
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

7. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang Lahan pertanian yang


ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna
menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan
pangan nasional.

8. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah wilayah budidaya


pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang memiliki hamparan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau hamparan Lahan Cadangan
Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan fungsi
utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan
nasional.

9. Petani Pangan, yang selanjutnya disebut Petani adalah setiap warga Negara
Indonesia beserta keluarganya yang mengusahakan Lahan untuk komoditas
pangan pokok di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

10. Kesuburan Tanah adalah kemampuan atau kualitas suatu tanah


menyediakan unsur-unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa yang dapat dimanfaatkan tanaman
dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan lainnya mendukung
pertumbuhan normal tanaman.

11. Insentif adalah pemberian penghargaan kepada Petani yang


mempertahankan dan tidak mengalihfungsikan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan.

12. Tipe Penggunaan Lahan adalah golongan tertentu dari Penggunaan Lahan,
seperti Lahan pertanian tadah hujan, Lahan pertanian irigasi, Lahan hutan,
atau Lahan untuk rekreasi.

13. Karakteristik Lahan adalah sifat Lahan yang dapat diukur atau
diperkirakan.
14. Kualitas Lahan adalah atribut kompleks Lahan yang mempunyai peranan
spesifik dalam menentukan tingkat Kesesuaian Lahan untuk suatu penggunaan
tertentu.

15. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden


Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

16. Pemerintah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah provinsi.

17. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota dan perangkat daerah


sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.

18. Menteri adalah menteri yang membidangi urusan pertanian.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum lapang survei dan evaluasi lahan, yaitu:
1. Mengetahui tingkat kesesusaian lahan di Wonosalam, kabupaten Jombang
2. Mengetahui sejauh mana kesesuaian lahan terhadap hasil produksi
komoditas pada lahan tersebut.
II. METODE PRAKTIKUM LAPANG

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum lapang mata kuliah survei dan evaluasi lahan dilaksanakan di
Wonosalam, kabupaten Jombang pada tanggal 7 Maret 2018 bagi mahasiswa
peminatan agronomi dan 7 Maret 2018 – 8 maret 2018 bagi mahasiswa peminatan
ilmu tanah serta hama penyakit tanaman.

2.2 Alat dan Bahan


1. Kartu deskripsi profil
2. Kartu minipit
3. Kartu pemboran
4. Meja dada
5. Buku catatan
6. Bolpoin
7. Pensil
8. Spidol permanen
9. Penghapus
10. Buku munsel
11. GPS
12. Kompas
13. Clinometers
14. Streoskop saku
15. Meteran
16. Lensa tangan pembesar 10X
17. Pengukur pH
18. Sabuk profil
19. Pisau tanah
20. Palu geologi
21. Bor tanah
22. Sekop
23. Cangkul
24. Ring sample
25. Kantong plastik
26. Kartu label
27. Tali
28. Karet gelang
29. Larutan HCL 25%, H2O2, NaF, aa-dipiridil
30. Kamera

2.3 Tahap persiapan


Rencana kesesuaian lahan untuk daerah Wonosalam meliputi kegiatan Pra
survei atau tahap perencanaan, diantaranya :
1. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan kerangka kerja untuk pengembangan komoditas
tertentu disesuaikan dengan sifat kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan mengkombinasikan metode survei.
2. Perizinan
Perizinan akan diajukan kepada BAPEMAS dan instansi – instansi
terkait yakni yang berhak mengeluarkan izin, untuk kelancaran
operasional kegiatan survei.
3. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data yang digunakan dalam pengumpulan
data/informasi terdiri dari 2 teknik yaitu : observasi, browsing, dan
wawancara secara rinci.

2.4 Tahap Pelaksanaan


2.4.1 Deskripsi lahan
Deskripsi lahan dilakukan dengan mengisi lembar deksripsi setelah
melakuakan pengambilan sampel tanah dengan menggunakan bor dengan
menggunakan metode acak dalam hirarki. Lembar yang akan diisi berisi
tentang deskripsi umum daerah pengambilan sampel tanah (satuan peta,
relief, lereng, aliran, permukaan, drainase, dan erosi) serta deskripsi prifol
tanah (warna, tekstur, batu, struktur, karatan, konsistensi, pori tanah, dll)
setelah pengambilan sample didapatkan, maka tahapan selanjutnya adalah
analisis di laboratorium untuk selanjutnya didapatkan output atau hasil
dari pengamatan.

2.4.2 Klasifikasi Potensi Obyek


Kegiatan klasifikasi dapat dilakukan setelah mendapatkan hasil
analisis sampel tanah dan mengetahui potensi tanah di daerah Wonosalam.
Setelah mengetahui potensi maupun karakteristik tanah tersebut maka
mencocokan potensi tersebut dengan persyaratan tumbuh tanaman
disekitar. Apabila tanah tersebut mendukung persyaratan tumbuh tanaman
sekitar yang dibudidayakan maka terdapat peluang untuk mendapatkan
hasil produksi yang maksimal.

2.4.2 Pemetaan
Pemetaan merupakan penggambaran hasil survei dengan membagi
lahan sesuai dengan potensi yang sudah diketahui.

2.5 Jadwal Kegiatan


Jadwal pelaksanaan secara rinci adalah sesuai pada tabel berikut :
Bulan/Minggu
Kegiatan Februari Maret April
No
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Tabulasi Dan Analisa
4 Pengelolaan Data
5 Pembahasan Hasil Peneitian
6 Penyusunan Laporan

2.6 Pembagian Tugas


Penyusunan Kerangka Acuan Kerja dalam kegiatan Survei dan
Evaluasi Lahan di Wonosalam, Kabupaten Jombang dilakukan oleh
mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur dengan susunan pelaksana serta
penanggung jawab kegiatan sebagai berikut :
 Ketua Pelaksana : Ahmad Najibur Rohman
 Administrasi : Dede Hurul M.
 Survei dan Analisa : Linda Puspita Dewi

Anda mungkin juga menyukai