Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Buah Salak Khas Kota Padangsidimpuan

Salak (Salacca zalacca) adalah sejenis tumbuhan palma yang buahnya bisa
dimakan. Buah ini disebut juga dengan snake fruit karena kulit buahnya seperti sisik
ular. Buah dari tumbuhan salak berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik
dengan runcing di bagian pangkal dan membulat pada bagian ujung yang tertutup oleh
kulit buah bersisik berwarna kuning coklat hingga coklat merah. Sarkotesta atau
dinding buah tengah memiliki tekstur berdaging tebal berwarna putih hingga kuning
krem, ada yang memiliki rasa manis, asam, bahkan sepat dengan biji keras berwarna
coklat kehitaman di bagian tengah. Pohon buah salak adalah palma perdu atau hampir
tanpa memiliki batang dengan duri yang sangat banyak. Tangkai pohon salak
memiliki duri yang panjang dan banyak dengan daun majemuk menyirip.

Daerah asal tanaman salak belum diketahui dengan jelas, tetapi diduga tanaman
ini berasal dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Menurut Nikolai Ivanovich
Vavilov, ahli botani asal Rusia, memastikan bahwa asal tanaman buah salak adalah
kawasan Indo – Malaya. Di Indonesia, Salak ditemukan tumbuh liar di alam Jawa
bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Kemudian menyebar ke Mulucca,
Papua New Guinea, Filipina, Queensland (Australia), dan Kepulauan Fiji.

Jenis-jenis buah salah diantaranya ialah :

1. Salak condet adalah jenis salak yang berasal dari Jakarta. Memiliki ukuran buah
ada yang kecil, sedang, sampai besar. Memiliki kulit buah berwarna coklat hingga
kehitaman dengan buah tebal, rasanya manis, agak kelat, hingga agak kesat.

2. Salak bali adalah jenis salak yang berasal dari Sibetan, Bali. Salak ini memiliki
ukuran buah kecil hingga sedang. Warna kulit buahnya coklat muda cenderung agak
cerah dengan sisik jauh lebih halus, daging buah salak jenis ini tebal serta memiliki
rasa manis, dan teksturnya kering dengan biji berukuran kecil dan tunggal.

3. Salak gading dan Salak kembang arum adalah jenis salak yang bersal dari Jogja.
Salak gading warna kulit buah kuning-gading mengkilap dengan ukuran buah sedang.
Salak kembang arum memiliki kulit buah berwarna coklat dengan ukuran buah
bermacam antara kecil, sedang, hingga besar.
4. Salak penjalinan adalah jenis salak yang berasal dari Bangkalan, Madura. salak
jenis ini memiliki ukuran buah kecil, kulit buahnya berwarna coklat-kekuningan
dengan buah manis, renyah, dan masir.

5. Salak Pondoh adalah salah satu jenis salak yang bersal dari daerah Sleman,
Yogyakarta. Salak jenis ini memiliki rasa yang manis sejak buah masih muda.

6. Salak Sidempuan adalah jenis salak yang berasal dari desa Sibakua dan
Hutalambung, Tapanuli Selata. Jenis buah salak ini memiliki ukuran buah bervariasi
mulai dan ukuran kecil sampai besar. Daging buahnya tebal berwarna kuning tua
semburat merah. Rasanya manis bercampur masam, berair, dan hampir tidak terasa
sepetnya. Kulit buahnya bersisik besar dengan warna cokelat sampai kehitaman.

Padangsidimpuan identik dengan sebutan Kota Salak. Sebab, tidak sedikit kebun
salak di daerah seluas 114,65 km2 itu. Menurut Arnold Simatupang, seorang staf
peneliti buah dari Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) IV Medan, di kota itu
terdapat beberapa varietas salak yang telah terdaftar dalam buah unggul nasional asal
Sumatera Utara. Salak Padangsidimpuan Merah, misalnya, dilepas sebagai varietas
unggul berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 763/Kpts/TP.240/6/99 tertanggal 22
Juni 1999. Kemudian, salak Padangsidempuan Putih, dilepas sebagai varietas unggul
dengan SK Menteri Pertanian No 764/Kpts/TP.240/6/99 tertanggal 22 Juni 1999, serta
salak Sibakua, melalui SK Menteri Pertanian No. 427/Kpts/TP.240/7/2002 tertanggal
3 Juli 2002.

Arnold mengemukakan, salak Padangsidimpuan merah memiliki sejumlah ciri


khas, seperti warna daging buah putih semburat merah dengan rasa daging buah
kombinasi manis, masam dan sepat. Daging buahnya juga memiliki ketebalan berkisar
0,3-2,0 cm dengan sifat daging buah agak menempel pada biji, serta bertekstur agak
lunak, berair dan berserat halus. Begitu juga dengan salak Padangsidempuan putih
yang memiliki daging buah berwarna putih dengan rasa manis, masam dan sepat.
Ketebalan daging buah berkisar 0,6 – 2,0 cm dengan sifat daging buah masir/daging
buah menempel pada biji, dan tekstur daging buah agak lunak berair. Berbeda dengan
salak Sibakua yang berasal dari Desa Sibakua, Kecamatan Padangsidimpuan Barat.
Rasanya manis sedikit asam sepat. Jumlah buah pertandan antara 110 sampai 230
buah dengan berat per buah berkisar 50 sampai 150 gram. Tanaman ini berbuah
sepanjang tahun dengan umur petik optimal enam bulan setelah bunga mekar.

Menurut informasi, lanjutnya, salak Padangsidempuan dibudidayakan sejak tahun


1930 di Desa Sibakua dan Hutalambung. Masyarakat di daerah setempat yakin, salak
ini dapat menambah nafsu makan. Arnold menyatakan, salak tumbuh baik di dataran
rendah hingga ketinggian 500 m dia atas permukaan laut (dpl) dengan tipe iklim
basah yang memiliki tingkat keasaman tanah (pH) 5-7, curah hujan 1500-3000 mm
per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan.

Rasa buah salak Sidimpuan ini, berbeda dengan rasa salak pondoh asal Jawa.
Buah salak di sini lebih besar, rasanya juga khas, manis, asam dan sepat. Salak
dengan kulit yang hitam bersisik itu, ada juga bila dikupas buahnya berwarna merah.
Ada juga buah salak dengan satu buahnya di dalam. Saking enaknya makan buah
salak Sidimpuan ini, sampai ada lirik lagunya dalam bahasa Mandailing. Penggalan
syairnya itu adalah, 'Salak salak Sibakua, dipangan sada, mangido dua' yang artinya
yaitu Salak dari Sibakua, dimakan satu minta dua.
Jika pengunjung ingin membeli oleh-oleh, bisa menjadikan salak menjadi salah
satu pilihannya. Bisa dijumpai di kawasan pasar, atau juga para pedagang di pinggir
jalan di tiga penjuru pintu masuk dan keluar dari kota itu. Ada jalan masuk dari
Bukittinggi Sumbar, jalan ke Gunungtua Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) dan
jalan mengarah ke Sibolga (Tapanuli Tengah).

Di pusat kotanya sendiri berdiri satu pasar buah-buahan yang dinamakan warga
Sidimpuan sebagai pajak buah yang juga menjual buah salak yang telah menjadi ikon
kota ini. Jika Anda singgah di kota ini dan ingin merasakan langsung pengalaman
memetik sendiri buah salak berduri ini, silakan berkunjung ke kawasan perkebunan
salak yang disebut parsalakan, kira-kira berjarak 25 km dari kota Padangsidimpuan.

Anda mungkin juga menyukai