Anda di halaman 1dari 24

Kode Jurusan/Prodi : AGB18-C

LAPORAN PRAKTIKUM I
DASAR-DASAR ILMU TANAH
“Pengenalan alat dan bahan survey dan teknik pengambilan contoh tanah”

(Pratikum ke I : Profil Tanah)

LA ODE INDRA GUNAWAN


(D1A118102)
KELOMPOK II

LABORATORIUM ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam melakukan kegiatan awal usaha survey lapangan, kita
memerlukan alat yang dapat menunjang kegiatan tersebut terutama pada
saat penyurveian. Alat survey merupakan alat-alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data, mempelajari data, mencari bahan galian, pengambilan
sampel, serta meliputi pengukuran permukaan bumi dan menggambarkan
bentuk bumi secara detail. Oleh karena itu, sebelum melakukan survey
lapangan kita harus melakukan pengenalan alat dan bahan serta semua
fungsi peralatan terlebih dahulu.
Pengenalan alat-alat praktikum sangat penting dilakukan guna
kelancaran dalam melakukan survei agar menghindari kecelakaan dan
gagalnya penyurveian, alat- alat tersebut biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu,
pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak
dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di lapangan.

1.2 Tujuan dan manfaat

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam
kegiatan survey tanah.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja serta fungsi masing-masing alat dan
bahan yang digunakan dalam kegiatan survey tanah.
3. Untuk mengetahui cara pengambilan dan persiapan sampel/contoh
tanah untuk keperluan analisis sifat fisik, kimia, dan kesuburan tanah
laoratorium.
B. Manfaat

Manfaat dalam praktikum ini adalah dapat menambah pengalaman


serta wawasan baru tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan
survey tanah, ser ta mengetahui cara pengambilan dan persiapan
sampel/contoh tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

Tanah adalah suatu benda yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan
bahan-bahan organic sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan
hewan, yang merupakan medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan
sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu
pembentukan ( Yuliprianto,2010:11).

Sruktur tanah merupakan suatu sifat-sifat fisik yang penting karena


dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa
perbaikan peredaran air, udara dan panas, aktifitas jasad hidup tanah,
tersedianya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organic, dan
mudah tidaknya akar dapat menembus tanah lebih dalam. Tanah yang
berstruktur baik akan membantu berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan
tanaman secara optimal, sedangkan tanah yang berstruktur jelekakan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Struktur tanah dapat
dikatakan baik apabila didalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori
yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan diantara agregat yang
dapat diisi air dan udara sekaligus mantap keduanya.

Agregat tanah sebaiknya mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya
gaya dari luar, seperti pukulan butiran air hujan. Dengan demikian tahan
erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang tertutup oleh partikel-partikel
tanah halus, sehimgga infiltrasi tertahan dan run-of menjadi besar. Struktur
tanah yang jelek tentunya sebaliknya dengan keadaan diatas.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

Dalam praktikum pengenalan alat dan bahan survey dan tehnik


pengambilan contoh tanah dilaksanakan di fakultas pertanian, Universitas
Halu Oleo, Hari kamis, 12 september 2019 pukul 13:00-14:30 WITA.

3.2 Bahan dan Alat

Alat-alat diperkenalkan yaitu : Cangkul, Patiba, Sekop, Meteran


Rol/Kain, Pisau Lapang, Bor, Gunting, Ring Sampel, Jarum Pentul, Kompas,
Karung, Lakban Bening, Penutup Gallon dan Jergen. Sedangkan bahan yang
diperkenalkan yaitu:Hcl. H2o2, Air Bersih, Plastic Sampel, pH Lakmus, Buku,
dan Kartu Deskripsi.

3.3 Prosedur kerja

A. Pengenalan alat dan bahan survey tanah


 Mengamati bagian komponen masing-masing alat yang diperkenalkan
 Gambarkan model bentuk masing-masing alat tersebut
 Tuliskan fungsi / cara kerja masing-masing alat tersebut
 Deskripsikan secara singkat spesifikasi masing-masing bahan yang
diperkenalkan.
B. Tehnik pengambilan contoh tanah
1. Sampel tanah utuh
Pengambilan sampel tanah utuh menggunakan ring sampel sebagai
berikut:
 Membersihkan dan meratakan permukaan tanah yang akan diambil
 Pada tanah tesebut meletakan ring sampel secara tegak lurus dan tidak
boleh miring
 Menggali tanah di sekeliling ring dengan hati-hati menggunakan sekop
dan selanjutnya di iris dengan pisau lapang sampai hampir dekat dengan
tabung
 Menekan ring tersebut dengan hati-hati dengan kaki sampai tertanam
kira-kira ¾ kedalam tanah. Kemudian meletakan ring yang lain ukuran
yang sama dan kemudian menekan lagi sampai bagian ring yang kedua
tertanam kira-kira 1 cm ke dalam tanah.
 Menggali ring tersebut dengan menggunakan cangkul secara hati-hati.
 Kemudian pisahkan kedua ring tersebut dengan menggunakan pisau
pemotong. Tanah yang berlebiih pada bagian bawah dan atas tabung
pertama dipotong setipis mungkin.
 Menutup ring tersebut menggunakan plastik dan mengikat kuat-kuat
penutup dengan lapban kemudian memberikan label.selanjutnya siap
mengantar ke laboratorium.

2. Sampel tanah terganggu


 Sampel tanah komposit, yaitu kedalam tanah 0-30 cm dan 30-60 cm atau
sampel per lapisan,bisa menggunakan bor tanah atau pacul, atau juga
mengambil profil sesuai kedalaman.kemudian dimasukan kedalam
kantong plastik dan memberi label.
 Sampel tanah perlapisan mengambil bongkahan tanah masing-masing 1
kg dari lapisan bawah berturut-turut sampai dapat lapisan paling atas,
kemudian setiap lapisan memasukkan ke dalam kantong plastik dan
memberi label.
 Kemudian membawa sampel-sampel tanah ke laboratorium untuk
selanjutnya mengeringkan, mengerus, kemudian mengayak
(menyesuaikan dengan keperluan analisis tanah di laboratorium)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil analisis

Hasil praktikum ini tentang pengenalan alat dan bahan survei serta tehnik
pengambilan contoh tanah dapat di lihat pada tabel berikut:
No Alat – alat Bahan
H2O2 pH lakmus

1 (

Cangkul (Gunting)
Ring sampel

(sekop)
Jarum pentul HCL

(patiba)
Kompas

(meteran)

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini yang berjudul “ pengenalan alat bahan suvei dan tehnik
pengambilan contoh tanah”akan membahas tentang alat dan yang digunakan
pada saat praktikum. Pada praktikum pertama ini,kami diperkenalkan pada
beberapa peralatan yang umun digunakan pada saat praktikum, diantaranya
yaitu bor, cangkul, sekop, patiba digunakan untuk menggali lobang
penampang dengan membuat sisi penampang tegak lurus ke bawah, meteran
rol/kain untuk mengukur kedalaman penampang, ketebalan dan batas lapisan
(horison) ukuran bahan kasar(kerikil/batu) struktur, karatandan perakaran.
pisau lapang untuk menarik batas lapisan, perbedaan warna, mengambil
gumpalan tanah, untuk melihat struktur, tekstur, dan untuk mempelajari
gumpalan bahan kasar (kongkresi)selaput liat, dan untuk mengiris perakaran
tanah.
Gunting untuk memotong perakarang halus, untuk merapikan sampel pada
ring. Ring sampel untuk media pengambil sampel tanah utuh. jarum pentul
untuk menahan pita meteran.Kompas untuk mengetahui posisi saat
mengambil sampel lakban bening untuk perekat kertas label. kertas label,
jergen untuk tempat menyimpan air bersih, dan penutup galon. Serta bahan
yang digunakan seperti air bersih, HCL,H2O2 Plastik sampel, kartu deskripsi,
pH lakmus, dan buku sebagai komponen yang akan di uji.
BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat dimpulkan bahwa


Pada praktikum ini alat yang digunakan yaitu bor, cangkul,sekop, patiba,
meteran rol/kain, pisau lapang, karung, lapban bening, jergen, dan penutup
galon.serta bahan-bahan yaitu seperti air bersih, HCL, H2O2, Plastik sampel,
kartu deskripsi,dan buku. serta masing-masing alat dan bahan memiliki fungsi
yang sangat penting dalam menunjang kelancaran kegiatan praktikum.

5.2 saran

Sebaiknya dalam pengenalan alat dan bahan praktikum ini dijelaskan


secara sederhana dan sedetail mungkin agar kemudian praktikan tidak
bingung lagi pada saat peraktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sutanto, rachman.2005.dasar-dasar ilmu tanah dan konsep kenyataan.


Yogyakarta:kanisius.
Felina, Ghina, 23 juli 2014. Pengenalan alat survey.
http://sijunong.blogspot.com.id/2014/07/pengenalan- alat-survey.html
Husein Suganda, Achmad Rachman, dan Sutomo.2013.petunjuk pengambilan
contoh tanah.pdf
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Praktikum : Pengenalan alat dan bahan survey dan teknik pengambilan

contoh tanah

Jurusan/prodi : Agribisnis-C

Kelompok : II (dua)

Nama Lengkap : La ode Indra gunawan

No. Stambuk : D1A11102

Kendari, 23 September 2019

Asisten I Asisten II

(AHMAD ILHAM AFANDI) (SURIANI)


Kode Jurusan/Prodi : AGB18-C

LAPORAN PRAKTIKUM I
DASAR-DASAR ILMU TANAH
“Pemboran dan Pengamatan Profil Tanah”

LA ODE INDRA GUNAWAN


(D1A118102)
KELOMPOK II

LABORATORIUM ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah terdiri dari partikel pecahan bahan yang telah di ubah oleh
proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi.Tanah
berbeda dengan batuan induknya karena interaksi antara, hidrosfer, atmosfer,
litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organic
yang dalam keadaan padat, gas, dan cair.
Fungsi utama tanah dalah sebagai media tumbuh makluk hidup.
Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit)
menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organic
yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan
mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-
bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain.
Pemboran adalah proses pembuatan lubang vertukal ke dalam tanah..
Apabila kita menggali lubang pada tanah makan akan terlihan lapisan-
lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia dan biologinya. Lapisan-lapisan
ini disebut horison tanah yang terbentuk dari mineral an – organic akar.
Susunan horison tanah tersebut bisa disebut profil tanah.

Profil tanah merupakan irisan penampang tegak sepanjang tubuh tanah


yang menunjukan susunan horison sampai ke bahan induk. Profil tanah terdiri
dari beberapa horison tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan
tanah dan dibedakan satu sama lain atas dasar warna, struktur,tekstur,
konsistensi, pori, kondisi perakaran, sifat-sifat kimia dan lain sebagainnya.

Tanah yang telah mengalami perkembangan lanjut akan memiliki


horisonisasi yang lengkap yaitu terdiri dari horison O, horison A, horison
eluviasi, horison B, horison lapisan C dan bahan induk tanah (R).
Oleh karena itu, paraktikum ini penting dilakukan karena praktikan
dapat mengetahui teknik mengoperasikan bor tanah, bagian-bagian lapisan
tanah dan tingkat perkembangan tanah.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui teknik mengoperasikan


bor tanah, mengetahui bagian-bagian lapisan penyusun tubuh tanah dan untuk
mengetahi tingkat perkembangan tanah.

Manfaat dari praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui teknik


mengoperasikan bor tanah, tingkat perkembangan tanah dan agar dapat
mengetahui bagian-bagian lapisan penyusun tubuh tanah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari


batuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam.,
sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus). Menurut Ahli Ilmu Alam
Murni (berdasarlkan pendekatan pedologi) Tanah didefinisikan sebagai bahan
padat (baik berupa mineral maupun organik) yang terletak di permukaan bumi,
yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh
factor-faktor : bahan induk, iklim, organisme, topografi dan waktu.

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi


sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai hara atau nutrisi senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti : N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme)
yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi
tanaman (Hanafiah, 2014).

Proses pembentukan tanah dapat dibagi atas proses pelapukan dan proses
perkembangan tanah. Proses pelapukan merupakan suatu proses penghancuran
fisik dan kimia dari batuan induk, mineral, mineral primer dalam batuan tersebut
tidak ada keseimbangannya dengan suhu, tekanan dan kelembaban sehingga
sehingga membentuk bahan induk. Hasil proses proses pembentukan tanah di
cerminkan dalam morfologi profil tanah yang bersangkutan. Morfologi tanah
adalah corak, sifat dan karakteristik yang harus diamati. Tiap tanah dicirikan oleh
sususnan horison. Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri
atas dua atau lebih horison utama (Duiyono, 2016).

Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling keatas dari
batuan induk tanah yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R.
Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi oleh cuaca disebut horison tanah
atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah.
Horison A dalah lapisan yang terdapat dalam tanah yang membentuk pola sejajar
dalam permukaan tanah dan bentuk proses-proses pembentukan tanah
(pedogenesis dan pedogenik) perbedaan antara horison-horison pada umumnya
mencerminkan jenis dan intensitas proses yang menyebabkan terjadinya
perubahan dalam tanah. Solum tanah merupakan bagian dari profil tanah dengan
seluk tertentu yang berkembang akibat proses pembentukan tanah yang dapat
meliputi horison A dan horison B.

Horison A merupakan bagian dari horison mineral dipermukaan tanah dan


horison B adalah horison yang membentuk di bawah horison A. Kedalaman solum
tanah sangat tergantung dari keadaan lingkungan dimana tanah itu terbentuk dan
sebagai akibat saling tindak antara faktor dan proses pembentukan tanah yang
bersangkutan (Resman, 2011).
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di kebun percobaan 3, Fakultas


Pertanian Universitas Halu Oleo, minggu, 15 september 2019 pukul 08.00
WITA – Selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air bersih,


asam chlorida (HCl), hidrogen peroksida (H2O2), cairan a’a’dypridyl,plastic
sampel, kertas label, isolasi besar/lakban, formulir isian penampang profil
tanah atau hasil pemboran dalam format basis data.

Alat-alat yang digunakan bor, cangkul, sekop, patiba, meteran rol,


pisau lapang (belati), gunting, pisau, ring sampel, jarum pentul, buku
“Munsell Soil Colour Chart”, lakmus, penetrometer, palu geologi,
“AbneyLevel” atau “Clinometer”, kompas, altimeter, GPS, kamera
flm/digital, laupe, botol semprot tempat air, handbord, peta rupa bumi
atau topografi dan peta kerja lapang.

3.3. Prosedur kerja

1. Penentuan lokasi pengamatan profil tanah


2. .Melakukan pembersihan lahan atau tempat pengamatan profil tanah
yang sudah di tetapkan.
3. Memastikan profil tanah masih bersifat alami.
4. Melakukan proses penggalian.
5. Melakukan pengukuran kedalaman galian profil tanah.
6. Memperhatikan perbedaan warna, tekstur, dan konsistensi. Setelah itu
menarik batasan-batasan lapisan.
7. Memberi nomor atau kode berturut-turut dari atas kebawah untuk tiap
lapisan atau horison.
8. Melakukan deskripsi dengan mengukur kedalaman masing-masing
lapisan, menentukan warna, tekstur, struktur, pori, konsistensi, karatan
Ph serta kondisi perakaran.
9. melakukan penampang secara keseluruhan untuk menentukan tingkat
perkembangan tanah berdasarkan jumlah lapisan atau horison.
10. Menentukan kedalaman solum, topsoil, subsoil, kedalaman efekltif dan
kedalaman tanah.

3.4. Analisa Data

Tabel I : Karakteristik Eksternal Profil

No Karakteristik Umum Hasil Pengamatan

1 No. Profil P2. 1


2 Tanggal Pengamatan Minggu, 15 September
2019
3 Pengamat La ode indra gunawan,
kelompok II sheet 2
4 Lokasi Pengamatan Kebun Raya UHO
5 Tinggi Lokasi mdpl (Altimeter) -
6 Kelerengan (Clinometer / abneylevel) -
7 Cuaca Cerah
8 Bentuk Wilayah Datar
9 Fisiografi Bukit
10 Bahan Induk Batuan
11 Formasi Geologi -
12 Batuan Permukaan -
13 Singkapan Batuan -
14 Penggunaan Lahan Penanaman Pohon
15 Vegetasi Alang-alang
16 Ancaman Bnjir Pasang Surut
17 Gejala Erosi Sedang
18 Drainase -
19 Kedalaman Air Tanah -
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis

Hasi ldari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. KarakteristikEksternalProfil

No. KarakteristikUmum HasilmPengamatan


1. Nomor L.P.T P.2.I
2. TanggalPengamatan 15/09/2019
3. Pengamat La Ode Indra Gunawan
4. LokasiPengamatan Lahan Percobaan 3 Kec.
Kambu Kab. Kendari
5. Cuaca Cerah
6. Vegetasi Alang-Alang

2. Karakteristik Internal Profil

No. Karakteristi Lapisan


k Tanah
1. Nomor I II III IV
Lapisan
2. Simbol A B Bs C
Lapisan
3. Dalam 0/7-12 12/22-51 51/47-73 73/73-82
Lapisan
(cm)
4. Batas Sangat Sangat jelas Sangat jelas Sangat jelas
Lapisan jelas
5. Batas Berombak Tidak Tidak Berombak
Topografi teratur teratur
6. Warna - - - -
Matriks
7. Warna - - - -
Karatan
8. Tekstur Lempung Pasir Berliat Lia Liat Bedebu
Berliat Lempung
Berdebu
9. Kandungan - Konkresi Konkresi Konkresi
Bahan Kapur Besi Besi
Kasar Berwarna Berwarna
Merah Merah

10. Struktur Butir Pejal Masif Pejal Masif Pejal Masif


(bentuk)

11. Konsistensi s/p Ss/vp Ss Ss


(Lembab)

12. Pori Tanah Mikro/sd Mikro/sd Mikro/ba Mikro/ba

13. Kondisi Kasar/sd Kasar/sd Halus/ba Halus/ba


Perakaran

14. pH Lapang 3 4 3 2
4.2. Pembahasan

Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dan lapisan yang


paling atas kebawah induk tanah yang biasannya terdiri dari horison-horison
O, A, E, B, C dan R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca
disebut solum tanah. Horison A dan B disebut horison tanah sedangkan E dan
O disebut lapisan tanah bawah.

Horison teratas pada profil tanah memiliki kandungan bahan


organik lebih tinggikarena menerima bahan-bahan mineral disekitarnya
seperti jaringan tanaman dan binatang yang telah mati dan sudah
terdekomposisi dari daerah sekitar.

Berdasarkan hasil pengamatan profil tanah dilapangan dapat


diketahui bahwa terkait dengan adannya lapisan yang terdiri dari dua lapisan
yaitu yang pertama lapisan I dengan simbol A dan Lapisan II dengan simbol
B. Pada lapisan I memiliki kedalaman 0-47 cm, memiliki tekstur lempung
berliat (L Cl), memiliki kandungan bahan kasar Fe (besi) dan Mn (mangan),
memiliki struktur kubus membulat (sb), memiliki konsistensi (lembab) yaitu
sangat lekat (VS), memiliki pori tanah dimana pori tanah ini terbagi tiga
yaitu, mikro dengan jumlah sedikit(Sd) dan meso dengan jumlah sedang (S)
serta makro dengan jumlah sedikit (Sd) dan memiliki kondisi perakaran yang
banyak.

Sedangkan Lapisan II memiliki kedalaman 0-42 cm, memiliki


tekstur lempung berpasir (L S), memiliki kandungan bahan kasar Fe (besi)
dan Mn (mangan), memiliki struktur kubus bersudut (ab), memiliki
konsistensi (lembab) yaitu sangat lekat (VS), memiliki pori tanah dimana pori
ini terbagi tiga bagian yaitu mikro dengan jumlah banyak (B) dan meso
dengan jumlah banyak (B) serta makro dengan jumlah sedang (S) dan
memiliki kondisi perakaran yang sedang.
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang telah dilakukan. Saya dapat menyimpulkan


bahwa teknik pemboran bertujuan untuk membuat lubang secara cepat.
Selanjutnya mengambil tanah dengan menggunakan ring sampel. Pengeboran
pada lapisan I memiliki kedalaman 0-47 cm bertekstur lempung berliat dan
konsistensi sangat lekat serta memiliki kondisi perakaran banyak. Pada
lapisan II memiliki kedalaman o-42 cm dengan tekstur lempung berpasir dan
konsistensi sangat lekat serta memiliki kondisi perakaran sedang.

5.2. Saran

Saran saya untuk praktikum ini yaitu agar asisten dosen lebih baik lagi
dalam hal ini perhatiannya kepada mahasiswa praktikan agar kami bisa lebih
memahami lagi mengenai apa yang kami lakukan dilapangan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Duiyono.H.T.2016.Morfologi Profil Tanah Vertisol Di kecamatan kraton.

Kabupaten Pasuruan. Jurnal Pendidikan Geografi, Vol 21 (2) : 47-57.

Hanafiah.K.A.2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Rajawali Pers. Jakarta.

Resman.2011. Morfologi dan Karakteristik Tanah di Pugeran.Yogyakarta.

Jurnal Agroteknos. Vol 1(2) : 102-106.

Anda mungkin juga menyukai