Disusun Oleh:
Kelas B – SDL
Dosen Pengampu:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Laporan Praktikum Mata Kuliah Morfologi dan Klasifikasi Tanah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Morfologi dan Klasifikasi Tanah.
Terlebih dahulu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir.
Ajidirman, M.P. dan Bapak Yudhi Achnopha, S.P., M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Morfologi dan Klasifikasi Tanah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kemudian, Penulis menyadari bahwa laporan praktikum yang penulis tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
BAB V PENUTUP................................................................................................ 11
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2
rendah tanah dibedakan dengan sangat rinci. Klasifikasi tanah juga mempelajari
bagaimana sifat-sifat tanah dapat dibagi ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan
kesamaan sifat yang dimiliki. Tiga sistem klasifikasi tanah yang saat ini dikenal di
Indonesia, yaitu sistem Pusat Penelitian Tanah Bogor, FAO/UNESCO, dan Soil
Taxonomy USDA (Amerika Serikat). Keberadaan horizon diagnostik maupun sifat
penciri profil lainnya, klasifikasi tanah dalam sistem Soil Taxonomy dibagi menjadi
6 kategoti (Soil Survey Staff, 2014), yaitu:
a. Ordo (Order)
Ordo tanah dibedakan berdasarkan ada tidaknya horizon penciri serta sifat
dari horizon penciri tersebut.
b. Sub-ordo (Sub-order)
Sub-ordo tanah dibedakan berdasarkan perbedaan genetik tanah, contohnya:
ada tidaknya sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh air, regim
kelembaban, bahan induk utama dan vegetasi.
c. Kunci Grup (Great group),
Great group tanah dibedakan berdasarkan perbedaann jenis, tingkat
perkembangan, susunan horizon, kejenuhan basa, regim suhu, kelembaban, dan
ada tidaknya lapisan penciri lain.
d. Kunci Subgrup (Sub-group)
Sub grup tanah dibedakan berdasarkan sifat inti dari great group dan diberi
nama Typic, sifat-sifat tanah peralihan ke great group lain, sub ordo lain, ordo
lain dan ke bukan tanah.
e. Famili (Family)
Famili tanah dibedakan berdasarkan sifat-sifat tanah yang penting untuk
pertanian dan atau teknik, meliputi sifat tanah, sebaran besar butir, susunan
mineral liat, regim temperatur pada kedalaman 50 cm.
f. Seri (Series)
Seri tanah dibedakan berdasarkan jenis dan susunan horizon, warna, tekstur,
struktur, konsistensi dan reaksi tanah dari masing-masing.
3
2.3 Metode Pengamatan Tanah di Lapangan
2.3.1 Pemboran Tanah
Pengamatan tanah di lapangan bertujuan untuk memperoleh data sifat-sifat
morfologi tanah dan penyebarannya. Berdasarkan jenis data sifat-sifat morfologi
yang ingin diketahui, pengamatan tanah dapat dilakukan melalui pengamatan
pemboran.
Pengamatan melalui pemboran ini diperlukan apabila ingin memperoleh data
sifat-sifat morfologi tanah secara terbatas, pengecekan batas satuan peta tanah, dan
penyebaran tanahnya. Dalam pengamatan pemboran terdapat sifat-sifat morfologi
yang tidak dapat dideskripsi, misalnya struktur tanah, pori-pori tanah, batas
horizon, sebab tanah yang terambil oleh bor kondisinya sudah terganggu atau
tertekan (bukan merupakan profil utuh). Sifat tanah yang diamati: tekstur, warna,
konsistensi, adanya konkresi, kerikil dan karatan. Pemboran dilakukan juga pada
profil minipit untuk mengetahui lapisan-lapisan tanah di bawahnya. Bor tanah
mineral yang lazim digunakan adalah tipe Belgia dengan panjang 1,20 meter.
2.3.2 Profil Tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula
sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative
terhadap tekanan atmosfet dinamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan
jenuh walaupun sebenamya tidak demikian karena adanya rongga-rongga udara
Horizon tanah merupakan suatu lapisan tanah yang hampir sejajar dengan
permukaan bumi yang merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat
diantara horizon-horizon yang berbatasan (Henry D Foth, 1985).
Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing diberi
symbol dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) 0. A., E. B. C dan
horizon yang berbentuk batuan atau horizon R (Harjowigeno, 2003). Horizon yang
diberi simbol huruf besar dan kombinasi huruf tersebut merupakan simbol untuk
horizon peralihan, sedangkan lapisan tanah yang terbentuk bukan karena proses
pembentukan tanah (misalnya kerena proses pengendapan) diberi symbol angka
romawi (I, II, III).
4
Horizon O didominasi oleh bahan organik pecahan-pecahan mineral
volumenya kecil dan beratnya biasa kurang dari separuhnya (Henry D Foth, 1985).
Asam organik dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk
meresap ke bawah horizon E atau zona pencucian (Elevas) Pencucian mineral
lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon tanah berwama pucat seperti pasir
(Henry D Foth, 1985)
Horizon B atau zona akumulasi kadang agak melempung dan berwarna merah
coklat karena akibat kandungan hematite dan lionitnya (Pairunan, 1985)
Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar dipengaruhi oleh proses-
proses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya
(Henry D Foth 1985).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Tabel 3. Hasil Pengamatan Profil Tanah Praktikum di Hutan Masjid Jami
Kedalaman Warna Tekstur Struktur Konsistensi
0-13 10 YR 3/4 Lempung Remah Lembab
Brown Berpasir Gembur
13-44 10 YR 4/6 Lempung Gumpal Lembab
Dark yellowish Liat teguh
brown Berpasir
44-71 10 YR 5/8 Lempung Gumpal Lembab
Yellowish brown Liat teguh
Berpasir
71-125 5 YR 5/8 Liat Gumpal Lembab
Yellowish Red Berpasir sangat teguh
125-165 5 YR 5/6 Liat Gumpal Lembab
Yellowish Red Berpasir sangat teguh
>165 5 YR 5/6 Liat Gumpal Lembab
Yellowish Red Berpasir sangat teguh
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pertama yaitu pengamatan
profil tanah untuk kelas B berabsenkan bilangan ganjil yang mana dapat dilihat
dalam Tabel 1. Pada pengamatan profil ini didapatkan empat lapisan tanah dengan
lapisan pertama memiliki kedalaman (0 – 48 cm), lapisan kedua dengan kedalaman
(48 – 107 cm), laisan ketiga dengan kedalman (107 – 145 cm) dan lapisan keempat
memiliki kedalaman (> 145 cm). Pada keempat lapisan ini memiliki Warna yang
berbeda yaitu pada lapisan pertama wranya yang didapatkan (10 YR 4/4), pada
lapisan kedua (10 YR 5/8), pada lapisan ketiga (7,5 YR 6/8) dan pada lapisan
keempat (7,5 YR 6/6). Selanjutnya pada keempat lapisan ini memiliki tekstur yang
sama yaitu bertesktur Liat Berdebu. Untuk struktur pada pengamatan profil ini
didapatkan 3 struktur yang berbeda dari 4 lapisan tanah yaitu pada lapisan pertama
dan kedua didapatkan struktur sudut gumpal, pada lapisan ketiga struktur nya
bersudut dan pada lapisan keemat strukturnya keping. Dan memiliki konsistensi
lepas pada semua lapisannya.
8
Selanjutnya, untuk hasil pengamatan profil tanah pada Tabel 2. yaitu terdapat
4 lapisan tanah yang mana pada lapisan pertama kedalamannya (0 – 33 cm), pada
lapisan kedua (33 – 47 cm), pada lapisan ketiga (47-67 cm) dan lapisan keempat
(67 – 110 cm). Pada keempat lapisan ini memiliki warna yang berbeda yaitu pada
lapisan pertama wranya yang didapatkan (10 YR 4/3), pada lapisan kedua (10 YR
5/4), pada lapisan ketiga (7,5 YR 6/6) dan pada lapisan keempat (7,5 YR 6/8).
Selanjutnya untuk tekstur pada lapisan pertama dan kedua memiliki tekstur yang
sama yaitu Lempung Berpasir dan pada lapisan ketiga dan keemat bertekstur Liat
Berdebu. Untuk struktur pada pengamatan profil ini didapatkan 3 struktur yang
berbeda dari 4 lapisan tanah yaitu pada lapisan pertama butir, pada lapisan kedua
dan ketiga struktur nya gumpal, dan pada lapisan keemat strukturnya keping. Dan
konsistensi yang dimiliki berbeda pada setiap lapisan, pada lapisan pertama
konsistensi yang dimiliki yaitu lembab gembur, pada lapisan kedua yaitu lembab
teguh dan pada lapisan ketiga dan keempat yaitu lembab sangat teguh.
Dan untuk hasil pengamatan profil yang terakhir dapat dilihat pada hasil
dalam Tabel 3. yaitu terdapat 6 lapisan tanah yang mana pada lapisan pertama
kedalamannya (0 – 13 cm), pada lapisan kedua (13 – 44 cm), pada lapisan ketiga
(44 – 71 cm), pada lapisan keempat (71 – 125 cm), pada lapisan kelima (125 – 165
cm), dan terakhir pada lapisan keenam (> 165 cm). Pada keenam lapisan ini
memiliki empat warna yang berbeda yaitu pada lapisan pertama warnanya yang
didapatkan (10 YR 3/4), pada lapisan kedua (10 YR 4/6), pada lapisan ketiga dan
keempat memiliki warna yang sama yaitu (10 YR 5/8), dan pada lapisan kelima dan
keenam memiliki warna yang sama juga yaitu (5 YR 5/6). Selanjutnya untuk tekstur
pada lapisan pertama memiliki tekstur Lempung Berpasir, pada lapisan kedua dan
ketiga memiliki tekstur yang sama yaitu Lempung Liat Berpasir, pada lapisan
keempat hingga lapisan keenam memilliki tekstur yang sama yaitu Liat Berpasir.
Untuk struktur pada pengamatan profil ini didapatkan 2 struktur yang berbeda dari
keenam lapisan tanah yaitu pada lapisan pertama struktur remah, pada lapisan
keduahingga lapisan keenam strukturnya yaitu gumpal. Dan konsistensi yang
dimiliki berbeda pada setiap lapisan, pada lapisan pertama konsistensi yang dimiliki
yaitu lembab gembur, pada lapisan kedua dan ketiga lembab teguh dan pada lapisan
keempat hingga keenam yaitu lembab sangat teguh.
9
Dan berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan serta hasil yang telah
didapatkan maka dapat diketahui bahwa ordo yang didapat pada saat pengamatan
ini, yaitu ordo ultisol pada pengamatan di ketiga lokasi praktikum, Pada
pengamatan di lokasi pertama, tanah tersebut diklasifikasikan kepada ordo ultisol,
dimana tanah ultisol merupakan tanah yang telah mengalami proses pelapukan
lanjut melalui proses Luxiviasi dan Podsolisasi. Ditandai oleh kejenuhan
basa rendah (kurang dari 35% pada kedalaman 1,8 m), Kapasitas Tukar Kation
kurang dari 24 me per 100gram liat, bahan organik rendah sampai sedang, nutrisi
rendah dan pH rendah (kurang dari 5,5). Pada tanah-tanah ultisol juga diketahui
terjadi penimbunan liat di horizon bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurangdari 35%. Padanan dengan sistem
klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan
Hidromorf Kelabu. Tanah ultisol memiliki horison argilik dan berkejenuhan basa
kurang dari 35% serta telah mengalami perkembangan tanah tingkat akhir = Ultus).
Nama ordo tanah Ultisol pada tata nama untuk kategori sub ordo akan digunakan
singkatan dari nama ordo tersebut, yaitu: Ult merupakan singkatan dari ordo Ultisol.
Hal ini sesuai dengan data yang didapatkan bahwasanya pada lokasi pengamatan
diketahui adanya akumulasi liat dan juga horizon pencirinya argilik.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
dapat dilihat dari hasil pengamatan profil tanah yang telah dilakukan di ketiga
lokasi praktikum memiliki ordo tanah yang sama yaitu ultisol, Hal ini sesuai dengan
data yang didapatkan bahwasanya pada lokasi pengamatan diketahui adanya
akumulasi liat dan juga horizon pencirinya argilik.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan dalam melakukan praktikum ini yaitu perlu
adanya ketelitian dalam mendeskripsikan pengklasifikasian tanah agar hasil sesuai
dengan yang diharapkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
Gambar 3. Pengamatan Ketiga Profil Tanah di Hutan Belakang Masjid Jami
Universitas Jambi
14