Anda di halaman 1dari 7

Defisiensi Unsur Hara pada Tanaman Padi (Oryza sativa)

Disusun Oleh :
Sitiani Ketrina
155040200111184
Kelas J

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

Defisiensi Unsur Hara Nitrogen pada Tanaman Padi

Defisiensi Unsur Hara


Tumbuhan membutuhkan unsur makro dan mikro dalam jumlah tertentu yang
bervariasi tergantung jenis dan tingkat kebutuhan aktivitas nya. Bila ketersediaan hara yang
dibutuhkan kurang dari kisaran minimalnya maka akan menimbulkan defisiensi. Setiap unsur
hara memiliki peran khusus bagi tanaman. Defisiensi timbul bila zat hara tidak terpenuhi
dalam jumlah kebutuhan minimalnya. Kekurangan salah satu unsur hara (defisiensi) dapat
menyebabkan fisiologi tanaman terganggu. Kekurangan unsur hara dapat terjadi karena satu
macam unsur hara (partial defisiency) atau kekurangan semua unsur hara (complex
defisiency). Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman, dapat diketahui dari gejala-gejala
yang tampak pada tanaman. Akibat yang ditimbulkan dari defisiensi unsur hara sering disebut
dengan penyakit fisiologis. Pengetahuan mengenai defisiensi unsur hara sangat penting untuk
menentukan dosis pemupukan yang tepat agar terhindar dari kesalahan pada pemahaman
mengenai penyakit fisiologi dan penyakit patogenik. Defisiensi unsur hara yang berlebihan
dapat menurunkan produktivitas tanaman bahkan dapat menyebabkan kematian.
Peran Nitrogen bagi Tanaman
Nitrogen merupakan unsur pokok pembentuk protein dan penyusun utama
protoplasma, kloroplas, dan enzim. Dalam kegiatan sehari-hari peran nitrogen berhubungan
dengan aktivitas fotosintesis, sehingga secara langsung atau tidak nitrogen sangat penting
dalam poses metabolisme dan respirasi (Yoshida, 1981). Pembentukan anakan, tinggi
tanaman, lebar daun dan jumlah gabah dipengaruhi oleh ketersediaan N (Ismunadji dan
Dijkshoorn, 1971). Pada saat ini sangat jarang dijumpai tanah yang tidak membutuhkan
tambahan nitrogen untuk menghasilkan produksi padi yang tinggi (Fagi dkk., 1990). Bahkan
di daerahdaerah yang menanam padi secara intensif, masukkan nitrogen semakin banyak
diperlukan, karena laju kehilangan N pada tanah yang sering ditanami padi sangat tinggi
(Kirk, 1996).
Nitrogen diserap dalam bentuk NO3- dan amonium NH4+ . Nitrogen berperan dalam
pembentukan asam amino, klorofil, nukleotida dan enzim. Nitrogen mempunyai peran penting
bagi tanaman padi yaitu mendorong pertumbuhan tanaman yang cepat dan memperbaiki
tingkat hasil dan kualitas gabah melalui peningkatan jumlah anakan, pengembangan luas
daun, pembentukan gabah, pengisian gabah, dan sintesis protein. Nitrogen berperan dalam
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein
dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun.

Gejala dari Defisiensi Nitrogen pada Tanaman Padi


Pada daun dapat diketahui gejala defisiensi unsur hara yang dialami tanaman secara
umum. Tanaman yang mengalami defisiensi N atau nitrogen secara umum memiliki gejala
berupa warna tanaman yang berubah menjadi hijau terang, dengan daun bagian ujung bawah
mengalami penguningan dan mengering bewarna coklat. Selain itu gejala yang tampak pada
fisiologi tanaman akibat kekurangan unsur hara Nitrogen yaitu daun kekuningan (klorosis)
terutama daun tua, dan mulai mati dari ujung kemudian menjalar ke tengah helai daun. Dalam
keadaan defisiensi unsur hara yang parah, daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah
terus ke bagian atas. Selain itu warna daun hijau agak kekuning-kuningan. Pada tanaman padi
warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning
gelap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat ke kuning-kuningan. Jaringan daun mati dan
inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
Sebagian hara pada tumbuhan bersifat mobil dan immobil. Hara mobil dapat
ditranslokasikan dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Sebaliknya, unsur immobil sukar
ditranslokasikan. Karena itu, kekurangan unsur hara yang mobil akan menunjukkan gejala
defisiensi pada organ tua/ dewasa. Sedangkan kekurangan unsur immobil, gejala defisiensinya
akan ditampakkan pada daun atau jaringan muda. Sebagian besar unsur makro dan mikro
bersifat mobil. Beberapa hara yang immobil adalah Ca dan Mn dan ke dua unsur tersebut
sangat sedikit yang dapat diredistribusi (Goor and Wiersma: 1992).
Dampak yang Ditimbulkan dari Defisiensi Unsur N
Suatu tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara N akan menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan kerdil, anakan sedikit dengan daun kecil-kecil,
jumlah gabah sedikit. Untuk tanaman padi batas kritis kadar N dalam daun pada stadium
anakan adalah <2,5%. Tanaman padi yang kekurangan nitrogen anakannya sedikit dan
pertumbuhannya kerdil. Selain itu, tanaman yang mengalami defisiensi unsur N dapat
menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun
sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil. Perkembangan buah pada tanaman yang
mengalami defisiensi unsur hara sering kali masak sebelum waktunya.
Penyebab Defisiensi Unsur N pada Tanaman Padi
Tanaman padi dapat memperoleh nitrogen dari hasil fiksasi ganggang dan bakteri
heterotrof, mineralisasi bahan organik dan dari cadangan N tanah. Meskipun demikian,
sumber hara N utama tanaman padi adalah pupuk. Hara N yang tersedia hanya diserap
tanaman sekitar 30-45%, sisanya hilang dari sistem genangan air tanah melalui proses
volatilisasi dan denitrifikasi (Ismunadji dan Dijkshoorn, 1971). Kehilangan N melalui

berbagai peristiwa dapat bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan lingkungan. Besarnya
kehilangan N melalui denitrifikasi dapat mencapai sekitar 30-40% (Yoshida dan Padre, 1974).
Pada kondisi yang berbeda kehilangan N melalui volatilisasi dan pencucian masing-masing
dapat mencapai sekitar 45 dan 44% (De Datta et al., 1968) dan melalui erosi dapat mencapai
45%. Di Indonesia kehilangan N dari pupuk dapat mencapai 52-71%. (Ismunadji et al., 1975).
Pada umumnya kehilangan N tersebut makin banyak dengan semakin tingginya dosis
pemupukan N yang diberikan (Makarim dkk., 2004).
Pada tanah-tanah dengan kadar bahan organik rendah (<1% C), tanah berpasir, tanah
berkadar P rendah, tanah tergenang terus menerus, dan tanah alkalin (pH>7,0) dengan potensi
volatilisasi NH3 tinggi, sering kekurangan N (Peng dan Cassman, 1994). Ada tiga hal yang
menyebabkan hilangnya nitrogen dari tanah yaitu nitrogen dapat hilang karena tercuci
bersama air draenase, penguapan dan diserap oleh tanaman. Keberadaan nitrogen pada tanah
sawah sangat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman padi sawah.
Ketersedian Nitrogen erat hubunganya dengan kandungan bahan organik dan
kecepatan mineralisasi dipengaruhi oleh ketersedian organisme heterotop aerob. Kehilangan
nitrogen dari tanah disebabkan oleh penguapan, pencucian, denitrifikasi, pengikisan dan
penyerapan oleh akar tanaman. Keadaan iklim terutama suhu dan curah hujan sangat
mempengaruhi banyaknya unsur N yang terdapat didalam tanah, disamping aspek tersebut
dipengaruhi juga tekstur tanah (Buckman dan Brady, 1982). Mineralisasi bahan organik tanah
merupakan sumber utama nitrogen yang tersedia bagi tanaman.
Cara Menanggulangi Tanaman yang Mengalami Defisiensi Unsur Hara
Pemberian N yang tepat waktu, ke tanaman adalah suatu usaha yang dapat
meningkatkan efisiensi N, sedangkan tiga kali pemberian pupuk N pada padi sawah biasa
disarankan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi. Disamping itu, mengetahui kapan
tanaman padi benar-benar memerlukan tambahan pupuk N akan sangat membantu, dan ini
dapat memberikan peningkatan efisiensi serapan N yang nyata.
Pada kondisi tertentu,beberapa jenis tanah mampu menyediakan N yang cukup untuk
pertumbuhan dan berproduksi. Sebagai pencegahan dapat dilakukan secara dini dengan
mengendalikan gulma-gulma penting yang berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman.
Melakukan pemindahan bibit secara hati-hati, pembangunan penutupan tanah dengan baik dan
melakukan analisa daun secara rutin guna mengetahui kandungan N untuk penyusunan
rekomendasi pemupukan sehingga diperoleh dosis yang optimum bagi tanaman. Besarnya
nilai kandungan N pada tanaman dengan semakin tua umur tanaman maka perbaikan drainase
penting untuk menghindari penggenangan dan tingginya permukaan air.

Batas Kritis Suatu Tanaman terhadap Unsur Hara


Batas kritis suatu tanaman terhadap unsur hara tertentu sangat penting untuk diketahui
dan dipahami, tujuannya adalah untuk mengetahui pemberian dosis pupuk yang tepat
sehingga pertumbuhan tanaman optimum. Pertumbuhan tanaman yang optimum akan
menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang baik. Batas kritis merupakan acuan
atau petunjuk yang digunakan untuk aplikasi pupuk yangtepat dan efesien, untuk menentukan
batas kritis bisa dilakukan dengan percobaandalam pot dengan berbagai kadar pupuk (gram).
Hasil yang menunjukkan pertumbuhan paling optimum bisa dijadikan sebagai acuan
pemberian nutrisi seperti nutrsi N pada suatu tanaman, jika diaplikasikan pada lahan atau
media yang lebih luas maka digunakan rasio atau perbandingan sehingga komposisi yang
diberikan sama. Batas kritis suatu tanaman terhadap pemberian unsur hara tertentu
dipengaruhi oleh umur tanaman, umur fisiologis jaringan tanaman, macam jaringan, interaksi
antar unsur, dan iklim. Selain air dan cahaya matahari tanaman juga membutuhkan unsur hara,
bahkan sebagian unsur hara bersifat esensial bagi tanaman yakni mempunyai fungsi khusus,
mempunyai peran secara langsung, dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh unsur hara
lainnya.
Unsur hara esensial terdiri atas hara mikro dan makro. Unsur N termasuk unsur makro
esensial yakni unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar (terbesar) dan
tidak bisa digantikan oleh unsur lainnya. Fungsi unsur N bagi tumbuhan yakni sebagai bahan
penyusun protein tanaman, klorofil,asam nukleat, dan menghasilkan dinding sel yang tipis
sehingga dapat memacu produksi tanaman lebih maksimal. Unsur hara N (nitrogen) sebagian
besar berasal dari udara yakni dalam bentuk N 2 tetapi bentuk ini tidak bisa diserap oleh
tanaman, melainkan unsur N bisa diserap oleh tanaman dalam bentuk ion yakni NH 4+ dan
NO3-. Ion NH4+ merupakan bentuk yang terfiksasi liat (Bahan organik, BO, mineral) dan
merupakan bentuk yang lambat tersedia. Ion NH 4+ diserap oleh tanaman dalam bentuk aerob
sedangkan NO3- diserap oleh tanaman dalam keadaan anaerob karena tidak membutuhkan
bantuan oksigen karena penyerapan tersebut terjadi dibawah tanah yang terdapat sedikit
oksigen. Ion NO3- cepat tersedia bagi tanaman dan mikroorganisme, mikroorganisme juga
menggunakan NH4+ dalam keadaan aerobic, ion NO3- sangat mobil didalam tanah. Ion
tersebut bergerak bebas dengan air tanah, sehingga dapat tercuci ke dalam air tanah dan erosi
ke badan badan air sehingga terjadi pengkayaan (eutrofikasi). Ion NH 4+ lebih stabil di dalam
tanah apabila dibanding dengan ion NO3- ,sebab dapat diikat dalam tapak serapan yang baik
pada liat organik maupunan anorganik. Sehingga akan menjadi sangat baik dan
menguntungkan mempertahankan N dalam bentuk NH4+.

Pemupukan N dengan membenamkan ke dalam tanah atau lapisan reduksi pada tanah
sawah adalah usaha untuk mengurangi kehilangan N melalui penguapan maupun pencucian.
Ion NH4+ bukan merupakan subyek pencucian air ke dalam air tanah. Beberapa tanaman
(gandum, kapas, jagung hibrida) hasilnya meningkat jika diberikan N campuran NH 4+ dan
NO3-. Denitrifikasi tidak akan terjadi jika N masih dalam bentuk NH 4+ (Winarso. S, 2003).
Peranan unsur nitrogen sudah tidak diragukan lagi bagi pertumbuhan tanaman, kekurangan
atau kelebihan N akan berkibat pertumbuhan tanaman terhambat. Kekurangan unsur N atau
dikenal dengan defisiensi unsur N memiliki ciri utama yang terlihat pada daun yakni
menguning (klorosis), keadaan ini berbeda dengan daun yang normal yakni berwarna hijau
tua yang berarti mengandung klorofil.

Daftar Pustaka
Buckman dan Nyle.C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta
Ismunadji, M. & W. Dijkshoorn. 1971. Nitrogen nutrition of rice plants measured by growth
and nutrient content in pot experiment. I. Ionic balance and selective uptake. Journal
of Agriculture Science 19 : 223-236. Netherlands.
Makarim, A.K., I. Las, A.M. Fagi, I.N. Widiarta, dan D. Pasaribu. 2004. Padi Tipe Baru, Budi
Daya dengan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu. Balai Penelitian Tanaman
Padi, Sukamandi. 48 hlm.
Peng, S., G.S, Kush and K.G. Cassman. 1994. Evolution the new plant ideotype for increased
yield potential In: K.G. Cassman (ed) Breaking the yield barrier. Proc. Of workshop
on rice yield potential in favorable environments. p 5-20. IRRI. Philippines.
Winarso S dan Setiawati 2003. Kesuburan tanah dasar kesehatan dan kualitas tanah.
Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. IRRI. Los Banos. Laguna, Philippines.

Dokumentasi Defisiensi Unsur Hara pada Tanaman Padi

Anda mungkin juga menyukai