Disusun Oleh :
Sitiani Ketrina
155040200111184
Kelas J
berbagai peristiwa dapat bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan lingkungan. Besarnya
kehilangan N melalui denitrifikasi dapat mencapai sekitar 30-40% (Yoshida dan Padre, 1974).
Pada kondisi yang berbeda kehilangan N melalui volatilisasi dan pencucian masing-masing
dapat mencapai sekitar 45 dan 44% (De Datta et al., 1968) dan melalui erosi dapat mencapai
45%. Di Indonesia kehilangan N dari pupuk dapat mencapai 52-71%. (Ismunadji et al., 1975).
Pada umumnya kehilangan N tersebut makin banyak dengan semakin tingginya dosis
pemupukan N yang diberikan (Makarim dkk., 2004).
Pada tanah-tanah dengan kadar bahan organik rendah (<1% C), tanah berpasir, tanah
berkadar P rendah, tanah tergenang terus menerus, dan tanah alkalin (pH>7,0) dengan potensi
volatilisasi NH3 tinggi, sering kekurangan N (Peng dan Cassman, 1994). Ada tiga hal yang
menyebabkan hilangnya nitrogen dari tanah yaitu nitrogen dapat hilang karena tercuci
bersama air draenase, penguapan dan diserap oleh tanaman. Keberadaan nitrogen pada tanah
sawah sangat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman padi sawah.
Ketersedian Nitrogen erat hubunganya dengan kandungan bahan organik dan
kecepatan mineralisasi dipengaruhi oleh ketersedian organisme heterotop aerob. Kehilangan
nitrogen dari tanah disebabkan oleh penguapan, pencucian, denitrifikasi, pengikisan dan
penyerapan oleh akar tanaman. Keadaan iklim terutama suhu dan curah hujan sangat
mempengaruhi banyaknya unsur N yang terdapat didalam tanah, disamping aspek tersebut
dipengaruhi juga tekstur tanah (Buckman dan Brady, 1982). Mineralisasi bahan organik tanah
merupakan sumber utama nitrogen yang tersedia bagi tanaman.
Cara Menanggulangi Tanaman yang Mengalami Defisiensi Unsur Hara
Pemberian N yang tepat waktu, ke tanaman adalah suatu usaha yang dapat
meningkatkan efisiensi N, sedangkan tiga kali pemberian pupuk N pada padi sawah biasa
disarankan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi. Disamping itu, mengetahui kapan
tanaman padi benar-benar memerlukan tambahan pupuk N akan sangat membantu, dan ini
dapat memberikan peningkatan efisiensi serapan N yang nyata.
Pada kondisi tertentu,beberapa jenis tanah mampu menyediakan N yang cukup untuk
pertumbuhan dan berproduksi. Sebagai pencegahan dapat dilakukan secara dini dengan
mengendalikan gulma-gulma penting yang berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman.
Melakukan pemindahan bibit secara hati-hati, pembangunan penutupan tanah dengan baik dan
melakukan analisa daun secara rutin guna mengetahui kandungan N untuk penyusunan
rekomendasi pemupukan sehingga diperoleh dosis yang optimum bagi tanaman. Besarnya
nilai kandungan N pada tanaman dengan semakin tua umur tanaman maka perbaikan drainase
penting untuk menghindari penggenangan dan tingginya permukaan air.
Pemupukan N dengan membenamkan ke dalam tanah atau lapisan reduksi pada tanah
sawah adalah usaha untuk mengurangi kehilangan N melalui penguapan maupun pencucian.
Ion NH4+ bukan merupakan subyek pencucian air ke dalam air tanah. Beberapa tanaman
(gandum, kapas, jagung hibrida) hasilnya meningkat jika diberikan N campuran NH 4+ dan
NO3-. Denitrifikasi tidak akan terjadi jika N masih dalam bentuk NH 4+ (Winarso. S, 2003).
Peranan unsur nitrogen sudah tidak diragukan lagi bagi pertumbuhan tanaman, kekurangan
atau kelebihan N akan berkibat pertumbuhan tanaman terhambat. Kekurangan unsur N atau
dikenal dengan defisiensi unsur N memiliki ciri utama yang terlihat pada daun yakni
menguning (klorosis), keadaan ini berbeda dengan daun yang normal yakni berwarna hijau
tua yang berarti mengandung klorofil.
Daftar Pustaka
Buckman dan Nyle.C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta
Ismunadji, M. & W. Dijkshoorn. 1971. Nitrogen nutrition of rice plants measured by growth
and nutrient content in pot experiment. I. Ionic balance and selective uptake. Journal
of Agriculture Science 19 : 223-236. Netherlands.
Makarim, A.K., I. Las, A.M. Fagi, I.N. Widiarta, dan D. Pasaribu. 2004. Padi Tipe Baru, Budi
Daya dengan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu. Balai Penelitian Tanaman
Padi, Sukamandi. 48 hlm.
Peng, S., G.S, Kush and K.G. Cassman. 1994. Evolution the new plant ideotype for increased
yield potential In: K.G. Cassman (ed) Breaking the yield barrier. Proc. Of workshop
on rice yield potential in favorable environments. p 5-20. IRRI. Philippines.
Winarso S dan Setiawati 2003. Kesuburan tanah dasar kesehatan dan kualitas tanah.
Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. IRRI. Los Banos. Laguna, Philippines.