Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG ( Zea mays


L.) DAN (Vigna radiata L.) TERHADAP GEJALA
DEFISIENSI UNSUR HARA
Diajukan untuk Memenuhi syarat Mata Kuliah Kesehatan Dan Kesuburan Tanah
Dewi Firnia, S.P ., M.P
Putra Utama, S.P., M.P










Disusun Oleh :
Muhamad Rizky Aliansyah
4442122621
Kelompok 2
Kelas IV C





JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktikum Kesehatatan dan kesuburan tanah dengan judul
RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L.) DAN (Vigna
radiata L.) TERHADAP GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA Kemurnian dan
kadar air benih ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca khususnya mahasiswa pertanian sebagai referensi dalam
praktikum di mata kuliah Kesehatan dan Kesuburan Tanah.
Saya Mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dalam pembuatan praktikum laporan
Kesehatan dan Kesuburan Tanah terutama ucapan terimakasih kepada Co. Ass
Dosen KKT. Laporan ini dibuat dengan semaksimal mungkin agar dapat
menghasilkan laporan akhir yang baik berdasarkan hasil praktikum dan
pengamatan di lapangan.
Dalam pembuatan laporan ini pastilah banyak kekurangan dan kelemahannya,
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan
dan sarannya . Saya harap dengan adanya kekurangan tersebut tidak mengurangi
perhatian pembaca, semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.



Serang , Juni 2014



Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
Daftar Tabel ..................................................................................................... iii
I. PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Benih ................................................................... 3
2.2 Pengujian Kemurnian Benih .......................................................... 5
2.2 Pengujian kadar Air Benih .............................................................
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 10
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 10
3.3 Pelaksanaan ................................................................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................... 13
4.2 Pembahasan ....................................................................................13
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ....................................................................................... 16
5.2 Saran ............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................................... 18







i


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel pengamatan Jagung ....................................................... 13
Tabel 2. Tabel pengamatan Tanaman kacang hijau .............................. 13




























ii


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk tumbuh normal tanaman membutuhkan unsur hara dalam jumlah
yang cukup. Apabila suatu tanaman mengalami kekurangan unsur hara, maka
tanaman tersebut akan menunjukkan gejala kekurangan unsur hara, sebaliknya
apabila tanaman memperoleh unsur hara dalam jumlah melebihi keperluannya
untuk tumbuh normal, maka tanaman tersebut akan menunjukkan gejala
keracunan.
Unsur hara di dalam tumbuhan memiliki peranan diantaranya (1) sebagai
penyusun molekul organik yang komplek, terutama dalam makro molekul (2)
membantu peran enzim, mendekatkan enzim dan substrat dalam pembentukan
komplek enzim-substrat, terutama unsur mikro (3) mempertahankan
keseimbangan ion yaitu antara kation-kation bervalensi satu dan dua (4) dalam
sistem oksidasi-reduksi karena sifat valensinya yang dapat berubah. Gejala
defisiensi unsur hara pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi (1).
Kegagalan tanaman secara lengkap pada fase kecambah, (2). Pertumbuhan
tanaman sangat kerdil; (3). Munculnya gejala spesifik pada daun selama periode
waktu yang berbeda-beda dalam musim pertumbuhan; (4). Abnormalitas internal,
seperti tersumbatnya jaringan pembuluh; (5). Penangguhan kemasakan atau
kemasakan tidak normal; (6). Perbedaan hasil, dengan atau tanpa gejala pada
daun; (7). Kualitas tanaman yang buruk, termasuk penyimpangan komposisi
kimia, seperti kadar protein, minyak, pati, daya awet atau daya simpan; (8).
Perbedaan hasil yang hanya dapat dideteksi melalui percobaan yang serius.
Disamping itu, defisiensi unsur hara juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan tipe pertumbuhan perakaran tanaman.
Defisiensi unsur hara tidak secara langsung menimbulkan gejala defisiensi.
Kalau terjadi kekurangan unsur hara maka proses-proses metabolisme tanaman
yang normal menjadi tidak seimbang, sehingga terjadi akumulasi senyawa organik
tertentu dan kekurangan yang lainnya. Hal ini mengakibatkan kondisi tidak
normal yang dikenal sebagai 'gejala' dan mempunyai hubungan yang definit
dengan kekurangan unsur hara. Misalnya, persenyawaan diamine-putrescine
iii
1

terbentuk dalam beberapa tanaman yang kekurangan kalium dan menyebabkan
gejala-gejala yang khas. Sebenarnyalah tanaman yang kecukupan kalium juga
akan menunjukkan gejala yang sama kalau diinjeksi dengan senyawa ini. Setiap
jenis tanaman menunjukkan gejala kekurangan unsur hara yang berbeda-beda.
Menganalisis gejala yang ditunjukkan tanaman adalah cara yang paling cepat dan
efisien untuk mengetahui adanya kekurangan unsur hara. Gejala visual dapat
dijadikan dasar bagi diagnosis defisiensi hara karena gejala visual defisiensi
adalah khas untuk unsur hara tertentu. Pengamatan yang teliti di lapangan serta
bekal pengalaman dan ilmu yang mencukupi akan menghasilkan analisis yang
lebih akurat. Gejala terlihat jelas jika defisiensinya akut dan laju pertumbuhan
atau hasil sudah tertekan secara nyata.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Kesehatan dan Kesuburan Tanah ini yaitu :
1. Mahasiswa/i dapat melakukan pengamatan gejala visual dan respon dari
defisiensi unsur hara pada tanaman budidaya.
2. Mahasiswa/i dapat menganalisa keterkaitan kesuburan tanah terhadap
pertumbuhan tanaman monokultur tanaman jagung dan kacang hijau.












I. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Unsur Hara
Unsur hara di dalam tumbuhan memiliki peranan diantaranya (1) sebagai
penyusun molekul organik yang komplek, terutama dalam makro molekul (2)
membantu peran enzim, mendekatkan enzim dan substrat dalam pembentukan
komplek enzim-substrat, terutama unsur mikro (3) mempertahankan
keseimbangan ion yaitu antara kation-kation bervalensi satu dan dua (4) dalam
sistem oksidasi-reduksi karena sifat valensinya yang dapat berubah.
Unsur hara dapat dikelompokan menjadi dua macam atas dasar kepentingan,
yaitu unsur hara esensial dan unsur hara non esensial. Unsur hara esensial mutlak
dibutuhkan oleh tumbuhan dan harus ada, walaupun dalam jumlah sedikit.
Apabila terjadi kekukarangan unsur hara tersebut akan menimbulkan gejala yang
disebut dengan penyakit fisiologis. Peran unsur hara esensial tidak dapat
digantikan oleh unsur hara yang lain. Golongan unsur hara yang esensial antara
lain : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Mo, Cu, B, Zn, Cl, Na, Co, Se dan Si.
Apabila suatu tumbuhan kekurangan unsur hara tertentu dapat menimbulkan
gejala yang berbeda, sebaliknya gejala yang sama dapat disebabkan oleh
kekurangan unsur hara yang berbeda.
Selain dibedakan berdasarkan kepentingannya, unsur hara dapat digolongkan
menurut jumlahnya yang dibutuhkan oleh tumbuhan, yaitu unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam
jumlah yang relatif besar, seperti : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Unsur C, H dan O
biasanya diperoleh dari udara dan air dalam bentuk CO
2
dan O
2
serta H
2
O. Agar
dapat diserap oleh tumbuhan unsur-unsur hara tersebut harus berada dalam
keadaan tersedia atau terlarut dalam larutan tanah. Oleh karena itu kapasitas tukar
kation , pH tanah dan keadaan air merupakan suatu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara.
2

Tanaman membutuhkan penambahan hara dari luar untuk dapat hidup
optimal (Hidayat dan Rosliani, 1996). Petani secara umum menggunakan pupuk
terdiri atas pupuk tunggal (Urea, ZA, SP-36 dan KCI) atau majemuk(NPK). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kapur, pupuk urea, TSP, KCl, dan
pupuk mikro merupakan salah satu syarat untuk memperoleh hasil tanaman yang
memadai (Taiz & Zeiger, 2002).
Tanaman semusim menyerap nitrogen, fosfor dan kalium dalam jumlah
yang relatif besar. Menurut Hunt et al. (1985), pemupukan nitrogen dengan dosis
dan waktu yang tepat dapat berpengaruh nyata terhadap peningkatan serapan N, P,
K, bobot kering tanaman dan hasil biji kedelai. Unsur K mempunyai fungsi yang
sangat penting pada proses fisiologis tanaman,seperti aktifitas enzim, pengaturan
sel turgor, fotosintesis, transport hasil fotosintesis, transport hara dan air, serta
metabolisme pati dan protein. Di samping itu unsur K juga berfungsi dalam
permeabilitas dinding sel tanaman. Apabila tanaman kekurangan unsur K akan
dapat menurunkan kekuatan batang dan ketahanan tanaman terhadap terjangkitnya
hama dan penyakit (Sanyal dan Dhar, 2006).

Peranan lain dari K adalah memacu translokasi hasil fotosintesis dari daun
ke bagian lain tanaman. Kalium berfungsi menjaga status air tanaman dan tekanan
turgor sel, mengatur stomata. Dan mengatur akumulasi dan translokasi
karbohidrat yang baru terbentuk. Pemberian K pada tanaman mempengaruhi
pertumbuhan, hasil tanaman (Woldetsadik, 2003). Defisiensi K dapat
menghambat pertumbuhan, penurunan ketahanan dari penyakit, dan menurunkan
produktifitas tanaman(Singh and Verma,2001).
Unsur N banyak diperlukan oleh tanaman (Djazuli dan Ismunadji, 1983),
karena hampir semua proses metabolisme tanaman melibatkan unsur N. Nitrogen
terdapat pada semua asam amino dan beberapa ikatan penting lainnya (purin dan
pirimidin) (Prawiranata et al., 1988). Dari 18% Kadar N yang terkandung di
dalam protein, 18%, 70% terdapat di daun (source) yaitu di kloroplas. Kloroplas
berfungsi sebagai bagian yang penting dalam fotosintesis. Terbatasnya penyediaan
N di tanah, berdampak menghambat atau menghentikan pertumbuhan tanaman
(Prawiranata et al., 1988).
3

Kebutuhan tanaman terhadap unsur P relatif lebih sedikit dibandingkan
dengan unsur N dan K, walau demikian fungsi unsur P sangat penting sebagai
sumber energi pada setiap proses metabolisme tanaman. Pupuk P yang diberikan
sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman karena terjerap di dalam tanah.
Penyerapan unsur P oleh tanaman dapat ditingkatkan dengan memberikan pupuk
kandang (Akhtar et. al, 2002). Unsur P untuk membantu perkembangan akar,
tetapi ketersediaannya sangat terbatas. Defisiensi P pada tanaman akan
mengurangi perrumbuhan akar dan daun, namun memperlambat penuaan
(Greenwood et a, 2001).

2.1 Defisiensi Unsur Hara

Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang
berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan
tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada
jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara
dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan
produksinya menurun. Kita sebagai petani tidak mungkin mengecek kandungan
hara tanah setiap saat untuk mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, salah
satu upayanya adalah dengan mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada
tanaman.

2.1 Gejala Defisiensi Unsur Hara Pada Tanaman
2.1.1 Desisiensi Unsur Hara Makro
Nitrogen (N)
Gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi
hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan
mengering berwarna merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-
kecil, kekuningan, dan masak sebelum waktunya.
Cara penanganan kekurangan unsur nitrogen adalah dengan menambahkan
pupuk kimia berupa urea (N=46%), ZA (N=21%), KNO3, NPK serta pupuk daun
kandungan N tinggi.
4

Fospor (P)
Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun
terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir
(distorsi). Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur
ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan.
Cara penanganan kekurangan unsur fosfor adalah dengan menambahkan
pupuk kimia SP36 (P=36%), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan P tinggi.
Kalium (K)
Gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama
daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian
menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak
bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas
jelek dan tidak tahan simpan.
Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan
pupuk kimia KCl (K=52%), NPK, MKP, serta pupuk daun kandungan K tinggi.

Sulfur (S)
Gejala kekurangan sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar
(klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata,
menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil,
berbatang pendek, dan kurus.
Cara penanganan kekurangan unsur sulfur adalah dengan menambahkan
pupuk kimia ZA (S=20%), Phonska (S=10%), serta pupuk daun yang
mengandung unsur S.
Kalsium (Ca)
Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang
terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda
mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum
waktunya, warna buah kurang sempurna.
Cara penanganan kekurangan unsur kalsium adalah dengan menambahkan
kapur dolomite (Ca=38%), kalsium karbonat (Ca=90%), serta pupuk kalsium
kandungan Ca 80-99%.
5

Magnesium (Mg)
Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau
segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun
terjadi klorosis, warna berubah menguning dan terdapat bercak-bercak berwarna
kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Cara penanganan kekurangan unsur magnesium adalah dengan
menambahkan pupuk kimia kieserite, kapur dolomite (Mg=18%), serta pupuk
daun yang mengandung unsur Mg.
2.1.1 Desisiensi Unsur Hara Mikro
Besi (Fe).
Gejala kekurangan besi ditandai dengan warna kuning pada daun-daun
muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran dan mati pucuk, tulang
daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan
tanaman seolah terhenti.
Boron (B).
Gejala kekurangan boron ditandai dengan tepi daun mengalami klorosis
mulai dari bawah daun kemudian mengering dan akhirnya mati. Pada tanaman
bercabang, ruas tanaman memendek, batang keropos, pembentukan cabang
tumbuh sejajar berdampingan.
Tembaga (Cu).
Gejala kekurangan tembaga ditandai dengan daun berwarna hijau kebiru-
biruan, ujung daun secara tidak merata ditemukan layu, terkadang terjadi klorosis
meski jaringannya tidak mati, pertumbuhan tanaman kerdil dan gagal membentuk
bunga.
Mangan (Mn).
Gejala kekurangan mangan ditandai dengan pertumbuhan tanaman kerdil,
daun berwarna kekuningan atau kemerahan, jaringan daun di beberapa tempat
mati, serta biji yang terbentuk tidak sempurna.
Seng (Zn).
Gejala kekurangan seng ditandai dengan daun tua berwarna kekuningan atau
kemerahan, daun berlubang, mengering dan akhirnya mati.
Molibedenum (Mo).
6

Gejala kekurangan molibdenum ditandai dengan warna daun memudar,
keriput dan mengering, pertumbuhan tanaman seolah terhenti dan akhirnya mati.



II. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Kesehatan dan Kesuburan tanah dilaksanakan pada 22 Mei 2014
pada pukul 09.30-11.10 WIB bertempat di KP3B Serang Banten.
3.2 Alat dan Bahan
Alat untuk Pengamatan :
- Notebook
- Balpoint
- Camera
Bahan
- Lahan Budidaya Monokultur Jagung dan Kacang Hijau

3.3 Pelaksanaan
1. Dilakukan Pengamatan terhadap Lahan Pertanaman Monokultur jagung
dan kacang hijau dengan luas petakan masing-masing 3 x 3 meteruntuk
jagung dan 3x2 untuk kacang hijau. Dengan tanaman jagung yang telah
brumur 8 Minggu atau 56 Hari setelah Tanam dan tanaman Kacang Hijau
berumur 6 minggu atau 42 hari setelah tanam. Dengan jumlah tanaman
perpetakan yaitu 30 untuk lahan jagung dan 80 untuk lahan kacang hijau.
2. Selanjutnya diambil 5 sampel secara acak sistematis lalu dilakukan
visualisasi terhadap fisiologi masing-masing tanaman dengan diambil
gambar lalu dilakukan kajian mengenai gejala defesinsi unsur hara
3. Lalu mencatatnya kedalam sebuah laporan pengamatan.




7






III. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil tabel ini berdasarkan sampel tanaman yang diujikan tanaman pada
bagian kanan kiri atas, kanan kiri bawah dan tengah total terdapat 5 sampel
tanaman yang diamati

Tabel 2. Pengamatan Tanaman Jagung
Tanaman Tinggi Banyak Daun Visualisai
Sampel 1 5 cm 3 Semua tanaman
jagung dalam
kondisi tidak
baik, daunnya
menguning dan
pertumbuhan
lambat.
Sampel 2 7 cm 3
Sampel 3 7 cm 3
Sampel 4 4 cm 3
Sampel 5 4 cm 3
Total Rata-Rata 5,4 cm 3



Tabel 2. Pengamatan Tanaman Kacang Hijau
Tanaman Tinggi
Cm
Jumlah Daun Visualisasi
Sampel 1 40 13 Semua tanaman
kacang hijau
dalam kondisi
Sampel 2 42 12
Sampel 3 39 11

Sampel 4 44 15 baik tidak
menunjukan
keadaan
abnormal baik
dari warna daun
dan batang
Sampel 5 40 12
Total Rata-Rata 41 12,6


4.2 Pembahasan
Pada pengamatan lahan jagung terlihat ada yang kekurangan nitrogen
tanaman masih muda seluruh permukaan daun berwarna hijau kekuningan. Daun
berwarna kuning pada ujung daun dan melebar menuju tulang daun. Warna
kuning membentuk huruf V. Gejala nampak pada daun bagian bawah, karena N
sifatnya mobil dalam tanaman, gejala kahat N ini berangsur-angsur akan
merambah ke daun-daun di atasnya. Daun tua akan mati dan tanaman yang
kekurangan N akan tumbuh kerdil, pembungaan terlambat, dan pertumbuhan akar
terbatas sehingga produksi rendah. Gejala lainya yaitu Gejala kekurangan
Sulfur (S) Pangkal daun berwarna kuning dan bergaris-gasir. Gejala nampak pada
daun yang terletak dekat pucuk. Selain itu diindikasikan pada tahap awal
pertumbuhan tidak dikelola dengan baik dan pengairannya, sehingga pemupukan
tidak efektif.
Untuk Pegamatan lahan kacang hijau diketahui dosis pupuk awal yaitu
untuk N 25kg/Ha, P 75kg/Ha, K 75Kg/Ha, yang telah di konfersikan dosisnya
pada lahan seluas 6 m
2
. Pada pengamatan tidak terdapat gejala defisiensi unsur
hara.












V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui
1. Didapatkan bahwa tanaman jagung yang diamati ini masih dapat
bertahan hidup ketika mengalami kekurangan unsur kalium (K) dan
nitrogen (N). Tanaman jagung yang kekurangan unsur hara kalium
akan memiliki gejala-gejala yang timbul antara lain memiliki gejala
antara lain Bercak berukuran kecil, biasanya pada bagian ujung, tepi
dan jaringan antara tulang daun, sehingga tidak merata pada daun-
daun tua. Sedangkan untuk tanaman yang kekurangan unsur
nitrogen, memiliki gejala-gejala antara lain berupa menguningnya
daun.
2. Pada Tanaman Kacang Hijau tidak ditemukanya gejala difesiensi
unsur hara, dikarenakan dilakukan pemupukan berimbang di setiap
masa pertumbuhannya.
5.2 Saran
Adapun saran untuk kelancaran praktikum kali ini yaitu :
1. teknis budi daya harusdiperhatikan benar sehingga pertumbuhan tanaman
bisa optimal dan baik
2. Pengetahuan tentang kombinasi pemupupuk harus dipahami secara baik
untuk setiap jenis tanaman agar tidak terjadi defisiensi unsur hara pada
tanaman
3. Pemupukan dapat dilakukan dengan efektif sehingga dapat
meningkatkan produktivitas tanaman.












DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, M.E; K. Bashir; M. Z. Khan and K.M. Khokhar., 2002. Effect of Potash
Application on Yield of Different Varietieos f Onion( Alliumc epaL ). Asian
Joumalo f Plant Sciences: | (4) : 324- 325
Djazuli, M. dan M. Ismunadji. 1983. Pengaruh NPK terhadap pertumbuhan,
serapan hara, dan komposisi senyawa organik ubijalar. Penelitian Pertanian
3(2):76-80.
Hidayat, Y dan R. Rosliani., 1996. Pengaruh Pemupukan N, P dan K pada
Pertumbuhan dan Produlsi Bawang Merah Kultivar Sumenep. Jurnal
Hortikultura 5 (5). 39-43.
Hunt, P.G, R.E. Sojka, Y.A. Matheny and A.G. Wohn. 1985. Soybean Response
to Rhizobium japonicum. Orientation and Irigation. Agron J., 77(5): 720-
725.
Prawiranata, W.S. Haran dan T. Pin. 1988. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan
Departemen Botani, Fakultas Pertanian, IPB.
Sanyal, D. and P.P. Dhar. 2006. Effect of mulching, nitrogen, and potassium level
on growth, yield and quality of turmeric grown in red lateritic soil. ISHS
Acta Horticulturae 769: XXVII International Horticultural Congress -
IHC2006: International Symposium on Asian Plants with Unique
Horticultural Potential.
Taiz, L. & E. Zeiger. 2002. Plant Physiology. Sinauer Associates.USA

Wargiono. 1990. Pengaruh pemupukan NPK terhadap status hara dan hasil
ubikayu. Penelitian Pertanian10(1):1-7.
Woldetsadik, Kebede. 2003. Shallot (Allium cepav arascoloniumR) esponseto
Plant Nutrientsa nd SoilM oistureq Sub-humid Tropical Climate. Thesis
Doctoral Swedish University of Agricultural ScienceAlnarp.


























LAMPIRAN



Gambar 1. Lahan Tanaman Jagung Gambar 2. Sampel 1 Tanaman Jagung


Gambar 3. Sampel 2 Tanaman Jagung Gambar 4. Sampel 3 Tanaman Jagung

Gambar 5. Sampel 4 Tanaman Jagung Gambar 6. Sampel 5 Tanaman Jagung











Gambar 1. Lahan kacang Hijau Gambar
2. Sampel 1 Kacang Hijau


Gambar 3. Sampel 2 kacang hijau Gambar 4. Sampel 3 Kacang Hijau

Gambar 5. Sampel 4 Kacang Hijau Gambar 6. Sampel 5 Kacang Hijau

Anda mungkin juga menyukai