Anda di halaman 1dari 15

TUGAS FISIOLOGI TANAMAN

MAKALAH TRANSLOKASI KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

KELAS C

1. Debby Lavenia (165040201111202)


2. Bagus Faktul Hamsyah (165040201111208)
3. Bagus Muhamad Arif (165040201111249)
4. Wiga Tergarmas Setiawan (165040201111252)
5. Alfiya Maslichah (165040201111160)
6. Dinna Hadi Sholikah (165040201111269)
7. Lutvi Vivi Alviani (165040201111278)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Traslokasi Karbohidrat ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Aldila Putri
Rahayu, SP.,MP. selaku Dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Translokasi Karbohidrat. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Malang, 28 September 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman sebagai organisme autotrof, sehinga mampu mensuplai kebutuhan
hidupnya sendiri. Dengan cara melakukan fotosintesis, proses ini menghasilkan
karbohidrat yang akan translokasikan ke seluruh bagian tanaman. Translokasi ini
dilakukan oleh jaringan pengangkut atau pembuluh. Jaringan pembuluh terdiri
dari 2 bagian yaitu xylem dan floem. Proses pengangkutan bahan makanan dalam
tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil
fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain
tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan
hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis).
Jaringan floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-
organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-bagian lain
dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sieve
tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui
difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu,
makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang
sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang disebut dengan translokasi hasil fotosisntesis?
2. Bagaimana proses atau mekanisme translokasi hasil fotosisntesis?
3. Bagaimana proses pengisian floem dapat terjadi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari translokasi hasil fotosisntesis
2. Untuk mengetahui mekanisme dari translokasi hasil fotosisntesis
3. Untuk mengetahui proses pengisian floem
BAB II

ISI

2.1 Bahan Translokasi karbohidrat

Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan


translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau
organ tempat penyimpanannya kebagian lain tumbuhan yang memerlukannya.
Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis keseluruh
bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis).Zat terlarut yang paling banyak
dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem
juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan
pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun,
pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegalaarah, yaitu dari
sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang
memerlukannya.

Material Translokasi

Hasil fotosintesis dapat berupa gula, air dan oksigen. Translokasi


karbohidrat ini melalui jaringan floem. Fungsi floem adalah sebagai jaringan
translokasi bahan organik yang terutama berisi karbohidrat. Sebenarnya gula yang
menjadi linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam cairan floem. Diantara gula
ini, sukrosa yang paling banyak jumlahnya.Gula lain seperti gularafinosa :
glukosa, rafinosa, stakiosa, danfruktosa.

2.2 Translokasi Pada Jaringan Floem

Salah satu jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah pembuluh tapis


(floem). Pada prinsipnya floem merupakan jaringan parenkim. Floem tersusun
atas beberapa tipe sel yang berbeda yaitu pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim,
serabut, dan sklerenkim. Floem merupakan bagian dari kulit kayu. Unsur
penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate)
berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang
serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula,
asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Pada tumbuhan tertentu terdapat serabut floem atau serat yang mengandung
lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan sebagai tali dan tekstil, misalnya rami
(Boehmeria nivea), linen (Linum usitatissimum), dan jute (Corchorus capsularis).
Dalam floem terjadi translokasi fotosintat. Translokasi adalah perpindahan bahan
terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.
Struktur floem :
a.Unsur tapis (sieve elements)
b.Sel penyerta / transfer
c.Sel-sel antara ( intermediary cells)
a). Unsur tapis (sieve elements)
- Bergabung bersama membentuk tabung (pembuluh tapis)
- Banyak terdapat plasmodesmata antara unsur tapis dan sel penyerta
- Tabung tapis yang pecah / retak akan di tambal oleh protein dan kalosa.
b). Sel penyerta / transfer
- Melakukan dasar fungsi sel bagi anggota tabung tapis, seperti sintesis
protein, banyak mitokondria untuk sintesis ATP.
- Plasmodesmata hanya terdapat pada sisi yang melekat dengan unsur tapis
saja (tidak/jarang terdapat plasmodesmata pada sisi yang berlawanan).
c). Sel-sel antara ( intermediary cells )
- Beberapa tanaman memiliki sel-sel antara dengan banyak plasmodesmata
yang berhubungan dengan sel-sel parenkim selain dengan unsur tapis.
Senyawa karbon hasil fotosintesis di daun di distribusikan keseluruh
bagian tanaman melalui jaringan pembuluh khusus yang disebut floem. Proses ini
disebut translokasi fotosintat.
Jika pergerakan air dan hara via pembuluh xilem dipicu oleh tekanan negatif
(tegangan) sepanjang lintasan, translokasi via floem dipicu oleh tekanan
hidrostatik positif. Senyawa organik seperti gula, asam amino, beberapa hormon
dan bahkan mRNA di transport dalam floem melalui tabung tapis. Senyawa utama
yang di translokasikan dalam floem adalah sukrosa.
Mekanisme pengangkutan hasil fotosintesis ( translokasi ) pada floem
antara lain sebagai berikut
1. Teori aliran sitoplasma
Translokasi dapat terjadi karena adanya aliran sitoplasma di dalam sel-sel
melalui plasmodesmata. Adanya plasmodesmata memungkinkan
pengangkutan hasil fotosintesis secara difusi dari satu sel ke sel lain.
2. Teori aliran massa (tekanan ) oleh Erns Munch, 1930
Translokasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmosis yang terjadi
didalam pembuluh floem antar organ yaitu daun, batang dan akar.
Peningkatan kadar gula didalam floem daun akan meningkatkan tekanan
osmosis daun, sehingga larutan (hasil fotosintesis) akan mengalir dari daun
menuju ke akar.

2.3 Transport dari Source(Sumber) ke Sink (Penyimpan)


A. Pengertian Source dan Sink
Menurut definisi snyder dan carlson (1983) source (sumber) adalah
jaringan yang mensuplai asimilat, source merupakan organ tanaman yang aktif
berfotosintesis yaitu daun dan bagian tanaman yang berwarna hijau (yang
mengandung klorofil). Sedangkan Sink adalah jaringan yang menampung atau
menerima asimilat, tetapi tidak aktif berfotosintesis misalnya buah, biji dan umbi.
B. Hubungan Source dan Sink
Daun dan semua jaringan tanaman yang berfotosintesis adalah source.
Organ atau jaringan tanaman yang menjadi tempat akumulasi sementara bahan
kering untuk kemudian melepaskannya kebagian yang memanfaatkan bahan
kering juga termasuk source.
Bahan kering hasil fotosintesis kemudian ditranslokasikan melalui floem
ke bagian tanaman yang membutuhkannya (sink). Sink menggunakan asimilat
untuk pertumbuhannya dan sebagian lagi untuk disimpan. Sink merupakan semua
bagian tanaman yang tidak berfotosintesis atau ber fotosintesis tetapi tidak
maksimum sehingga sebagian kebutuhan karbohidratnya disediakan oleh source
(Taiz dan Zeiger 2003). Sink dapat berupa jaringan meristematik, jaringan yang
sedang mengalami pemanjangan, “respiratory sink” dan jaringan penyimpanan
(storage sink).
Sink dapat dibagi menjadi sink vegetatif dan sink reproduktif. Sink
vegetatif ada yang bersifat temporer dan ada yang bersifat terminal, sedangkan
sink reproduktif adalah sink terminal. Sink temporer artinya asimilat yang
disimpan dapat dialihkan ke bagian sink lain apabila dibutuhkan, sedangkan sink
terminal berarti asimilat tidak dapat diremobilisasi dari bagian ini karena menjadi
bagian struktural. Adanya kebutuhan sink akan asimilat merupakan faktor yang
menentukan laju fotosintesis, disamping faktor lingkungan.
Umumnya sink dikategorikan ke dalam dua tipe yaitu pemanfaatan
(utilization) dan penyimpanan (storage). Biji dan ubi akar merupakan sink
(limbung) reproduktif dan sink storage. Buah dan biji-biji yang sedang
berkembang adalah sink permanen yang sifatnya irreversibel karena buah atau biji
pada akhirnya terabsisi dari tanaman induknya. Buah dan biji biasanya adalah sink
yang sangat kuat. Kemampuan sink untuk menarik asimilat disebut dengan sink
strength . Sink strength tiap-tiap organ sink akan berbeda berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman. Sink reproduktif merupakan sink yang memiliki sink
strength yang paling kuat dibandingkan sink lainnya. Pada prinsipnya asimilat
yang ditranslokasikan dari source ke sink adalah karbon dan nitrogen (Atkins dan
Smith 2007). Hara K memang bukan pembentuk senyawa organik dalam
tanaman tetapi unsur K sangat penting dalam proses pembentukan biji kacang
tanah bersama hara P disamping juga penting sebagai pengatur berbagai
mekanisme dalam proses metabolik seperti fotosintesis, transportasi hara dari akar
ke daun, translokasi asimlat dari daun ke seluruh jaringan tanaman (Sumarno
1986). Kalium berperan penting dalam translokasi asimilat baik dalam phloem
loading maupun dalam aliran asimilat dari source ke sink (Marschner 1995).

Teori tekanan aliran


Salah satu interpretasi translokasi dengan perspektif source-to-sink
memusatkan perhatian pada teori aliran tekanan (pressure flow theory). Menurut
pandangan ini, konsentrasi yang tinggi dari gula atau zat terlarut lainnya dalam
suatu kompartemen sumber menyebabkan pergerakan air menuju kompartemen
tersebut melalui osmosis. Hal itu meninggikan tekanan kompartemen tersebut,
dan mendorong zat cair beserta zat- zat terlarut menuju kompartemen
bersebelahan yang tidak mengandung zat terlarut dalam konsentrasi tinggi. Saat
zat terlarut memasuki kompartemen kedua, zat terlarut pun akan menarik air dari
daerah- daerah disekitar sel. Karenanya, terjadi peningkatan tekanan hidrostatik,
yang akan mendorong air dan zat terlarut menuju kompartemen ketiga. Dengan
demikian, zat terlarut terus menginduksi peningkatan tekanan yang akan
mendorong zat cair dan zat- zat terlarut dari sumber awal menuju waddah
pembuangan. Terdapat suatu graddien sukrosa di sepanjang floem, dan air
menggerakkan zat- zat terlarut sepanjang tabung tapis yang sambung
menyambung. Keseluruhan proses itu sebenarnya sangat kompleks, dan dalam
beberapa kasus, mungkin transport aktif melalui membrane sel- sel tapis juga
berperan serta.

2.4 Proses Phloem Loading

Proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel floem yang berada dekat
dengan sel-sel fotosintetik pada daun disebut proses pengisian floem (phloem
loading). Berdasarkan pengukuran pada berbagai spesies, terlihat bahwa potensi
osmotik sel-sel mesofil (sekitar -0,8 MPa sampai -1,8 MPa) lebih tinggi dibanding
pada pembuluh floem (antara -2,0 MPa sampai -3,0 MPa). Karena bahan terlarut
(sukrosa) pada pembuluh floem lebih tinggi dibanding pada sel-sel mesofil.

Serapan sukrosa oleh sel peneman floem ini yang dikarenakan oleh sel
peneman ini lebih besar dan lebih aktif dibandingkan sel-sel lain pada jaringan
floem dan juga adanya penumbuhan ke dalam (ingrowth) yang menyebabkan luas
permukaan membran sel ini menjadi 3 kali lebih luas. Menyebabkan potensi
osmotic sitoplasma sel ini menjadi turun (lebih negatif) dan ini akan merangsang
air untuk masuksecara osmosis kedalam sel ini dari sel-sel mesofil disekitarnya.
Sebagai akibatnya tekanan internal pada sel peneman akan meningkat dan
mengakibatkan sukrosa bergerak masuk ke pembuluh floem secara simplastik
melalui plasmodesmata. Masuknya larutan yang mengandung sukrosa ke
pembuluh floem dari sel-sel peneman ini yang mengakibatkan tekanan internal
pada pembuluh floem pada daun lebih tinggi, yang kemudian menjadi faktor
pendorong dari aliran larutan floem, berarti pengangkutan senyawa-senyawa yang
terlarut didalamnya.

Sukrosa diangkut secara simplastik melalui plasmodesmata antara sel-sel


mesofil sampai ke sel mesofil yang berdampingan dengan sel peneman pada
jaringan floem. Masuknya sukrosa ke sel peneman tidak secara simplatik, karena
pada dinding sel antara sel mesifil dengan sel peneman floem sangat jarang
terdapat palsmodesmata. Sukrosa sebelum masuk ke sel peneman harus terlebih
dulu disekresikan ke luar sitoplasma sel mesofil dengan menggunakan senyawa
asam p-khloromekuribenzen sulfonat (p-chloromercuribenzene sulfonic acid,
disingkat PCMBS) yang dapat menghambat serapan sukrosa. Senyawa PCMBS
tidsk dapat masuk ke sitoplasma, sehingga hambatan hanya terjadi pada ssaat
sukrosa berada pada apoplas.

Serapan sukrosa oleh sel peneman menyebabkan potensi osmotik


sitoplasma sel ini menjadi turun dan akan merangsang air untuk masuk secara
osmosis ke dalam sel ini dari sel-sel mesofil disekitarnya. Sehingga tekanan
internal pada sel peneman akan meningkat dan menimbulkan sukrosa bergerak
masuk ke pembuluh floem secara simplatik melalui plasmodesmata.Masuknya
larutan ini mengakibatkan tekanan internal pada pembuluh floem pada daun lebih
tinggi sehingga menjadi faktor pendorong aliran larutan floem yang berarti
terjadinya pengangkutan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya.

Proses pengisian floem ini bersifat selektif. Jenis material yang di


translokasi seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa, dan stakiosa juga ada pada
gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol. Fruktosa jarang
diangkut kedalam pembuluh floem. Demikian juga dengan asam amino dan
mineral.sifat selektif ini memperkuat argumentasi bahwa senyawa – senyawa
yang akan dimuat kedalam pembuluh floem diserap dari apoplas oleh sel – sel
peneman floem. Sifat selektif ini berkaitan dengan peranan senyawa pembawa
pada membran, yang menyangkut pada senyawa – senyawa tertentu.

2.5 Proses Phloem Unloading

Kompetisi antara organ atau jaringan limbung ditentukan oleh laju


pengeluaran bahan dari pembuluh floem. Limbung yang dapat memanfaatkan
hasil terlarut (sukrosa) dari pembuluh floem dan akan berpeluang besar untuk
memperoleh lebih banyak lagi bahan terlarut dari organ sumber. Hal ini
disebabkan sukrosa diserap sel – sel organ limbung dari pembuluh floem, maka
potensi air sel – sel limbung tersebut turun. Mengakibatkan air akan bergerak
keluar dari pembuluh floem dan tekanan internal pembuluh floem pada organ atau
jaringan limbung akan turun. Hal ini akan lebih memacu laju pengangkutan dari
sumber ke limbung karena perbedaan tekanan internal yang lebih besar antara
kedua ujung pembuluh floem tersebut.
Jalur pengangkutan asimilat dari sumber ke lubuk melalui floem. Floem
loading dan unloading fotosintat merupakan dua proses yang saling berkaitan.
Floem loading terkait dengan ekspor fotosintat pada sumber dan floem unloading
merupakan proses pemindahan fotosintat dari floem ke sel-sel lubuk. Distribusi
asimilat pada tanaman akan menentukan produktivitas tanaman. Terdapat dua
faktor utama yang menentukan produktivitas tanaman, yaitu (1) kemampuan
tanaman untuk menghasilkan asimilate tetap pada konsentrasi tinggi dalam
berbagai kondisi lingkungan dan (2) efisiensi transportasi asimilat dan alokasinya
lebih besar untuk diekspor (loading) yang distribusinya lebih besar pada organ
yang dipanen/lubuk.

2.6 Alokasi dan Partisi Fotosintat

Alokasi fotosintat merupakan pengaturan pengalihan senyawa karbon (


fotosintat) ke berbagai sel sink. Tujuan dari pada alokasi fotosintat adalah untuk
mengatur jalur agar fotosintat dapat teralokasikan ke sel sink. Alokasi fotosintat
meliputi alokasi hasil fotosintat ke seluruh bagian tumbuhan dan aliran fotosintat
di dalam floem mengikuti arah dari source menuju sink (Hendrix, 1995).

Alokasi distribusi karbohidrat

• Diperkirakan 35% karbohidrat menjadi buah

• 45% karbohidrat untuk pertumbuhan vegetatif

• 18% untuk respirasi

Dalam pendistribusian fotosintat dari sel source ke sel sink umumnya akan
terdapat persaingan pada pembagian fotosintat antara sel silk, hal inilah yang
disebut dengan partisi fotosintat. Dimana kemampuan sink untuk menyimpan atau
memetabolisme gula transpot pada sel sink lebih besar maka akan terjadi
persaingan untuk mendapatkan fotosintat anatar sel sink, namun apabila jumlah
sel sink sedikit maka proporsi fotosintat ke masing-masing sel sink akan makain
besar.

Distribusi atau partisi asimilat dikendalikan berbagai proses mulai dari


transpor sel ke sel, transfer antara xilem dan floem, loading dan unloading dalam
jaringan pembuluh, translokasi longdistance dalam floem, hubungan jaringan
pembuluh antara source dan sink (Hendrix 2000). Distribusi asimilat menjadi
penting dalam menentukan hasil akhir tanaman. Kekuatan sink dalam menarik
asimilat berbeda-beda, sink yang kuat akan mendapat bagian asimilat lebih cepat
dan lebih banyak dibandingkan sink yang tidak terlalu kuat. Dasar bagi kekuatan
sink (sink strenght) adalah kemampuan sink untuk secara efektif mengurangi
konsentrasi asimilat dalam jaringan pembuluh yang berhubungan dengan sink
tersebut untuk menghasilkan gradien konsentrasi yang terbaik antara source dan
sink (Wardlaw 1991). Kekuatan sink ini ditentukan oleh ukuran, aktifitas, stadia
pertumbuhan, jarak sink tersebut terhadap source dan hubungannya dengan
jaringan pembuluh (Taiz and Zeiger 2003). Faktor yang paling menentukan
aktifitas sink menurut Gifford dan Evans (1981) adalah suply asimilat pada tahap
ontogenik paling awal (stadia dimana terjadi perubahan tunas vegetatif menjadi
tunas generatif). Inanaga dan Yoshihara (1997) menyatakan bahwa cabang
merupakan sumber karbon untuk bintil akar kacang tanah, sedangkan batang
utama sebagai sumber karbon bagi polong. Sebagian besar karbon untuk polong
dan biji merupakan hasil fotosintesis pada fase reproduktif. Pada saat faktor
lingkungan tumbuh terbatas, seperti kekeringan dan naungan, maka pengaruh
buruk kondisi ini diminimalisir oleh tanaman dengan melakukan perubahan partisi
asimilat (Chartterton dan Silvius 1979). Squire (1993) juga menyatakan kerapatan
tanaman (populasi) dan ketersediaan hara dapat mempengaruhi partisi bahan
kering (Squire 1993). Perubahan alokasi karbon (fotosintat) dalam tanaman yang
mengalami stress tumbuh dapat disebabkan adanya hambatan dalam “floem
loading” sukrosa atau rendahnya kapasitas sink (Khanna-Chopra 2000).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Hasil fotosintesis dapat berupa gula, air dan oksigen. Translokasi
karbohidrat ini melalui jaringan floem. Fungsi floem adalah sebagai
jaringan translokasi bahan organik yang terutama berisi karbohidrat. Gula
yang menjadi liarutan terbesar yang ditranslokasikan dalam cairan floem.
 Senyawa karbon hasil fotosintesis di daun di distribusikan keseluruh
bagian tanaman melalui jaringan pembuluh khusus yang disebut floem.
Proses ini disebut translokasi fotosintat

 source (sumber) adalah jaringan yang mensuplai asimilat, source


merupakan organ tanaman yang aktif berfotosintesis yaitu daun dan bagian
tanaman yang berwarna hijau (yang mengandung klorofil). Sedangkan
Sink adalah jaringan yang menampung atau menerima asimilat, tetapi
tidak aktif berfotosintesis misalnya buah, biji dan umbi.
 Floem loading dan unloading fotosintat merupakan dua proses yang saling
berkaitan. Floem loading terkait dengan ekspor fotosintat pada sumber dan
floem unloading merupakan proses pemindahan fotosintat dari floem ke
sel-sel lubuk.

 Alokasi fotosintat merupakan pengalihan senyawa karbon ke berbagai sink


yang dipengaruhi oleh partisi fotosintat yang merupakan distribusi
fotosintat bedasarkan kemampuan sel sink
Daftar Pustaka
Atkins CA, Smith PMC. 2007.Translocation In Legumes; Assimilates, Nutrients,
and Signaling Molecules. Plant Physiology 144:550-561.
Campbell,Urry,Reece . 2010 . Biologi edisi kedelapan . Jakarta: Grasindo

Gardner, F.P., Pearce, R.B., dan Mitchell, R.L. 2008. FisiologiTanamanBudidaya.


Penerjemah: H. Susilo. UI-Press. Jakarta. pp.247-261, 355-368.

Lakitan, Benyamin.1993. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition Within Plant and Its Importances In


Assimilate Transport. Hal : 408-409. In R. D. Munson (Ed). Potassium In
Agriculture. American Soil Society. 1207p
Salisbury, Frank B, dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.
Bandung: ITB.

Snyder, F.W. and G.E Carlson. 1983. Selecting For Partitioning Of Photosynthetic
Products In Cropps. Advances In Agronomy Vol. 37: 47-69.
Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru Bandung. 75 hal
Taiz L. dan Zeiger, 2003. Plant Physiology . The Benyaming/Cumming
Publishing Company. Inc New York.

Anda mungkin juga menyukai