Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Transport
Jarak Jauh pada Phloem ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Lia
Sugiarti SP,MP. Pada mata kuliah Nutrisi Tanaman. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang transport jarak jauh pada
phloem bagi para pembaca dan juga bagi penulis,
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Lia Sugiarti SP,MP. Selaku dosen
mata kuliah Nutrisi Tanaman yang telah membeikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian Translokasi
2. Pembuluh Pengangkut Dan Komposisi Larutan
3. Struktur Phloem
4. Anatomi Phloem
5. Mekanisme Pengangkutan Melalui Phloem
6. Laju Pengangkutan Melalui Phloem
7. Pengisian Phloem
8. Pemilahan Arah Pengangkutan
9. Pergerakan Zat Makanan Melalui Phloem
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Translokasi
C. Struktur Phloem
c. Tabung tapis yang pecah/retak akan ditambal oleh protein dan kalosa.
2. Sel penyerta/transfer:
a. Melakukan dasar fungsi sel bagi anggota tabung tapis, seperti sintesis
protein; banyak mitokondria untuk sintesis ATP.
D. Anatomi Phloem
Jaringan phloem terdiri dari beberapa kompenen sesuai dengan
fungsinya masing-masing, yakni elemen saringan, sel peneman, sel
parenkim phloem, dan serat phloem. Elemen saringan merupakan sel
hidup yang memanjang tetapi tidak memiliki inti sel.
Sel peneman yang bersebelahan dengan elemen sarinng merupakan sel
dengan sitoplasma yang pekat dan memiliki inti yang jelas. fungsi sel ini
belum diketahui dengan jelas. Namun, sel ini selau ada di sekitar tabung
phloem yang masih berfungsi dan sel ini akan terdegradasi jika tabung
phloem mulai rusak. Pada daun sel ini berperan menyerap gula dan
kemudian mentransfernya melalui plasmodesmata ke tabung phloem.
Sel parenkhima phloem merupakan sel yang berdinding tipis dan pada
dasarnya sama dengan sel parenkhima lainnya. Sel ini berfungsi
menyimpan dan mengangkut lateral dari air dan bahan yang terlarut
didalamnya.
Serat phloem merupakan sel dengan dinding yang tebal. Berfungsi
sebagai penyangga agar jaringan phloem menjadi kokoh.
Pada beberapa spesies, sel peneman mempunyai pertumbuhan dinding
sel ke arah dalam sehingga membentuk tonjolan-tonjolan. Sel peneman
dengan pertumbuhan ke dalam ini disebut sel transfer, yang hanya dapat
ditemukan pada beberapa spesies leguminosa dan keluarga aster.
G. Pengisan Phloem
Pada suatu tanaman banyak organ sumber dan juga organ atau jaringan
yang berfungsi sebagai limbung. Banyaknya limbung pada tanaman
membuat terjadinya kompetisi antara organ-organ/jaringan-jaringan
limbung tersebut, terutama jika bahan yang dibutuhkan tidak sepenuhnya
dapat disediakan oleh organ-organ sumber yang ada.
Pada dasarnya, ada dua tipe sel phloem, yaitu sel tapis (sieve
cell) dan sel tetangga atau sel penyerta (companion cell). Sebuah kolom
panjang sel- sel tapis. Terkadang disebut tabung tapis (sieve tube),
dibentuk oleh sel- sel tapis yang ujung- ujungnya saling terhubung.
Dinding- dinding sel ujung berpori- pori, sehingga ada hubungan
protoplasmic dari satu sel tapis dengan sel tapis lain yang terletak vertical
di atas atau di bawahnya. Dinding yang berlubang- lubang itu
disebut lempeng tapis (sieve plate). Terdapat pula pori- pori di bagian
samping sel- sel tapis. Susunan sel- sel tapis menjadi tabung tapis yang
panjang menyebabkan adanya jaringan protoplasmic yang sambung-
menyambung dalam phloem.
Tepat di sebelah sel- sel tapis adalah sel- sel parenkima yang
berdinding tipis dan sangat terspesialisasi, yang dinamakan sel penyerta.
Sel- sel tapis biasanya kehilangan nucleus dan banyak organelnya saat
dewasa, tetapi sitoplasma yang menghantarkan zat- zat tetap ada. Sel- sel
penyerta tetap utuh sepenuhnya sepanjang hidupnya, dan barangkali
menyediakan control- control nucleus bagi sel tapis. ATP yang diperlukan
bagi fungsi- fungsi dalam sel tapis juga mungkin berasal dari sel penyerta,
yang dapat dianggap sebagai perawat apparatus phloem.
Terdapat sejumlah bukti bahwa saat ada cedera, pori- pori di lempeng
tapis tersegel sebagian. Terdapat suatu lendir yang berasal dari zat
berprotein, protein phloem (P protein), dalam sel- sel tapis yang mungkin
berperan dalam proses penyegelan. Hal itu analog dengan penyegelan
kompartemen pada lambung kapal untuk mencegah masuknya air. Suatu
polisakarida yang disebut kalosa mungkin juga berfungsi dalam
penyegelan lempeng tapis.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan baik bagi diri sendiri maupun
bagi pembaca adalah:
Taiz & Zeiger. 2002. Plant Physiology 3rd ed. Sunderland: Sinauer.
http://wadikhan.blogspot.co.id/2014/01/transportasi-pada-tumbuhan.html.
www.biologipedia.com/sistem-transportasi-pada-tumbuhan.html.
https://tipspetani.com/pengertian-fotosintat-photosynthates-dan-translokasi-
fotosintat/
http://117sitrabio.blogspot.com/2012/10/translokasi-hasil-fotosisntesis.html