Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Transport
Jarak Jauh pada Phloem ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Lia
Sugiarti SP,MP. Pada mata kuliah Nutrisi Tanaman. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang transport jarak jauh pada
phloem bagi para pembaca dan juga bagi penulis,

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Lia Sugiarti SP,MP. Selaku dosen
mata kuliah Nutrisi Tanaman yang telah membeikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tanjungsari, 31 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya, terutama air,


mineral, oksigen dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida dari udara
diambil oleh tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Air dan garam mineral yang
terkandung di dalam air diserap tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut akar.
Unsur-unsur makro dan mikro yang diperlukan oleh tumbuhan diserap dalam
bentuk ion-ion dari garam yang terlarut di dalam air.

Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Agar air tetap tersedia,


tumbuhan memiliki sistem transportasi air dan garam mineral yang terdapat di
dalam tubuh tumbuhan.Sistemtransportasi pada makhluk hidup berperan penting
dalam mendistribusikan nutrisi yang telah diambil dari lingkungan menuju
seluruh bagian tubuh makhluk hidup. Dengan terpenuhnya nutrisi maka fungsi
dari setiap bagian tubuh dapat berjalan optimal. Karena struktur anatomi tubuh
tumbuhan dengan hewan berbeda, maka berbeda pula fisiologisnya dalam
mentransportasi nutrisi ke seluruh tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Translokasi
2. Pembuluh Pengangkut Dan Komposisi Larutan
3. Struktur Phloem
4. Anatomi Phloem
5. Mekanisme Pengangkutan Melalui Phloem
6. Laju Pengangkutan Melalui Phloem
7. Pengisian Phloem
8. Pemilahan Arah Pengangkutan
9. Pergerakan Zat Makanan Melalui Phloem

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui translokasi fotosintat


2. Untuk memudahkan para mahasiswa dalam memahami transport jarak
jauh pada phloem
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Nutrisi Tanaman

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Translokasi Fotosintat


Fotosintat (photosynthates) merupakan produk asimilasi produk
karbondioksida selama proses fotosintesis. Seperti diketahui fotosintesis
terjadi pada daun dalam prosesnya melibatkan air dan karbondioksida yang
berasal dari sisa respirasi, defekasi hewan, serta asap kendaraan mengandung
karbondioksida (Rifa’i, 2004: 133).
Fotosintat disebut juga sebagai hasil fotosintesis berupa karbohidrat (gula).
Dalam prosesnya translokasi fotosintat yang berupa sukrosa akan larut
bersama air, dan diedarkan oleh pembuluh phloem ke sel-sel/jaringan target
pada tumbuhan. Setelah sampai sel target, maka sukrosa tersebut akan
digunakan oleh tumbuhan untuk berbagai kegiatan fisiologis, terutama dalam
memicu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sel target misalnya pada
sel-sel pembentuk organ buah, batang, daun itu sendiri, akar, bunga, dan lain
sebagainya.
Salah satu jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah pembuluh tapis
(phloem). Pada prinsipnya phloem merupakan jaringan parenkim. Phloem
tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda yaitu pembuluh tapis, sel
pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Phloem merupakan bagian dari
kulit kayu. Unsur penyusun pembuluh phloem terdiri atas dua bentuk, yaitu:
sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh
tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis
dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun
ke seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu terdapat serabut phloem
atau serat yang mengandung lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan
sebagai tali dan tekstil, misalnya rami (Boehmeria nivea), linen (Linum
usitatissimum), dan jute (Corchorus capsularis). Dalam phloem terjadi
translokasi fotosintat. Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang
dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan
translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun
atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang
memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil
fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah phloem (pembuluh tapis).
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah phloem adalah gula, terutama
sukrosa. Selain itu, di dalam getah phloem juga mengandung mineral, asam
amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xylem yang
berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh phloem
dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan
hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya. Satu
pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan phloem
dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama
dapat mengalir dengan arah yang berlainan. Untuk masing – masing pembuluh
tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat
penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.

A. Pengertian Translokasi

Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di


seluruh bagian tumbuhan. Proses pengangkutan bahan makanan dalam
tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan
hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian
lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas
mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah phloem
(pembuluh tapis).

Senyawa karbon hasil fotosintesis di daun didistribusikan ke seluruh


bagian tanaman melalui jaringan pembuluh khusus yang disebut
PHLOEM. Proses ini disebut translokasi fotosintat. Jika pergerakan air
dan hara via pembuluh xylem dipicu oleh tekanan negatif (tegangan)
sepanjang lintasan, translokasi via phloem dipicu oleh tekanan hidrostatik
positif. Senyawa organik seperti gula, asam amino, beberapa hormon, dan
bahkan mRNA ditransport dalam phloem melalui tabung tapis. Senyawa
utama yang ditranslokasikan dalam phloem adalah sukrosa.

Adapun perbedaan transport via phloem dengan transport via xylem:

No. Phloem Xylem

1 Berlangsung melalui sel-sel Berlangsung melalui sel-sel mati


hidup

2 Untuk transport senyawa organik Untuk transport air dan hara


(anorganik).

3 Pergerakan dua arah Pergerakannya searah

4 Lambat/ laju aliran maksimum 1 Cepat/laju aliran maksimum 15


m/jam m/jam
Fungsi phloem adalah sebagai jaringan translokasi bahan organik yang
terutama berisi karbohidrat. Crafts dan Lorenz (1994) mendapatkan
persentase nitrogen (dalam bentuk protein) sebesar 45%. Sebenarnya gula
yang menjadi linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam cairan phloem.
Diantara gula ini, sukrosa yang paling banyak jumlahnya. Gula lain seperti
gula rafinosa : glukosa, rafinosa, stakiosa, dan fruktosa juga ada pada gula
alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol.

B. Pembuluh Pengangkut dan Komposisi Larutan

Fotosintat yang dihasilkan pada daun dan sel-sel fotosintetik lainnya


harus diangkut ke organ atau jaringan lain agar dapat dimanfaatkan oleh
organ atau jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau ditimbun sebagai
bahan cadangan. Telah diketahui bahwa hasil fotosintesis diangkut dari
daun ke organ-organ lain pada tumbuhan melelui pembuluh phloem.
Sesungguhnya yang diangkut melalui phloem tidak hanya senyawa hasil
fotosintesis tetapi juga senyawa organik lainnya dan beberapa senyawa
anorganik.

C. Struktur Phloem

1. Unsur tapis (sieve elements):

a. Bergabung bersama membentuk tabung (pembuluh) tapis.

b. Banyak terdapat plasmodesmata antara unsur tapis dan sel penyerta.

c. Tabung tapis yang pecah/retak akan ditambal oleh protein dan kalosa.

d. Tabung tapis mungkin minim organel, tapi punya banyak mitokondria,


RE, modifikasi plastida, membran plasma.

e. Berasosiasi dengan sel penyerta

2. Sel penyerta/transfer:

a. Melakukan dasar fungsi sel bagi anggota tabung tapis, seperti sintesis
protein; banyak mitokondria untuk sintesis ATP.

b. Plasmodesmata hanya terdapat pada sisi yang melekat dengan unsur


tapis saja (tidak/jarang terdapat plasmodesmata pada sisi yang
berlawanan).

3. Sel-sel antara (Intermediary Cells):


a. Beberapa tanaman memiliki sel-sel antara dengan banyak
plasmodesmata yang berhubungan dengan sel-sel seludang pembuluh/sel-
sel parenkim selain dengan unsur tapis.

D. Anatomi Phloem
Jaringan phloem terdiri dari beberapa kompenen sesuai dengan
fungsinya masing-masing, yakni elemen saringan, sel peneman, sel
parenkim phloem, dan serat phloem. Elemen saringan merupakan sel
hidup yang memanjang tetapi tidak memiliki inti sel.
Sel peneman yang bersebelahan dengan elemen sarinng merupakan sel
dengan sitoplasma yang pekat dan memiliki inti yang jelas. fungsi sel ini
belum diketahui dengan jelas. Namun, sel ini selau ada di sekitar tabung
phloem yang masih berfungsi dan sel ini akan terdegradasi jika tabung
phloem mulai rusak. Pada daun sel ini berperan menyerap gula dan
kemudian mentransfernya melalui plasmodesmata ke tabung phloem.
Sel parenkhima phloem merupakan sel yang berdinding tipis dan pada
dasarnya sama dengan sel parenkhima lainnya. Sel ini berfungsi
menyimpan dan mengangkut lateral dari air dan bahan yang terlarut
didalamnya.
Serat phloem merupakan sel dengan dinding yang tebal. Berfungsi
sebagai penyangga agar jaringan phloem menjadi kokoh.
Pada beberapa spesies, sel peneman mempunyai pertumbuhan dinding
sel ke arah dalam sehingga membentuk tonjolan-tonjolan. Sel peneman
dengan pertumbuhan ke dalam ini disebut sel transfer, yang hanya dapat
ditemukan pada beberapa spesies leguminosa dan keluarga aster.

E. Mekanisme Pengangkutan melalui Phloem

Model pengangkutan phloem yang dipakai sekarang berdasarkan


model yang di kemukakan oleh E. Munch di Jerman tahun 1926, yang di
kenal dengan Hipotesis Aliran Tekanan Munch (Munch’s pressure flow
hypothesis).

Pengangkutan melalui phloem dianalogikan dengan model Munch


dengan menggunakan 2 osmometer. Osmometer pertama diasosiasikan
dengan daun (sebagai sumber) dan osmometer kedua diasosiasikan
denngan organ-organ penerima (sebagai limbung, misalnya buah, jaringan
meristem dan akar). Perbedaan antara model osmometer dan
pengangkutan phloem terletak pada sumber dan limbungnya. Pada daun,
bahan terlarut yang telah terangkut segera ditambahkan kembali dari hasil
fotosintesis, dan bahan terlarut yang telah sampai ke limbunng akan
dikeluarkan dari pembuluh phloem dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau
ditimbun di organ penampung, misalnya dalam bentuk pati atau
lemak. Larutan pada model osmometer setara dengan bagian apoplas
tanaman, yakni dinding sel dan pembuluh xylem.

F. Laju Pengangkutan melalui Phloem

Laju pengangkutan melalui pembuluh phloem ke suatu organ secara


sederhana dapat diestimasi dengan cara menghitung penambahan berat
organ selama kurun waktu tertentu. kemudian diukur luas penampang
melintang dari pembuluh phloem. Berdasarkan data tersebut dapat
dihitung laju transfer massa.

Selain laju transfer massa dapat pula dihitung kecepatan pengangkutan


(velositas), yakni jarak yang ditempuh per satuan waktu. Dengan teknik
yang lebih maju, pengukuran velositas dapat dilakukan dengan isotop ¹¹C
dalam bentuk CO₂ yang diberikan pada daun. Isotop ini terkandung dalam
fotointat yang akan diangkut melalui pembuluh phloem. Untuk
kebanyakan spesies, velositas pengngkutan berkisar antara 500 sampai
1.500 mm.jam⁻¹.

G. Pengisan Phloem

Pengisian phloem merupakan proses peningkatan konsentrasi gula


pada sel-sel phloem yang berada dekat dengan sel-sel fotosintetik pada
daun.Berdasarkan pengukuran terlihat bahwa potensi osmotik sel-sel
mesofil (sekitar -0,8 Mpa sampai -1,8 MPa) lebih tinggi dibanding pada
pembuluh phloem (antara -2,0 Mpa sampai -3,0 MPa). Karena
bahan terlarut yang dominan baik pada sel mesofil maupun pembuluh
phloem daun adalah sukrosa, massska nilai potensi osmotik tersebut
mengisyaratkan bahwa konsentrasi sukrosa pada pembuluh phloem lebih
tinggi dibanding pada sel-sel mesofil.

Sukrosa diangkut secara simplastik melalui plasmodesmata antara sel-


sel mesofil sampai ke sel mesofil yang berdampingan dengan sel peneman
pada jaringan phloem. Masuknya sukrosa ke sel peneman tidak secara
simplatik, karena pada dinding sel antara sel mesifil dengan sel peneman
phloem sangat jarang terdapat palsmodesmata.

Sukrosa sebelum masuk ke sel peneman harus terlebih dulu


disekresikan ke luar sitoplasma sel mesofil dengan menggunakan senyawa
asam p-khloromekuribenzen sulfonat (p-chloromercuribenzene sulfonic
acid, disingkat PCMBS) yang dapat menghambat serapan sukrosa.
Senyawa PCMBS tidsk dapat masuk ke sitoplasma, sehingga hambatan
hanya terjadi pada ssaat sukrosa berada pada apoplas.

Serapan sukrosa oleh sel peneman menyebabkan potensi osmotik


sitoplasma sel ini menjadi turun dan akan merangsang air untuk masuk
secara osmosis ke dalam sel ini dari sel-sel mesofil disekitarnya. Sehingga
tekanan internal pada sel peneman akan meningkat dan menimbulkan
sukrosa bergerak masuk ke pembuluh phloem secara simplatik melalui
plasmodesmata.Masuknya larutan ini mengakibatkan tekanan internal
pada pembuluh phloem pada daun lebih tinggi sehingga menjadi faktor
pendorong aliran larutan phloem yang berarti terjadinya pengangkutan
senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya.

Proses pengisian phloem bersifat selektif. Pengisian phloem ini


membutuhkan energi metabolik. Oleh sebab itu, proses ini akan terhambat
jika metabolisme untuk menghasilkan ATP terhambat. Akan terapi, proses
pengangkutan di dalam pembuluh phloem tidak membutuhkan energi.

H. Pemilahan Arah Pengangkutan

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa daun pada bagian bawah


akan lebih banyak mengangkut fotosintat ke akar, sedangkan daun pada
bagian atas akan lebih banyak mengirim fotosintat ke organ hasil seperti
biji, buah atau daun-daun muda yang sedang tumbuh.

Pada suatu tanaman banyak organ sumber dan juga organ atau jaringan
yang berfungsi sebagai limbung. Banyaknya limbung pada tanaman
membuat terjadinya kompetisi antara organ-organ/jaringan-jaringan
limbung tersebut, terutama jika bahan yang dibutuhkan tidak sepenuhnya
dapat disediakan oleh organ-organ sumber yang ada.

Kompetisi antara organ atau jaringan limbung akan ditentukan oleh


laju pengeluaran bahan dari pembuluh phloem pada masing-masing
limbung. Limbung yang dengan cepat memanfaatkan bahan terlarut
(menyerap sukrosa)dari pembuluh phloem akan berpeluang lebih besar
untuk memperoleh lebih banyak lagi bahan terlarut yang dikirim dari
organ sumber. Hal ini disebaabkan karena jika sukrosa diserap sel-sel
organ limbung dari pembuluh phloem, maka potensi air sel-sel limbung
tersebut turun. Sehingga air akan bergerak keluar dari pembuluh phloem
dan tekanan internal pembukuh phloem pada organ atau jaringan limbung
akan turun.

I. Pergerakan Zat Makanan melalui Phloem


Phloem mengangkut zat- zat makanan yang disintesis di daun menuju
seluruh bagian tumbuhan. Ada saatnya, zat- zat dalam phloem dan xylem
yang bersebelahan mengalir kearah yang berlawanan, meskipun tidak
selamanya demikian. Karena daun paling banyak terdapat di daerah yang
jauh dari batang pohon (trunk) atau batang tumbuhan, aliran phloem pada
umumnya mengarang ke batang dan akar.

Berbagai zat bergerak sepanjang protoplasma phloem, tetapi yang


paling banyak biasanya adalah sukrosa. Tidak seperti xylem, sel- sel
phloem tetap hidup saat melaksanakan fungsi transpornya.

Pada dasarnya, ada dua tipe sel phloem, yaitu sel tapis (sieve
cell) dan sel tetangga atau sel penyerta (companion cell). Sebuah kolom
panjang sel- sel tapis. Terkadang disebut tabung tapis (sieve tube),
dibentuk oleh sel- sel tapis yang ujung- ujungnya saling terhubung.
Dinding- dinding sel ujung berpori- pori, sehingga ada hubungan
protoplasmic dari satu sel tapis dengan sel tapis lain yang terletak vertical
di atas atau di bawahnya. Dinding yang berlubang- lubang itu
disebut lempeng tapis (sieve plate). Terdapat pula pori- pori di bagian
samping sel- sel tapis. Susunan sel- sel tapis menjadi tabung tapis yang
panjang menyebabkan adanya jaringan protoplasmic yang sambung-
menyambung dalam phloem.

Tepat di sebelah sel- sel tapis adalah sel- sel parenkima yang
berdinding tipis dan sangat terspesialisasi, yang dinamakan sel penyerta.
Sel- sel tapis biasanya kehilangan nucleus dan banyak organelnya saat
dewasa, tetapi sitoplasma yang menghantarkan zat- zat tetap ada. Sel- sel
penyerta tetap utuh sepenuhnya sepanjang hidupnya, dan barangkali
menyediakan control- control nucleus bagi sel tapis. ATP yang diperlukan
bagi fungsi- fungsi dalam sel tapis juga mungkin berasal dari sel penyerta,
yang dapat dianggap sebagai perawat apparatus phloem.

Terdapat sejumlah bukti bahwa saat ada cedera, pori- pori di lempeng
tapis tersegel sebagian. Terdapat suatu lendir yang berasal dari zat
berprotein, protein phloem (P protein), dalam sel- sel tapis yang mungkin
berperan dalam proses penyegelan. Hal itu analog dengan penyegelan
kompartemen pada lambung kapal untuk mencegah masuknya air. Suatu
polisakarida yang disebut kalosa mungkin juga berfungsi dalam
penyegelan lempeng tapis.

Sukrosa, fruktosa, dan asam amino, biasanya bergerak dari daun


menuju batang dan akar tumbuhan melalui tabung tapis phloem dalam
suatu proses yang dikenal sebagai translokasi. Mekanisme- mekanisme
yang terlibat dalam transport itu belum sepenuhnya dipahami. Pada bagian
tertentu dari tumbuhan, arah aliran translokasi pun tak selalu sama.

Bagian- bagian tumbuhan yang mengandung nutrien organic berkadar


tinggi cenderung mengekspor zat- zat tersebut, dan dianggap sebagai
sumber (source) zat- zat itu. Organ- organ tumbuhan yang miskin akan
nutrient organic cenderung mengimpor zat- zat tersebut, dan dianggap
sebagai wadah pembuangan (sink) bai zat- zat tersebut. Salah satu
interpretasi translokasi dengan perspektif source-to-sink memusatkan
perhatian pada teori aliran tekanan (pressure flow theory). Menurut
pandangan ini, konsentrasi yang tinggi dari gula atau zat terlarut lainnya
dalam suatu kompartemen sumber menyebabkan pergerakan air menuju
kompartemen tersebut melalui osmosis. Hal itu meninggikan tekanan
kompartemen tersebut, dan mendorong zat cair beserta zat- zat terlarut
menuju kompartemen bersebelahan yang tidak mengandung zat terlarut
dalam konsentrasi tinggi. Saat zat terlarut memasuki kompartemen kedua,
zat terlarut pun akan menarik air dari daerah- daerah disekitar sel.
Karenanya, terjadi peningkatan tekanan hidrostatik, yang akan mendorong
air dan zat terlarut menuju kompartemen ketiga. Dengan demikian, zat
terlarut terus menginduksi peningkatan tekanan yang akan mendorong zat
cair dan zat- zat terlarut dari sumber awal menuju waddah pembuangan.
Terdapat suatu graddien sukrosa di sepanjang phloem, dan air
menggerakkan zat- zat terlarut sepanjang tabung tapis yang sambung
menyambung. Keseluruhan proses itu sebenarnya sangat kompleks, dan
dalam beberapa kasus, mungkin transport aktif melalui membrane sel- sel
tapis juga berperan serta.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas yaitu :

1. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ


tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya.
2. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Tersusun atas
beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim,
serabut, dan sklerenkim.
3. Zat organik hasil fotosintesis yang dibentuk di dalam daun akan diangkut
keseluruh bagian yang memerlukan diuraikan oleh enzim menjadi zat yang
dapat larut dan dapat keluar dari sel sampai ujung pembuluh tapis (floem)
pembuluh tapis kebagian tubuh yang memerlukan disertai translokasi.
4. Proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel floem yang berada dekat
dengan sel-sel fotosintetik pada daun disebut proses pengisian floem
(phloem loading).

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan baik bagi diri sendiri maupun
bagi pembaca adalah:

1. Hendaknya memupuk semangat rajin membaca karena membaca adalah


pintu menuju pemahaman.
2. Selalu tingkatkan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu.
3. Jangan menganggap belajar sebagai suatu beban tapi anggaplah sebagai
kebutuhan dan hiburan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, & Jackson. 2008.


BIOLOGI Ed. KedelapanJilid 2. Jakarta: Erlangga.

Taiz & Zeiger. 2002. Plant Physiology 3rd ed. Sunderland: Sinauer.

Dwiastuti, Erfiyana, Semua Materi Biologi. Yogyakarta, Pustaka


Widyatama,2014.

http://wadikhan.blogspot.co.id/2014/01/transportasi-pada-tumbuhan.html.

www.biologipedia.com/sistem-transportasi-pada-tumbuhan.html.

https://tipspetani.com/pengertian-fotosintat-photosynthates-dan-translokasi-
fotosintat/

http://117sitrabio.blogspot.com/2012/10/translokasi-hasil-fotosisntesis.html

Lakitan, Benyamin. 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Fried, George dkk. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.


...www.http//wikipedia.co.id

Anda mungkin juga menyukai