Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

“PENGANGKUTAN BAHAN ORGANIK DALAM FLOEM”

Dosen pengampuh :
Rosmini S. Si, M.Pd

Disusun oleh :

Purnama S. Sipil : 2021010108028

Nurma Izdalifah : 2021010108010

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan ini tentang
Pengangkutan Bahan Organik Dalam Floem.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar perbuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak
terimakasih.

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kendari, 13 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Jaringan Pengangkut Floem..............................................................3
B. Pengertian Translokasi......................................................................4
C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Proses Translokasi ............11

BAB III PENUTUP.........................................................................................12


A. Kesimpulan..........................................................................................12
B. Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................13


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses yang
berlangsung secara bersinambungan. Dalam proses pertumbuhan dihasilkan sel-sel,
jaringan-jaringan, dan organ-organ, yang memberi struktur dan bentuk organisme
dewasa. Floem dan xilem bersama-sama membentuk suatu sistem pembuluh yang
kontinue sepanjang tumbuhan. Pada tumbuhan muda jaringan pembuluh biasanya
dihubungkan dengan berbagai variasi tipe sel lainnya dalam ikatan pembuluh. Baik
floem maupun xilem adalah jaringan yang kompleks. Floem berperan dalam
mentranspor larutan-larutan organik (hasil fotosintesis) pada tumbuhan, sedangkan
xilem berperan membawa air dan ion-ion terlarut dalam tumbuhan.
Floem adalah jaringan kompleks dengan beberapa jenis sel, masing-masing
dengan struktur dan fungsi tertentu. Floem primer berkembang dari prokambium,
floem sekunder berkembang dari kambium vaskular. Floem Angiospermae
terdiri dari tabung ayakan elemen, sel pendamping, serat, dan parenkim.
Floem Gymnospermae hanya memiliki sel ayakan dan parenkim floem. Fungsi
utama floem adalah translokasi fotosintesis.Fotosintat (produk fotosintesis)
ditranslokasi melalui floem dari jaringan autotrofik ke jaringan heterotrofik.
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Jaringan floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-
organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-bagian lain
dalam tumbuhan. Berbeda dari xilem, floem memiliki sel-sel yang bernama
saringan tabung sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan
melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu,
makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang
sangat singkat agar mereka dapat melakukan respirasi dan berkembang.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini tentang pengangkutan bahan
organik dalam floem yaitu :
1. apa yang dimaksud dengan jaringan pengangkut floem?
2. bagaimana proses pengangkutan pada floem ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah pada makalah ini yaitu :
1. menejelaskan apa itu jaringan pengangkut folem;
2. menjelaskan proses pengangkutan pada floem.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jaringan Pengangkut Floem
Floem adalah jaringan kompleks dengan beberapa jenis sel, masing-masing
dengan struktur dan fungsi tertentu. Floem primer berkembang dari prokambium,
floem sekunder berkembang dari kambium vaskular. Floem Angiospermae
terdiri dari tabung ayakan elemen, sel pendamping, serat, dan parenkim.
Floem Gymnospermae hanya memiliki sel ayakan dan parenkim floem. Fungsi
utama floem adalah translokasi fotosintesis.Fotosintat (produk fotosintesis)
ditranslokasi melalui floem dari jaringan autotrofik ke jaringan heterotrofik.
Floem juga merupakan jaringan majemuk yang tersusun dari unsur tapisan, sel
parenkim, serabut, dan sklereida. Unsur tapisan merupakan bagian penting pama
floem yang bertanggung jawab sebagai penyalur hasil fotosintesis. Parenkim
mempunyai fungsi khusus, yaitu sebagai tempat cadangan makanan dan
mengandung sel khusus, yaitu sel tetangga atau sel pengiring dan sel albumin yang
fungsinya terkait dengan unsur tapisan. Pada fluem kadang juga dijumpai adanya
sel latisifer dan saluran damar.
Berdasarkan ontogeninya, floem dibedakan menjadi floem primer dan
sekunder. Floem primer berkembang dari prokambium, sedangkan floem sekunder
berdiferensiasi dari kambium vaskuler. Floem primer terdiri atas protofloem yang
berkembang saat masa diferensiasi dan menjadi dewasa sebelum organ berhenti
tumbuh, dan metafloem yang berkembang setelah protofleom selesai
berdiferensiasi.
Unsur tapisan (buluh tapis) merupakan sel yang sangat khusus di dalam floem
dengan ciri utama pada dindingnya terdapat bidang tapisan dan tidak dijumpai
adanya inti (nukleus) pada protoplasnya. Bidang tapisan ini adalah bidang dengan
lubang-lubang, lubang-lubang tersebut dilalui oleh protoplas yang menggabungkan
diri dari bagian lateral atau vertikal buluh tapis. Pada bidang tapisan, masing-
masing lubang biasanya mengandung kalose. Kalose merupakan glukan ẞ-1,3 tidak
bercabang. Adanya kalose merupakan karakteristik pada lubang buluh tapis dan
merupakan hal yang membedakan dengan noktah. Selain itu, juga dicirikan dengan
ketebalan lubang tapisan yang jauh lebih tebal dibandingkan noktah. Kalose dapat
dideteksi dengan pewarnaan anilin biru atau resorsin biru. Pada sel buluh tapis
dewasa, kalose yang tertimbun dalam lubang lebih banyak. Pada buluh tapis yang
tidak aktif, tidak dijumpai adanya kalose.

Gambar 1. Jaringan pengangkut floem

B. Pengertian Translokasi
Translokasi adalah proses di dalam tumbuhan yang berfungsi mengantarkan
nutrisi dan molekul lain dalam jarak jauh ke seluruh organisme. Translokasi terjadi
dalam serangkaian sel yang dikenal sebagai jalur floem, atau sistem transportasi
floem, dengan floem menjadi jaringan penghantar makanan utama pada tumbuhan
berpembuluh. Nutrisi ditranslokasi di floem sebagai zat terlarut dalam larutan yang
disebut getah floem. Proses pengangkutan bahan-bahan organik seperti asam amino
dan gula di dalam floem dari daun ke bahagian-bahagian tumbuhan lain seperti akar
dan batang atau perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian
tumbuhan. Translokasi ini membahas yang terjadi pada Floem.
1. Proses pengisian floem
Proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel floem yang berada
dekat dengan sel-sel fotosintetik pada daun disebut proses pengisian floem
(floem loading). Berdasarkan pengukuran pada berbagai spesies, terlihat
bahwa potensi osmotik sel-sel mesofil (sekitar -0,8 MPa sampai -1,8 MPa)
lebih tinggi dibandingkan pada pembuluh floem (antara -2,0 MPa sampai -
3,0 MPa). Karena bahan terlarut (sukrosa) pada pembuluh floem lebih tinggi
dibandingkan pada sel-sel mesofil.
Serapan sukrosa oleh sel peneman floem ini yang disebabkan oleh sel
peneman ini lebih besar dan lebih aktif dibandingkan sel-sel lain pada
jaringan floem dan juga adanya penumbuhan ke dalam (ingrowth) yang
menyebabkan luas permukaan membran sel ini menjadi 3 kali lebih luas.
Menyebabkan potensi osmotik sitoplasma sel ini menjadi turun (lebih
negatif) dan ini akan merangsang udara untuk masuk secara osmosis ke
dalam sel ini dari sel-sel mesofil disekitarnya. Akibatnya tekanan internal
pada sel peneman akan meningkat dan mengakibatkan sukrosa bergerak
masuk ke pembuluh darah floem secara simplastik melalui plasmodesmata.
Masuknya larutan yang mengandung sukrosa ke pembuluh darah floem dari
sel-sel peneman ini yang mengakibatkan tekanan internal pada pembuluh
floem pada daun lebih tinggi, yang kemudian menjadi faktor pendorong dari
aliran larutan floem,
Proses pengisian floem ini bersifat pemilahan. Jenis bahan yang di
translokasi seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa, dan stakiosa juga ada
pada gula alkohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol. Fruktosa
jarang diangkut ke dalam pembuluh darah. Demikian juga dengan asam
amino dan mineral.sifat memetik ini memperkuat argumentasi bahwa
senyawa – senyawa yang akan dimuat ke dalam pembuluh floem diserap
dari apoplas oleh sel – sel peneman floem. Sifat pemancaran ini berkaitan
dengan peranan senyawa pembawa pada membran, yang meliputi senyawa
– senyawa tertentu.
Kompetisi antara organ atau jaringan limbung ditentukan oleh laju
pengeluaran bahan dari pembuluh floem (floem unloading). Limbung yang
dapat memanfaatkan hasil terlarut (sukrosa) dari pembuluh floem dan akan
berpeluang besar untuk memperoleh lebih banyak lagi bahan terlarut dari
organ sumber. Hal ini disebabkan sukrosa diserap sel – sel organ limbung
dari pembuluh floem, maka potensi air sel – sel limbung tersebut turun.
Mengakibatkan udara akan bergerak keluar dari pembuluh floem dan
tekanan internal pembuluh floem pada organ atau jaringan limbung akan
turun. Hal ini akan lebih memacu laju pengangkutan dari sumber ke
limbung karena perbedaan tekanan internal yang lebih besar antara kedua
ujung pembuluh darah tersebut.
2. Proses pengangkutan bahan organik dalam floem (Proses Translokasi
pada floem)
Berbagai zat bergerak sepanjang protoplasma floem, tetapi yang paling
banyak biasanya adalah sukrosa. Tidak seperti xilem, sel-sel floem tetap
hidup saat menjalankan fungsi transpornya. Pada dasarnya, ada dua tipe sel
floem, yaitu sel tapis (sel saringan) dan sel tetangga atau sel penyerta ( sel
pendamping) . Sebuah kolom panjang sel- sel tapis. Kadang-kadang disebut
tabung tapis (tabung saringan) , dibentuk oleh sel-sel tapis yang ujung-
ujungnya saling terhubung. Dinding- dinding sel ujungnya berpori- pori,
sehingga ada hubungan protoplasma dari satu sel tapis dengan sel tapis lain
yang terletak vertikal di atas atau di bawah. Dinding yang berlubang-lubang
itu disebut lempeng tapis (pelat saringan). Terdapat pula pori-pori di bagian
samping sel-sel tapis. Susunan sel-sel tapis menjadi tabung tapis yang
panjang menyebabkan adanya jaringan protoplasma yang sambung-
menyambung dalam floem.
Sukrosa, fruktosa, dan asam amino, biasanya bergerak dari daun
menuju batang dan akar tumbuhan melalui tabung tapis floem dalam suatu
proses yang dikenal sebagai translokasi . Mekanisme-mekanisme yang
terlibat dalam transportasi belum sepenuhnya dipahami. Pada bagian
tertentu dari tumbuhan, arah aliran translokasi pun tak selalu sama.
Bagian-bagian tumbuhan yang mengandung nutrisi organik berkadar
tinggi cenderung mengekspor zat-zat tersebut, dan dianggap sebagai
sumber zat-zat itu. Organ-organ tumbuhan yang miskin akan unsur hara
organik cenderung menyerap zat-zat tersebut, dan dianggap sebagai wadah
pembuangan (sink) baik zat-zat tersebut. Salah satu interpretasi translokasi
dengan perspektif source-to-sink memusatkan perhatian pada teori aliran
tekanan (pressure flow theory). Menurut pandangan ini, konsentrasi yang
tinggi dari gula atau zat terlarut lainnya dalam suatu kompartemen sumber
pergerakan menyebabkan udara menuju kompartemen tersebut melalui
osmosis. Hal itu meninggikan tekanan kompartemen tersebut, dan
mendorong zat cair beserta zat terlarut menuju kompartemen bersebelahan
yang tidak mengandung zat terlarut dalam konsentrasi tinggi. Saat zat
terlarut memasuki kompartemen kedua, zat terlarut pun akan menarik udara
dari daerah-daerah disekitar sel. Oleh karena itu, terjadi peningkatan
tekanan hidrostatik, yang akan mendorong udara dan zat terlarut menuju
kompartemen ketiga.
Dengan demikian, zat terlarut terus menginduksi peningkatan tekanan
yang akan mendorong zat cair dan zat terlarut dari sumber awal menuju
pembuangan wadah. Terdapat suatu tingkatan sukrosa di sepanjang floem,
dan udara menggerakkan zat terlarut di sepanjang tabung tapis yang
menyambung menyambung. Keseluruhan proses itu sebenarnya sangat
kompleks, dan dalam beberapa kasus, mungkin transport aktif melalui
membran sel tapi juga ikut serta. Terdapat suatu tingkatan sukrosa di
sepanjang floem, dan udara menggerakkan zat terlarut di sepanjang tabung
tapis yang menyambung menyambung. Keseluruhan proses itu sebenarnya
sangat kompleks, dan dalam beberapa kasus, mungkin transport aktif
melalui membran sel tapi juga ikut serta. Terdapat suatu tingkatan sukrosa
di sepanjang floem, dan udara menggerakkan zat terlarut di sepanjang
tabung tapis yang menyambung menyambung. Keseluruhan proses itu
sebenarnya sangat kompleks, dan dalam beberapa kasus, mungkin transport
aktif melalui membran sel tapi juga ikut serta.
Proses translokasi di floem melibatkan dua mekanisme utama :
a) Hipotesis Aliran Tekanan
 Menurut hipotesis aliran tekanan, senyawa organik secara
aktif dimuat ke dalam elemen tabung saringan di jaringan
sumber (biasanya daun) dan menciptakan gradien konsentrasi
yang tinggi.
 Gradien ini menghasilkan gradien tekanan yang mendorong
aliran senyawa organik dari jaringan sumber ke jaringan
pembuang (biasanya akar, bunga dan buah).
 Pada jaringan wastafel, senyawa organik secara aktif
dikeluarkan dari tabung saringan dan dimanfaatkan atau
disimpan.
b) Jalur Simplastik
 Jalur simplastik melibatkan pengangkutan senyawa organik
melalui plasmodesmata, saluran sitoplasma yang
menghubungkan sel-sel yang berdekatan.
 Pada jalur ini, senyawa organik bergerak melalui sitoplasma
sel parenkim floem dan elemen tabung ayakan tanpa
melintasi membran sel.
Translokasi pada tumbuhan adalah perpindahan karbohidrat dan
senyawa organik lainnya dari jaringan sumber ke jaringan penampung.
Proses translokasi melibatkan beberapa langkah sebagai berikut :
a) Pemuatan karbohidrat
Proses translokasi dimulai dengan memasukkan karbohidrat ke
dalam tabung saringan floem, yang merupakan sel khusus yang
mengangkut gula ke seluruh tanaman. Proses ini terjadi pada
jaringan sumber seperti daun, dimana fotosintesis menghasilkan gula
yang kemudian diangkut ke floem.
b) Aliran tekanan
Setelah dimuat, karbohidrat menciptakan gradien konsentrasi tinggi
di tabung saringan floem. Gradien konsentrasi yang tinggi ini
menyebabkan air berpindah ke floem, menciptakan gradien tekanan
yang mendorong aliran karbohidrat dari jaringan sumber ke jaringan
penampung.
c) Bongkar
Di jaringan wastafel, karbohidrat dikeluarkan dari tabung saringan
floem dan diangkut ke tujuan akhir. Proses ini memerlukan transpor
aktif gula dari floem ke dalam sel wastafel.
d) Penyimpan
Begitu berada di jaringan pembuangan, karbohidrat dapat digunakan
untuk pertumbuhan, produksi energi, atau penyimpanan. Misalnya,
di jaringan akar, karbohidrat dapat disimpan sebagai pati untuk
digunakan nanti.
e) Mendaur ulang
Akhirnya, sebagian karbohidrat dapat didaur ulang kembali ke
jaringan sumbernya untuk digunakan lebih lanjut. Hal ini terjadi
melalui proses retranslokasi, dimana karbohidrat diangkut kembali
ke jaringan sumber untuk digunakan kembali atau disimpan.
3. Struktur dan Fungsi Floem dalam Translokasi
Floem adalah jaringan pembuluh darah khusus pada tumbuhan yang
mengangkut senyawa organik seperti gula, asam amino dan hormon dari
tempat produksi, biasanya keluar ke tempat pemanfaatan atau penyimpanan
di bagian lain tumbuhan.

Gambar 2. Unsur struktur floem

Jaringan floem terdiri dari empat jenis sel utama :


a) Elemen Tabung Saringan (STE)
 Elemen Tabung Saringan (STE) adalah sel penghantar utama
floem dan membentuk tabung tempat pengangkutan senyawa
organik.
 Mereka adalah sel memanjang yang tidak memiliki inti,
ribosom, dan sebagian besar organel lainnya.
 Mereka mengandung massa sitoplasma dan struktur khusus
yang disebut pelat saringan.
 Pelat ayakan dilubangi oleh pori-pori yang memungkinkan
aliran senyawa organik dari satu STE ke STE lainnya.
b) Sel Pendamping (CC)
 Sel pendamping adalah sel khusus yang berhubungan erat
dengan elemen tabung saringan dan memainkan peran
penting dalam mengatur fungsi STE.
 Mereka memiliki sitoplasma padat, banyak mitokondria dan
nukleus besar.
 Sel pendamping bertanggung jawab untuk memuat dan
mengeluarkan senyawa organik ke dalam dan ke luar tabung
saringan.
 Mereka juga menyediakan energi ke tabung saringan melalui
transfer ATP.
c) Parenkim Floem (PP)
 Sel parenkim floem berdinding tipis dan mempunyai vakuola
sentral yang besar.
 Mereka bertanggung jawab untuk menyimpan dan
memetabolisme senyawa organik.
 Mereka juga memberikan dukungan struktural pada jaringan
floem.
d) Serat Floem.
 Serabut floem merupakan sel sklerenkim yang memberikan
dukungan mekanis pada jaringan floem.
 Mereka adalah sel panjang dan tipis dengan dinding sel
sekunder tebal yang mengandung lignin.
C. Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Proses Translokasi pada tumbuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi translokasi pada tumbuhan meliputi kondisi
lingkungan yang dapat mempengaruhi pergerakan air dan unsur hara melalui
tanaman. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Suhu
Translokasi bergantung pada suhu, dengan laju yang meningkat seiring
dengan peningkatan suhu. Namun, jika suhu menjadi terlalu tinggi atau
terlalu rendah, translokasi dapat terganggu atau terhenti sama sekali.
2. Cahaya
Cahaya dapat mempengaruhi translokasi dengan mengatur produksi
karbohidrat dan nutrisi lain yang diangkut melalui floem.
3. Ketersediaan air
Ketersediaan air yang memadai diperlukan untuk translokasi yang tepat,
karena air adalah media transportasi nutrisi. Dalam kondisi kekeringan,
translokasi dapat diperlambat atau dihentikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada pembahasan ini adalah :
1. Floem adalah jaringan kompleks dengan beberapa jenis sel, masing-masing
dengan struktur dan fungsi tertentu. Floem juga merupakan jaringan
majemuk yang tersusun dari unsur tapisan, sel parenkim, serabut, dan
sklereida. Unsur tapisan merupakan bagian penting pama floem yang
bertanggung jawab sebagai penyalur hasil fotosintesis. Parenkim
mempunyai fungsi khusus, yaitu sebagai tempat cadangan makanan dan
mengandung sel khusus, yaitu sel tetangga atau sel pengiring dan sel
albumin yang fungsinya terkait dengan unsur tapisan. Pada fluem kadang
juga dijumpai adanya sel latisifer dan saluran damar.
2. Proses pengangkutan bahan-bahan organik seperti asam amino dan gula di
dalam floem dari daun ke bahagian-bahagian tumbuhan lain seperti akar dan
batang atau perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian
tumbuhan. Translokasi ini membahas yang terjadi pada Floem.

B. Saran
Saran kami dari pemakalah, semoga dengan adanya makalah ini dapat
membantu memahami dari bagaimana proses pengangkutan bahan organic dalam
floem.
DAFTAR PUSTAKA

Jaisheree Gorane. 2022. Transkolasi pada tumbuhan. Wab catatan kelas cbse online

Kusumaningrum. 2017. Peranan Xilem dan Floem daam pertumbuhan dan


perkembangan tumbuhan. Jurnal pendidikan Biologi. Vol 2. No 4.

Pujangsari Y.T. 2022. Jaringan pengangkut tanaman papaya (Carica papaya L.) yang
tumbuhan pada tnha tinggi aluminiun. Jurnal variael pertanian. Vol 16. No
1.

Anda mungkin juga menyukai