220330003
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi saya kesempatan serta
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan bisa
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Tidak lupa Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila ada kesalahan pada
makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Pengertian Jaringan Pengangkut.........................................................................3
2.2. Bagian-bagian Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan Tingkat Tinggi................4
2.2.1. Xilem..........................................................................................................4
2.2.2. Floem.........................................................................................................7
2.2.3. Kambium..................................................................................................10
2.3. Sistem dan Tipe Jaringan Pengangkut..............................................................11
2.4. Cara Terbentuknya Jaringan Pengangkut.........................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
3.1. Kesimpulan......................................................................................................15
3.2. Saran................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu
membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur
dan fungsi sama dan terikat oleh bahan antar sel membentuk suatu kesatuan.
Berdasarkan tahap perkembangannya jaringan penyusun tubuh tumbuhan
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah jaringan
pengangkut. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jaringan pengangkut terbagi
manjadi dua, yaitu xilem dan floem. Xilem atau pembuluh kayu dan floem atau
pembuluh tapis adalah bagian-bagian dari jaringan pengangkut yang terdapat pada
tumbuhan.
Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang kedudukan atau letaknya
membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan atau letak yang demikian
tampak bagaikan untaian atau rangkaian sel, seakan-akan adanya pembuluh-
pembuluh di dalam organ tumbuhan. Jadi, terwujudnya suatu sistem jaringan ini
merupakan gabungan dari berbagai pembuluh. Pipa-pipa atau sistem jaringan
tersebut ada yang telah sempurna dan ada pula yang belum sempurna, ada yang
bersifat primer dan ada pula yang bersifat sekunder.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun akan mencoba
membahas mengenai jaringan pengangkut pada tumbuhan. Baik mengenai
pengertian, tipe jaringan pengangkut maupun tentang cara terbentuknya jaringan
pengangkut dan lain-lain, agar kita lebih mengetahui dan memahami mengenai
jaringan pengangkut ini maka makalah ini dibuat.
1
b. Apakah yang dimaksud dengan floem?
2. Bagaimanakah sistem dan tipe jaringan pengangkut?
3. Bagaimanakah cara terbentuknya jaringan pengangkut?
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 1. Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan
Jaringan angkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari Xilem dan
floem.Pada Xilem terdapat unsur-unsur Xilem yang berupa trakeid, trakeida dan
unsur-unsur lain seperti serabut dan parenkim.Xilem memiliki fungsi utama untuk
mengangkut air dan zat hara dari dalam tanah.Sedangkan floem berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian yang membutuhkan (Nugroho,
2006).
2.2.1. Xilem
Gambar 2. Xilem
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari
beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun
4
utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong.
Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta
sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme.
Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat
pembentukan prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan
xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan primernya lengkap,
kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai hasil aktivitas kambium, maka
xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder. Meskipun xilem primer dan
xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur pada
pertumbuhan selanjutnya.
Bila xilem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan
perkembangan dan struktur xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem)
dengan xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem). Protoxilem menduduki
tempat yang khas dalam struktur jaringan pengangkut primer. Pada tumbuhan
tingkat tinggi, protoxilem batang letaknya paling dekat dengan empulur (di
tengah, disebut xilem endarch) sedang di akar letaknya di sebelah luar metaxilem
(disebut xilem exarch).
Fungsi Xilem adalah melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral
(hara) dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan).Jaringan Xilem
terdapat pada bagian kayu tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut
:
a. Trakeid dan Trakea
Telah menjadi anggapan umum bahwa trakeid merupakan unsur xilem yang
lebih primitif dibanding trakea karena tumbuhan anggota Pteridophyta,
Gymnospermae dan Spermatophyta fosil hanya mempunyai trakeid. Trakea
dianggap berasal dari trakeid. Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk bulat
panjang, berdinding sekunder terdiri dari lignin dan tidak mengandung kloroplas.
Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa pada trakeid tidak terdapat
perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada trakea ujung-ujungnya penuh lubang-
lubang. Transpor air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang
satu dengan sel lain secara bebas lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid
5
peristiwa itu berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea
tersusun sedemikian sehingga merupakan deretan memanjang (ujung bertemu
ujung) dan perforasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding
selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang. Setelah terbentuk pipa ini,
dinding yang tidak mengalami perfoasi mengadakan penebalan sekunder. Bentuk
penebalan tersebut dapat seperti cincin, spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk
itu dapat dijumpai pada tumbuhan yang sama.
Transportasi air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang
satu dengan sel yang lain secara bebas lewat perforasi, sedang dalam trakeid
peristiwa itu berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea
tersusun sedemikian sehingga merupakan deretan memanjang (ujung bertemu
ujung) dan perofasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding
selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang. Setelah terbentuk pipa ini,
dinding yang tidak mengalami perofasi mengadakan penebalan sekunder.
b. Serabut Xilem
Serabut pada xilem tersususun dari sel-sel yang mempunyai dinding lebih
tebal. Kita mengenal adanya serat trakeid dan serat libriform. Serat trakeid
mempunyai noktah-noktah terlindung, noktah ini apabila dibandingkan dengan
noktah-noktah trakeid berupa noktah terlindung yang lebih tereduksi, sedangkan
serat libiform mempunyai noktah-noktaf yang sederhana dan berfungsi sebagai
jaringan mekanik di dalam kayu (Sutrian, 2004). Serat-serat tersebut diatas
fungsinya adalah sebagai jaringan mekanik di dalam kayu. Adapun sel-selnya
merupakan sel-sel yang telah mati.
c. Parenkim Xilem
6
Seperti halnya parenkim di tempat lain, sel-sel ini merupakan sel hidup,
terdapat baik pada xilem primer maupun sekunder. Pada xilem sekunder,
parenkim itu berasal dari kambium yang berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-
jari, sehingga diperoleh sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari
organ. Sel-sel parenkim ini mengandung berbagai senyawa umumnya tepung atau
lipid, karena parenkim berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan. Dalam
Xilem sekunder kita dapat mendapatkan “wood parenchym” dan “ray parenchym”
o Wood parenchym yaitu parenkim kayu, sel-selnya dibentuk oleh sel-sel
pembentuk fusi unsur-unsur trachea, yang sering mempunyai penebalan-
penebalan sekunder pada dindingnya.
o Ray parenchym yaitu parenkim jari-jari empulur, sel-selnya berbentuk
macam-macam, walaupun demikian pada umumnya mempunyai dua bentuk
dasar, yaitu:
a) Yang bersumbu panjang kea rah radial.
b) Yang bersumbu panjang ke arah vertikal.
2.2.2. Floem
Gambar 3. Floem
7
serat-serat floem dan parenkim floem (Nugroho, 2006). Floem juga merupakan
jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu
pembuluh, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Kadang-kadang ada sel
atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar getah.
Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama
berisi karbohidrat.Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormon.
Floem mempunyai fungsi utama yaitu menyalurkan bahan makanan jadi
baik protein maupun karbohidrat.Unsur tapis mempunyai kaitan dengan
penyaluran ini (Suwasono, 1989). Serta Floem primer, sama dengan Xilem primer
berasal dari prokambium. Floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem.
Floem juga dapat dibedakan menjadi floem primer dan floem sekunder (Sumardi,
1993).
Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan
fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama.
Meskipun pada mulanya jaringan-jaringan floem letaknya terpisah, tetapi pada
perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling
beranastomisis (membentuk anyaman). Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit
kayu. Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pembuluh
Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang
merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang lapisan terletak
di samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan
Gymnospermae.Bentuk kedua adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae,
berupa jaringan sel-sel memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari
buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di
ujung sel.
Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding
selnya, serta terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan
itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang
berdampingan dan dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di
8
dalam lubang-lubang tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah).
Lubang-lubang tapisan itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer
glucose, sehingga lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga
lubangnya membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.
Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda
tergantung pada jenis tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga
bervariasi, umumnya yang besar terdapat di ujung sel. Dinding sel unsur
penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai penebalan lignin.
Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya nukleus itu
terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel
prokambium yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian
inti itu mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian
membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan
dengan plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan
Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari
protein.
b. Sel Pengiring
c. Parenkim Floem
9
sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional
berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu
panjangnya sejajar dengan sumbu jaringan pengangkut.
Seperti halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua
macam bentuk parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya
(fusiform atau jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak
mengalami penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi,
parenkim ini akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.
d. Serabut Floem
Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder.Serabut ini
segera membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya.
Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose.Noktah yang terjadi
sederhana.Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari
parenkim floem setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi.
2.2.3. Kambium
Gambar 4. Kambium
Kambium adalah lapisan sel atau lapisan jaringan pada tumbuhan yang aktif
membelah. Kambium terdapat di antara Xilem dan Floem.
Kambium ini terdapat di antara Xilem dan Floem pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae. Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat
10
pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele. Kambium fasikuler ke arah dalam
membentuk Xilem dan ke arah luar membentuk floem. Sementara ke samping
membentuk jaringan meristematis yang berfungsi memperluas cambium.
Pertumbuhan oleh cambium ini disebut pertumbuhan sekunder
Kambium ini terdapat pada permukaan batang atau akar yang pecah akibat
pertumbuhan sekunder.Kambium gabus ke arah luar membentuk sel gabus
pengganti epidermis dan ke arah dalam membentuk sel feloderm hidup.Kambium
inilah yang menyebabkan terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.
Floem dan Xilem merupakan pasangan yang tidak pernah terpisah, selalu
berkumpul bersama merupakan suatu jaringan dan arena fungsinya adalah sebagai
pengangkut, maka jaringannya disebut barkas pengangkut. Jaringan pengangkut
ini merupakan suatu sistem jaringan di dalam tumbuhan yang keaadannya
tergantung pada tingkat pertumbuhan tumbuhannya. Akan tetapi mengenai jalan
11
yang ditempuhnya yang umum adalah mengikuti poros bujur tumbuhan.Sistem
jaringan ini disebut sistem jaringan berkas pengangkut.
Di dalam jaringan pengangkut, jaringan pengangkut hasil-hasil fotosintesis
(floem) selalu dapat berdampingan dengan unsur-unsur pengangkut air dan
garam-garam tanah (Xilem) atau salah satu diantaranya terletak mengelilingi
unsur yang satunya lagi. Jaringan pengangkut umumnya mempunyai tiga tipe,
yaitu:
1. Jaringan Pengangkut Kollateral
b) Kollateral Terbuka
Adalah terdapatnya kambium dalam jaringan ini yang berfungsi sebagai
jaringan penghubung antara floem dan Xilem.
c) Bikollateral
12
Adalah terdapatnya dua kelompok, dan diantara dua kelompok itu terdapat
satu strand Xilem. Kambium hanya terdapat diantara floem luar dengan Xilem
sedang diantara Xilem dan floem tidak terdapat kambium.
13
3. Jaringan Pengangkut Radial
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16