Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANFAAT TUMBUHAN TINGKAT RENDAH


Dosen pengampu : Yudianto M.pd

Disusun oleh :

Diva Faradhea Kirani (2201082002)

Muhclas Hidayat (2201081010)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan taufik, nikmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Botani Tumbuhan
Rendah yang berjudul “Manfaat Tumbuhan Tingkat Rendah”. Dengan terselesaikanya tugas
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yudianto,M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Botani Tumbuhan
Rendah.
2. Orang tua yang telah membiayai dan memberikan dukungan serta semangat kepada
penulis.
3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam hal ini besar kemungkinan makalah yang penulis susun ini masih kurang dari
kesempurnaan yang diharapkan, itu semua karena terbatasnya kemampuan yang ada pada
penulis. Demi penyempurnaan dari isi makalah ini, maka kritik dan saran dari semua pihak,
akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada penulis khususnya serta kepada semua pihak pembaca makalah
ini demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang pendidikan. AmiinYa Rabbal
‘Alamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Metro, 13 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
C. TUJUAN ...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. KLASIFIKASI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH..............................3


B. MANFAAT TUMBUHAN TINGKAT RENDAH...................................4
1. Thallophyta..........................................................................................4
2. Bryophyta............................................................................................6
3. Pteridophyta........................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................11

A. SIMPULAN...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tumbuhan tingkat rendah terdiri dari tumbuhan paku dan Bryophyta

(tumbuhan lumut). Bryophyta merupakan tumbuhan kecil yang sering menempel di

pepohonan, bebatuan atau di atas tanah, umumnya berwarna hijau dengan bulu-bulu

halus yang terdapat disetiap tubuhnya. Menurut Damayanti kehidupan lumut

dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan cahaya. Sedangkan

tumbuhan paku merupakan tumbuhan vaskular yang memiliki akar, batang, dan daun.

Tumbuhan paku memiliki peran penting dalam ekosistem hutan dan kehidupan

manusia. Dalam ekosistem hutan, tumbuhan paku berperan dalam pembentukan

humus dan melindungi tanah dari erosi. Tumbuhan paku juga dapat membantu

menjaga kelembaban tanah dan menjadi salah satu tumbuhan pionir pada tahap awal

suksesi ekologis. Selain itu, tumbuhan paku juga memiliki manfaat bagi manusia,

antara lain sebagai bahan pangan, tanaman hias, obat-obatan tradisional, dan bahan

kerajinan tangan. Oleh karena itu, penelitian tentang tumbuhan tingkat rendah,

khususnya tumbuhan paku dan Bryophyta, sangat penting untuk memahami peran dan

manfaatnya dalam ekosistem dan kehidupan manusia.

Tumbuhan tingkat rendah, yang terdiri dari kelompok tumbuhan yang

sederhana seperti lumut, ganggang, dan lumut kerak, memiliki peranan penting dalam

ekosistem dan kehidupan manusia. Meskipun sering diabaikan karena ukurannya yang

kecil dan kurangnya perhatian dibandingkan dengan tumbuhan yang lebih besar

seperti pohon dan tanaman berbunga, tumbuhan tingkat rendah memberikan berbagai

manfaat yang tak tergantikan bagi manusia dan lingkungan. Makalah ini akan

1
menguraikan latar belakang dan pentingnya memahami manfaat tumbuhan tingkat

rendah.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa saja klasifikasi tumbuhan tingkat rendah?

b. Bagaimana manfaat tumbuhan tingkat rendah?

C. TUJUAN

a. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi tumbuhan tingkat rendah.

b. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana manfaat tumbuhan

tingkat rendah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KLASIFIKASI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH


Tumbuhan tingkat rendah adalah tumbuhan yang belum memiliki akar,
batang, dan daun yang jelas. Tumbuhan ini terdiri dari beberapa kelompok, yaitu
Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta. Thallophyta adalah kelompok tumbuhan
yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang jelas. Kelompok ini terdiri dari tiga
divisi, yaitu algae atau ganggang, fungi atau jamur, dan lichens atau lumut kerak.
Bryophyta adalah kelompok tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun yang
belum berkembang dengan baik. Kelompok ini terdiri dari lumut dan hati-hatian.
Pteridophyta adalah kelompok tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun yang
berkembang dengan baik. Kelompok ini terdiri dari tumbuhan paku dan tumbuhan
lumut daun.1
Thallophyta adalah kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang,
dan daun yang jelas. Thallophyta terdiri dari tiga divisi, yaitu algae atau ganggang,
fungi atau jamur, dan lichens atau lumut kerak. Algae atau ganggang adalah
kelompok tumbuhan yang hidup di air dan memiliki peran penting sebagai produsen
primer dalam rantai makanan dan menghasilkan oksigen yang diperlukan untuk
metabolisme dari organisme konsumen. Algae juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan, obat-obatan, dan bahan industri. Fungi atau jamur adalah kelompok
tumbuhan yang memiliki manfaat penting dalam kehidupan manusia, seperti
memperkuat sistem kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol tinggi, dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat-obatan. Lichens atau lumut kerak
adalah kelompok tumbuhan yang hidup di lingkungan yang ekstrem dan memiliki
peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Bryophyta adalah kelompok tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun
yang belum berkembang dengan baik. Kelompok ini terdiri dari lumut dan hati-hatian.
Lumut memiliki peran penting dalam menjaga kelembaban lingkungan dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik. Hati-hatian memiliki peran
penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan obat-obatan.
1
Hasanudin and Mulyadi, Botani Tumbuhan Rendah (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2015), 35.

3
Pteridophyta adalah kelompok tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan
daun yang berkembang dengan baik. Kelompok ini terdiri dari tumbuhan paku dan
tumbuhan lumut daun. Tumbuhan paku memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan
bahan pangan. Tumbuhan lumut daun memiliki peran penting dalam menjaga
kelembaban lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan
kosmetik.2
Dalam kesimpulannya, tumbuhan tingkat rendah terdiri dari beberapa
kelompok, yaitu Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta. Setiap kelompok
memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat-obatan, dan bahan industri.
B. MANFAAT TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
1. Thallophyta
Thallophyta adalah kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang,
dan daun yang jelas. Thallophyta terdiri dari tiga divisi, yaitu algae atau
ganggang, fungi atau jamur, dan lichens atau lumut kerak. Thallophyta memiliki
manfaat yang penting dalam lingkungan perairan, seperti ganggang yang berperan
sebagai penghasil utama bahan organik di dalam ekosistem perairan dan flagellata
yang berperan sebagai predator karena memangsa organisme uniseluler atau
ganggang, bakteri, dan microfungi, sehingga populasi organisme dapat
dikendalikan. Selain itu, jamur yang merupakan salah satu jenis Thallophyta juga
dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol tinggi karena
kandungan beta-gukan, eritadenine, dan chitosan pada jamur juga membantu
menurunkan kolesterol.3
Alga atau ganggang yang termasuk dalam Thallophyta memiliki peran penting
sebagai produsen primer dalam rantai makanan dan menghasilkan oksigen yang
diperlukan untuk metabolisme dari organisme konsumen. Alga juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan industri seperti Laminaria yang dimanfaatkan untuk
bahan pembuat cat, obat-obatan, kosmetik bahan untuk pasta gigi, bahan peledak,
campuran semen dimanfaatkan dari tanah Diatomae (dari kelompok alga
keemasan) yang telah mati. Selain itu, alga juga dapat dimanfaatkan sebagai

2
Neni Hasnunidah, Botani Tumbuhan Rendah (Bandar Lampung: Graha Ilmu, 2018), 55.
3
Hasanudin and Mulyadi, Botani Tumbuhan Rendah, 38.

4
bahan pangan, seperti nori, spirulina, dan chlorella yang kaya akan nutrisi dan
sering digunakan sebagai suplemen makanan.
Jamur yang termasuk dalam Thallophyta juga memiliki manfaat yang penting.
Selain dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menurunkan kolesterol
tinggi, jamur juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat-obatan.
Beberapa jenis jamur seperti shiitake, enoki, dan oyster sering digunakan sebagai
bahan pangan karena kaya akan nutrisi dan memiliki rasa yang lezat. Selain itu,
jamur juga digunakan sebagai bahan obat-obatan, seperti antibiotik dan
antikanker.4
Namun, Thallophyta juga memiliki dampak buruk jika terlalu banyak tumbuh
di lingkungan perairan. Alga hijau dalam air dapat menyebabkan penurunan
kualitas air seperti perubahan warna, bau, dan menjadi masalah dalam proses
penjernihan air. Selain itu, alga juga dapat menyebabkan penyumbatan pada
saringan pengolahan air. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian terhadap
pertumbuhan Thallophyta di lingkungan perairan agar tidak menimbulkan dampak
buruk yang lebih besar.
Berikut Manfaat Thallophyta:
a. Sumber Pangan: Beberapa jenis alga, seperti ganggang merah dan coklat, serta
beberapa spesies lumut hati, dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan
manusia. Di beberapa negara, alga juga diolah menjadi makanan seperti nori,
yang digunakan sebagai bungkus sushi.
b. Produksi Oksigen: Thallophyta, terutama alga, berperan penting dalam
produksi oksigen di bumi melalui proses fotosintesis. Mereka mampu
mengubah karbon dioksida menjadi oksigen dengan bantuan energi matahari.
Oksigen ini sangat penting untuk menjaga kehidupan di planet kita.
c. Penyaringan Air: Beberapa jenis alga dapat digunakan dalam proses
penyaringan air untuk menghilangkan polutan dan zat-zat kimia berbahaya.
Kemampuan mereka dalam menyerap logam berat dan zat-zat kimia tertentu
menjadikan mereka berguna dalam upaya penyaringan air.
d. Pemulihan Ekosistem: Thallophyta dapat memainkan peran penting dalam
pemulihan ekosistem yang terganggu. Misalnya, lumut hati dapat tumbuh di

4
Tjitrosoepomo Gembong, Taksonomi Tumbuhan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2011),
67.

5
tanah yang terdegradasi dan membantu memperbaiki struktur tanah serta
menyediakan lingkungan yang baik bagi organisme lain untuk berkembang.
e. Sumber obat: Thallophyta telah digunakan dalam pengobatan tradisional
selama berabad-abad. Beberapa jenis tumbuhan seperti Chlorella, Spirulina,
dan Porphyra, memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat
membantu dalam pengobatan berbagai penyakit.
f. Bioindikator kualitas lingkungan: Thallophyta dapat digunakan sebagai
bioindikator untuk mengetahui kualitas lingkungan. Karena kepekaannya
terhadap perubahan lingkungan, seperti polusi air dan udara, Thallophyta
dapat memberikan informasi tentang kondisi lingkungan dan dapat membantu
dalam pengambilan keputusan terkait perlindungan lingkungan.
g. Pembersihan Lingkungan: Thallophyta, terutama alga, memiliki kemampuan
untuk membersihkan lingkungan dari polutan dan limbah. Mereka dapat
menyerap logam berat, seperti merkuri dan kadmium, serta menyerap nutrien
berlebih yang dapat menyebabkan eutrofikasi di perairan.
h. Biofuel: Thallophyta juga dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan.
Beberapa spesies ganggang memiliki kandungan minyak yang tinggi, yang
dapat diekstraksi dan diubah menjadi biofuel, seperti biodiesel. Penggunaan
biofuel dari Thallophyta dapat membantu mengurangi ketergantungan pada
bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon.
i. Produksi Bahan Kimia: Beberapa jenis Thallophyta menghasilkan senyawa
kimia yang memiliki berbagai manfaat. Misalnya, alga merah seperti
Gracilaria dan Eucheuma menghasilkan agar-agar yang digunakan dalam
industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Alga juga menghasilkan berbagai
senyawa seperti pigmen alami, antibakteri, dan antioksidan yang memiliki
aplikasi dalam industri makanan, farmasi, dan produk perawatan kulit.5
2. Bryophyta
Suatu penelitian yang menyangkut kegunaan Bryophyta diseluruh dunia telah
dilakukan. Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan
untuk hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan
sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa

5
Tjitrosoepomo Gembong, 68–70.

6
contoh lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes, Campylopus dan
Sphagnum.6
Selain sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan
tropis sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme
seperti serangga dan waduk air hujan. Lumut sering juga digunakan untuk
pertamanan dan rumah kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini
adalah menggunakannya sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian
di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh masyarakat Cina sebagai
bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang
disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Bryophyta, atau yang lebih dikenal sebagai lumut, adalah kelompok tumbuhan
yang tidak memiliki sistem perakaran, batang, dan daun yang sejati. Meskipun
ukurannya kecil, mereka memiliki beberapa manfaat penting. Berikut ini adalah
beberapa manfaat utama Bryophyta:7
a. Penjaga Kelembaban: Lumut memiliki kemampuan yang baik dalam menahan
dan menyimpan air. Mereka dapat menyerap air langsung melalui permukaan
tubuh mereka dan menyimpannya, membantu menjaga kelembaban
lingkungan tempat mereka tumbuh. Hal ini penting terutama dalam ekosistem
yang kering atau dengan tanah yang memiliki kemampuan penyerapan air
yang rendah.
b. Pemulihan Ekosistem: Lumut sering digunakan dalam program restorasi dan
rehabilitasi ekosistem yang terdegradasi. Mereka membantu memperbaiki
tanah yang tererosi atau terdegradasi karena aktivitas manusia, misalnya
pertanian yang intensif atau pertambangan. Lumut membantu menghentikan
erosi tanah dan memulihkan kesuburan tanah dengan menahan air,
menyediakan nutrisi, dan membantu proses pengembalian tanah yang lebih
baik.
c. Indikator Polusi Lingkungan: Lumut dapat digunakan sebagai indikator polusi
lingkungan. Mereka sangat sensitif terhadap perubahan kualitas udara dan air.
Jika lumut yang hidup di suatu daerah menunjukkan kerusakan atau kematian,
ini dapat menjadi tanda adanya polusi udara atau air di sekitarnya. Oleh karena

6
Marheny Lukitasari, MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta) (Jawa Timur: CV AE Media
Grafika, 2019), 23.
7
Marheny Lukitasari, 24–25.

7
itu, lumut digunakan sebagai bioindikator dalam penelitian lingkungan untuk
memantau kualitas lingkungan dan tingkat polusi.
d. Habitat Mikroorganisme: Lumut menyediakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme seperti alga, fungi, dan bakteri. Mereka
membentuk hubungan simbiotik dengan mikroorganisme ini, menciptakan
ekosistem mikro yang beragam dan mendukung kehidupan organisme kecil
lainnya.
e. Pemanfaatan Kultural dan Tradisional: Beberapa spesies lumut memiliki nilai
kultural dan tradisional. Masyarakat adat di beberapa wilayah menggunakan
lumut untuk berbagai keperluan seperti bahan baku dalam kerajinan tangan,
bahan pewarna, dan bahan pengobatan tradisional.
3. Pteridophyta
Tumbuhan paku atau Pteridophyta memiliki peran penting dalam ekosistem hutan
dan kehidupan manusia. Dalam ekosistem hutan, tumbuhan paku berperan dalam
pembentukan humus dan melindungi tanah dari erosi. Tumbuhan paku juga dapat
membantu menjaga kelembaban tanah dan menjadi salah satu tumbuhan pionir
pada tahap awal suksesi ekologis. Selain itu, tumbuhan paku juga memiliki
manfaat bagi manusia, antara lain:8
a. Sebagai bahan pangan: Beberapa jenis tumbuhan paku dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan, seperti semanggi (Marsilea crenata) yang dapat
dijadikan sayur-sayuran.
b. Sebagai tanaman hias: Beberapa jenis tumbuhan paku memiliki bentuk yang
menarik sehingga bagus untuk dijadikan tanaman hias, seperti suplir
(Adiantum cuneatum), paku tanduk rusa (Platycerum bifurcatum), dan paku
sarang burung (Asplenium nidus).
c. Sebagai obat-obatan tradisional: Beberapa jenis tumbuhan paku juga memiliki
kandungan senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan
tradisional, seperti tumbuhan paku ekor kuda (Equisetum arvense) yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan seperti osteoporosis dan infeksi
saluran kemih.
d. Sebagai bahan kerajinan tangan: Beberapa jenis tumbuhan paku dapat
dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan, seperti paku ulo lanang

8
Suroso Adi Yudianto, Petunjuk Praktikum Botani Cryptogamae (Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia, 2007), 55.

8
(Drynaria quercifolia) yang dapat dijadikan bahan pembuat kerajinan tangan
seperti tas, topi, dan sandal.
e. Penting dalam Ekosistem: Pteridophyta memainkan peran penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu mengikat tanah dengan
akar mereka, mencegah erosi dan menstabilkan lereng. Akar paku-pakuan juga
berkontribusi dalam proses penyaringan air dan peningkatan kualitas air.
f. Penyediaan Habitat: Tumbuhan paku menyediakan habitat yang penting bagi
banyak organisme. Tanaman paku tumbuh di berbagai lingkungan, seperti
hutan lembab, rawa-rawa, dan pegunungan. Mereka memberikan tempat
tinggal, tempat berlindung, dan sumber makanan bagi serangga, burung,
mamalia kecil, dan organisme mikro lainnya.
g. Konservasi Tanah dan Air: Akar paku-pakuan memiliki kemampuan yang
baik dalam menahan dan menyimpan air, serta menyerap nutrisi dari tanah. Ini
membantu menjaga kelembaban tanah dan mencegah erosi. Akar-akar ini juga
membantu dalam retensi air yang dapat digunakan oleh tanaman dan
organisme lainnya, sehingga berkontribusi pada konservasi air.9
h. Penyerap Polutan: Paku-pakuan memiliki kemampuan untuk menyerap dan
mengakumulasi polutan dari lingkungan. Mereka dapat menyerap logam berat
seperti kadmium, timbal, dan merkuri dari tanah dan air. Oleh karena itu,
paku-pakuan digunakan dalam proses fitoremediasi, di mana mereka
membantu membersihkan tanah yang terkontaminasi oleh polutan berbahaya.
i. Penting dalam Ekosistem: Pteridophyta memainkan peran penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu mengikat tanah dengan
akar mereka, mencegah erosi dan menstabilkan lereng. Akar paku-pakuan juga
berkontribusi dalam proses penyaringan air dan peningkatan kualitas air.
j. Penyediaan Habitat: Tumbuhan paku menyediakan habitat yang penting bagi
banyak organisme. Tanaman paku tumbuh di berbagai lingkungan, seperti
hutan lembab, rawa-rawa, dan pegunungan. Mereka memberikan tempat
tinggal, tempat berlindung, dan sumber makanan bagi serangga, burung,
mamalia kecil, dan organisme mikro lainnya.
k. Konservasi Tanah dan Air: Akar paku-pakuan memiliki kemampuan yang
baik dalam menahan dan menyimpan air, serta menyerap nutrisi dari tanah. Ini
membantu menjaga kelembaban tanah dan mencegah erosi. Akar-akar ini juga
9
Hasanudin and Mulyadi, Botani Tumbuhan Rendah, 56.

9
membantu dalam retensi air yang dapat digunakan oleh tanaman dan
organisme lainnya, sehingga berkontribusi pada konservasi air.
l. Penyerap Polutan: Paku-pakuan memiliki kemampuan untuk menyerap dan
mengakumulasi polutan dari lingkungan. Mereka dapat menyerap logam berat
seperti kadmium, timbal, dan merkuri dari tanah dan air. Oleh karena itu,
paku-pakuan digunakan dalam proses fitoremediasi, di mana mereka
membantu membersihkan tanah yang terkontaminasi oleh polutan berbahaya.

Selain itu, tumbuhan paku juga memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem. Tumbuhan paku dapat membantu menjaga kelembaban
lingkungan, menyediakan tempat hidup bagi mikroorganisme, serta membantu
menjaga kualitas air dan udara. Tumbuhan paku juga dapat membantu
mengurangi emisi karbon dioksida dan membantu menjaga keseimbangan karbon
di alam.10

Dalam kesimpulannya, tumbuhan paku atau Pteridophyta memiliki peran


penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pangan, tanaman hias, obat-obatan tradisional, dan bahan kerajinan tangan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menjaga keberadaan tumbuhan paku
agar dapat terus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan.

10
Suroso Adi Yudianto, Petunjuk Praktikum Botani Cryptogamae, 57.

10
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Tumbuhan tingkat rendah adalah tumbuhan yang belum memiliki akar,
batang, dan daun yang jelas. Tumbuhan ini terdiri dari beberapa kelompok, yaitu
Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta. Thallophyta adalah kelompok tumbuhan
yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang jelas. Kelompok ini terdiri dari tiga
divisi, yaitu algae atau ganggang, fungi atau jamur, dan lichens atau lumut kerak.
Bryophyta adalah kelompok tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun yang
belum berkembang dengan baik. Kelompok ini terdiri dari lumut dan hati-hatian.
Pteridophyta adalah kelompok tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun yang
berkembang dengan baik. Kelompok ini terdiri dari tumbuhan paku dan tumbuhan
lumut daun. Manfaat dari tumbuhan tingkat rendah, yang meliputi kelompok
Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta.

1. Thallophyta:

 Algae atau ganggang, sebagai produsen primer dalam rantai makanan,


menghasilkan oksigen yang penting untuk metabolisme organisme konsumen.
Mereka juga memiliki potensi sebagai bahan pangan, obat-obatan, dan bahan
industri.

 Fungi atau jamur memperkuat sistem kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol


tinggi, dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat-obatan.

2. Bryophyta:

 Lumut dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik. Mereka juga
memiliki peran dalam menjaga kelembaban lingkungan dan menjaga
keseimbangan ekosistem.

3. Pteridophyta:

 Tumbuhan paku memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan


ekosistem dan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan bahan
pangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasanudin and Mulyadi. Botani Tumbuhan Rendah. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala,

2015.

Marheny Lukitasari. MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta). Jawa Timur: CV AE

Media Grafika, 2019.

Neni Hasnunidah. Botani Tumbuhan Rendah. Bandar Lampung: Graha Ilmu, 2018.

Suroso Adi Yudianto. Petunjuk Praktikum Botani Cryptogamae. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia, 2007.

Tjitrosoepomo Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

2011.

12

Anda mungkin juga menyukai