Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

HARA MINERAL DAN MEKANISME PENYERAPANNYA DALAM TUBUH


TUMBUHAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih,M.Si

Oleh :
1. Dewa Ayu Sri Hari Priyadewi (2013041004)
2. Siti Aminatul Fitriyah (2013041010)
3. Ni Putu Eka Nanda Damayanti Putri (2013041012)
4. Putu Wulan Anggraeni (2013041016)
3A_Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKAN KELAUTAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpaahkaan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hara Mineral dan
Mekanisme Penyerapannya dalam Tubuh Tumbuhan”
Dalam penyelesaian makalah ini tentunya dapat tersusun bukan hanya dari pemikiran
penulis semata, melainkan berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Semoga seluruh bantuannya menjadi pahala dan menjadi amal baik
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan
karena keterbatasan pengetahuaan yang berkaitan dengan makalah ini. Maka dari itu, penulis
dengan senang hati menerima saran maupun kritik dari pembaca guna penyempurnaan
penulisan makalah selanjutnya. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 19 September 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
2.1 Hara Esensial Makro dan Mikro pada Tubuh Tumbuhan ........................................... 6
2.2 Esensialitas Suatu Unsur Hara pada Tubuh Tumbuhan .............................................. 9
2.3 Fungsi Hara Makro dan Mikro dalam Tubuh Tumbuhan ......................................... 11
2.4 Mobilitas Hara dalam Jaringan Tumbuhan ............................................................... 24
BAB III31 PENUTUP ............................................................................................................. 31
3.1 Simpulan.................................................................................................................... 31
3.2 Saran .......................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 32

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan didefinisikan sebagai suatu proses perubahan ukuran sel, organ-organ
atau keseluruhan bagian suatu organisme yang tidak balik (irreversible change). Dalam
proses ini termasuk juga peningkatan jumlah sel tanpa merubah volume ataupun beratnya.
Secara umum, pertumbuhan tanaman merupakan peningkatan sejumlah komponen tumbuh
(protoplasma) yang menyebabkan peningkatan ukuran sel dan akhirnya terjadi pembelahan
sel. Peningkatan protoplasma berlangsung pada saat air, CO2 dan garam-garam anorganik
dirubah menjadi komponen-komponen tumbuh. (Nurlaeny, 2015). Pertumbuhan tanaman
dapat dioptimalkan jika faktor pertumbuhan tersedia dalam jumlah yang cukup dan
berimbang, serta saling menguntungkan (bersinergi). Bila salah satu ketersediaannya tidak
seimbang akan terjadi saling menekan atau menghentikan pertumbuhan tanaman (Rajiman,
2020)
Unsur hara adalah unsur kimia tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mencapai
pertumbuhan tanaman yang optimal. Senyawa-senyawa kimia tertentu yang dipasok dan
diserap serta diperlukan untuk pertumbuhan dan proses metabolisme mahluk hidup
didefinisikan sebagai nutrisi atau unsur hara. Oleh karena itu dalam terminologinya
senyawa-senyawa kimia yang berfungsi sebagai substansi inti di dalam tubuh tanaman
diistilahkan sebagai nutrisi tanaman. Material anorganik yang diperoleh dari udara dan dari
dalam tanah yang digunakan sebagai sumber bahan baku oleh tubuh tanaman disebut
mineral unsur hara. Mineral adalah persenyawaan logam maupun non logam yang terlibat
dalam proses kimia dan berada dalam bentuk anorganik. Penyerapan, penggunaan dan
asimilasi senyawa anorganik atau mineral-mineral tersebut oleh tanaman dimanfaatkan
untuk mensintesis bahan ataupun senyawa guna mendukung pertumbuhan, perkembangan,
pembentukan struktur dan keseluruhan proses fisiologisnya (Nurlaeny, 2015)
Unsur hara juga disebut zat essensial bagi tanaman karena mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan fisiologis tanaman. Unsur hara terdiri atas dua macam berdasarkan
kebutuhan tanaman akan unsur tersebut, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
(Yusuf, 2009). Setiap unsur tersebut memiliki fungsi tersendiri pada pertumbuhan dan
perkembangan fisiologis tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsur hara
maka akan terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman
tersebut. Hal ini disebabkan kerena setiap unsur memiliki fungsi tersendiri dalam proses
3
metabolisme tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi maka semua proses
metabolisme tanaman akan terganggu (Wahono, 2011).
Gejala kekurangan unsur hara dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang
terhambat (kerdil) dan klorosis pada berbagai organ tanaman. Gejala tersebut dapat
berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan
tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan unsur hara atau lebih pada
saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih
kompleks. Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni:
(1) fungsi dari unsur hara tersebut dan (2) kemudahan unsur hara tersebut untuk
ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk
ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur
tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam
pembuluh floem. (Benyamin. 2004)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja hara esensial makro dan mikro pada tubuh tumbuhan?
2. Bagaimana esensialitas suatu unsur hara pada tubuh tumbuhan?
3. Apa fungsi hara makro dan mikro dalam tubuh tumbuhan?
4. Bagaimana mobilitas hara dalam jaringan tumbuhan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui hara esensial makro dan mikro pada tubuh tumbuhan.
2. Untuk esensialitas suatu unsur hara pada tubuh tumbuhan.
3. Untuk mengetahui fungsi hara makro dan mikro dalam tubuh tumbuhan.
5. Untuk mengetahui mobilitas hara dalam jaringan tumbuhan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan penulis mengenai hara esensial makro dan mikro pada
tubuh tumbuhan, esensialitas suatu unsur hara pada tubuh tumbuhan, fungsi hara makro
dan mikro dalam tubuh tumbuhan, dan mobilitas hara dalam jaringan tumbuhan.
2. Bagi Pembaca
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber baca yang nantinya
dapat menambah wawasan mengenai hara esensial makro dan mikro pada tubuh

4
tumbuhan, esensialitas suatu unsur hara pada tubuh tumbuhan, fungsi hara makro dan
mikro dalam tubuh tumbuhan, dan mobilitas hara dalam jaringan tumbuhan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hara Esensial Makro dan Mikro pada Tubuh Tumbuhan


Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga
ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur
hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman maka tanaman akan
menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana.
Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur
hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar
(0.5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/ part per million dari berat keringnya). Unsur hara
makro sendiri terdiri dari yang utama berupa: Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K). Unsur
hara makro kedua berupa: Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Belerang atau sulfur (S).
a. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur mobil dalam tanaman, yaitu unsur dapat dipindahkan dari
jaringan tua ke yang muda. Nitrogen digunakan tanaman dalam sintesa asam amino,
yang merupakan bahan dasar pembentukan protein. Sumber utama nitrogen adalah
nitrogen bebas (N2) di atmosfir, dan sumber lainnya senyawa-senyawa nitrogen yang
tersimpan dalam tubuh jasad. Kandungan nitrogen tanaman rata-rata sekitar 2 sampai
4% atau terkadang dapat mencapai 6%. Nitrogen juga dibutuhkan tanaman untuk
beberapa komponen vital seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Terdapat 2 bentuk
Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan sejumlah penelitian
para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total
konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi rentan
terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat
pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian
cadangan makanan sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya
tanaman tidak mampu berbunga. Gejala kekurangan nitrogen pada tanaman yaitu:
pertumbuhan lambat, daun berwarna kuning (kllorosis), dan nekrosis pada bagian ujung
daun.

b. Fosfor
6
Fosfor merupakan unsur yang sangat labil karena ketersediaannya dipengaruhi oleh pH.
Pada pH rendah posfor terfiksasi oleh ion aluminium sedangan pada pH tinggi terfiksasi
oleh besi (Fe). Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim,
protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan
RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada
pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan
membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun
menjadi lebih baik. Gejala kekurangan Fospor pada tanaman memiliki ciri-ciri antara
lain: pertumbuhan lambat, menguningnya daun (terutama pada daun tua), daun
berwarna hijau gelap, daun berguguran, serta berbuah sedikit dan perkembangan biji
terhambat.
c. Kalium
Kalium merupakan bagian penting dalam tranlokasi gula dan pembentukan pati.
Kalium diambil tanaman dalam bentuk ion K. Ion ini tidak disintesa menjadi komponen
tertentu. Sumber utama K berasal dari pelapukan mineral yang mengandung K. Kalium
dalam tanah dapat dijumpai dalam 3 kemungkinan yaitu: secara kimi terikat dalam
mineral primer tanah, dapat dipertukarkan ataupun diabsorbsi, dan didalam larutan
tanah. Kalium disimpan dalam jumlah besar di vakuola. Gejala kekurangan kalium pada
tanaman ditandai oleh: pertumbuhan lambat, ujung daun mengalami nekrosis yang
dimulai pada daun muda, batang lemah, dan buah kecil.
d. Kalsium
Kalsium merupakan unsur esensial yang paling tidak bergerak. Pengambilan dan
transpor terjadi secara pasif. Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca++.
Senyawa ini merupakan bagian esensial dari dinding sel. Gejala kekurangan kalsium
yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun, mengeriting, kecil, dan
akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena
berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi
bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.
e. Magnesium
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim
di dalam tanaman. Magnesium tanah berasal dari pelapukan mineral primer (yaitu
biotit, serpentin, hornblende, dolomit, dan olivin). Unsur ini sangat dominan
keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Pengambilan magnesium
dilakukan secara aktif dan pasif. Transpor terutama terjadi di dalam aliran tranpirasi.

7
Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi
yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ringan seperti nitrogen.
Gejala defisiensi magnesium, yakni menguningnya tulang daun tertama pada daun tua,
keriting pada tepi daun, dan kuning sepanjang tulang daun.
f. Belerang atau Sulfur
Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa
kompleks. Umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino
sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin,
ko-enzim A dan glutationin. Gejala defisiensi belerang atau sulfur yakni daun muda
nampak berwarna kuning.
Unsur hara mikro terdiri dari: Boron (B), Tembaga (Cu), Seng atau Zinc (Zn), Besi
atau ferro (Fe), Molibdenum (Mo), Mangan (Mn), Khlor (Cl), Nikel (Ni).
a. Boron
Boron terdapat dalam tanah pada tingkatan yang sangat rendah sebagai asam borat
(HBO3) dan diabsorbsi oleh partikel tanah sebagai borat. Boron mempengaruhi
perkembangan sel dan mengendalikan transpor gula dan pembentukan polisakarida.
Gejala kekurangan boron, antara lain: matinya pucuk, klorosis pada daun, bintik kuning
pada buah atau umbi, menurunnya pembungaan atau kegagalan polinasi.
b. Tembaga
Tembaga merupakan aktivator dari beberapa enzim, dan memegang peranan penting
pada produksi vitamin A. Gejala kekurangan hara tembaga adalah: pertumbuhan kerdil,
mati pada pucuk terminal, hipo pikmentasi, dan mati dan keriting pada ujung daun
c. Seng atau Zinc
Gejala kekurangan zinc ialah menurunnya pertumbuhan, batang menjadi berbentuk
roset, dan terhalangnya pembentukan buah.
d. Besi atau ferro
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan
klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi
, sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga
bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Gejala kekurangan unsur ini pada tanaman
adalah: klorosis pada interveinal dan dalam beberapa kasus ranting mati.
e. Molibdenum
Molibdenun diabsorbsi tanaman dalam bentuk ion molibdat atau MoO4 2- . Ion ini
digunakan dalam proses transformasi senyawa nitrogen. Perubahan nitrogen nitrat

8
kedalam asam amino dilakukan oleh enzim nitrat reduktase yang pembentukkannya
membutuhkan molibdenum. Gejala kekurangan molibdenum adalah pertumbuhan
terhambat, pada tanaman kekurangannya selalu memberikan indikasi kekurangan hara
N sebab ion ini berperan dalam proses konversi dan pembentukan senyawa N,
menggulungnya daun, gugurnya bakal bunga, dan bintik kuning pada jeruk
f. Mangan
Mangan merupakan aktivator beberapa enzim, dan juga berperan dalam pembentukan
klorofil. Mangan juga mengaktifkan asam indolasetat oksidase (IAA) dalam jaringan
tanaman seperti Fe. Gajala kekurangan mangan yakni klorosisi pada daun muda dan
penguningan secara gradasi.
g. Khlor
Klor diambil tanaman dalam bentuk ion klorida (ion Cl- ). Ion ini dibutuhkan dalam
reaksi fotosintesis dan pengaturan potensial turgor sel tanaman. Umumnya gejala
defisiensi Cl jarang terjadi pada tanaman, yang umum adalah gejala toksisitas.
h. Nikel
Nikel merupakan bagian dari enzim urease, yang berperan dalam konversi amonia urea
jaringan tanaman, oleh karenanya ion ini dibutuhkan dalam proses metabolisme
nitrogen. Nikel dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif sedikit. Gejala defisiensi nikel
adalah: klorosis pada daun muda dan matinya titik tumbuh

2.2 Esensialitas Suatu Unsur Hara pada Tubuh Tumbuhan


Unsur hara esensial adalah unsur hara yang diperlukan tanaman untuk
pertumbuhannya. Jika unsur ini tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan
menunjukkan gejala kekurangan (defisiensi) dan pertumbuhannya terganggu.
Unsur hara tanaman ada beberapa macam, sehingga untuk memudahkan dalam
mempelajarinya, para ahli di bidang nutrisi tanaman mengelompokkan berdasarkan
keesensialitasnya bagi tanaman, berdasarkan jumlah yang dibutuhkan, dan berdasarkan
mobilitasnya dalam floem.
• Berdasarkan keesensialitasnya, hara dibedakan menjadi :
1) Hara esensial yaitu hara yang harus memenuhi 4 kriteria, yaitu:
o Tanpa kehadirannya tanaman tak dapat tumbuh (tidak dapat
menyelesaikan siklus hidupnya secara penuh)
o Berperan sangat penting dalam proses fisiologis dan tak dapat
digantikan
9
o Merangsang dan mengatur aktivitas enzim, dan
o Komponen metabolisme esensial
2) Hara benefisial yaitu hara yang berfungsi menstimulir pertumbuhan tetapi tidak
esensial atau bersifat esensial untuk spesies tertentu. Unsur hara yang termasuk
ke dalam hara beneficial yaitu, hara Cobalt (Co), Natrium/Sodium (Na), Silikon
(Si), Nikel (Ni), Selenium (Se), dan Aluminium (Al) (Marschner, 1986)
3) Hara Non-esensial atau hara fungsional yaitu hara yang tidak mempunyai 4
kriteria esensial seperti di atas.
• Berdasarkan jumlah kebutuhan tanaman, hara esensial dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu:
o Hara makro, ialah dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak, yang terdiri dari 9
unsur (C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg).
o Hara mikro yaitu dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit yang terdiri dari 7
unsur (Fe, B, Mn, Zn, Cu, Mo dan Cl).
Dasar pembagiannya menjadi hara makro dan mikro ini sembarang dan tidak jelas.
Dalam praktek pembagian ini tak banyak artinya karena sangat tergantung jenis
tanaman dan kondisi lingkungan.
• Berdasarkan mobilitasnya dalam floem:
o Hara terdiri atas hara mobil seperti K, Na, Mg, P, S, Cl dan Rb
o Hara intermediate seperti Fe, Mn, Zn, Co dan Mo, dan
o Hara immobil seperti Li, Cs, Sr, Ba, dan B.
• Menurut kuantitas yang dibutuhkan tanaman, ada cara pengelompokan lain yang
menggunakan dasar berbeda yaitu seperti Mengel dan Kirkby (1992) dalam Rai dkk
(2010) mengelompokkan unsur hara tanaman menjadi 4 kelompok menurut sifat
biokimia dan fungsi fisiologi mereka yaitu:
o Kelompok 1), terdiri dari C, H, O, N dan S. Unsur ini merupakan penyusun
utama bahan organik dalam proses enzimatik dan reaksi-reaksi oksidasi-
reduksi.
o Kelompok 2), terdiri dari P dan B. Unsur ini terlibat dalam reaksi transfer energi
dan esterifikasi dengan gugus-gugus alkohol di dalam tanaman.
o Kelompok 3), terdiri dari K, Ca, Mg, Mn dan Cl. Unsur ini berperan dalam
osmotik dan keseimbangan ion. Juga memiliki fungsi-fungsi yang spesifik
dalam konfirmasi enzim dan katalisis.

10
o Kelompok 4), terdiri dari Fe, Cu, Zn dan Mo. Unsur ini hadir sebagai chelate
structural, dan memungkinkan terjadinya transportasi elektron melalui
perubahan valensi.
• Unsur hara tanaman juga dapat dikelompokan menjadi:
o Kelompok metal/logam seperti K, Ca, Mg, Fe, Zn, Mn, Cu dan Mo, serta
o Kelompok non metal seperti N, P, S, B, dan Cl.
Komposisi hara mineral dalam tubuh tanaman tidak dapat digunakan secara langsung untuk
menentukan apakah hara-hara tersebut merupakan hara esensial bagi pertumbuhan tanaman
(Hartman et al.,1981). Menurut Epstein (1972), hara mineral dikelompokkan sebagai hara
esensial paling tidak harus memenuhi 3 kriteria, yaitu :
1) Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan
siklus hidupnya
2) Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan oleh hara yang lain, dan
3) Hara tersebut secara langsung terlibat dalam metabolisme tanaman yaitu
sebagai komponen yang dibutuhkan dalam reaksi-reaksi enzimatis.
Dengan demikian, sangatlah sulit untuk menggeneralisir apakah suatu hara mineral
tertentu termasuk esensial atau non esensial, karena hara mineral yang satu bisa bersifat
esensial bagi tanaman tertentu tetapi sebaliknya tidak esensial bagi jenis tanaman yang lain.
Salah satu metode untuk menentukan unsur hara yang essensial bagi tanaman dan
berapa banyaknya adalah dengan menganalisis secara kimia semua unsur yang dikandung
oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya unsur itu.

2.3 Fungsi Hara Makro dan Mikro dalam Tubuh Tumbuhan


Tanaman seperti halnya makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi yang cukup
memadai dan seimbang agar dapat berkembang dengan baik. Tanaman memerlukan cahaya
matahari sebagai sumber energi untuk melakukan fotosintesis. Namun untuk mensintesis
bahan organic, tumbuhan juga memerlukan bahan mentah dalam bentuk bahan-bahan
anorganik. Suatu unsur kimia tertentu dianggap sebagai suatu nutrient esensial jika nutrient
tersebut diperlukan agar suatu tumbuhan dapat tumbuh dari sebuah biji dan menyelesaikan
siklus kehidupannya, menghasilkan generasi biji yang baru
1. Unsur Hara Makro
Unsur hara makro memiliki kandungan zat arang, hydrogen dan juga oksigen yang
menjadi bahan baku untuk pembentukan jaringan pada tubuh tanaman. Dengan adanya
ketiga kandungan ini maka pada saat pembentukan karbohidrat, respirasi, proses
11
fotosintesis, kerja kimia, kerja mekanis dan juga kerja osmotic pada tumbuhan bisa
lancar.
a. Nitrogen (N)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk Amonium (NH4+) pada kondisi alkalin, dan
nitrat (NO3-) dalam kondisi asam, berupa gas N2 melalui fiksasi oleh simbiosis
dengan bakteri. Rata-rata ditemukan 1,5 % dari bobot kering tanaman. Unsur N
bersifat mudah bergerak (mobile) di dalam tubuh tanaman maupun di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Merupakan komponen protein dan zat-zat organik lain.
• Membentuk zat hijau daun (klorofil).
• Merupakan unsure pokok untuk pertumbuhan terutama tunas dan daun.
b) Pengaruh pada tanaman :
• Mempercepat pertumbuhan, merangsang organ-organ vegetatif, menjaga
daun tetap hijau dan segar.
c) Sumbernya dari pupuk urea , ZA, KNO3 , ammonium fosfat, pupuk NPK.
Sebagian dari air hujan asam yang mengandung nitrat.
d) Gejala defisiensi diantaranya daun mulai dari bawah menguning, tulang daun
pucat, pertumbuhan lambat atau kerdil, buah cepat masak dan menua sebelum
waktunya, kerontokan bunga dan buah, pada tahap lanjut daun mulai
mengering mulai dari daun-daun tua.
e) Dampak kelebihan menyebabkan tanaman terlalu vigor, metabolisme karbon
fungsi fosfat terhambat sehingga pembentukan karbohidrat tidak optimal.
Disamping itu menyebabkan kalium tidak terserap pada tanaman. Akibat dari
semua itu tanaman tidak mau berbunga atau berbuah. Selain itu rendahnya
kadar karbohidrat dan minimnya kalium menyebabkan tanaman menjadi
rengas sehingga mudah terserang hama dan penyakit.

b) Fosfor (P)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk HPO4 2- , H2PO 4 –. Rata-rata ditemukan 0,2%
dari bobot kering tanaman dan pergerakannya di tubuh tanaman rendah, dan di
tanah tidak mobile.
a) Fungsi fisiologis :
• Penyedia energi dalam bentuk Adenosin Triphosphat untuk seluruh proses
metabolisme tanaman.

12
b) Pengaruh pada tanaman
• Merangsang pembentukan serabut akar, cabang dan bunga.
• Mempercepat pematangan buah.
• Menyempurnakan proses fotosintesis.
• Daun lebih hijau gelap
c) Sumbernya dari pupuk SP-36, TSP, DAP, MKP, ammonium
fosfat, MORDENFOL (dilengkapi Mg untuk aplikasi daun).
d) Gejala kekurangan :
• Serabut akar sedikit dan pendek-pendek.
• Cabang dan bunga sedikit.
• Buah terlambat matang atau mudah rontok.
• Warna ungu atau kemerahan daun tanaman
e) Gejala kelebihan :
• Perakaran terlalu lebat sehingga pertumbuhan tunas daun terhambat
• Buah menjadi matang sebelum waktunya. Menyebabkan defisiensi Zn

Keterangan : Unsur P diperlukan secara cukup pada saat awal pertumbuhan untuk
membentuk perakaran dan dibutuhkan lebih banyak pada saat menjelang
pembentukan bunga. Jika terjadi defisiensi P sewaktu-waktu dapat dilakukan
penyemprotan MORDENFOL melalui daun.

c) Kalium (K)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion K+. Rata-rata ditemukan 1 % dari bobot
kering tanaman. Bersifat sangat mobile dalam tubuh tanaman namun sedikit mobile
di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Mengatur berbagai proses fisiologis tanaman diantaranya mengatur
kandungan air pada sel dan jaringan, membuka dan menutup stomata,
mengatur penimbunan karbohidrat pada buah.
• Berperan dalam pengangkutan ion hara ke seluruh jaringan tanaman.
b) Pengaruh pada tanaman
• Meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit.
• Meningkatkan bobot dan kualitas biji, buah, dan umbi.

13
c) Sumbernya dari pupuk KCl, ZK, KNO3 , MKP / monokalium
phospat, KALINET (dilengkapi boron untuk aplikasi daun)
d) Gejala defisiensi :
• Buah, biji atau umbi berukuran kecil.
• Tanaman mudah terserang penyakit dan mudah rebah
• Daun tua berwarna gelap dan muncul bercak nekrosis yang semakin
meluas.
• Seringkali bentuk daun berubah berkerut.
e) Dampak kelebihan :
• Organ-organ tanaman mengeras dan kaku sehingga pertumbuhan lambat.
• Tanaman keracunan dan mati.

Keterangan : Unsur K diperlukan terbanyak pada saat tanaman berbuah (fase


generatif) karena pada fase ini terjadi pembentukan protein dan karbohidrat besar-
besaran. Peran unsure K disini menyalurkan kelebihan karbohidrat dan protein ke
dalam jaringan penimbunan berupa buah, bulir, atau umbi. Jika terjadi defisiensi K
sewaktu-waktu bisa dilakukan aplikasi insidentil dengan penyemprotan KALINET

d) Kalsium (Ca)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion Ca2+. Rata-rata ditemukan 0,5 % dari
bobot kering tanaman. Bersifat tidak mobile dalam tubuh tanaman, sedikit mobile
di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Sebagai bahan utama pembentuk dinding sel.
• Semakin banyak kalsium maka dinding-dinding sel juga semakin keras,
sehingga tanaman kokoh, tidak mudah rontok, dan lebih sulit ditembus
oleh gigitan hama dan spora jamur maupun virus.
• Menunjang pertumbuhan bulu-bulu akar.
• Mengoptimalkan penyerapan nitrogen
b) Pengaruh pada tanaman :
• Tanaman kokoh, tidak mudah rontok, dan lebih sulit ditembus
oleh gigitan hama dan spora jamur maupun virus.
• Meningkatkan kualitas biji, buah, dan umbi.
• Mencegah busuk pantat buah (blossom end rot) dan rebah semai.

14
• Meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit.
• Meningkatkan bobot dan kualitas biji, buah, dan umbi.
c) Sumbernya dari Kapur pertanian atau dolomit, kalsium karbonat, kalsium
amonium nitrat (CAN), CAL-HA(plus humat dan hatra mikro kationik) atau
CALBOVIT.
d) Gejala defisiensi :
• Daun, bunga dan buah mudah rontok.
• Tanaman menjadi lembek dan mudah terserang penyakit terutama jamur.
• Pucuk tanaman dan ujung akar mengalami kematian.
• Terjadinya busuk pantat buah (blossom end rot) maupun rebah semai.
e) Dampak kelebihan :
• Beberapa bagian tubuh tanaman terutama batang dan daun mengeras dan
kaku.
• Pertumbuhan menjadi lambat karena sel-sel tidak elastis.

Keterangan : Kalsium yang diberikan lewat pemberian dolomit pada tanah juga
berguna untuk menetralkan pH tanah yang asam.

e) Magnesium (Mg)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion Mg2+. Ditemukan sebanyak 0,2% dari
bobot kering tanaman. Sedikit mobile dalam tubuh tanaman, tidak mobile di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Bahan baku penyusun zat hijau daun (klorofil).
• Menunjang penyerapan dan transportasi fosfor dalam tubuh tanaman.
• Aktivator beberapa enzim
• Sebagai komponen enzim Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida.
b) Pengaruh pada tanaman :
• Meningkatnya kadar klorofil, proses fotosintesa lebih optimal.
• Pemanfaatan hara fosfor lebih maksimal.
• Menunjang pembentukan biji-bijian, minyak dan buah..
c) Sumbernya dari kapur pertanian atau dolomit, Magnesium sulfat,
MORDENFOL(pupuk daun)
d) Gejala defisiensi :

15
• Klorosis pada daun mulai dari tepi lama-lama merata, sedangkan tulang
daun masih hijau.
• Pada beberapa tanaman tepian daun menggulung ke bawah atau ke atas.
e) Dampak kelebihan :
• Tidak ada gejala spesifik karena kelebihan magnesium.
• Gejala plasmolisis bisa terjadi jika Mg diberikan dalam bentuk garam kristal
melebihi dosis.
• Pada kejadian tertentu menyebabkan hambatan terhadap penyerapan kation
lain seperti K dan Ca namun kurang signifikan.

Keterangan : Langkah antisipasi untuk mencukupi Mg, sebaiknya diberikan


sebagai dolomit saat olah tanah. Langkah insidentil jika terjadi defisiensi dilakukan
dengan pengocoran magnesium sulfat atau melalui penyemprotan daun dengan
MORDENFOL yang juga mengandung hara fosfor.

f) Belerang atau Sulfur


Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion SO4-. Rerata ditemukan 0,1 % dari bobot
kering tanaman. Bersifat mobile dalam tubuh tanaman maupun di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Sebagai salah satu komponen penyusun protein (sistin, methionin, thiamin)
dan vitamin-vitamin.
• Sebagai komponen pembentuk lemak dan minyak.
• Menunjang pembentukan zat gula atau karbohidrat.

b) Pengaruh pada tanaman :


• Merangsang pembentukan anakan pada tanaman padi dan bawang merah.
• Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpanan,
memperbesar umbi bawang merah dan bawang putih.
• Melenturkan batang, cabang, dan tulang daun yang terlalu kaku agar tidak
mudah pecah / patah.
• Meningkatkan fleksibilitas ujung akar dan tunas-tunas dalam
pertumbuhannya.
c) Sumbernya dari pupuk ZA, ZK, sumber belerang alami dari tanah-tanah
vulkanis dan sisa-sisa pelapukan tanaman.

16
d) Gejala defisiensi :
• Daun muda terutama pada bagian urat daun berwarna hijau muda.
• Pada tanaman bawang merah dan padi jumlah anakan sedikit.
• Batang, cabang dan tulang-tulang daun kaku.
• Pucuk tunas lambat berkembang, akar mengalami kesulitan berkembang
memanjang.
• Pada tanaman buah yang berasa manis dan umbi kentang menyebabkan
cracking (pecah)
• Pada tanaman yang menghasilkan protein dan minyak akan mengalami
penurunan hasil panen.
e) Dampak kelebihan :
• Mengikat Ca sehingga menjadi unsur yang lambat tersedia.
• Pemberian berlebihan pada tanah akan menyebabkan kemasaman tanah.

Keterangan : Pupuk yang mengandung garam sulfat (ZA, ZK) tidak bisa
dicampurkan dengan pupuk yang mengandung kalsium karena akan menimbulkan
reaksi pembentukan tak larut dan ketersediaanya menjadi sangat lambat.

2. Unsur Hara Mikro


Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun
hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan
proses-proses dalam tumbuhan. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi , tembaga ,
mangan , seng , dan molybdenum.
a) Boron (B)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk H3BO3 atau BO32-. Rata-rata ditemukan
0,002 % dari bobot kering tanaman. Bersifat tidak mobile dalam tubuh tanaman,
mudah mobile di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Berperan dalam pengangkutan zat gula dalam tubuh tanaman.
• Menunjang metabolisme K dan Ca
• Berperan dalam sintesis asam nukleat
• Berperan dalam pembentukan sel-sel tunas, tepung sari, bunga dan akar.
• Berperan dalam pembentukan lignin, selulosa, hemiselulosa, dan pektin.
b) Pengaruh pada tanaman :

17
• Peningkatan bobot dan kualitas panen, serta kadar gula.
• Menunjang perkembangan tunas-tunas apikal atau titik-titik pertumbuhan.
• Menunjang proses pembentukan putik sari dan penyerbukan bunga.
• Stabilitas dinding sel tanaman sehingga kokoh dan tidak mudah rebah.
c) Sumbernya dari pupuk borat, VITARON , KALINET .
d) Gejala defisiensi :
• Pucuk-pucuk / tunas apikal mengkerut, tidak mampu berkembang.
• Pada tanaman buah berakibat kulit tipis, keriput dan mudah busuk.
Kadangkala terjadi penggabusan pada buah.
• Pada tanaman serealia (padi dan gandum) mengakibatkan bulir hampa.
• Tepung sari hanya terbentuk sedikit sehingga proses pembuahan kurang.
e) Dampak kelebihan :
• Gejala keracunan boron yang paling sering terjadi adalah penuaan dini
hingga kematian sel-sel yang didahului dengan klorosis mulai dari daun
muda.
• Hasil panen berasa agak pahit.
• Kadang terjadi keluarnya getah pada tanaman yang keracunan boron.

Keterangan: Boron banyak dibutuhkan pada masa generatif dan pada tanaman
serealia (padi, gandum, jagung), dan juga tanaman yang menghasilkan rasa manis.

b) Tembaga (Cu)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion ion Cu2+ atau Cu-. Rata-rata ditemukan
0,0006 % dari bobot kering tanaman dan bersifat tidak mobile dalam tubuh tanaman
maupun di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Pembentuk enzim ascorbik-oksidase, sitokrom-oksidase, butirat-fenolase,
lactase, invertase dan katalase.
• Membentuk protein yang berperan dalam proses oksidasi dan reduksi.
• Menunjang transpor elektron dalam fotosintesis.
• Pembentukan klorofil dan lignin (jaringan kayu).
b) Pengaruh pada tanaman :
• Menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif.
• Menunjang pembentukan jaringan kayu (lignin).

18
• Meningkatkan kadar ascorbic acid pada tanaman yang menghasilkan
vitamin C seperti jeruk.
c) Sumbernya dari pupuk mikro dalam bentuk Cu-EDTA atau garam CuSO4.5H2O
dan beberapa produk pupuk daun, VITARON .
d) Gejala defisiensi :
• Daun muda berwarna hijau gelap atau kebiruan dan menggulung.
• Ujung daun lemas dan terkulai
• Pada tanaman jeruk terjadi klorosis daun dan mati pucuk.
• Titik-titik pertumbuhan macet dan tanaman kerdil.
e) Dampak kelebihan :
• Terjadinya hambatan penyerapan Fe.
• Akar pendek, kaku, tebal dan berwarna gelap.
• Daun bercak-bercak dan mengering

Keterangan : Sebagaimana Fe unsur Cu tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi


kekurangan sulit diperbaiki. Jika terjadi defisiensi sebaiknya dikoreksi dengan
aplikasi pupuk yang mengandung Cu-EDTA melalui daun.

c) Seng atau Zinc (Zn)


Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion ion Zn2+. Rata-rata ditemukan 0,002
% dari bobot kering tanaman, bersifat idak mobile dalam tubuh tanaman maupun
di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Berperan dalam pembentukan hormon tumbuh IAA (auksin) alami.
• Mengaktifkan enzim-enzim pembentuk protein dan karbohidrat.
• Berperan dalam konversi karbohidrat menjadi gula sederhana.
b) Pengaruh pada tanaman :
• Pemanjangan batang dan percabangan.
• Menjaga kestabilan pertumbuhan tanaman di tengah perubahan suhu
lingkungan.
• Mempertahankan pembentukan klorofil pada daun-daun tua.
c) Sumbernya dari pupuk mikro dalam bentuk Zn-EDTA atau garam ZnSO4 dan
beberapa produk pupuk daun, VITARON .
d) Gejala defisiensi :

19
• Tanaman kerdil dan ruas percabangan pendek. Jika tanaman mampu tumbuh
tetap akan terlambat.
• Klorosis maupun bercak-bercak interveinal ( antara pembuluh vena).
• Distorsi daun, nekrosis berwarna perunggu (bronzing) dengan urat daun
tetap hijau.
e) Dampak kelebihan :
• Bentuk daun mengecil dan kaku
• Klorosis dan nekrosis
• Toksisitas Zn jarang terjadi karena unsur ini kalah bersaing terserapnya oleh
unsur P, Fe, Mn dan Cu.
Keterangan: Karena Zn juga tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan
sulit diperbaiki. Jika terjadi defisiensi sebaiknya dikoreksi dengan aplikasi pupuk
yang mengandung Zn-EDTA melalui daun.

d) Besi atau ferro (Fe)


Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion Fe3- dan Fe2-. Rata-rata ditemukan 0,01
% dari bobot kering tanaman. Bersifat tidak mobile dalam tubuh tanaman maupun
di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Penunjang proses assimilasi dan sebagai katalisator pembentukan klorofil.
• Aktivator enzim katalase, peroksidase, prinodic hidrogenase, dan sitokrom
oksidase.
• Sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi.
b) Pengaruh pada tanaman :
• Meningkatkan bobot kering hasil panen.
• Meningkatkan hijau daun, warna daun tampak lebih awet hijau.
• Meningkatkan daya simpan hasil panen.
c) Sumbernya dari Ferro sulfat (FeSO4), Fe-EDTA, FeDTPA, dan beberapa
produk pupuk daun, VITARON .
d) Gejala defisiensi :
• Mirip defisiensi Mg yaitu klorosis dengan urat daun tetap hijau, tapi lebih
merata dan meluas hingga ke daun-daun tua. Biasanya dimulai dari pangkal
daun dekat tangkai.

20
• Rendahnya produktivitas dan daya simpan hasil panen.
• Gejala defisiensi jarang ditemukan pada tanah cenderung masam kecuali
adanya hambatan penyerapan karena pengaruh reaksi dengan unsur lain.
e) Dampak kelebihan :
• Daun berwarna oranye atau perunggu (bronzing), kadang diawali bercak-
bercak cokelat terutapa terlihat jelas pada padi-padian.
• Pembungaan terhambat, tanaman menjadi kerdil.
• Terjadinya hambatan penyerapan unsur hara lain

Keterangan : Unsur Fe tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit
diperbaiki. Fe paling bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro lain. Oleh
karenanya unsur Fe sebaiknya diberikan dalam bentuk kelat (chelate) seperti EDTA
(Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik
sintetik yang "membungkus" ion metal sehingga antagonis Fe pada pH tinggi
berkurang jauh.

e) Molibdenum (Mo)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk MoO42-. Rata-rata ditemukan 0,00001
% dari bobot kering tanaman. Tidak mobile dalam tubuh tanaman, sedikit mobile
di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Menunjang pengikatan unsure N dari udara oleh bakteri bintil akar terutama
pada tanaman legum.
• Sebagai katalisator yang mereduksi unsure N sehingga mudah diserap
tanaman.
b) Pengaruh pada tanaman :
• Dibutuhkan oleh tanaman-tanaman yang berbintil akar / legum dan tanaman
sayuran.
• Perkembangan bakteri rhizobium sebagai penambat N lebih optimal
sehinggan menghemat pupuk N anorganik.
c) Sumbernya dari pupuk amonium molibdat dan beberapa produk pupuk
daun, VITARON .
d) Gejala defisiensi :

21
• Pada tanaman legum pembentukan bintil akar terhambat sehingga
menimbulkan kekahatan unsure N.
• Terjadinya mati pucuk (die back) pada tanaman sayuran.
• Pertumbuhan tanaman tidak normal.
e) Dampak kelebihan :
• Warna daun memucat kemudian menguning diikuti kematian sel-sel dari
sel-sel muda.

Keterangan: Unsur Mo ini sangat sedikit dibutuhkan oleh tanaman, namun pada
beberapa tanaman legum dan sayuran cukup penting. Pada tanaman hidroponik
defisiensi unsur Mo ini lebih jelas terlihat dibanding tanaman di lahan konvensional.
Ketersediaannya dipengaruhi oleh pH media, dimana pada media / tanah yang asam
akan membatasi ketersediaan Mo.

f) Mangan (Mn)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion Mn2+. Rerata ditemukan 0,005% dari
bobot kering tanaman, bersifat tidak mobile dalam tubuh tanaman, mobile di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Mengaktifkan fungsi berbagai enzim.
• Sebagai unsur pembentuk protein dan vitamin terutama vitamin C.
• Pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
• Mengaktifkan enzim feroksidase dan macam-macam enzim lainnya.
• Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
b) Pengaruh pada tanaman :
• Mempertahankan zat hijau daun terutama pada daun-daun tua.
• Meningkatkan kadar vitamin C pada tanaman yang berasa asam.
• Mempertahankan pembentukan klorofil pada daun-daun tua.
c) Sumbernya dari pupuk mikro dalam bentuk Mn-EDTA atau garam MnSO4 dan
beberapa produk pupuk daun, VITARON .
d) Gejala defisiensi :
• Gejala awal berupa bintik-bintik pucat pada daun muda. Pada daun tua
bintik berwarna abu-abu atau kecokelatan.
• Klorosis maupun bercak-bercak interveinal ( antara pembuluh vena).

22
• Buah yang dihasilkan berasa tawar atau hambar, pada buah-buahan manis
akan berkurang kadar gulanya.
e) Dampak kelebihan :
• Tanaman tumbuh kerdil.
• Percabangan terbatas.
• Pembentukan akar terhambat.
• Akar menebal dan berwarna gelap.

Keterangan: Meski bersifat mudah bergerak di tanah, Mn sulit tersedia pada tanah
berpasir, tanah yang basah, dan tanah-tanah alkalin. Defisiensi Mn lebih sering
terjadi pada tanaman berbuah seperti jeruk, strawberry, tomat, apel. Jika terjadi
defisiensi sebaiknya dikoreksi dengan aplikasi pupuk yang mengandung Mn-EDTA
melalui daun.

g) Khlor (Cl)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk Cl -. Rerata ditemukan 0,01 % dari bobot
kering tanaman, bersifat mobile dalam tubuh tanaman maupun di tanah.
a) Fungsi fisiologis :
• Mengatur tekanan osmosis dalam tubuh tanaman, dan pembukaan
penutupan stomata.
• Bahan pembentuk asam 4-kloroindolasetat yang merupakan hormon auksin
alami.
• Memacu pemecahan molekul air (H2O) dalam proses fotosintesis.
b) Pengaruh pada tanaman :
• Menjaga kadar air dalam tubuh tanaman.
• Meningkatkan pembentukan klorofil.
c) Sumbernya dari pupuk KCl dan Kalsium klorida, klorida terlarut pada tanah
terutama di sekitar pantai, hujan asam yang mengandung asam klorida.
d) Gejala defisiensi :
• Kelayuan tanaman
• Klorosis atau warna daun seperti tembaga.
• Nekrosis
e) Dampak kelebihan :

23
• Jika Cl bersenyawa dengan kation membentuk kristal garam maka akan
menjadi higroskopis. Pada cuaca kering menyebabkan plasmolisis pada
tanaman.
• Terlalu tingginya kadar air sel-sel tanaman sehingga mudah bocor.
• Hasil panen mudah menyusut.
• Penyerapan larutan pupuk berkurang

Keterangan: Keracunan unsur Cl lebih sering terjadi daripada kekahatan. Unsur klor
dibutuhkan terutama oleh tanaman yang mengandung serat seperti kapas dan rosela.

h) Nikel (Ni)
Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea dalam membebaskan
nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel diperlukan
untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh
tanpa tambahan nikel akan berangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan saat
mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi. Nikel berfungsi untuk aktivasi
urease suatu enzim yang terlibat dalam metabolisme nitrogen. Unsur ini merupakan
aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman.
• Kelebihan Nikel
Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea dalam
membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk
tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel
untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan
berangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan
mulai pertumbuhan reproduksi.
• Kekurangan Nikel
Kekurangan dari unsur Nikel pada tanaman akan menimbulkan kegagalan
dalam menghasilkan benih yang layak.

2.4 Mobilitas Hara dalam Jaringan Tumbuhan


1. Pergerakan Hara Mineral dari Larutan Tanah ke Permukaan Akar

24
Organ yang berfungsi menyerap unsur hara dari media tanaman adalah akar yaitu bulu-
bulu akar yang terletak beberapa millimeter di belakang ujung akar (root tip). Bulu akar
terbentuk dari satu sel yang bentuknya sempit dan panjang.

Karena akar merupakan organ penyerap air dan unsur hara, maka kontak air atau unsur hara
dengan permukaan sel bulu-bulu akar merupakan bagian yang sangat penting dari proses
penyerapan. Ada 3 cara atau peristiwa gerakan air dan unsur hara ke permukaan sel bulu
akar yaitu melalui :
- Aliran Massa (Mass Flow)
Aliran massa merupakan gerakan larutan hara (air dan hara mineral) ke permukaan akar
yang digerakkan oleh transpirasi tanaman. Hara bergerak karena ada gradien potensial
air. Aliran massa terjadi akibat adanya gaya tarik menarik antara molekul-molekul air
yang digerakkan oleh lepasnya molekul air melalui penguapan (transpirasi). Kuantitas
unsur hara yang dapat mencapai permukaan akar (root surface) melalui peristiwa aliran
massa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Sifat-sifat media tumbuh
b. Kondisi iklim
c. Kelarutan hara
d. Spesies tanaman

Kuantitas unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman melalui aliran massa dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan : MF = C x WU, dimana MF = kontribusi
mass flow, C = konsentrasi unsur hara, WU = total air yang diserap tanaman.

25
- Peristiwa Difusi
Difusi adalah peristiwa bergeraknya molekul-molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke
daerah konsentrasi rendah. Jadi gerakan molekul (hara) terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi (concentration gradient). Hara yang diangkut ke permukaan
akar melalui proses difusi tidak dapat dihitung secara langsung, tetapi dihitung sebagai
selisih dari penyerapan hara total oleh tanaman dikurangi penyerapan oleh aliran massa
dikurangi penyerapan oleh pertumbuhan akar.

Kuantitas masuknya unsur hara (flux) ke dalam tanaman mengikuti persamaan : F = -


D (KT-KR), dimana F = flux; D = koefisien difusi; KT = konsentrasi tinggi; dan KR =
konsentrasi rendah.
- Peristiwa Intersepsi akar (Root Interception)
Intersepsi akar terjadi akibat dari pertumbuhan akar dari pendek menjadi lebih panjang.
Dari tidak bercabang menjadi bercabang. Dari bercabang sedikit menjadi bercabang
banyak. Sebagai akibat dari pertumbuhan ini akarakar yang terbentuk menjangkau
bagian-bagian media tanam yang tadinya belum terjangkau. Bertambahnya jangkauan
tentu saja bertambah pula unsur hara yang bisa kontak dengan permukaan bulu-bulu
akar dan selanjutnya dapat diserap oleh akar tanaman. Unsur hara yang berhasil kontak
dengan akar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Volume media tanam yang tercover oleh perakaran.
b. Morfologi akar
c. Konsentrasi unsur hara yang tersusupi.
Setelah sampai di permukaan akar, maka hara akan masuk ke dalam akar melalui
berbagai proses. Banyaknya hara yang masuk ke dalam akar (Fu) terutama dipengaruhi
oleh konsentrasi hara di permukaan akar (Cr). Berdasarkan selisih hara yang datang ke
permukaan akar (pasokan) dengan banyaknya hara yang masuk ke akar, dapat terjadi
zone penimbunan/accumulation zone (tertimbunnya hara di permukaan akar) dan zone
pengurasan (depletion zone) di permukaan akar.

26
2. Angkutan Hara ke Tengah Akar
Angkutan hara ke tengah akar dapat melalui 2 jalur, yaitu :
o Apoplastik yaitu angkutan hara melalui daerah bebas (DB) diantara sel-sel akar;
dan
o Simplastik yaitu angkutan hara melalui plasmodesmata (benang-benang
protoplasma yang menghubungkann sel satu dengan yang lain, dengan menghindari
vacuola.
Larutan hara secara bebas bergerak menuju ke permukaan akar melalui difusi dan aliran
massa. Hara dan senyawa dengan berat molekul (BM) kecil bahkan secara bebas dapat
masuk sampai ke sel kortek yang berisi air secara difusi. tetapi senyawa dengan BM
tinggi (kelat logam, molekul racun, virus dan kuman-kuman patogen) terhambat oleh
kecilnya pori-pori atau diameter sel akar.

3. Masuknya Hara ke Xylem Akar


Setelah sampai di tengah akar, hara harus masuk ke xylem akar agar dapat
ditranslokasikan ke tempat-tempat yang membutuhkan. Teori masuknya hara ke xylem
diantaranya :
- Teori Craft dan Broyer : hara diangkut secara aktif simplastik melalui sel kortek ke
sel endodermis, kemudian “ bocor” ke xylem
- Teori Lauchli : ion hara masuk ke xylem secara aktif dengan model 2 pompa. Satu
di rhizodermis dan kortek, dan satu lagi di perbatasan xylem.
Besarnya Penyerapan Hara antara Ujung Akar dan Pangkal Akar Walaupun pangkal
akar masih mampu menyerap hara, namun umumnya laju penyerapan hara dari ujung
ke pangkal semakin menurun. Faktor-faktor yang menentukan, karena pada pangkal
akar telah terjadi :
- Pembentukan suberin (gabus) pada rhizodermis
- Pembentukan endodermis sekunder dan tersier yang menyebabkan hambatan
angkutan hara secara radial ke stele
- Degenerasi sel-sel kortek menjadi aerenchyma.

4. Gerakan Hara Mineral dalam Xylem


Walaupun hara selalu bergerak dalam air, namun pola gerakan hara sama sekali berbeda
dengan pola gerakan air terutama dalam sel-sel hidup seperti sel-sel mesofil dan sel-sel

27
floem. Tetapi dalam pembuluh xylem, hara banyak bergerak secara pasif ke dalam
pucuk bersama-sama dengan air mengikuti aliran transpirasi atau oleh tekanan akar.
Dalam keadaan normal, transpirasi merupakan proses yang sangat boros air. Namun
demikian transpirasi merupakan proses yang penting, karena punya 3 manfaat utama
yaitu : (1) mempertahankan sel-sel daun agar tetap basah sehingga fotosintesis berjalan
lancer; (2) untuk memompa air naik dari akar ke daun; dan (3) merupakan penyangga
suhu daun. Gerakan hara ke atas karena pertukaran kation (cation exchange). Dalam
perjalanannya dalam xylem, hara mengalami 3 proses penting, yaitu : pertukaran
adsorpsi, resorpsi dan sekresi (pelepasan). Laju penyerapan air oleh akar (transport
jarak pendek) dan perjalananya dalam xylem (transport jarak jauh) ditentukan oleh
tekanan akar dan laju transpirasi. Pengaruh transpirasi terhadap penyerapan dan
translokasi hara ditentukan oleh : a) Umur tanaman, Umur muda (kecambah dan
tanaman muda) luas daunnya rendah, laju transpirasinya rendah sehingga angkutan hara
tergantung pada tekanan akar.
b) Waktu, Pada siang hari transpirasi tinggi sehingga peranan penyerapan hara lewat
transpirasi penting. Menjelang petang transpirasi makin menurun sehingga aliran hara
makin tergantung tekanan akar.
c) Jenis hara, Peranan transpirasi lebih besar pada hara yang tidak bemuatan
dibandingkan dalam bentuk ion.
d) Konsentrasi larutan luar, Makin tinggi konsentrasi larutan luar, peranan transpirasi
makin besar.

5. Gerakan Hara dalam Floem


Angkutan hara dalam floem dapat diketahui antara lain berdasarkan analisa larutan
dalam floem. Mobilitas hara dalam floem berbeda menurut jenis haranya. Berbeda
halnya dengan gerakan/angkutan hara dalam xylem yang selalu satu arah mengikuti
transpirasi, angkutan dalam floem adalah dua arah yaitu dari sumber (source) ke wadah
(sink) dan digerakkan secara aktif. Angkutan dalam floem merupakan angkutan jarak
jauh (long distance transport).

28
Antara pembuluh floem dan xylem hanya dipisahkan oleh beberapa lapis sel saja, dan
hal itu memungkinkan terjadinya transfer hara dari xylem ke floem. Proses transfer
tersebut berlangsung secara aktif melalui sel transfer. Transfer hara dari xylem ke floem
mempunyai peranan sangat penting karena aliran hara dalam xylem tidak menuju ke
bagian-bagian yang membutuhkan hara, tetapi menuju ke bagian-bagian atau organ
yang laju transpirasinya tinggi. Penyerapan hara ke daun dapat hanya melalui xylem
atau bersama-sama melalui xylem dan floem.

6. Penyerapan Hara Lewat Daun dan Translokasinya


Peranan daun dalam menyerap substansi dari udara tidak hanya penting untuk nutrisi
tanaman itu sendiri, tetapi juga penting bagi siklus global elemenelemen tertentu yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Penyerapan hara melalui daun sangat
dientukan oleh struktur daun dan komponenkomponennya dan permeabilitas kutikel.
Bagi tanaman air, penyerap hara utama adalah daun, sedangkan tanaman darat
(teresterial plant) penyerap hara utama adalah akar. Daun tanaman darat juga bisa
menyerap hara tetapi sangat dibatasi oleh dinding sel epidermis bagian luar. Pada daun
terdapat ectodesmata, yaitu semacam lubang atau saluran tempat bergeraknya hara dan
zat terlarut menyeberangi lapisan kutikula. Ectodesmata tidak berplasma (non-
plasmatik), berguna pula bagi jalur transpirasi kutikula (transpirasi peristomata) dan
halangan penetrasi pada bagian kutikula adalah berbeda pada bagian berbeda. Penetrasi
masuknya hara pada kutikula lebih kecil daripada bila hara masuk lewat stomata.
Berdasarkan hal itu, penetrasi hara ke dalam jaringan daun melalui stomata terbuka
tidak bisa berlangsung dengan mudah karena lapisan kutikula juga menutupi
permukaan sel jaga (guard cell) pada lubang stomata. Perjalanan hara dalam daun ke
jaringan vaskuler (floem daun) kemudian diangkut keluar daun dapat melalui 2 jalur

29
yaitu apoplastik dan simplastik. Transport hara dari daun ke bawah melalui floem. Jadi
sama dengan transport hasil fotosintesis.

7. Remobilisasi Hara
Remobilisasi hara adalah berpindahnya atau realokasi hara dari suatu organ tanaman ke
organ lainnya. Akibat adanya remobilisasi tersebut maka terjadi penurunan jumlah hara
neto dari suatu organ. Remobilisasi hara terjadi karena masuk (influx) dan keluarnya
(eflux) hara dari organ tanaman dapat berlangsung pada saat bersamaan. Besarnya
influx dan eflux sukar diukur. yang diketahui hanya neto keluar dan masuknya hara.
Tahapan remobilisasi hara di daun adalah :
1. Mobilisasi hara di sel-sel daun
2. Angkutan jarak dekat secara simplast ke floem
3. Masuk ke pembuluh floem secara aktif
4. Angkutan dalam floem ke organ yang membutuhkan
Remobilisasi hara terjadi pada : (a) Saat perkecambahan biji. Pada saat ini remobilisasi
hara (kecuali Ca) terjadi dari biji ke titik-titik tumbuh (akar dan tunas pucuk) melalui
xylem dan floem; (b) Saat tanah dalam keadaan kahat hara. Bila kandungan hara tanah
rendah atau kadar air rendah, remobilisasi hara dari organ tertentu sangat penting karena
pada saat itu tanaman tidak mampu menyerap hara dari tanah; (c) Saat pembentukan
bunga, buah dan biji. Pada saat fase reproduksi terjadi pembentukan bunga, buah dan
biji yang membutuhkan banyak fotosintat. Akibatnya pasokan fotosintat ke bagian akar
menurun drastis, aktivitas akar menurun karena kekurangan energi, sehingga
penyerapan hara menurun. Dalam keadaan seperti itu terjadi remobilisasi hara dari daun
ke organ generatif. Kadang-kadang menyebabkan kandungan hara daun turun drastis
dan proses tsb mengakibatkan gejala kahat hara daun selama fase reproduktif tampak
cepat bahkan seringkali diikuti oleh gugurnya daun; dan (d) Saat sebelum gugur daun.
Secara alami daun-daun tanaman yang sudah tua akan diikuti oleh gugurnya daun
tersebut. Sebelum gugur, akan terjadi remobilisasi hara kebagian-bagian yang
metabolismenya masih aktif. Secara umum, untuk membedakan apakah suatu hara
mengalami remobilisasi tinggi atau rendah dapat dilihat dari tempat gejala
kekurangannya. Bila kahat (defisiensi) hara tersebut terjadi pada daun tua berarti
remobilisasinya tinggi, dan sebaliknya bila terjadi pada daun muda atau meristem
berarti remobilisasinya rendah.

30
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Pertumbuhan tanaman dapat dioptimalkan jika faktor pertumbuhan tersedia
dalam jumlah yang cukup dan berimbang, serta saling menguntungkan. Pertumbuhan
tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh
faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial.
Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur
hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar
(0.5-3% berat tubuh tanaman). Suatu unsur kimia tertentu dianggap sebagai suatu
nutrient esensial jika nutrient tersebut diperlukan agar suatu tumbuhan dapat tumbuh.
Unsur hara makro memiliki kandungan zat arang, hydrogen dan juga oksigen yang
menjadi bahan baku untuk pembentukan jaringan pada tubuh tanaman. Unsur mikro
adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit.
Transfer hara dari xylem ke floem mempunyai peranan sangat penting karena
aliran hara dalam xylem tidak menuju ke bagian-bagian yang membutuhkan hara, tetapi
menuju ke bagian-bagian atau organ yang laju transpirasinya tinggi. Perjalanan hara
dalam daun ke jaringan vaskuler (floem daun) kemudian diangkut keluar daun dapat
melalui 2 jalur yaitu apoplastik dan simplastik. Transport hara dari daun ke bawah
melalui floem.
Remobilisasi hara adalah berpindahnya atau realokasi hara dari suatu organ
tanaman ke organ lainnya. Mobilisasi hara di sel-sel daun. Angkutan jarak dekat secara
simplas ke floem. Masuk ke pembuluh floem secara aktif. Angkutan dalam floem ke
organ yang membutuhkan. Pada saat fase reproduksi terjadi pembentukan bunga, buah,
dan biji yang membutuhkan banyak fotosintat. Sebelum gugur, akan terjadi
remobilisasi hara kebagian-bagian yang metabolismenya masih aktif.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kelompok kami susun dan kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna maka kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan untuk kedepannya. Dan semoga makalah
ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita semua mengenai hara mineral dan
mekanisme penyerapannya dalam tubuh tumbuhan.
31
DAFTAR PUSTAKA

Hanum, C. H. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 untuk SMK. Diakses dari:
http://mirror.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2006/10_SMK/Teknik%20Budidaya%20Ta
naman%20Jilid%201.pdf (20 September 2021).
Lakitan, B. (1996). Fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta, 218. (19 September 2021).
luwuutara.go.id. (2021). Unsur Hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman.
Diakses dari: https://dtphp.luwuutarakab.go.id/berita/3/unsur-hara-makro-dan-mikro-
yang-dibutuhkan-oleh-
tanaman.html?fb_comment_id=3189773321086078_3795980587132012. (20
September 2021).
Nurlaeny, N. (2015). Bahan Organik Tanah dan Dinamika Ketersediaan Unsur Hara
Tanaman. Diakses dari: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/Buku-
Bahan-Organik-Tanah-Dan-Dinamika-Ketersediaan-Unsur-Hara-Tanaman.pdf (19
September 2021).
Rajiman, S. (2020). Pengantar PEMUPUKAN. Diakses dari:
https://polbangtanyoma.ac.id/wp-content/uploads/2020/09/Pengantar-
Pemupukan_v.3.0_Unesco_FULL.pdf (19 September 2021).
Wahono, Haikal. 2011. Identifikasi Gejala Defisiensi dan Kelebihan Unsur Hara Mikro Pada
Tanaman. Diakses dari:
http://haikalblog.blogspot.com/2011/05/11/identifikasi_gejalah_defis iensi_dan
kelebihan_unsur_hara_mikro_pada_tanaman.html. (19 September 2021).
Yusuf, Tohari. 2009. Unsur Hara dan Fungsinya. Diakses dari:
http://tohariyusuf.wordpress.com/2009/04/04/unsur-haradan-fungsinya/. (19
September 2021).
Simdos.unud. (2018, 7 3). BAHAN AJAR DEFISIENSI DAN TOKSISITAS HARA MINERAL
SERTA RESPONNYA TERHADAP HASIL. (2017, 7 3). Retrieved from
file_pendidikan:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/8845246192c4d15f3aa034af
1b88a4d4.pdf. Di akses tanggal 20 September 2021
npkmutiara. (2020, 2 7). UNSUR HARA ESENSIAL. Retrieved from unsur-hara-esensial:
https://www.npkmutiara.com/post/unsur-hara-esensial. Di akses tanggal 20 September
2021

32
Simdos.unud. (2018, 7 3). Gejala Simtomatik Unsur Hara Esensial Pada Beberapa Jenis
Tanaman. Retrieved from uploads/file_penelitian:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/327a0046d4b2d29c0c111ad3
42e269ca.pdf. Di akses tanggal 20 September 2021

33

Anda mungkin juga menyukai