Anda di halaman 1dari 33

Kelas Bryopsida

dan
Kelas Anthocerotopsida

Disusun oleh: Maswanih NIM: 41204620119004

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
2020
DIVISI
BRYOPHYTA
Kelas Sphagnosida Kelas Bryopsida

Terdiri dari satu ordo yaitu Ordo


Sphagnales, dengan ciri-ciri:  dapat dijumpai pada daerah yang sifatnya
 batang utamanya tumbuh tak terbatas, serik, musik dan fibrik tapi sebagian
bagian ujungnya disebut dengan capitulum besar terdapat pada tempat-tempat yang
 rhizoid pada tanaman dewasa biasanya lembab atau agak lembab
sudah hilang  untuk genus-genus seperti fissidens,
 sel apikal terlihat bulat amlitesgium dan fontinalis biasanya hidup di
 pada batang dan daun terdapat sel-sel hialin bawah permukaan air terjun yang kecil,
dan korteks seperti minium dan brium biasanya hidup di
 daunnya biasanya tersusun dengan jarak tempat yang sangat lembab tapi tidak
tertentu pada batang (heterofil) tenggelam, untuk genus ototricum dan
 daun steril dan fertilnya berbeda krimia biasanya hidup pada tempat kering
dimana daunnya itu mengandung sel  contoh ordonya adalah Ordo Dicranales,
fotosintetik dan sel hialin Ordo Funariales dan Ordo Fisidentales.
 Salah satu genusnya adalah Genus
Sphagnum
Salah satu genusnya adalah Genus Sphagnum, dengan ciri-ciri:

 hidup pada tanah yang tak terlalu akan alkalis yang biasanya
Kelas Sphagnosida
Ordo Sphagnales
terdapat di rawa-rawa atau pinggir danau dan sungai
 bersifat antiseptik dan kemampuan absorpsinya tinggi yang
menyebabkan sphagnum sering dipakai sebagai pembalut luka
atau sebagai pembalut akar tanaman selama transportasi dan
untuk membuat tanah menjadi lembab
 sphagnum ada yang monoseus dan dioseus
 anteridia terletak pada cabang lateral yang pendek dekat ujung
batang utama dan biasanya anteridia berwarna kemerahan atau
ungu muda
 daun-daun pada cabang menutupi anteridia yang terdapat di
ketiak
 arkogonia muncul pada cabang pendek dan menutupi daun-daun
yang disebut dengan perisaitial
 arkogonia yang matang sifatnya sangat masif dan atau istilahnya
adalah bertangkai
1. Ordo Dicranales
Kelas Bryopsida
Contohnya dicanum yang biasanya ada di hutan dan licobrium yang
biasanya terdapat pada humus dengan ciri khas, peristom terdiri dari
16 gigi-gigi yang bercabang dua dan setanya jelas. Salah satu
genusnya adalah Genus Dicranela.

2. Ordo funariales
Sifatnya aukokorp dan ortotrop (arkogonia terdapat diujung), setanya
jelas, sel-sel daunnya tanpa disertai dengan papila.

3. Orde Fisidentales
Contohnya fisidensiblatus ciri khasnya biasanya daun tersusun distat
dan di daerah dorsal terdapat semacam sayap.
Kelas Bryopsida?

Bryopsida atau Lumut Daun adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh


dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam divisi tumbuhan lumut atau
Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya
seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rhizoid), batang dan daun.
Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut
lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Kurang lebih terdapat 12 ribu jenis
lumut daun yang ada di alam ini. Lumut daun merupakan tumbuhan kecil
yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak, tidak melekat pada
substratnya, tetapi mempunyai rhizoid yang melekat pada tempat
tumbuhnya.
gametofit tersusun atas daun, batang dan rhizoid,
batang tumbuh tegak atau merayap

Ciri- ciri berkembang dari protonema

Lumut Daun daunnya hanya terdiri dari satu lapis sel dengan pertulangan
daun (tulang tengah) tampak jelas, tersusun spiral atau
melingkari batang

kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata


serta kolumela

bersifat fotoautotrof atau dikenal dengan fototrof

tangkai (seta) memiliki struktur yang kuat dan bertambah


panjang secara perlahan selama perkembangan kapsul

arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas kapsul


Struktur Tubuh
Lumut Daun
Lumut daun memiliki struktur
tubuh yang dapat dibedakan antara
batang, daun dan rhizoid,

Lumut daun memiliki daun dan


tangkai sederhana. Daun memiliki
klorofil selain itu daunnya juga
tidak memiliki bunga. Lumut ini
menyediakan makanan sendiri
dengan menyerap air dan mineral
langsung melalui tangkai, daun dan
Gambar. Polytrichum commune. (Campbell et al. 2011)
rhizoidnya.
Struktur Lumut Daun

Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan


dalam 2 tingkatan:
1. Protonema, terdiri dari benang-benang yang 1. Apofise,
merupakan
bercabang dan berwarna hijau. penggelembungan
2. Gametofor, selain yang berbatang dan ujung seta
berdaun terdapat pula rhizoid.

Sporogonium terdiri atas kaki, seta dan kapsul.


3. Kotak atau teka ,
- bagian kaki merupakan bagian yang masuk didalamnya dibentuk spora.
2. Tutup atau operculum,
tidak selalu ada pada lumut
ke dalam jaringan gametofit dan berfungsi Pada golongan yang telah
daun. Diantara tutup dan
sebagai haustorium. maju, dindingnya terdiri dari
dinding kotak terdapat
jaringan epidermis, jaringan
- Seta atau tangkai sporogonium umumnya air dan jaringan yang sel-
annulus
panjang dan berwarna kuning agak coklat selnya seperti kloroplas
atau agak merah.
- bagian kapsul spora lumut daun dapat
dibedakan menjadi 3 bagian sebagai berikut:
Heterotalik, merupakan kondisi dimana struktur reproduksi jantan dan betina
dalam talus yang berbeda.
Lumut
Daun Homotalik, merupakan kondisi dimana struktur reproduksi jantan dan betina
dalam talus yang sama. Homotalik dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu

Paroisis Autoisis Sinosis


(paroicous) (autoicous) (sinoicous)
1 2 3

bila anteridia dan apabila anteridia dan


anteridia dan arkegonia arkegonia terletak
arkegonia terletak terletak pada pada kelompok dan
pada cabang yang cabang yang cabang yang sama
sama tapi dalam berbeda
kelompok yang
berbeda
Reproduksi
Lumut Daun
Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual (generatif) lumut


daun dilakukan dengan cara
peleburan antara sel gamet jantan
(spermatozoid) dan gamet betina
(ovum).

Reproduksi Aseksual

Perkembangbiakan lumut daun


secara aseksual (vegetatif) dengan
membentuk kuncup pada cabang-
cabang batang.
2. Protonema menghasilkan
tunas yang membelah melalui
mitosis dan tumbuh menjadi
1. Spora berkembang gametofor
menjadi protonema

Metagenesis Lumut Daun 3. Sel sperma harus


berenang menuju sel
telur

7. Meiosis terjadi dan spora


gerak
haploid berkembang dalam
kemotaksis
kapsul. Jika kapsul masak,
spora akan dilepas

5. Sporofit tumbuh menjadi seta


yang muncul dari arkegonium

4. Zigot berkembang
menjadi embrio
6. Sporofit bergantung pada gametofit sporofit
untuk memperoleh nutrisi

Gambar. Siklus hidup tumbuhan lumut (Campbell et al. 2011)


Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang
Habitat secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir
bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas,
dan di batang dan cabang pohon, di rawa-rawa dan sedikit
yang terdapat di dalam air.
Peranan
Lumut Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa
membentuk rumpun atau bantalan yang tiap tahun
Daun bertambaha luas, bagian bawah lumut yang mati
berubah menjadi gambut (tanah gambut). Jenis tanah
ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar. Lumut membentuk bantalan karena tidak
memiliki akar, hampir tidak menghisap air dari tanah
bahkan dapat melindungi tanah dari penguapan air
yang terlalu besar. Karena habitatnya sangat luas, maka
tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-
macam.
Kasifikasi Lumut Daun

Ordo Ordo Ordo


Andreaeales Sphagnales Bryales
1 2 3

Famili: Andreaeaceae Famili: Sphagnaceae 1. Eubryales


Genus: Andreaea Genus: Sphagnum ascrocarpi
2. Eubryales
pleurocarpi
Ordo Andreaeales
Ciri–ciri Ordo Andreaeales:

 Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang


 Daun tersusun spiral rapat dan menutupi batang
 Gametangium (anteridium dan arkegonium)
terdapat pada ujung cabang yang berbeda
 Sporangium terdiri dari kaki dan kapsul
 Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen.
 Biasanya ditemukan di area sedikit cahaya dan
lembab
 Klasifikasi memuat satu famili, yaitu famili
Andreaeaceae, dengan salah satu genusnya, yaitu
Andreaea
Ciri-ciri Andreaea : Klasifikasi
Andreaea sp.
Protonema berbentuk pita yang
bercabang-cabang. Kapsul spora
awalnya diselubungi oleh kaliptra
yang bentuknya seperti kopyah Divisi : Bryophyta
bayi. Jika sudah masak akan pecah Kelas : Bryopsida
menjadi 4 katup. Ordo : Andreaeales
Famili : Andreaeaceae
Contoh spesies: Genus : Andreaea
Andreaea petrophila, Spesies : Andreaea sp.
Andreaea rupestris
Ciri–ciri Ordo Sphagnales:
 Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema hanya akan
Ordo Sphagnales
(Lumut Gambut) membentuk satu gametofor
 Gametofor terdiri atas batang bercabang yang berdaun dan
gametofor tidak mempunyai rhizoid
 Daun tersusun atas sel-sel yang berkloroplas, sel-sel yang
mati dan kosong
 Gametangium terdapat pada cabang-cabang khusus.
Anteridium ini terdapat pada ketiak daun, sedangkan
Arkegonium terdapat pada ujung cabang
 Sporogonium bertangkai pendek dengan kaki haustorium
(alat serap zat hara)
 Seta hanya merupakan lekukan antara kaki dan kapsul
 Kapsul spora mempunyai tutup tetapi tidak terdapat
peristom
 Kolumela berbentuk setengah bola
 Kebanakan hidup di rawa-rawa dan membentuk rumpun
atau bantalan
 Klasifikasi, memuat satu famili, yaitu famili Sphagnaceae,
dengan salah satu genusnya, yaitu Sphagnum.
Divisi : Bryophyta

Sphagnum squarrosum
Klasifikasi Sphagnum sp. Kelas : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum sp.

Ciri – ciri Sphagnum:


 Batangnya bercabang-cabang dan membentuk roset
pada ujungnya
 Kulit batang terdiri atas sel-sel mati dan kosong,
jaringan kulitnya bersifat sepon
 Dinding yang membujur/melintang mempunyai liang
yang bulat
 Dalam daun terdapat sel yang menebal berbentuk
cincin/spiral dan merupakan idioblas diantara sel
lainya, yang membentuk susunan seperti jala
 Kaki memanjang seperti tangkai (pseudopodium)

Contoh spesies: Sphagnum fimbriatum, S. squarrosum, S.


acutifolium
Ciri–ciri Ordo Bryales:
Ordo Bryales

 Protonema hampir selalu berbentuk benang yang


bercabang, berwarna hijau dan mengeluarkan rhizoid
yang tidak berwarna
 Gametafor selalu dengan jelas dapat dibedakan antara
batang dengan daun-daun
 Sporangium terdiri dari kapsul, kaki dan seta
 Kapsul spora telah menyapai diferensiasi yang paling
mendalam dan mempunyai tutup (operculum)
 Kapsul spora bersifat radial atau dorsiventral dan
awalnya diselubungi oleh kaliptra
 Kaliptra terdiri atas sel-sel gametofit yang haploid
 Khusus, kebanyakan Bryales memiliki organ berupa
gigi-gigi yang menutupi lubang kapsul spora, biasa
disebut peristom
Menurut cara pertumbuhannya Bryales dibedakan
dalam 2 golongan yaitu:
Ordo Bryales

1. yang tumbuh ortotrop. Pada yang tumbuh ortotrop


pertumbuhan diakhiri dengan pembentukan
arkegonium dan sporogonium yang terjadi dari
arkegonium itu berdiri pada ujung batang lumut.
Oleh sebab itu, lumut ini dinamakan lumut yang
akrokarp.
2. yang tumbuh plagiotrop. Pada yang tumbuh
plagiotrop batang pokoknya mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas dan arkegonium
serta sporongiumnya terdapat pada cabang –
cabang pendek. Lumut-lumut ini juga disebut
lumut yang plerokarp.
Dalam taksonomi, Bryales lazimnya dibedakan atas dasar sifat-sifat peristomnya
Ordo Bryales sebagai berikut:

Gigi-gigi peristom terdiri atas


Gigi peristom tipis seperti sel-sel utuh, tidak bergaris-
selaput, berasal dari garis.
selapis sel sporogonium.
Gigi-gigi memiliki garis-
garis melintang dan
bersendi

1. Arthrodontae
Dibagi menjadi 2 macam: Didalamnya tergolong famili
1. Eubryales ascrocarpi 2. Nematodonteae Polytrichaceae, lumut yang
2. Eubryales pleurocarpi umurnya lebih dari setahun,
daun-daun sempit, pada sisi
perut tulang daun seringkali
terdapat lamela yang
membujur; kapsul spora tegak
atau mendatar; Peristom
terdiri atas 32-64 gigi. Letak
sporogonium termasuk yang
bersifat akrokarp.
Arthrodontae dibedakan menjadi 2 kelompok:

1. Eubryales ascrocarpi, termaksud antara lain famili


Rhizogoniaceae dengan genus: Rhizogonium
termaksud jenis-jenis lumut yang heterogen dengan
perkembangan yang berbeda-beda, sering kali hanya
memiliki satu peristom, daun seringkali asimetrik,
kapsul spora tegak dan simetrik. Famili Funariaceae
dengan genus: Funaria, contoh spesies: Funaria
hygrometrica.

2. Eubryales pleurocarpi, termaksud antara lain famili


Hypnodendraceae, habitusnya seperti pohon kecil,
batang primer merayap seperti rimpang, batang
sekunder berkayu, kapsul spora agak besar. Contoh
spesies: Hypnodendron reinwardtii, H. junghuhnii,
Mniondendron divaricatum.
Nematodonteae

Famili Polytrichaceae, Contoh spesies: Polytrichum commune, Georgia pellucida,


Pogonatum cirrhatum.
Protonema Georgia pellucida bersama dengan suatu ganggang hijau Coccomyxa dapat
membentuk suatu organisme yang menyerupai Lichenes dan dinamakan Botrydina.
DIVISI
ANTHOCEROPHYTA
 tidak mempunyai tetes minyak,beberapa ahli mengatakan bahwa jika suatu
tumbuhan tidak mempunyai tetesan minyak atau oil body maka dapat
dikatakan bahwa struktur tubuhnya sudah maju
 cenderung ditemukan pada tempat yang tererosi, sehingga dapat digunakan
untuk indikator lingkungan
 bagian vaginula tidak terlihat
 seta relatif pendek dan terbenam (hampir tidak terlihat sama sekali)
 apat hidup tempat yang kandungan haranya tinggi maupun rendah,
sehingga beberapa ahli mengatakan bahwa anthocerophyta termasuk
tumbuhan pionir.
 terdiri dari Kelas Anthocerotopsida dengan satu ordo yaitu Ordo
Anthocerotales
Kelas Anthocerotopsida?

Lumut tanduk atau disebut juga Anthocerotopsida adalah


anggota tumbuhan yang tidak berpembuluh dan tumbuhan
berspora yang tergolong dalam Divisi Anthocerophyta,
contoh paku serosglaawis biasanya dapat bersimbiosis
dengan nostoc yang menunjukkan simbiosis mutualisme.
Lumut tanduk dapat hidup melekat di atas tanah dengan
perantara yaitu rhizoidnya. Lumut tanduk dapat dijumpai
hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan.
Struktur Tubuh
Lumut Tanduk

Gambar. Struktur tubuh lumut tanduk (Atika Rachmasari,2017)


Reproduksi
Lumut Tanduk
Reproduksi Seksual

Peleburan antara sel gamet jantan


(spermatozoid) dan gamet betina
(ovum).

Reproduksi Aseksual

1. Fragmentasi
2. Pembentukan kuncup (gemma)
3. Pembentukan umbi (tuber)
Metagenesis Lumut Tanduk

Gambar. Pergiliran keturunan lumut tanduk (Atika Rachmasari,2017)


Ordo Anthocerotales Ciri–ciri Ordo Anthocerotales:
 Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram
dengan tepi bertoreh
 Sel-selnya mempunyai satu kloroplas dengan
pirenoid
 Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan
dua sel penutup
 Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium
berbentuk sebagai rhizoid, melekat pada talus
gametofitnya.
 Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai
bentuk seperti tanduk
 Kolumela diselubungi jaringan yang
menghasilkan spora
 Habitatnya di daerah yang mempunyai
kelembaban tinggi.
 Klasifikasi memuat satu famili, yaitu Famili
Anthocerotaceae dengan salah satu genusnya,
yaitu Anthoceros
Divisi : Anthocerophyta
Kelas : Anthocerotopsida
Klasifikasi Anthoceros sp Ordo : Anthocerotopsidales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Spesies : Anthoceros sp

Ciri – ciri Anthoceros :


 Gametofit berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan
bentuknya agak bulat.
 Sporofitnya biasanya kapsul berbentuk silinder,
berbentuk bulir
 Struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut
sejati
 Biasanya di temukan di tepi sungai atau danau di
selokan, tepi jalan yang basah atau lembab
Anthoceros sp
Contoh spesies Anthoceros laevis
Istilah

 Protonema itu adalah gametofit pada tumbuhan lumut yang dihasilkan dari
perkecambahan spora. Perbedaan dengan tumbuhan paku adalah pada
tumbuhan lumut disebut protonema sedangkan pada tumbuhan paku disebut
protalium.

 Gametofit adalah tahapan setelah protonema , dikenal sebagai pembawa gamet


yang secara struktural dapat dibedakan antara batang dan daun.
Keistimewaan
Lumut Tanduk
Keunikan lumut tanduk dibandingkan lumut lain yaitu masaknya kapsul
spora pada sporogonium tidak bersamaan, melainkan dimulai dari atas dan
berturut-turut sampai bagian bawah dan berdasarkan analisis asam nukleat,
ternyata lumut tanduk ini berkerabatan paling dekat dengan tumbuhan
berpembuluh (vaskuler) dibandingkan dengan tumbuhan lumut lain.

Perbedaan lumut tanduk dengan lumut hati adalah lumut tanduk tidak
memiliki tetes minyak dan sporofit pada lumut tanduk membentuk kapsul
memanjang yang tumbuh seperti tanduk.
Daftar Pustaka

Materi.co.id. 2020. Peranan Lumut Tanduk. Dikutip dari https://materi.co.id/lumut-


tanduk/ pada tanggal 26 November 2020.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2014. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,Thallophyta,


Bryophyta, Pteridophyta) Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Yuhlia, Risma. (tidak ada tahun). Bryopsida. Dikutip dari https://www.academia.edu/


12152154/bryopsid pada tanggal 20 November 2020.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai