Namun antara ketiganya, dapat juga berbeda satu sama lain. Ordo Testudines, di
Indonesia sering kali dibagi dalam tiga kelompok yaitu kura-kura (tortoises), penyu (sea
turtles), dan bulus atau labi-labi (freshwater turtles). Dalam bahasa Inggris, kura-kura
masih dibedakan lagi menjadi kura-kura darat (land tortoises) dan kura-kura air tawar
(freshwater tortoises atau terrapins).
Perbedaan paling ketara antara ketiganya adalah dilihat dari habitat atau tempat
hidupnya. Perbedaan secara umum antara kura-kura, penyu, dan bulus berdasarkan
habitatnya, yaitu :
Kura-kura, meskipun dapat hidup di darat dan di air tetapi lebih banyak
menghabiskan waktunya di darat ketimbang di air tawar.
Penyu, sepenuhnya hidup di air laut dan hanya penyu betina saja yang beberapa tahun
sekali ke daratan (pantai) untuk bertelur. Karena itu, penyu kerap disebut juga sebagai
kura-kura laut.
Bulus atau labi-labi, kebalikan dari kura-kura, lebih banyak menghabiskan waktunya
di air tawar ketimbang di darat.
Kura-kura Rote
Berdasarkan struktur tubuh, antara kura-kura, penyu, dan bulus dapat dibedakan
berdasarkan ciri-ciri umum, meliputi :
Karapas. Kura-kura memiliki karapas dua lapis, lapisan luar terdiri dari kumpulan
sisik yang keras dan lapisan dalam yang berupa lempeng-lempeng tulang yang
tersusun rapat. Penyu tidak memiliki sisik pada karapas melainkan sejenis kulit.
Sedangkan labi-labi (bulus) karapsnya tersusun dari tulang rawan yang lebih lunak
dibanding karapas kura-kura dan penyu.
Kaki. Kaki kura-kura didesain untuk berjalan di darat sehingga memiliki kuku-kuku
yang tajam. Sedangkan pada penyu dan bulus, bentuk kakinya menyerupai sirip yang
membantunya berenang di air.
Spikula pada kelas ini mengandung banyak benang silikat atau kersik (SiO2). Sementara itu, spikulanya
berbentuk triaxon dengan enam cabang. Bentuk hewan-hewan pada kelas ini menyerupai gelas, silinder,
atau corong. Contoh Euplectella aspergilium, Pheronema, dan Hyalonema sp.
1. Kulit
Katak: katak memiliki kulit yang halus dan cenderung lembap. Selain itu, kulit katak
berlendir. Warna kulit katak lebih bervariasi, mulai hijau zaitun, kuning, abu-abu, hingga
cokelat.
American Bullfrog (George Grall/National Aquarium)
Kodok: kulit kodok pada umumnya kasar, berbintil-bintil dan kering. Karena itu, kodok
dapat bertahan lebih lama di tempat yang kering. Kulit kodok biasanya berwarna
cokelat.
Kodok. (Foto:
dok. National Geographic)
2. Bentuk telur
Katak: saat musim kawin, telur katak bergerombol seperti anggur. Biasanya beberapa
katak betina membawa telur-telur di punggung dan meninggalkan kecebong setelah
lahir.
Kodok: bentuk telur kodok memanjang, mirip rantai, dan diletakkan di tanaman air.
Kodok tidak meninggalkan anak-anaknya meski sudah menjadi kecebong.
3. Bentuk Tubuh
Katak: ujung jari berbentuk bulat-kecil, yang digunakan untuk menempel di pohon.
5. Tungkai
Katak: memiliki tungkai yang kuat dan terlihat lebih panjang. Tungkai katak juga
berselaput.
6. Cara Bergerak
Katak: melompat dan jarang merangkak. Lompatan katak bisa lebih panjang dari
tubuhnya.
7. Racun
Kodok: Ada yang beracun. Kelenjar yang menonjol di bagian leher dan pundak
memancarkan racun ringan.
8. Habitat