Anda di halaman 1dari 16

Mini Riset Lumut Kelompok Anthoceros leavis

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Reproduksi Embriologi Tumbuhan

Disusun Oleh:

Bima Surya Pratama (20104070001)


Widyawati (20104070003)
Darin Hana Masithoh (20104070004)
Febby Sabilla (20104070005)
Fathin Amalia Zulfa (20104070006)
Ngade Wantara (20104070030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mini riset mata
kuliah Reproduksi Embriologi Tumbuhan ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah kita nanti-nantikan syafaatnya
di yaumul qiyamah nanti.

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari
sebelumnya. Penulis juga ucapkan terima kasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang
terkait dalam penyusunan makalah ini. Semoga mini riset ini bisa memberikan sumbangan
pemikiran sekaligus pengetahuan bagi para pembaca.

Aamiin aamiin yaa robbal aalamiin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Yogyakarta, 07 November 2021

Penulis
A. Judul
Bryophyta
B. Tanggal dan Tempat Pelaksanaan
- Pengamatan 1:
Hari/Tanggal: Senin, 04 Oktober 2021
Tempat Pelaksanaan: Dsn Pudak, Desa Terbah, Kec. Patuk, Kab. Gunungkidul
- Pengamatan 2:
Hari/Tanggal: Selasa, 19 Oktober 2021
Tempat Pelaksanaan: Tempuran RT 01/RW 02 Kaloran,Temanggung Jawa Tengah
C. Tujuan
Tujuan dari mini riset ini yaitu agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis lumut yang ada
pada lingkungan sekitar, mengetahui struktur gametofit dan sporofit pada tumbuhan
lumut terkhusus pada tumbuhan lumut yang mahasiswa temukan, mengetahui bagian-
bagian dari struktur beserta fungsi dan dekskripsi.
D. Landasan Teori
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang
lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut
(sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata
dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan
bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus
(Kormofita). Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di
berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau
biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut
merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk
koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi
sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional
menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
Sebagian besar lumut tidak memiliki pembuluh (ada lumut tertentu yang memiliki
sel pengangkut air yang memanjang), maka ketika air mengalir pada permukaan
hamparan lumut, air akan meresap dan menyerap ke seluruh tubuh tumbuhan melalui
proses difusi yang relatif lambat. Oleh karena itu, habitat yang umum untuk lumut adalah
yang teduh dan lembap. Lumut dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan di
atas permukaan yang luas, tetapi tingginya hanya 1-2 cm, paling tinggi umumnya kurang
dari 20 cm. Dalam siklus hidupnya lumut mengalami pergiliran keturunan (generasi)
haploid dan diploid. Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yakni fase
gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari.
Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal
ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh yang memiliki fase sporofit lebih
dominan dibandingkan dengan fase gametofit. Gametofit merupakan lumut yang
menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam
keadaan menghasilkan spora.
Bryophyta belum memiliki akar, daun, dan batang yang jelas. Struktur mirip akar
pada Bryophyta disebut rhizoid. Rhizoid mengangkut air dan nutrisi menuju ke seluruh
jaringan. namun, rhizoid tidak memiliki pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi
tersebut. Oleh karena itu, lumut dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak berpembuluh.
Difusi air dan nutrisi pada lumut terjadi secara lambat melalui jaringan di tubuh lumut
yang saling berhubungan. Oleh karena itu,ukuran tubuh mereka terbatas, hanya kurang
dari 2 cm tingginya. Pada divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan
membedakan antara daun, batang, dan akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah memiliki
klorofil untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum Plantae.
E. Alat dan Bahan

Alat Bahan
- Buku panduan praktikum - Spesimen Marchantia
- kamera Handphone polymorpha (lumut hati),
- kertas - Spesimen Anthoceros sp
- pensil (lumut tanduk),
- penghapus - Spesimen Aulacomnium
palustre (lumut daun)
F. Prosedur Kerja
G. Hasil dan Temuan
1. Lumut Daun (Aulacomnium palustre)

Gambar Internet:

(sumber: pinterest.com)
Gambar Asli (Foto):

Gambar Manual:
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Bryales
Familia : Aulacomniceae
Genus : Aulacomnium
Spesies : Aulacomnium palustre
Musci (lumut daun) memiliki bagian tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan
berspora yang termasuk kelas terbesar dalam divisi tumbuhan lumut atau Bryophyta
lebih dikenal dengan lumut sejati, hal ini dikarenakan bentuk tubuhnya yang kecil,
memiliki bagian menyerupai akar (rizhoid), batang (semu), dan daun.
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah tanah gundul yang secara bertahap
mengalami kegersangan, pada tanah bertekstur pasir yang bergerak sekalipun dapat
tumbuh,dapat dijumpai juga diantara rerumputan diatas batu-batuan cadas, pada
batang-batang dan cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam laut
(Gembong, 1991).
Struktur dan fungsi lumut daun:
a. Gametofit:
Susunan gametofit berfungsi untuk membentuk sel gamet yang nantinya akan
digunakan sebagai proses reproduksi. Bagian dari gametofit mempuyai akar,
batang dan daun yang sejati.
b. Rhizoid
Fungsi dari rhizoid adalah untuk menyerap air dan mineral, selain itu rhizoid juga
berfungsi untuk melekatkan tubuh lumut di sutau tempat tertentu.
c. Batang
Batang dan daun pada lumut daun tidak memiliki jaringan xilem dan floem. Hal
ini mengakibatkan proses pengangkutan air dan mineralnya hanya menerapkan
sistem difusi yang menyebabkan prosesnya menjadi lambat
d. Daun
Bagian yang menyerupai daun tersusun atas satu sel yang tebal, akan tetapi pada
ibu tulang daun tersusun atas lebih dari satu sel lapis tebal
e. Sporofit
Sporofit tersusun atas beberapa bagian seperti kaliptra, kolumela dan vaginula.
Sporofit berfungsi untuk menghasilkan spora yang digunakan pada proses
reproduksi. Bagian yang paling ujung yaitu kaliptra yang berasal dari dinding
arkegonium yang berfungsi untuk melindungi kotak spora atau sebagai tudung
spora, kolumela yang merupakan bagian yang berada di bawah kaliptra yang
merupakan bagian sporofit berupa saluran atau jalan menuju kaliptra, dan bagian
paling ahkir adalah vaginula yang tersusun atas apofisis atau tangkai dan
arkegonium. Apofisis merupakan bagian dari ujung seta, kemudian seta yang
merupakan tangkai kecil dari bagian sporofit yang digunakan sebagai saluran, dan
yang terakhir adalah arkegonium yang merupkan dinding yang melapisi sporofit.
Ciri-ciri Morfologi
a. Memiliki bagian menyerupai akar (rizhoid), batang, dan daun sehingga
disebut lumut sejati. Daun tersusun spiral dengan melingkari batang
b. Tubuh umumnya tegak, berupa thallus, berdaun serupa sisik yang rapat, padat,
dan memipih atau menumpuk.
c. Hidup ditempat yang lembab atau basah, menempel pada tembok, batu, dan
yang terlindung dari matahari.
d. Pada tempat-tempat yang ke-ring lumut membentuk talus yang berupa bantal
atau gebalan, dan diatas tanah hutan seringkali merupakan suatu lapisan
menyerupai beludru.
e. Berwarna hijau, mempunyai daun yang sederhana, mengandung kloroplas.
f. Batang dari lumut daun adalah semu yang tegak dengan lembaran daun yang
tersusun spiral, reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang
batang.
g. Gametofit tumbuh tegak.
h. Perkembangan berasal dari protonema yang terdiri atas benang-benang
berwarna hijau, bersifat fototrop, bercabang banyak, pada tiap-tiap protonema
hanya akan membentuk gametafora yang terdiri dari batang–batang yang
bercabang.
i. Sporofit tumbuh pada gametofitnya atau pada tumbuhan lumut itu sendiri,
serta bersifat sebagai parasit terhadap gametofit.
j. Sporongium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan antara
kaki dari kapsul, bagian bawah kapsul memiliki stomata untuk proses
fotosintetis.
k. Kapsul memiliki kolumela yang pecah olek gigi-gigi peristom.
l. Tangkai (seta) secara perlahan bertambah panjang seiring perkembangan
kapsul.
m. Alat perkembangbiakan terdiri dari Anteridium (jantan) dan Arkegonium
(betina)

2. Lumut Tanduk (Anthoceros sp.)

Gambar Internet:

(sumber: materi.co.id)
Gambar Asli (foto):

Gambar Manual:
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Bryophyta
Classis : Anthocerotopsida
Ordo : Anthocerotales
Familia : Anthocerotaceae
Genus : Anthocerota
Spesies : Anthoceros sp
Lumut tanduk (anthocerotales) memiliki bentuk tubuh seperti lumut hati yang berupa
talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lmut tanduk hanya
mempunyai satu kloroplas. Dalam perkembangbiakannya lumut tanduk mengeluarkan
spora terus menerus dari sporangiumnya untuk kemudian berkembang menjadi lumut
tanduk yang baru.
Pada lumut tanduk, struktur talus, terutama anatomi internal dan isi sel merupakan hal
penting yang dapat diamati untuk klasifikasi. Begitu juga sporofit (yang mengandung
dinding sporangial, spora dan ornamentasinya, dan sel steril bercampur dengan spora)
dan struktur silinder steril (jika ada) di sporangium. Bagian-bagian tersebut
merupakan bentuk spesifik yang ada pada lumut tanduk sehingga memudahkan untuk
klasifikasi.
Ciri-ciri Lumut Tanduk
a. Talus gametofit tidak dapat dibedakan antara struktur batang dan daun,
sedangkan akar masih berupa rhizoid
b. Talus gametofit berbentuk pipih dorsiventral
c. Pada permukaan dorsal talus gametofit dibentuk gametangium, yaitu
antheridium dan arkegonium
d. Talus sporofitnya berbentuk seperti tanduk atau jarum yang ramping/kecil dan
pertumbuhannya terjadi arena pembelahan sel-sel dasar pada daerah kaki.
Struktur Tubuh Lumut Tanduk :

Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai,
danau, atau sepanjang selokan.

Habitat lumut tanduk :

Habitat hidup tumbuhan lumut kelas Anthocerotae umumnya pada pada tanah mineral
yang lembab di bukit ataupun di lereng gunung. Tanah gambut yang bersifat asam dan
miskin unsur hara tidak cocok bagi kehidupan lumut anggota kelas Anthocerotae.

3. Lumut Hati (Marchantia polymorpha)

Gambar Internet:

(Sumber: seputarilmu.com)

Gambar Asli:

Gambar Manual:
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Viridiplantae
Superdivisi: Embryophyta
Divisi: Marchantiophyta
Subdivisi: Hepaticae
Kelas: Hepaticopsida
Subkelas: Marchantiae
Ordo: Marchantiales
Famili: Marchantiaceae
Genus: Marchantia
Spesies: Marchantia polymorpha L.

Lumut hati (hepaticeae) dengan perbedaan bangsa yaitu lumut hati bertalus
(marchantiales) dan lumut hati berdaun (jungermaniales) didominasi dengan bentuk
tumbuhan dominan talus yang menempel pada permukaan tanah. Daun yang ada pada
lumut hati bukanlah tipe daun sejati seperti umumnya ditemui pada tumbuhan tingkat
tinggi. Struktur daun tersebut tidak memiliki pelepah dan biasanya hanya terdiri dari
susunan sel berjajar yang sederhana dan menebal.
Lumut hati memiliki alat penghasil spora (sporangium) dengan kaki pendukung yang
disebut seta dan dilindungi oleh struktur yang disebut elater. Lumut hati juga
mungkin memiliki gametofit, tetapi sebagian besar berdaun dengan daun dalam dua
atau tiga baris. Organ seksual bersifat diskrit dan umumnya berada di permukaan,
serta dilindungi oleh struktur yang menyelimuti dengan rhizoid uniseluler. Daun
sering berlubang dan tidak memiliki pelepah, dan seluruh daun terdiri dari satu sel
yang menebal. Dalam kebanyakan kasus, sporangium matang ketika dilindungi oleh
struktur yang menyelimuti; setelah matang, seta yang tidak berwarna akan
mendorongnya di atas selubung pelindung. Seta berstruktur tegak karena tekanan air
di dalam sel-selnya. Seta biasanya memiliki kutikula dan, oleh karena itu, tidak dapat
menyerap air secara langsung. Spora ditumpahkan ketika sporangium pecah yang
berfungsi untuk mendorong spora dan mencampur dengan sel-sel pelindung (elaters)
untuk mengeringkan udara. Elaters membuka dengan cepat saat kering dan lemparkan
spora ke udara, dan kemudian seta akan gugur/ luruh.
Ciri-ciri Lumut Hati
a. Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-
cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu
menonjol.
b. Pada sisi bawah terdapat sisik-sisik perut dan rizoid-rizoid ysng bersifat fototrop
negatif.
c. Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula sehingga hampir mungkin di
lalui air.
d. Sisa-sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan
berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan.
e. Gametangium didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak.
f. Dulu digunakan sebagai bahan obat penyakit hati. (hepar)

Lumut hati berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang terdapat di bawah
tangkai atau lembarannya. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak
seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Letak
anteridium dan archegonium terpisah. Di dalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka,
sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi
dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur
seperti mangkok dipermukaan gametofit.

Marchantia polymorpha memiliki talus berwarna hijau. Permukaan atas talus


memiliki pola berbentuk heksagonal. Pada bagian bawah talus, terdapat banyak rizoid

yang berfungsi untuk menempel pada substrat, bagian ini menyerupai akar pada
tumbuhan vaskuler. Ujung dan pangkal talus tumpul atau rata, ujung talus
bergelombang dan bercabang, talus tebal dan kaku. Permukaan talus halus, memiliki
garis hitam, dan terdapat banyak pori-pori.

Marchantia polymorpha mempunyai 2 jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan


arkegonium. Anteridium memiliki permukaan rata, berbentuk seperti cawan dengan
margin pendek, panjang mencapai 1 cm. Adapun arkegonium berbentuk radial dan
menyebar, panjang mencapai 1,2 cm. Disamping reproduksi seksualnya dengan
spora, spesies ini bereproduksi secara aseksual dengan gemmae yang diproduksi di
dalam cawan gemmae. Gemmae berbentuk lentil dan dilepaskan oleh tetesan air.

Manfaat :

Marchantia polymorpha L. merupakan salah satu spesies dari kelas Hepaticae (Lumut
Hati) yang digunakan sebagai tumbuhan obat tradisional dan telah lama diterapkan di
Cina, Eropa, dan Amerika Utara seperti antibakteri, antikapang, antipiretik,
antitoksin, antiseptik, diuretik, dan antihepatitis.

Habitat Lumut Hati :

Habitat hidup tumbuhan lumut kelas Hepaticae umumnya pada tanah mineral yang
lembab di bukit ataupun di lereng gunung, terutama pada dasar hutan yang lebat.
Pada tanah gambut yang bersifat asam dan miskin unsur hara umumnya tidak cocok
bagi kehidupan lumut anggota kelas Hepaticae.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lumut daun memiliki bagian tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan
berspora yang termasuk kelas terbesar dalam divisi tumbuhan lumut atau Bryophyta lebih
dikenal dengan lumut sejati, hal ini dikarenakan bentuk tubuhnya yang kecil, memiliki
bagian menyerupai akar (rizhoid), batang (semu), dan daun.
Lumut tanduk (anthocerotales) memiliki bentuk tubuh seperti lumut hati yang
berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lmut tanduk hanya
mempunyai satu kloroplas. Dalam perkembangbiakannya lumut tanduk mengeluarkan
spora terus menerus dari sporangiumnya untuk kemudian berkembang menjadi lumut
tanduk yang baru.
Lumut hati (hepaticeae) dengan perbedaan bangsa yaitu lumut hati bertalus
(marchantiales) dan lumut hati berdaun (jungermaniales) didominasi dengan bentuk
tumbuhan dominan talus yang menempel pada permukaan tanah. Daun yang ada pada
lumut hati bukanlah tipe daun sejati seperti umumnya ditemui pada tumbuhan tingkat
tinggi. Struktur daun tersebut tidak memiliki pelepah dan biasanya hanya terdiri dari
susunan sel berjajar yang sederhana dan menebal.
DAFTAR PUSTAKA

Endang, T., Jumiati, & I.A, D. P. (2020). Inventarisasi Jenis-jenis Lumut (Bryophyta) di Daerah
Aliran Sungai Kabura-burana Kecamatan Batauuga Buton Selatan. Jurnal Biologi Tropis,
161-172.

Febriansah, R. (2019). tifikasi Keanekaragaman Marchantiophyta Di Kawasan Air Terjun


Parangkikis Pagerwojo Tulungagung. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya (JB&P), 17-21.

Karomah, s. d. (2020). Identifikasi Jenis-Jenis Tumbuhan Lumut Hati (Marchantiophyta) Di


Hutan Cagar Alam Situ Patenggang. & Pend.Bio, 21-25.

Lukitasari, M. (2018). MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta) DESKRIPSI,


KLASIFIKASI, POTENSI DAN CARA MEMPELAJARINYA. Jawa Timur: CV. AE
Media Grafika.

Solihat, S. S. (2021). Identifikasi Morfologi Marchantia polymorpha dan Leucobryum glaucum


di Bojong Menteng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tropical
Bioscience : Journal of B iological Science, 29-38.

Tjitrosoepomo, G. (1998). Taksonomi Umum : Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:


Gadjah Mada Unipersity Press.

Anda mungkin juga menyukai