FISIOLOGI HEWAN
ACARA II SISTEM IMUN DAN SISTEM PEREDARAN DARAH
Disusun oleh :
NIM : 20104070001
Kelompok :1
B. Jenis Leukosit
Pengertian
Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya sebagai perlindungan terhadap bahaya yang
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup yang dianggap asing bagi
tubuh. Mekanisme tersebut melibatkan gabungan sel, molekul, dan jaringan
yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi yang disebabkan oleh berbagai
unsur patogen yang terdapat di lingkungan sekitar kita seperti virus, bakteri,
fungus, protozoa dan parasit Sedangkan reaksi yang dikoordiansi oleh sel-sel,
molekul-molekul dan bahan lainnya terhadap mikroba disebut dengan respon
imun (Baratawidjaja, 2000)
Sistem imun memiliki tiga fungsi yaitu fungsi pertahanan (melawan
patogen, fungsi homeostasis (mempertahankan keseimbangan kondisi tubuh
dengan cara memusnahkan sel-sel yang sudah tidak berguna) dan pengawasan
(surveillance). Pada fungsi pengawasan dini (surveillance) sistem imun akan
mengenali sel-sel abnormal yang timbul di dalam tubuh dikarenakan virus
maupun zat kimia. Sistem imun akan mengenali sel abnormal tersebut dan
memusnahkannya. Fungsi fisiologis sistem imun yang terpenting adalah
mencegah infeksi dan melakukan eradikasi terhadap infeksi yang sudah ada
(Abbas et al., 2014).
Macam-macam Leukosit dan Komposisi Dalam Darah
1. Granulosit
a. Neutrofil
b. Eosinofil
Nukleus eosinofil hampir meneyerupai nukleus neutrofil,
tetapi mempunyai jumlah lobus yang lebih sedikit. Sitoplasmanya
berwarna biru pucat sampai abu-abu. Sedangkan warna granulnya
bervariasi dari oranye, pink, atau merah (Bacha & Bacha 2000).
Eosinofil mudah dikenali pada preparat ulas melalui sitoplasmanya
dengan granul yang jelas, besar, dan berwarna eosinofilik (pink).
Nukleusnya memiliki 2 lobus, tetapi terkadang ditemukan lagi
lobus ketiganya yang berukuran kecil. Eosinofil berjumlah sekitar
2– 4% dari jumlah total leukosit (Eroschenko, 2008).
Eosinofil diduga berperan dalam detoksikasi histamin
dengan histaminase dan serotonin yang dihasilkan oleh sel mast.
Peningkatan jumlah eosinofil terjadi pada kasus alergi,asma
bronkial, penyakit kulit, dan penyakit parasit (Hartono ,1989).
c. Basofil
Leukosit dengan persentase terkecil adalah basofil, yaitu
sekitar 0.5-3%. Sehingga jarang ditemukan pada preparat ulas
darah. Bentuk nukleus basofil berubah-ubah, berlobus-lobus , atau
bersegmen-segmen. Karena nukleusnya yang memiliki bentuk
bervariasi , basofil juga disebut leukosit polimorfonukleus , namun
sebutan ini lebih sering untuk neutrofil (Bacha& Bacha 2000).
Granul pada basofil tidak sebanyak granul pada eosinofil , tetapi
memilki ukuran lebih bervariasi , sedikit padat, dan berwarna biru
gelap atau cokelat (Eroschenko 2008).
Basofil memiliki beberapa fungsi penting, namun
bebrapadiantaranya belum diketahui dengan pasti. Butir granul
basofil mengandung heparin, histamin, khondroitin sulfat,
serotonin, dan beberapa faktor kemotaktik (Hartono 1989).
2. Agranulosit
Tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti
bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler
yaitu: limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit (sel agak besar
mengandung sitoplasma lebih banyak).
a. Monosit
Monosit adalah leukosit agrunolsit yang memiliki bentuk
terbesar diantara yang lainnya. Nukleusnya bervariasi dengan
bentuk oval cekung atau menyerupai tapal kuda dan lebih terlihat
dengan pewarnaan daripada nukleus limfosit , sedangkan limfosit
lebih basofilik. Monosit terdapat sebanyak 3-8% dalam leukosit
darah (Eroschenko 2008).
Monosit mempunyai enzim yang berguna untuk membantu
proses fagosit runtuhan sel jaringan dari reaksi peradangan yang
kronik.Monosit jaringan atau makrofag mempunyai kemampuan
fagositosis yang lebih hebat dan neutrofil , yang bahkan mampu
untuk menfagosit 100 sel bakteri (Guyton & Hall 2006).
b. Limfosit
Limfosit merupakan leukosit yang berukuran antara 6-15 µm
dan diklasifikasikan menjadi limfosit kecil, sedang dan besar.
Limfosit mempunyainukleus yang relatif besar serta dikelilingi oleh
sitoplasma (Frandson 1986). Limfosit kecil memiliki ukuran
nukleus yang besar dan sitoplasmayangkecil, limfosit besar
memilikinukleus yang kecil dan sitoplasma yang lebih besar
ukurannya dibandingkan limfosit kecil (Bacha & Bacha 2000).
Limfosit berjumlah 20-30% dari total jumlah leukosit. Kebanyakan
limfosit yang berada dalam darah adalah limfosit kecil (Eroschenko
2008).
Limfosit berperan dalam proses kekbalan dalam
pembentukan antibodi khusus (Wresdiyati ,2002). Populasi limfosit
dalam aliran darah mencakup tiga tipe sel , yaitu limfosit T, limfosit
B, dan limfosit Nul. Limfosit T berperan dalam imunitas selular,
yaitu melindungi tubuh karena limfosit T cytoyoxic akan merusak
sel yang telah diinfeksi virus dan populasinya sekitar 70-75% dari
seluruh limfosit. Limfosit B populasi sekitar 10-12% dan dapat
membentuk sel-sel plasma yang menghasilkan antibodi . Limfosit
Nul populasi sekitar 10-15% (Hartono 1989).
III. Metode
A. Alat dan Bahan
1. Kerja Jantung
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah bangku dengan tinggi 12
inci (30,5 cm), stopwatch, handcounter.
2. Jenis Leukosit
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas benda, mikroskop
cahaya, lancet, pipet tetes.
Bahan yang dibutuhkan adalah methanol dan larutan giemsa.
B. Cara Kerja
1. Kerja Jantung
Percobaan kali ini dilakukan dengan praktikan disuruh duduk istirahat
selama beberapa menit. Jantung dihitung jumlah denyutnya dalam satu
menit. Setelah itu praktikan disuruh naik turun bangku setinggi 12 inci (30,5
cm) dengan cara 1) kaki kanan naik ke bangku; 2) diikuti kaki kiri naik ke
bangku; 3) kaki kanan turun; 4) diikuti kaki kiri turun. Langkah 1 sampai 4
diulangi seirama dengan kecepatan 24 langkah/menit dan dilakukan selama
3 menit.
Setelah selesai, praktikan disuruh duduk diam selama 5 detik. Kemudian
jantung dihitung jumlah denyutnya per 15 detik sampai 1 menit. Selanjutnya
ditentukan fitness level dengan membandingkan data yang diperoleh dengan
tabel. VO2 max dihitung dengan rumus lalu dibandingkan dengan tabel
kategori VO2.
2. Jenis Leukosit
Percobaan kali ini dilakukan dengan dibersihkannya kedua gelas benda
dan ujung jari dengan alkohol. Ujung jari ditusuk dengan lancet yang
bertujuan untuk mengeluarkan cairan darah. Gelas benda kedua disentuhkan
pada gelas benda pertama hingga membentuk sudut 45˚, kemudian gelas
benda kedua digerakkan dengan cepat sehingga terbentuk lapisan darah tipis
yang menyebar. Selanjutnya apusan darah dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan. Setelah kering, ditetesi dengan methanol sampai merata, dan
dibiarkan selama 5 menit.
Sisa methanol pada apusan dibuang kemudian ditetesi dengan larutan
giemsa sampai merata, dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah itu sisa
larutan giemsa dibuang dan apusan darah dicuci dengan air mengalir. Lalu
apusan darah di keringkan dengan tissue, setelah benar-benar kering,
preparat diamati melalui mikroskop cahaya dari perbesaran rendah ke
perbesaran tinggi. Kemudian ditentukan dan dihitung jenis leukosit yang
ditemukan dan diisi pada tabel pengamatan.
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Kerja Jantung
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kerja Jantung
Jenis Jmlh Jumlah denyut setelah Jmlh Kategori Hasil Kategori
Kelamin denyut praktik VO2 VO2 max
awal 15s 30s 45s 60s max
♀ 80 24 20 25 24 93 Sangat 48,07 Sangat
bagus bagus
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Laporan sementara :
Foto :