Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Indira Pasya

NIM : PO.71.34.1.20.055

KELAS : 2B

HARI/TANGGAL : Selasa, 29 Maret 2022

JUDUL :

Hitung Jenis Leukosit

TUJUAN PEMERIKSAAN :

Untuk Menghitung & Mengetahui Jenis-jenis Leukosit dalam μl/darah.

DASAR TEORI :

Sel darah putih atau disebut juga leukosit merupakan unit sistem pertahanan tubuh
yang bergerak aktif. Leukosit sebagian dibentuk di sumsum tulang dan sebagian lagi di
jaringan limfe. Setelah dibentuk sel-sel ini diangkut dalam darah menuju bagian tubuh yang
membutuhkannya. Fungsi utama dari leukosit yaitu secara khusus dikirim menuju daerah
yang mengalami infeksi dan mengalami peradangan, dengan demikian leukosit dapat
melindungi tubuh dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit jumlahnya lebih
sedikit dibanding eritrosit dan trombosit. Pada orang dewasa normal jumlah leukosit sekitar
4.500 – 10.000/mm³. Berdasarkan bentuk intinya, leukosit terbagi dalam dua kelompok yaitu
granulosit yaitu terdiri dari neutrofil, eosinofil dan basofil dan agranulosit yang terdiri dari
limfosit dan monosit (Sofro, 2012).

Adapun beberapa jenis leukosit adalah sebagai berikut:

1) Basofil

Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu 0-1%. Sel ini memiliki
ukuran sekitar 14 µm, granula memiliki ukuran yang bervariasi dan tidak teratur hingga
menutupi nukleus yang bersifat basofilik sehingga berwarna gelap jika dilakukan pewarnaan
giemsa. Basofil hanya kadang-kadang ditemukan dalam darah normal, terlibat dalam reaksi
alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit dan lain-lain. Penurunan basofil terjadi pada
penderita stres dan kehamilan (Nugraha, 2015).

2) Eosinofil

Jumlah eosinofil dalam tubuh 1-3%, sel-sel ini mirip dengan neutrofil kecuali ukuran eosinofil
mencapai 16 µm dengan granula sitoplasmanya yang bersifat eosinofilik sehingga dengan
pengecatan giemsa akan berwarna merah karena akan mengikat zat warna eosin, ukuran
granula sama besar dan teratur seperti gelembung udara. Nukleus jarang terdapat lebih dari
tiga lobus. Eosinofil merupakan fagosit paling lemah, memiliki kecenderungan berkumpul
dalam satu jaringan yang terjadi reaksi antigen-antibodi karena kemampuan khususnya
dalam memfagosit dan mencerna kompleks antigen-antibodi. Eosinofil meningkat jika terjadi
infeksi cacing, pembuangan fibrin pada selama proses peradangan dan masuknya protein
asing. Masa hidup eosinofil lebih lama dari pada neutrofil sekitar 8-12 jam (Nugraha, 2015).

3) Neutrofil

Sel ini merupakan sel yang paling banyak jumlahnya sekitar 50-70% di bandingkan leukosit
lain. Terdapat dua macam neutrofil yaitu neutrofil batang dan neutrofil segmen perbedaan
kedua neutrofil tersebut terletak pada bentuk intinya yang berbeda sedangkan ciri-ciri lainya
sama. Neutrofil batang merupakan bentuk muda dari neutrofil segmen. Neutrofil berukuran
sekitar 14 µm, inti padat dengan bentuk batang seperti tapal kuda pada neutrofil batang dan
inti padat dengan bentuk segmen yang terdiri dari dua sampai lima lobus dengan sitoplasma
pucat. Granula neutrofil berbentuk butiran halus tipis dengan sifat netral sehingga terjadi
percampuran warna asam (eosin) dan warna basa (biru metilen) pada granula yang
menghasilkan warna ungu atau merah muda yang samar. Neutrofil berperan penting dalam
garis depan pertahanan tubuh terhadap invasi zat asing. Neutrofil bersifat fagosit dan dapat
masuk ke dalam jaringan yang terinfeksi. Satu sel neutrofil dapat memfagosit 5-10 bakteri
dengan masa hidup sekitar 6-10 jam (Nugraha, 2015).

4) Limfosit

Merupakan sel yang berbentuk bulat dengan ukuran 12 µm. Sel ini kompeten secara
imunologik karena kemampuannya membantu fagosit dan jumlahnya mencapai 20 – 40%.
Sebagai imunosit, limfosit memiliki kemampuan spesifisitas antigen dan ingatan imunologik.
Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus dan infeksi kronik.
Sedangkan penurunan limposit terjadi pada penderita kanker,anemia aplastik dan gagal
ginjal (Nugraha, 2015).

5) Monosit

Merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar yaitu sekitar 18 µm, inti padat dan
berlekuk seperti ginjal atau bulat seperti telur, masa hidup 20 – 40 jam dalam sirkulasi.
Jumlah monosit kira-kira 2 – 8% dari total jumlah leukosit. Peningkatan monosit terjadi pada
infeksi virus, dan bakteri. Jumlah monosit akan mengalami penurunan pada penderita
leukemia limposit dan anemia aplastik (Nugraha, 2015).
PROBANDUS

Nama : Aulia Nisa Azmi

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

JENIS SPESIMEN

Darah EDTA

ALAT & BAHAN

- Mikroskop
- SADT yang telah dilakukan pewarnaan
- Tabel hitung jenis leukosit
- Pena
- Oil imersi

REAGEN

PRINSIP PEMERIKSAAN

Pemeriksaan hitung jenis leukosit dilakukan pada sediaan apusan darah tepi yang
sudah diwarnai sebelumnya dan diperiksa di bawah mikroskop menggunakan perbesaran
1000x, kemudian diamati dan dihitung 6 jenis leukosit (Basofil, Eosinofil, Neutrofil Batang,
Neutrofil Segmen, Limfosit, dan Monosit) dalam 100 leukosit.

PROSEDUR KERJA

1. Nyalakan mikroskop dengan mencolokkan kabel mikroskop dan menekan tombol ON


pada mikroskop.
2. Letakkan preparat probandus yang telah dilakukan pewarnaan sebelumnya.
3. Atur perbesaran lensa objektif menggunakan perbesaran 40x untuk melihat kualitas
sediaan apusan darah.
4. Jika kualitas sediaan apusan darah baik, maka ganti perbesaran ke 1000x.
5. Teteskan oil imersi pada preparat.
6. Hitunglah jenis-jenis leukosit yang terlihat pada lapangan pandang mikroskop.
7. Sel-sel dihitung dari pinggir atas sediaan dan berpindah ke arah bawah. Dari pinggir
bawah lapangan pandang, digeser lagi ke kanan dan digeser lagi kearah atas, dan
seterusnya.
8. Pembacaan dilakukan dimana leukosit saling berdekatan dan tersusun satu-satu
tetapi tidak saling menumpuk (pada zona 4-5).
9. Tulislah jenis leukosit yang ditemukan dan jumlahnya ke dalam tabel.
 Rumus Koreksi Hitung Leukosit :
Jumlah Leukosit Terkoreksi : Jumlah leukosit x 100 / ( 100 + ( normoblast / 100
leukosit ))

HASIL
Dari hasil praktikum didapatkan hasil seperti dibawah ini :

NILAI RUJUKAN
1. Basofil : 1% (0 - 100 / μL darah)
2. Eosinofil : 0 – 3% (0 – 300 / μL darah)
3. Netrofil Batang : 2 – 6 % (200 – 600 / μL darah)
4. Netrofil Segmen : 50 – 70 % (5000 – 7000 / μL darah)
5. Limfosit : 20 – 40 % (2000 – 4000 / μL darah)
6. Monosit : 2 – 8 % (200 – 800 / μL darah)
PEMBAHASAN

Sel darah putih (leukosit), merupakan sistem pertahanan tubuh yang penting untuk
menangkal bakteri, virus, kuman, dan kotoran lain yang memicu penyakit yang melemahkan
tubuh. Respon imun diperantarai oleh berbagai sel dan molekul larut yang disekresi oleh sel-
sel tersebut. Sel-sel utama yang terlibat dalam reaksi imun adalah limfosit (sel B, sel T, dan
sel NK), fagosit (neutrofil, eosinofil, monosit, dan makrofag), sel asesori (basofil,sel mast,
dan trombosit), sel-sel jaringan, dan lain-lain. Leukosit berperan membantu melawan infeksi
di dalam tubuh.

Selain 6 jenis sel leukosit tersebut, pada keadaan abnormal mungkin pula dijumpai
sel muda. Pada keadaan demikian, urutan hitung jenis lekosit harus disusun menurut
urutan maturasi seri granulosit, yaitu mieloblast, promielosit, mielosit, metamielosit, batang,
segmen, basofil, eosinofil, limfosit, dan monosit. Perlu diingat bahwa kebenaran perhitungan
jenis sel dipengaruhi oleh jumlah sel yang dihitung, yang mengikuti hukum distribusi
Poisson.

Makin banyak lekosit yang dihitung, makin kecil kesalahan yang terjadi. Hasil hitung
jenis berdasarkan 100 sel sebenarnya hanya bermakna jika dalam keadaan normal, yaitu
normal jumlah lekosit dan normal morfologinya. Pada keadaan lekositosis jumlah lekosit
yang dihitung harus lebih banyak; pada lekositosis antara 10.000 – 20.000 hitung jenis
berdasarkan 200 sel, lekositosis antara 20.000 – 50.000 hitung jenis berdasarkan pada 300
sel dan lekositosis lebih dari 50.000 hitung jenis didasarkan pada 400 sel.

Untuk melakukan hitung jenis, sediaan digerakkan sedemikian rupa satu lapangan
pandangan tidak dinilai lebih satu kali. Catatlah semua jenis lekosit yang dijumpai pada
tabel, atau gunakan alat differential cell counter.

Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit yang dilakukan ini menggunakan sediaan
apusan darah pada probandus yang bernama Aulia Nisa Azmi. Saat dilihat menggunakan
mikroskop, praktikan dituntut untuk menemukan 6 jenis leukosit seperti basofil, eosinofil,
neutrofil (batang dan segmen), limfosit, dan monosit. Dikarenakan waktu yang terbatas,
hitung jenis leukosit tidak dilakukan sampai selesai. Hanya didapatkan eosinofil 1 buah,
neutrofil segmen 1 buah, dan limfosit 3 buah. Tetapi eosinofil tidak diparaf oleh dosennya
karena praktikan salah mengidentifikasi jenis leukosit. Hal yang membuat praktikan kesulitan
untuk menemukan dan mengidentifikasi jenis leukosit adalah karena pada preparat pertama
terdapat pewarnaan yang tidak sempurna. Banyak terlihat sisa cat sehingga mengganggu
perhitungan jenis leukosit. Dan juga pada jenis-jenis leukositnya susah untuk diidentifikasi
karena warna intinya yang terlalu pucat, sehingga praktikan mengganti dengan SADT yang
lain.

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan pada sediaan apusan darah pada probandus
hanya ditemukan 3 jenis leukosit seperti eosinofil, neutrofil segmen, dan limfosit. Tetapi
perhitungan yang dilakukan belum selesai karena keterbatasan waktu, sehingga hanya
didapatkan 3 jenis leukosit sebanyak 5 buah (basofil tidak ditemukan, eosinofil 1 buah,
neutrofil batang tidak ditemukan, neutrofil segmen 1 buah, limfosit 3 buah, dan monosit tidak
ditemukan).

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansyur. 2009. Penuntun Praktikum Hematologi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Nugraha, G. 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta Timur:


CV Trans Info Media.

Sofro, Abdul Salam M. 2012. Darah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai