LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE APUSAN DARAH TEPI
DISUSUN OLEH: DWIKY NISYA HANINDYA (211310860)
DOSEN PENGAMPU: DIDIK PRASETYA, S.SI., M.SI.
PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI 2023 I. Pelaksanaan 1. Hari: Kamis 2. Tanggal: 4 Mei 2023 3. Lokasi: Laboratorium Hematologi STIKes Wira Medika Bali II. Prinsip Hapusan darah yang telah dilakukan pewarnaan dengan giemsa kemudian diamati dengan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 100 kali dengan bantuan minyak imersi untuk menentukan jenis leukosit dan menghitung jumlahnya yang dinyatakan dengan satuan persen (%). III. Alat dan Bahan 1) Obyek glass 2) Pipet tetes 3) Rak pewarnaan 4) Mikroskop 5) Sampel darah EDTA 6) Giemsa induk 7) Buffer phosphat pH 6,8 8) Methanol / alkohol 96 % 9) Minyak imersi IV. Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Buatlah hapusan darah yang baik dan benar. Kemudian. lakukan pewarnaan. 3. Amati hapusan darah dengan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 100 kali. 4. Cari area counting (dimulai pada hapusan darah tipis). 5. Tentukan jenis sel leukosit dan menghitung jumlahnya per lapang pandang. Jumlah keseluruhan sel harus 100 karena dinyatakan dalam persen (%). V. Hasil Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapat yaitu: 1. Eosinofil : 8% 2. Basofil : 8% 3. Neutrofil Segmen : 32% 4. Neutrofil Batang : 14% 5. Limfosit : 36% 6. Monosit : 2% VI. Nilai Normal 1. Eosinofil : 1-3% 2. Basofil : 0-1% 3. Neutrofil Segmen : 50-65% 4. Neutrofil Batang : 0-5% 5. Limfosit : 25-35% 6. Monosit : 4-6% VII. Diskusi Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti disebut juga sel darah putih. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit) yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang berfariasi yang tidak mempunyai granula sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Granula dianggap spesifik bila secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan padasebagian besar precursor (pra zatnya). Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis. Leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobosantara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Bila memeriksa variasi fisiologi dan patologi sel-sel darah tidak hanya persentase tetapi juga jumlah absolut masing-masing jenis per unit volume darah harus diambil. Adapun jenis-jenis leukosit, antara lain: 1. Monosit Monosit adalah sel darah putih yang berjumlah 1-3% dalam tubuh kita yang merupakan baris kedua pertahanan tubuh kita terhadap infeksi bakteri dan benda asing. Monosit beredar dalam darah sekitar 300-500 mikroliter darah yang diproduksi di dalam sumsum tulang manusia dan menyerbar keseluruh tubuh dalam 3 hari dengan masuk ke jaringan tubuh tertentu yang mengalami pematangan menjadi makrofag yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh. Peningkatan jumlah monosit disebut dengan monositosis yang dapat dijumpai pada penyakit seperti parotitis, herpes zoster, mononucleosis, infeksiosa, toksoplasmosis, hemolitik, arthrithis, dan masih banyak lagi. 2. Basofil Basofil adalah sel darah putih yang berjumlah 0,01-0,03% dari tubuh kita. Basofil memiliki banyak granula sitoplasmik dengan jumlah dua lobus. Basofil merupakan kelompok dari granulosit yang dapat bergerak keluar menuju ke jaringan tubuh tertentu. Basofil akan bekerja disaat adanya reaksi alergi pada tubuh dengan mengeluarkan histamin sehingga pembuluh darah menjadi besar. Jumlah basofil akan bertambah banyak atau meningkat jika meningkatnya jumlah alergi. Bertambah banyak jumlah basofil disebut dengan basofilia. 3. Neutrofil Neutrofil adalah sel darah putih yang berjumlah 50-60% dalam darah yang merupakan kelompok granulosit karna memiliki butiran halus (granula). Neutrofil juga diakatakan sebagai polymorphonuclear dikarenakan selnya memiliki bentuk yang aneh. dan memiliki 3 inti sel. Neutrofil adalah sel yang paling pertama menghadang dan melawan bakteri virus dan benda asing lainnya yang berperan dalam proses peradangan. 4. Limfosit Limfosit adalah sel darah putih berjumlah 20-25% dalam tubuh yang merupakan jumlah terbanyak kedua setelah neutrofil. Limfosit dibentuk di dalam sumsum tulang dan di limfa. jika sel tersebutmengalami peningkatan atau bertambah ban$ak maka akan men$ebabkan pen$akit leukimia atau kanker darah. Limfosit terbagi atas 3 jenis yakni limfosit B, sel T Helper, sel T sitotoksit, sel T memori, dan sel T supresor. 5. Eosinofil Eosinofil adalah sel darah putih berjumlah 7% dari dalam sel darah putih dan mengalami peningkatan terkait dengan adanya asma, alergi, dan demam. Eosinofil memiliki diameter 10 hingga 12 mikrometer. Eosinofil merupakan kelompok dari granulosit yang bertugas dalam melawan parasit yang memiliki jangka waktu 8 hingga 12 hari. Eosinofil memiliki sejumlah zat kimiawi seperti ribonuclease, histamin, lipase, eosinofil peroksidase, dan deoksribonuklease serta beberapa macam asam amino. Preparat darah apus tepi merupakan pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan penyaring. Pemeriksaan darah rutin terdiri dari hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, dan laju endapan darah. Pemeriksaan penyaring terdiri dari gambaran darah tepi, jumlah eritrosit, hematokrit, indeks eritrosit, jumlah retikolosit, dan trombosit. Preparat darah apus tepi ini meliputi 2 bagian pemeriksaan yaitu pemeriksaan hitung jenis sel darah putih (termasuk pemeriksaan rutin) dan gambaran sel darah serta unsur-unsur lain antara lain parasite, sel ganas, dan lain-lain. VIII. Daftar Pustaka Budiwiyono, Imam. 1995. Prinsip Pemeriksaan Preparat Hapusan Darah Tepi. FK UNDIP: Semarang. Caroline, Astrid. 2013. Hitung Jenis Leukosit. IX. Dokumentasi