Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Histologi Veteriner 1

DARAH DAN BAGIAN-BAGIANNYA












DISUSUN OLEH :

VIKA HASRUNI
O11113502



FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2

DARAH
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam
cairan yang disebut Plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap
sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas
unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi
utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang
terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5
liter dengan unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan
plasma. Sel darah terdiri dari eritrosit dan leukosit, platelet yang merupakan
trombosit atau keping darah, sedangkan plasma darah pada dasarnya
adalah larutan air yang mengandung :
Air (90%)

Zat terlarut (10%) yang terdiri dari :
- Protein plasma (albumin, globulin, fibrinogen) 7%
- Senyawa Organik (As. Amino, glukosa, vitamin, lemak) 2.1%
- Garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%

Untuk dapat melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat
dilakukan dengan cara sentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang
telah diberi bahan anti pembekuan.
Eritrosit
Leukosit
Plasma

Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna merah merupakan eritrosit,
selapis tipis warna putih merupakan kumpulan sel-sel darah putih ( leukosit)
can cairan kuning merupakan plasma.

JENIS SEL DARAH
3


1. ERITROSIT

Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar
99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak
menonjol adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal, eritrosit manusia
berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 m, tebal 2.6 m dan
tebal tengah 0.8 m dan tanpa memiliki inti.
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya
terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara
keseluruhan isi eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen,
sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Eritrosit mengandung protein
yang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan
pigmen hem membentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan
diedarkan keseluruh bagian tubuh. Seperti halnya sel-sel yang lain,
eritrositpun dibatasi oleh membran plasma yang bersifat semipermeable dan
berfungsi untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap didalam.
Gambar 1. eritrosit
Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus diperhatikan untuk
mengungkapkan berbagai kondisi kesehatan tubuh. Misalnya tentang
bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaan eritrosit dapat berbeda dari
normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat berbagai bentuk yang
abnormal dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak maka
keadaan tersebut dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang
dari normalnya dinamakan mikrosit dan yang berukuran lebih dari
normalnya dinamakan makrosit.

Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah yang
lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya.
Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya
sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik. Apabila bagian tengah
yang pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka
eritrosit tersebut dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila
bagian tengah yang memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit
hiperkhromatik.


2. LEUKOSIT

Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah
putih. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral
organisme terhadap zat-zat asingan. Didalam darah manusia, normal
didapati jumlah leukosit rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya
lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bilakurang dari 5000
4

disebut leukopenia.
Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis. Untuk
klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur khusus dalam
sitoplasmanya.
Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih dapat dibedakan yaitu
:


1. Granulosit
Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup berupa
tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti
yang bervariasi.
Terdapat tiga jenis leukosit granuler :
- Neutrofil,
- Basofil, dan
- Asidofil (atau eosinofil)
yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral,
basa dan asam.


2. Agranulosit
Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti
bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu
:

- limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan
- monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak).



NETROFIL

Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang terbanyak
yaitu sebanyak 60 70% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per
mm3 darah normal.
Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi perubahan
bentuk intinya, sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentuk-bentuk
yang masih dalam perkembangan. Dalam keadaan normal perbandingan
tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan
tersebut dapat mencerminkan kelainan. Sel netrofil matang berbentuk bulat
dengan diameter 10-12 m. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan
berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkan dapat lebih. Makin muda jumlah lobi
akan berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang
terpisah-pisah oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-
5

butir khromatin padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi
biru atau ungu. Oleh karena padatnya inti, maka sukar untuk untuk
memastikan adanya nukleolus.
Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti
netrofil yang tidal lain sesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel
wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil tidak seperti sel biasa melainkan
menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat digunakan untuk
menentukan apakah jenis kelamin seseorang wanita.
Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis butir-butir ata granul yang berbeda dalam
penampilannya dengan ukuran antara (0.3-0.8m).

Granul pada neutrofil tersebut yaitu :

- Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase, dimana
sudah mulai tampak sejak masih dalam sumsum tulang yang makin dewasa
makin berkurang jumlahnya. Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir
yang kedua dan kebanyakan telah kehilangan kemampuan mengikat warna.
Dengan pewarnaan Romanovsky butiran ini tampak ungu kemerah-
merahan.

- Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat
bakterisidal
(protein Kationik) yang dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik
karena hanya terdapat pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini
baru tampak dalam tahap mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada
sel dewasa akan tampak lebih banyak daripada butir azurofil.

Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit
mitokonria,
apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen. Neutrofil
merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik,
menfagosit partikel kecil dengan aktif. Dengan adanya asam amino D
oksidase dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran dinding sel
bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis
dibentuk peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil
berikatan dengan peroksida dan halida bekerja pada molekul tirosin dinding
sel bakteri dan menghancurkannya.
Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin toksin streptokokus
membran granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan proses
pembengkakan
diikuti oleh aglutulasi organel - organel dan destruksi neutrofil.
Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif dan mampu melakukan
glikolisis baik secara aerob maupun anaerob. Kemampuan nautrofil untuk
hidup dalam lingkungan anaerob sangat menguntungkan, karena mereka
6

dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkan debris pada
jaringan nekrotik

EOSINOFIL

Jmlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah per
mm3 darah. Ukurannya berdiameter 10-15 m, sedikit lebih besar dari
netrofil. Intinya biasanya hanya terdiri atas 2 lobi yang dipisahkan oleh
bahan inti yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak begitu padat
kalau dibandingkan dengan inti netrofil.
Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan
dalam jaringan yaang mengalami reaksi alergi. Eosinofil mempunyai
kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding
neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini
merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap
komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga
berperan mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan
cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.


BASOFIL

Jenis sel ini terdapat paling sedikit diantara sel granulosit yaitu sekitar 0.5%,
sehingga sangat sulit diketemukan pada sediaan apus. Ukurannya sekitar
10-12 m sama besar dengan netrofil. Kurang lebih separuh dari sel
dipenuhi oleh inti yang bersegmen-segmen ata kadang-kadang tidak teratur.
Inti satu, besar bentuk pilihan irreguler, umumnya bentuk huruf S,
sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul
menutupi inti, sehingga tidak mudah untuk mempelajari intinya. Granul
spesifik bentuknya ireguler berwarna biru tua dan kasar tampak memenuhi
sitoplasma.
Granula basofil mensekresi histamin yang berperan dalam dalam proses
alergi basofil merupakan sel utama pada tempat peradangan ini
dinamakan hypersesitivitas kulit basofil.

LIMFOSIT

Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada pengamatan
sediaan apus darah dibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8 m), limfosit
sedang dan limfosit besar (12 m).
Jumlah limfosit mendduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000
per mm3 darah atau 20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit,
limfosit kecil terdapat paling banyak. Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat
yang kadang-kadang bertakik sedikit. Intinya gelap karena khromatinnya
7

berkelompok dan tidak nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikit
tampak mengelilingi inti sebagai cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang
sitoplasmanya tidak jelas mungkin karena butir-butir azurofil yang berwarna
ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah 92% dari seluruh limfosit dalam
darah.
Limfosit mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem imunitas tubuh,
sehingga sel-sel tersebut tidak saja terdapat dalam darah, melainkan dalam
jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid. Berbeda dengan sel-sel
leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan dari sumsum tulang belum
dapat berfungsi secara penuh oleh karena hars mengalami differensiasi lebih
lanjut. Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam respon
immunologik, maka sel-sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten.
Sel limfosit imunokompeten dibedakan menjadi limfosit B dan limfosit T,
walaupun dalam sediaan apus kita tidak dapat membedakannya. Limfosit T
sebelumnya mengalami diferensiasi di dalam kelenjar thymus, sedangkan
limfosit B dalam jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras
jaringan sumsum tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalam fngsi
immunologiknya.
Sel-sel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune seluler dan
mempunyai reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen
asing. Sel limfosit B bertugas untuk memproduksi antibody humoral
antibody response yang beredar dalam peredaran darah dan mengikat
secara khusus dengan antigen asing yang menyebabkan antigen asing
tersalut antibody, kompleks ini mempertinggi fagositosis, lisis sel dan sel
pembunuh (killer sel atau sel K) dari organisme yang menyerang. Sel T dan
sel B secara marfologis hanya dapat dibedakan ketika diaktifkan oleh
antigen.

MONOSIT

Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel ini
merupakan sel yang terbesar diantara sel leukosit karena diameternya
sekitar 12-15 m. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau
tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebih halus dan
tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit.
Sitoplasma monosit terdapat relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-
abu. Berbeda dengan limfosit, sitoplasma monosit mengandung butir-butir
yang mengandung perioksidase seperti yang diketemukan dalam netrofil.
Monosit mampu mengadakan gerakan dengan jalan membentuk
pseudopodia sehingga dapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke
dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat monosit berbah menjadi
sel makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik.
Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri. Selain berfungsi
fagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen kepada limfosit
8

untuk bekerjasama dalam sistem imun.

3. TROMBOSIT (Keping Darah)

Walaupun amanya menunjukan bahwa merupakan sebuah sel, namun
sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai sebuah sel yang utuh karena
tidak memiliki inti. Oleh karena itu dinamakan keping darah. Berbentuk
sebagai keping-keping sitoplasma berukuran 2-5 m lengkap dengan
membran plasma yang mengelilinginya. Trombosit ini khusus terdapat dalam
darah mamalia. Untuk menentkan jumlahnya, tidak begit mudah karena
trombosit mempunyai kecenderungan untuk bergumpal. Diperkirakan
jumlahnya sekitar 150-300ribu setiap l, sedang umurnya sekitar 8 hari.
Pada sediaan apus darah, trombosit sering terdapt bergumpal . Setiap
keping tampak bagian tepi yang berwarna biru muda yang dinamakan
Hialomer dan bagian tengah yang berbutir-butir berwarna ungu dinamakan
granulomer atau khromomer. Hialomer mempunyai tonjolan-tonjolan
sehingga bentknya tidak teratur.

Anda mungkin juga menyukai