Anda di halaman 1dari 6

Ophthalmoscope adalah alat yang digunakan untuk memeriksa keadaan di dalam bola

mata terutama bagian fundus dan retina (Tietze, 2011).

(Tietze, 2011).

Opthalmoscope (Allyn,2008)

Langkah keja Opthalmoscope yaitu sebagai berikut (Budhiastra et al., 2017):

a. Atur roda fokus pada +8. Roda apertur pada cahaya besar, bulat dan putih.
b. Mulailah dengan melihat mata kanan dengan jarak kurang lebih 1 kaki dari pasien.
Gunakan mata kanan dengan ophtalmoskop di tangan kanan. Lihatlah lurus ke arah pupil,
sejajar dengan garis penglihatan pasien, maka reflex fundus akan terlihat.
c. Perlahan-lahan mendekat ke arah pasien dengan 15 derajat ke arah temporal dari garis
penglihatan pasien. Usahakan untuk tetap melihat pupil. Putar roda fokus ke arah negatif
menyesuaikan dengan keadaan refraksi pasien dan pemeriksa untuk mendapatkan fokus
pada retina.
d. Saat Pembuluh darah retina sudah terlihat, ikuti sampai pembuluh darah terlihat melebar
ke arah diskus optik, yang letaknya ke arah nasal dari tengah retina.
e. Periksa dengan urutan diskus optik, pembuluh darah retina, belakang retina dan macula.
f. Ulangi pemeriksaan untuk mata kiri, dengan tangan kiri memegang ophtalmoskop dan
melihat dengan mata kiri.
g. Nilai. Dapat dilihat keadaan normal dan patologik pada fundus mata.Refleks fundus yang
normal berwarna orange kemerahan tanpa ada bayangan atau apapun yang menghalangi di
depannya.

Tonometer

Tonometer adalah alat yang digunakan untuk untuk mengukur tekanan intraokular mata.
Salah satu jenis tonometer adalah misalnya TonoVet (Icare) (Morgan, 2011).

1. mengaktifkan tonometer. Masukkan baterai ke dalam


tonometer

Tekan tombol pengukuran untuk mengaktifkan tonometer.


Tampilan tonometer akan menampilkan semua segmen LCD
(lihat gambar di samping). Layar menampilkan "LoAd", yang
menginstruksikan pengguna untuk memuat probe sekali pakai ke
dalam tonometer sebelum pengukuran

2. Buka tabung probe dengan melepas


tutupnya dan masukkan probe ke dalam
probe base sebagai ditunjukkan pada
gambar. Setelah probe dimasukkan,
jangan arahkan tonometer ke bawah
untuk mencegah probe agar tidak jatuh.

Aktifkan dengan menekan tombol


pengukuran sekali. Tampilan
menunjukkan "00" menginstruksikan
bahwa tonometer berada pada posisi
siap memulai pengukuran.

3. Mengukur tekanan intraokuler.


Tonometer harus dalam posisi horizontal selama
pengukuran. Jarak harus berada 4-8 mm (1/6 -
1/3 inci) dari probe ke kornea. Jarak TIP dari
mata ke probe harus kira-kira sepanjang colar.
Nilai pengukuran yang ditampilkan selama
pengukuran mewakili nilai rata-rata pengukuran
sebelumnya (1.-5.), Bukan nilai pengukuran
individu. Tekan tombol pengukur enam kali.
Ujung probe harus menyentuh bagian tengah kornea. Setelah setiap pengukuran berhasil,
bunyi bip pendek akan berbunyi. Setelah pengukuran ke enam berhasil, bunyi bip yang lebih
panjang akan berbunyi dan hasil akhirnya ditampilkan dilayar.
Jika ada pengukuran yang salah, tonometer akan berbunyi bip dua kali dan menampilkan
pesan kesalahan. Tekan tombol pengukuran untuk menghapus kesalahan dan lanjutkan urutan
enam pengukuran. Urutan enam pengukuran individu tidak harus dimulai dari awal, yaitu
tonometer akan melanjutkan urutan setelah pesan kesalahan dihapus. Jika beberapa
pengukuran yang salah muncul, lihat bagian "Pesan kesalahan". Mulai pengukuran baru
dengan menekan tombol pengukuran. Tampilan menunjukkan "00" yang menunjukkan
tonometer siap untuk pengukuran selanjutnya. TIO harus selalu diukur dari kornea tengah
untuk mendapatkan nilai sebenarnya karena hasilnya bervariasi di berbagai bagian mata.

Mengakses Hasil Pengukuran terakhir


Memori tonometer menyimpan 10 hasil
pengukuran terakhir.
1. Dari mode mulai ("00"; untuk mengakses
mode awal, tekan tombol pemilih kanan atau kiri
sampai "old" muncul di layar.
2. Tekan tombol pengukuran. 'scroll' nilai akhir dengan menekan tombol pemilih (kanan =
lebih tua, kiri = lebih baru, dari 0-9).
3. Untuk keluar dari pencarian nilai akhir, tekan tombol pengukuran.
4. Layar menampilkan "old". Tekan salah satu tombol pemilih untuk mengakses fungsi lain
(00 = pengukuran, End = mematikan).

Menonaktifkan tonometer
1. Dari mode mulai ("00"), tekan salah satu tombol
pemilih sampai layar menampilkan "End".
2. Tekan tombol pengukuran selama dua detik.
Layar menunjukkan "byE" dan tonometer akan
mati. Probe bekas akan dikeluarkan sebagian. Gunakan tabung probe kosong untuk
melepaskan probe bekas dari tonometer. Pastikan untuk membuang probe dengan benar.
Tonometer akan mati secara otomatis jika tidak digunakan selama dua menit.

Mengubah Setelan Untuk Spesies Yang Berbeda

Tonometer TONOVET memiliki


pengaturan pengukuran untuk anjing / kucing dan
kuda. Anjing dan kucing menggunakan
pengaturan yang sama; ditampilkan sebagai "do".
Pengaturan kuda akan ditampilkan sebagai "ho".
Pengaturan ketiga "P" tidak ditentukan,
dicadangkan untuk penggunaan selanjutnya. Pengaturan default adalah "do".
Mengganti dasar probe

Selama penggunaan, beberapa kotoran dapat terkumpul di dasar


probe, mempengaruhi gerakan probe. Basis probe seharusnya diganti
setiap 12 bulan atau jika probe tidak lagi bergerak dengan mulus
atau error brobe base (E 01 atau E 03) ditampilkan.

1. Lepaskan kerah dasar probe.


2. Lepaskan alas probe dengan memiringkan tonometer ke bawah
dan tarik alas probe keluar dari tonometer.
3. Masukkan basis probe baru ke dalam tonometer.
4. Kencangkan kerah ke dalam, untuk mengunci dasar probe.

Interpretasi tonometer (Budhiastra et al., 2017):


a. Apabila tekanan lebih tinggi dari 20 mmHg, dicurigai adanya glaukoma.
b. Bila tekanan lebih tinggi dari 25 mmHg, pasien menderita glaucoma

Ini yg di bawah untuk tonometer schiotz tapi tonovet mo dipake kak hehe..

Teknik pemeriksaan tonometer schiotz (Budhiastra et al., 2017):

b. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan.

c. Melakukan kalibrasi tonometer sebelum penggunaan dengan menggunakan plat logam


bulat kecil yang menyertainya. Skala harus menunjukan angka 0.

d.Melakukan desinfeksi telapak tonometer dengan alkohol.

f. Mata ditetesi dengan obat anestesi topikal seperti pantocain 0,5%.

g. Membuka kelopak mata pasien dengan telunjuk dan ibu jari (tidak menekan bola mata
pasien).

h. Meminta pasien meletakkan ibu jari tangannya didepan matanya dengan jarak 1 lengan
pasien atau melihat satu titik pada langit-langit ruangan.

i. Dengan tangan lain letakkan telapak tonometer Schiotz pada permukaan kornea.

j. Konversikan hasil skala yang ditunjukkan oleh tonometer ke dalam tabel.


A. Schimer terst B. Fluorescen test

Schirmer Test

Schirmer Test adalah salah satu metode yang digunakan untuk mendiagnosa dry eye
syndrome (Ilyas, 2012).

Gambar 3. Schimer test (

Intepretasi

Schirmer Tear Test menggunakan kertas absorben untuk mengukur jumlah air mata yang
keluar selama satu menit. Nilai normal dari STT pada anjing dan kucing adalah >15 mm.
Jika kurang maka mengindikasikan hewan peliharaan kita menderita mata kering (Dry Eye)
(Ilyas, 2012).

Fluorescein Test

Fluorescein Test adalah tes yang menggunakan pewarna orange (fluorescein) dan
cahaya biru untuk mendeteksi benda asing di mata. Tes ini juga dapat mendeteksi kerusakan
pada epitel kornea, permukaan luar mata. Prinsip kerja dari Fluorescein test adalah Zat warna
fluoresin akan berubah hijau pada media alkali. Zat warna fluoresin bila menempel pada
epitel kornea yang defek akan memberikan warna hijau karena jaringan epitel yang rusak
bersifat lebih basa (Ilyas, 2009).
Langkah kerja fluorescein test yaitu sebagai berikut (Budhiastra et al., 2017):

1. Mata ditetes pantocain 0.5% 1 tetes pada mata yang ingin diperiksa
2. Zat warna fluoresein diteteskan pada mata yang ingin diperiksa (1 tetes)
3. Zat warna yang diirigasi dengan menggunakan aquabides atau larutan garam fisiologik
sampai air mata tidak berwarna hijau lagi
4. Kornea dilihat dengan seksama dengan memakai lampu biru apakah ada yang berwarna
hijau atau tidak.
Intepretasi Fluorescein Test
Intepretasi fluorescein test yaitu bila terdapat warna hijau pada kornea berarti terdapat
defek pada epitel kornea. Defek ini dapat dalam bentuk erosi kornea atau infiltrate yang
mengakibatkan kerusakan epitel (Ilyas, 2009).

Sumber:

Allyn, Welch. 2008. A Guide to the Use of Diagnostic Instruments in Eye and Ear
Examinations. New York : Welch Allyn.

Bedford, PGC., E Bjerkas, CS Cook, B Ekesten, BH Grahn, RG Jones, O Jongh, ML Landis,


S Monclin, D Multari, K Narfstrom, RL Peiffer. 2009. Small Animal Ophthalology A
Problem Oriented Approach. Saunders: Elsevier.

Budhiastra, P., S Djelantik, IMA Kusumadjaja, WG Jayanegara, AA Mas Putrawati, P


Yuliawati A Tri Handayani. 2017. Buku Panduan Belajar Koas Ilmu Kesehatan Mata.
Udayana University Press: Denpasar.

Ilyas, S., Fluoresein. 2009. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi III,
cetakan ke-1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ilyas, S., Yullianti, S.E., Fluoresein. 2012. Ilmu Penyakit Mata. Edisi IV, cetakan ke-2.
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tietze.K.J. 2012. Clinical Skills for Pharmacists. Belanda : Elsevier Mosby

Anda mungkin juga menyukai