• Alat ini mengukur tekanan bola mata dengan memberikan tekanan yang akan
membuat rata permukaan komea dalam ukuran tertentu dan kecil.
• Tanometer aplanasi merupakan alat yang paling depat untuk mengukur tekan
an bola mata dan tidak dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera. Kebanyakan
alat ini diletakkan pada slitlamp.
• Pada permukan komea ditetes obat anestesi komea dengan floresein.
• Lihat wama biru yang erletak sangat dekat dengan komea. Dikenal Draeger
dan Goldmann aplanasi tonometer.
• Dasar ilmu Fisika alat ini adalah tekanan = daya/luas. Bila sebagian dari bola
yang lentur (kornea) dibuat mendatar oleh permukaan yang rata (tonometer
apanasi), maka tekanan di dalam bola akan melawan tekanan pendataran ini
dan sama dengan tekanan yang diberikan daya = tekanan X luas.
1. Pada saat ini diperkenalkan tonometer aplanasi dengan memakai
jet udara yang akan membuat permukaan kornea rata.
2. Perlahan-lahan alat dimajukan, alat hampir mendekati atau
menempel pada kornea akan terlihat setengah lingkaran yang
hampir berimpitan.
3. Diputar tombol disebelahnya sehingga lingkaran hijau yang terlihat
dengan keadaan hampir berimpit. Pasien dapat duduk normal
kembali dan skala tonometer dibaca.
4. Normal tekanan yang terbaca adalah antara 9 dan 21mmHg.
Tonometri digital
• Dengan tonografi diukur derajat penurunan tekanan bola mata bila diberikan
tekanan dengan tonometer indentasi (seperti Schiotz).
• Tonometer yang dipakai adalah semacam tonometer Schiotz dan bersifat
elektronik yang merekam tekanan bola mata selama 4 menit dan berguna.
untuk mengukur pengaliran keluar cairan mata. Pada tonografi selain terlihat
kurva fasilitas pengeluaran cairan bilik mata, juga terlihat pulsasi nadi.
intraokular dan pernafasan.
• Tonografi pada saat akhir-akhir ini kurang populer dan dipergunakan hanya
untuk kasus glaukoma yang ragu-ragu.
• Nilai tonografi C - 0.18 adalah normal, kurang dari 0.13 adalah patologik.
• Bila C kurang dari 0.18 maka keadaan ini dicurigai penderita menderita glauk
oma.
Gonioskopi
• Dengan lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan, sudut bilik mata yang dapat
menimbulkan glaukoma. Pemantuan gambaran sudut bilik mata dilakukan
pada setiap kasus yang dicurigai adanya glaukoma. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan meletakkan lensa sudut (goniolens) di dataran depan
kornea setelah diberikan lokal anestetikum. Lensa ini dapat dipergunakan
untuk melihat sekeliling sudut bilik mata dengan memutamya 360 derajat.
Uji lain pada Glaukoma
1. Uji Kopi
Penderita meminum 1-2 mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata naik 15-20
mmHg sesudah minum 20-40 menit menunjukkan adanya glaukoma
2. UjI Minum Air
Minum air banyak akan mengakibatkan turunnya tekanan osmotik sehingga air
akan banyak masuk ke dalam bola mata, yang akan menaikkan tekanan bola
mata Sebelum makan pagi tekanan bola mata diukur dan kemudian pasien
disuruh minum dengan cepat 1L. Tekanan bola mata diukur setiap 15 menit.
Bila tekanan bola mata nalk 8- 15 mmHg dalam waktu 45 menit pertama
menunjukkan pasien menderita glaukoma.
3. Uji Steroid (merupakan uji untuk glaukoma herediter)
Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan riwayat glaukom
a simpleks pada keluarga, diteteskan betametason atau deksametason 0.1% 3-
4. kali sehari. Tekanan bola mata diperiksa setiap minggu.
Pada pasien berbakat glaukoma maka tekanan bola mata akan naik setelah 2
minggu.
4. Uji variasi diurnal
Pemeriksaan ini dilakukan karena diketahui tekanan bola mata bersifat intermiten
atau bervariasi dari waktu ke waktu. Perubahan tekanan ini akan lebih jelas pada
mata dengan gangguan outflow of facility.
Tekanan bola mata dapat normal pada waktu dilakukan pemeriksaan sedang
penderita saat itu menderita glaukoma. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahu
i apakah tekanan bola mata penderita meninggi pada satu saat dalam satu hari
yang menimbulkan gejala glaukomanya.
• Pemeriksaan dengan melakukan tonometri setiap 2-3 jam sehari penuh,
selama 3 hari. Biasanya pasien dirawat.
• Nilai variasi harian pada mata normal adalah antara 2-3 mmHg. sedang pada
mata glaukoma sudut terbuka variasi dapat mencapai 15- 20 mmHg.
• Perubahan 4-5 mmHg sudah dicurigai keadaan patologik.
• Biasanya tekanan bola mata naik di pagi hari. Bila terdapat perbedaan antara
kedua mata akan menambah kecurigaan. Turunnya tekanan bola mata waktu
pagi hari dapat disebabkan kontraksi otot dan akomodasi. Tekanan bola mata
terendah biasanya pada malam hari
5. Uji Kamar Gelap
Bila pasien dengan sudut tertutup berada di kamar gelap atau terdapat midriasis
pada pupilnya maka akan terjardi penutupan sudut bilik mata.
• Pada uji ini dilakukan pengukuran tekanan bola mata dan kemudian pasien
dimasukkan ke dalam kamar gelap dan duduk dengan kepala terletak den
gan muka menghadap meja selama 60-90 menit.
• Pada akhir 90 menit tekanan bola mata diukur. 55% pasien glaukoma sudut
sempit akan menunjukkan hasil yang positif atau naik tekanan bola mata
setelah masuk kamar gelap 8 mmHg.
• Pada saat pemerisaan ini pasien tidak boleh tidur, pada akhir pemeriksaan
dilakukan pemeriksaan ulang keadaan sudut bilik mata atau gonioskopi
Pemeriksaan Buta Warna