Anda di halaman 1dari 34

PENGUKURAN TEKANAN INTRAOKULAR

DAN
TONOMETRI SCHIOTZ DAN TONOMETRI APLANASI
GOLDMAN

Nama : Dinda Kemala sakina Rauf


Stambuk : N 111 20 072
Pembimbing Klinik : dr. Neni Parimo, Sp. M
Tonometri
suatu tindakan untuk melakukan
pemeriksaan tekanan intraokuler
dengan alat yang disebut tonometer.

Pemeriksaan tonometri terutama


ditujukan pada adanya dugaan pasien
menderita glaukoma misalnya
keadaan akut (mata merah, sakit,
berair dan penglihatan menurun) atau
kronik (mata tenang lapang
penglihatan menurun perlahan).
KLASIFIKASI TONOMETER

Tonometer secara umum diklasifikasikan menjadi 2 :

1. Metode langsung (direct) yaitu, dengan


menggunakan kanul di insersikan kedalam bilik mata
depan, dan salah satu ujung yang lain di hubungkan
dengan alat manometrik untuk mengukur tekanan yang
diberikan.
2. Metode Tidak langsung (indirect)

 Metode kontak

 Indentasi Tonometer

 Applanasi Tonometer

 Metode Non-kontak
METODE KONTAK

• Indentasi Tonometer

• Secara prinsip sebagai alat


pengukur jumlah indentasi pada
kornea terhadap tekanan yang
diberikan contohnya Tonometer
Schiotz.
METODE KONTAK

• Aplanasi Tonometer

• Secara prinsip diartikan sebagai alat


pengukur besarnya gaya yang dibutuhkan
untuk memipihkan (mendatarkan) kornea.
Contoh : tonometer Goldman,
METODE NON KONTAK

• Tonometer Non Kontak

• Secara prinsip hampir sama dengan tonometer


goldman. Pada tonometer non kontak menggunakan
hembusan udara untuk meratakan kornea sehingga
tidak ada kontak langsung antara mata dan alat.
• Cara mengukur tekanan bola mata :

 Tonometer Digital

 Tonometer schiotz

 Tonometer aplanasi Goldmann

 Tonometer Mackay-Marg
TONOMETER
DIGITAL

Dasar Pemeriksaan :

Merasakan reaksi lenturan bola mata (balotement)


dengan melakukan penekanan bergantian dengan
kedua jari tangan.

Pemeriksa dan pasien duduk berhadapan dengan jarak


jangkauan tangan pemeriksa (25-30 cm)

Meminta pasien melihat ke arah bawah

Melakukan pemeriksaan mulai dari mata kanan

Kedua jari telunjuk berada di palpebra superior. Jari lainnya


memfiksasi di daerah tulang sekitar orbita
 Jari Telunjuk Secara Bergantian Menekan Bola Mata Melalui Palpebra Dan Merasakan
Besarnya Tekanan Bola Mata

 Tekanan Bola Mata Dinyatakan Dengan :

N  normal

N+1, N+2, Tn N+3  tekanan lebih tinggi dari normal, dimana N+1 < N+2

N-1, N-2, N-3  Tekanan bola mata lebih rendah

 Cara pemeriksaan ini bersifat sangat subjektif dan memerlukan pengalaman yang banyak.

 Cara ini masih sangat berguna pada keadaan dimana tidak memungkinkan mempergunakan
alat padakornea untuk mengukur tekanan bola mata.
TONOMETER
SCHIOTZ

• Prinsip pemeriksaan :
Menekan permukaan kornea
(bagian kornea yang
dipipihkan) dengan suatu
beban yang dapat bergerak
bebas pada sumbunya.
Benda yang ditaruh pada bola
mata (kornea) akan menekan
bola mata ke dalam dan
mendapatkan perlawanan
tekanan dari dalam melalui
kornea.
Alat dan bahan
Obat tetes anastesi lokal
(pantokain 0,5%)

Tonometri schiotz

Kapas alkohol
PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Mempersiapkan tonometer kemudian di cek apakah berfungsi


dengan baik, yaitu dengan penekanan maksimal jarum
menunjukan angka nol.
2. Ujung tonometer di sterilisasi dengan menggunakan kapas
alkohol dan biarkan mengering.
3. Menjelaskan apa saja yang akan kita lakukan pada saat
pemeriksaan
4. Memposisikan pasien pada posisi terlentang dengan kepala dan
mata berada pada posisi vertikal
5. Menetesi mata dengan obat anestesi topikal atau pantokain 0,5%
dan tunggu hingga pasien tidak merasa perih.
6. Membuka kelopak mata pasien dengan jari telunjuk dan ibu jari
pemeriksa (jangan tekan bola mata pasien)
7. Tonometer direndahkan hingga hampir menyentuh kornea,
meminta pasien agar rileks sambil memposisikan tonometer
pada posisi yang benar apabila nantinya berada diatas kornea
serta skala harus pada posisi menghadap pemeriksa.
8. Tonometer harus dipastikan terletak pada kornea kemudian
pemeriksa membaca penunjuk pada skala bacaan tonometer.
9. Setelah skala tonometri menunjukkan angka yang tetap,
membaca nilai tekanan pada busur schiotz yang berantara 0-20.
bila skala bacaan 4 atau kurang, maka pemberat harus diganti
menjadi 7,5g atau 10 g untuk mendapatkan ukuran yang tepat.
10. Alat diangkat dari mata dan membiarkan pasien untuk
mengedipkan mata.
11. Pemeriksaan dilanjutkan pada mata yang satunya lagi dengan
prosedur yang sama.
12. Membersikan tonometer setelah melakukan pemeriksaan.
Gambar dan foto cara pemeriksaan menggunakan tonometri
Schiotz
Note :
Pemeriksaan dengan menggunakan
Tonometri Schiotz harus dilakukan
dengan hati-hati, karena dapat
mengakibatkan lecetnya kornea sehingga
dapat mengakibatkan keratitis dan erosi
kornea
C A R A P E M B A C A A N TA B E L

Misalnya Jarum menunjukkan angka 5 dengan beban 5,5


tekanan 5/5,5 lihat tabel, hasil 17,3 mmHg

Apabila Jarum menunjukkan angka ≤4 tambahkan beban 7,5 gr

Apabila pada beban 7,5 jarum menunjukkan angka ≤4


tambahkan beban 10gr

Tekanan intra okuler normal: 11-21 mmhg


TONOMETER APLANASI GOLDMANN

suatu tindakan pengukuran tekanan intraokuler berdasarkan


gaya (jumlah tenaga/kekuatan yang diberikan) dibagi luas
penampang (kornea) yang ditekan alat.

Alat ini mengukur tekanan bola mata dengan memberikan


tekanan yang akan mendatarkan permukaan kornea dalam
ukuran tertentu.
TONOMETER APLANASI GOLDMANN
TEKNIK PEMERIKSAAN

1. Mata yang akan diperiksa diberi anastesi topical pantocain


0.5%
2. Pada mata tersebut ditempelkan kertas flouresein yaitu pada
daerah limbus inferior. Sinar oblik warna biru disinarkan dari
slit lamp kedasar telapak prisma tonometer Aplanasi Goldmann
3. Pasien diminta duduk dan meletakkan dagunya pada slit lamp
dan dahinya tepat dipenyangganya.
4. Pada skala tonometer aplanasi dipasang tombol
tekanan 10 mmHg
5. Telapak prisma aplanasi didekatkan pada kornea
perlahan lahan
6. Tekanan ditambah sehingga gambar kedua setengah
lingkaran pada kornea yang telah diberi flouresein
terlihat bagian luar berhimpit dengan bagian dalam
7. Dibaca tekanan pada tombol putaran tonometer
aplanasi yang memberikan gambaran setengah
lingkaran yang berhimpit. Tekanan tersebut
merupakan TIO dalam mmHg.
IMBERT-FICK’S LAW

P = F/A

 Tekanan sama besar dengan tenaga dibagi dengan luas yang


ditekan (P=F/A).
 Pada tonometer aplanasi Goldmann jumlah tekanan dibagi
penampang dikali sepuluh dikonfirmasi langsung kedalam
mmHg tekanan bola mata.
Tekanan bola mata pada manusia normal yang
diukur dengan pemeriksaan Tonometer Aplanasi
rata-rata berkisar 15,4 ± 2,5 mmHg pada posisi
duduk.
TONOMETER MACKAY-MARG

• Merupakan Tonometer applanasi, yang cukup


akurat untuk pengukuran tekanan intra ocular pada
mata yang mengalami sikatrik, edema, kornea ireguler.
•Teknik Pemeriksaan :

 Plunger diaplikasikan pada kornea dengan perlahan.


 Dilakukan indentasi perlahan hingga seluruh
permukaan plunger menyentuh kornea.
 Tekanan dilanjutkan hingga seluruh piringan yang
mengelilingi plunger menyentuh permukaan kornea.
 Pergerakan dari plunger akan direkam di monitor.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai