Anda di halaman 1dari 39

PEMERIKSAAN ABR

(AUDITORY BRAINSTEM
RESPONSE)
Disusun Oleh:
Resky Hasanah Sam
N 111 21 007

Pembimbing Klinik
Dr. dr. Christian Lopo, Sp.THT-KL
Pendahuluan
AUDIOLOGI

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
PENDENGARAN
SUBJEKTIF AUDIO OBJEKTIF

AUDITORY BRAINSTEM RESPONSE


(ABR)
O Auditory Brainstem Response (ABR) adalah
tes neurologis fungsi batang otak pendengaran
sebagai respons terhadap rangsangan
pendengaran (klik)
O Pertama kali dijelaskan oleh Jewett dan
Williston pada tahun 1971
Embrio Telinga
Telinga luar

O Arkus faring I & II


O 6 Prominan (Hillock)
O Auricular matur
Telinga luar

O Invaginasi ektoderm antara a rkus faring I & II ke


Telinga tengah
O Divertikulum ektoderm meluas ke faring(berisi epitel
plug & meatal plug)
O Ujung meatal m e m b e n t u k disc-like d a n terhubung ke
maleus primordial
O Terbentuk m e m b r a n timpani d a n meatus
auditorius externus
Telinga tengah (Tu b a Eustachius)

O Berasal dari sulkus tubotimpani,


Atau resesus tubotympanic
O Sulkus tubotimpani meluas
ke lateral ke arkus pharing I
O Proksimal sulkus tubotimpani
membentuk Tuba Esutachius
dan Cavum Timpani
( C a v u m Ti m p a n i )
ODistal sulkus tubotimpani membentuk
Cavum timpani
OMembentuk Attic bagian atas

OMembentk Atrium bagian bawah


(Ossicle)
OTerbentuk pada minggu ke 6

OBerawal dari tulang rawan dari sel


mesenkimal pada krista neural (arkus
pharing I & II)
OMalleus & Incus dari tulang rawan
meckel (arkus pharing I)
OStapes dari tulang

Orawan reichert
O Muskulus

OMuskulus tensor timpani dari


mesoderm arcus pharing I
OMuskulus Stapedius dari
mesoderm arcus pharing II
O Telinga dalam

O Berasal dari placode/discus/vesikel


otik pada minggu ke-4
O Perkembangan Vesikel otik : U jung
s uperior : Ruang endolimfatik
O Pars s uperior : kanalis semisirkularis
O Pars inferior : sakulus, utrikulus dan
duktus koklearis
ANATOMI TELINGA
O Telinga Luar
O Membran Timpani (MT)
O Telinga Tengah
O Telinga dalam
FISIOLOGI PENDENGARAN
AUDITORY BRAINSTEM RESPONSE

O Suatu pemeriksaan untuk menilai fungsi


pendengaran dan fungsi Nervus VIII. Caranya
dengan merekam potensial listrik yang
dikeluarkan sel koklea selama menempuh
perjalanan memulai telinga dalam hingga inti-
inti tertentu dibatang otak.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
 Keluarga pasien telah diberikan penjelasan
tentang segala hal yang berhubungan dengan
pemeriksaan ABR dan mengisi form informed
consent.
 Persiapkan pasien dan ruangan pemeriksaan
yang baik dalam hal in ruangan yang dan tidak
pengaruhi medan magnet
 Pemberian sedative ringan onset cepat sangat membuat dalam
mengurangi bising eksternal dipengaruhi oleh kondisi
disekitar pasien.
 Pasien sebaiknya rileks
 Bersihkan kulit yang akan dipasangkan elektroda
 Menggunakan tiga buah elektroda yang diletakkan di vertex
atau dahi dan dibelakang kedua telinga (pada prosesus
mastoideus), atau pada kedua lobulus auricul
 Kontak elektorda dengan kulit harus terjamin baik sehingga
elektroda dapat merekam gelombang AEP
 Stimulus diberikan berupa bunyi click melalui transduser
headphone, insert probe, bone vibrator
 Respon terhadap stimulus auditorik berupa
auditor evoked potensial yang sinkron
direkam melalui elektroda permukaan (surface
electrode) yang ditempel pada kulit.
 Respon AEP yang berhasil direkam kemudian
diproses melalui program computer dan
ditampilkan sebagai 5 gelombang defleksi
positif (gelombang I sampai V) yang terjadi
sekitar 2 – 12 ms setelah stimulus diberikan
PRINSIP PEMERIKSAAN
Komponen bentuk gelombang

O Gelombang I :Respon tersebut berasal dari


aktivitas aferen dari serabut saraf VII (neuron
urutan pertama) saat meninggalkan koklea dan
masuk ke kanalis auditori internal
O Gelombang II: oleh nervus VIII proksimal
saat memasuki batang otak.
O Gelombang III : pada bagian caudal dari pons
auditori.
O Gelombang IV: muncul dari neuron urutan
ketiga pontin yang kebanyakan terletak pada
kompleks olivary superior, tetapi kontribusi
tambahan untuk terbentuknya gelombang IV
dapat datang dari koklearis dan nucleus dari
lemniskus lateral.
O Gelombang V: Gelombang ABR V merupakan
komponen yang paling sering di analisa pada
aplikasi klinis ABR. Meskipun terdapat
beberapa data mengenai hal yang tepat dalam
pembentukan gelombang V, gelombang V
berasal dari sekitar kollikulus inferior
O Gelombang VI dan VII: Gelomnbang VI dan
VIl dianggap berasal dari thalamus (medial
geniculate body)
PENILAIAN ABR
O Masa laten absolut gelombang I, III, V
O Beda masing-masing masa laten absolut(interwave
latency) I-V, I-III,III- V
O Beda masa laten absolut telinga kanan dan kiri
(interaural latency)
O Beda masa laten pada penurunan intensitas bunyi
(latensy intensity function)
O Rasio amplitudo gelombang V/ I, yaitu rasio antara
nilai puncak gelombang V ke puncak gelombang 1.
Yang akan meningkat dengan menurunnya intensitas
Evaluasi pemeriksaan ABR
O Gelombang 1, yang ditimbulkan oleh ujung
koklear CN VIII, memberikan informasi yang
berharga mengenai aliran darah ke koklea.
O Interval puncak gelombang I-II dan I-II dapat
memberikan informasi distal dan proksimal
selama pembedahan CN VIII.
O Gelombang V dan latensi interval puncak
gelombang I-V di monitor untuk melihat
adanya perubahan pada latensi dan pediatric.
Latensi gelombang I-V memberikan informasi
mengenai integritas CN VIII terhadap batang
otak auditori
Screening pendengaran pada bayi baru
lahir
O Joint Comitee on infant Hearing menetapkan pedoman registrasi
resiko tinggi terhadap ketulian sebagai berikut.
Untuk bayi 0-28 hari :
> Riwayat keluarga dengan tuli sensorineural sejak lahir
> Infeksi masa hamil
> Kelainan kraniofasial termasuk kelainan pada pinna dan liang telinga
> Berat badan lahir <1500 gr
> Hiperbilirubinemia yang memerlukan 20ediatric
> Obat ototoksik
> Meningitis bakterialis
> Nilai apgar 0-4 pada menit pertama; 0-6 pada menit kelima
> Ventilasi mekanik 5 hari atau lebih di NICU
Untuk bayi usia 29 hari-2 tahun :
> Kecurketerlambatan berbicara,
> Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran
> Riwayat meningitis bakterialis
> Hiperbilirubinemia yang memerlukan pediatric tukar,
> Sindroma neurofibromatosis.
> Adanya kelainan seperti hunter syndrome dan kelainan
neuropati sensomotorik
> Trauma kapitis
> Otitis media
perkiraan adanya gangguan pendengaran pada bayi
dan anak berdasarkan kemampuan bicara dapat
dilihat jika:
O Usia 12 bulan : anak belum mampu mengoceh
(pediatri) atau meniru
O Bunyi
O Usia 18 bulan : tidak dapat menyebutkan 1 kata
yang mempunyai arti
O 24 bulan: perbendaharaan kata kurang dari 10 kata
O 30 bulan : belum dapat merangkai kata-kata
KESIMPULAN
O Auditory Brainstem Response (ABR) adalah
tes neurologis fungsi batang otak pendengaran
sebagai respons terhadap rangsangan
pendengaran
O Prinsip pemeriksaan ABR adalah menilai
perubahan potensial listrik di otak setelah
pemberian rangsang sensoris berupa bunyi
O Pemeriksaan ABR sangat bermanfaat terutama
pada screening bayi baru lahir, gangguan sifat
dan tingkah laku, kesadaran menurun,
untuknmenentukan gangguan fisik atau
psikologis dan dapat dimanfaatkan untuk
menentukan sumber gangguan pendengaran
apakah di koklea atau retro choclearis,
mengevaluasi brainstem (batang otak).
O Rangsang bunyi yang diberikan melalui head
phone akan menempuh perjalanan melalui
saraf ke VII di koklea (gelombang I), nukleus
koklearis (gelombang II), nukleus olivarius
superior (gelombang III), lemnikus lateralis
(gelombang IV), kolikulus inferior
(gelombang V).
O Program skrining sebaiknya di prioritaskan
pada bayi dan anak yang mempunyai risiko
tinggi terhadap gangguan pendengaran.
O Pemeriksaan ABR cukup mudah, aman, tidak
invasif, dan tidak memiliki efek samping.
sehingga pemeriksaan ABR ini dapat
digunakan secara luas.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai