Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ESSAY

BLOK MATA &


THT
“GANGGUAN PENDENGARAN”

Nama : Raisah Amani


Fatihah NIM :
021.06.0088
Kelas : B
Dosen : dr. Zainul Mujahid, Sp. THT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM TAHUN 2023

1|Page
CONDUCTIVE HEARING LOSS & SENSORIAL HEARING LOSS

Latar Belakang

Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan mendengarkan suara secara


parisal maupun total pada salah satu atau kedua telinga. Gangguan pendengaran
dibagi berdasarkan tingkat beratnya, mulai dari ringan (20-39 dB), sedang (40-69
dB) dan berat (70-89 dB).

Data WHO memperkirakan 250 juta penduduk dunia mengalami gangguan


pendengaran dan ketulian dan angka ini meningkat menjadi 278 juta dengan
gradasi gangguan pendengaran sedang dan berat.

a. Conductive hearing loss

Gangguan pendengaran konduktif hilangnya pendengaran karena tidak dapat


tersampaikannya getaran suara. Pada tuli konduktif gangguan hantaran suara
disebabkan kelainan telinga luar atau di telinga tengah. Penderita gangguan tuli
konduktif kesulitan mendengar suara kecil dan halus. Gejala lain seperti sensasi
sengap ditelinga, pusing, nyeri telinga dan pendengaran kacau.

Tuli konduktif disebabkan kelainan di telinga luar atau telinga tengah. Adalah:

Kelainan telinga luar Kelainan telinga tengah


Otalgia, Sumbatan tuba eustachius,
Sumbatan oleh serumen, Otitis media
Otitis eksterna sirkumskripta Otosklerosis
Atresia liang telinga Dislokasi tulang pendengaran
Sumbatan benda asing Hemotimpanum
Otitis eksterna maligna Timpanosklerosia.

Patofisiologi

Patofisiologi tuli konduktif berdasarkan penyebabnya, seperti:

2|Page
Anatomis tuli konduktif

a. Otalgia

b. Impaksi serumen (sumbatan oleh serumen).

3|Page
c. Otitits eksterna sirkumskripta.

Pemeriksaan

4|Page
Ada beberapa karakteristik, yang utama adalah pasien mendengar lebih baik
dengan hantaran tulang dibandingkan dengan hantaran udara. Pada tuli konduktif
hantaran tulang normal karena tidak ada kerusakan telinga dalam. Hasil
didapatkan:

1. Anamnesis, adanya riwayat keluar cairan dari telinga, bias disertai


dengan gangguan pendengaran.

2. Tinitus.

3. Mendengar lebih baik pada tempat yang ramai (paracusis of willis).

4. Ditemukan air bone gap.

5. Bila kedua telinga terkena, penderita berbicara dengan suara lembut (soft
voice).

Beberapa pemeriksaan tuli konduktif adalah:

A. Tes Penala, pemeriksaan ini:

 Tes weber: Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga


kanan.

 Tes Schwabach: Membandingkan hantaran tulang yang diperiksa dengan


pemeriksa yang pendengarannya normal.

 Tes Rinne: Membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui


tulang pada telinga yang diperiksa

5|Page
Tes weber dan Tes rinne

B. Tes Berbisik

Melakukan pemeriksaan dengan berbisik-bisik pada orang yang diperiksa.


Hasilnya, penderita tidak mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar
mendengar kata dengan nada rendah.

C. Audiometri

Tes ini bertujuan mengetahui kemampuan telinga saat mendengar suara


minimum. Pada tes ini, pasien mendengarkan berbagai nada dengan frekuensi dan
volume yang berbeda.

Tatalaksana

Penatalaksanaan di sesuaikan penyebabnya sendiri dapat berupa observatif,


medikamentosa atau tindakan operatif. Dapat menggunakan alat bantu dengar
konduksi tulang, atau alat yang ditanamkan melalui operasi. Tatalaksana
medikamentosa diperlukan seperti obat antibiotik atau antijamur, untuk mengobati
infeksi telinga kronis, atau cairan tengah yang berlebihan.

b. Sensorial hearing loss

6|Page
Tuli sensorial merupakan menifestasi dari lesi organik pada telinga dalam,
nervus auditorius dan koneksi pada otak. Terbagi atas tuli koklea dan tuli
retrokoklea.
Koklea Retrokoklea
Labirinitis (oleh bakteri/ virus), suatu proses Penyakit Meniere, terdiri dari trias meniere
radang telinga dalam, sering disebabkan oleh yaitu vertigo, tinnitus dan tuli sensorineural.
otitis media kronik. Penyebab lain disebabkan Penyebab pasti dari penyakit meniere belum
meningitis dan infeksi virus. diketahui, tapi dipercaya penyebab dari
penyakit ini berhubungan dengan hidrops.
Obat ototoksik, dapat menimbulkan gangguan Neuroma akustik adalah tumor intrakranial
fungsi dan degenerasi seluler telinga dalam dan yang berasal dari nervus koklearis
saraf vestibuler.
Presbikusis, tuli sensorineural frekuensi tinggi
pada orang tua akibat mekanisme penuaan
telinga dalam. Presbikusis terjadi keadaan
patologik hilangnya sel-sel rambut dan
gangguan pada neuron koklea.

Tuli mendadak, tuli sensorineural berat yang


terjadi tiba-tiba tanpa penyebab.

Kongenital, berdiri sendiri atau sebagai salah


satu gejala dari suatu sindrom, antara lain
Sindrom usher, Sindrom waardenburg dan
Sindrom alport.

Trauma, dibagi menjadi dua bentuk yaitu


trauma akustik dan trauma mekanis. Diantara
semua trauma, trauma akustik merupakan
trauma
paling umum penyabab tuli sensorineural.

7|Page
Tuli akibat bising, langsung terjadi setelah
mendengarkan suara yang terlalu bising, bisa
terjadi setelah beberapa waktu.

8|Page
Patofisiologi

Pada pendengaran normal, gelombang suara sampai aurikula dan melalui


kanalis auditoris eksternal menuju membran timpani. Ketika mengenai membran
timpani, gelombang digetarkan, membuat getaran sepanjang tulang pendengaran
ke membran foramen ovale dan masuk menuju koklea.

Koklea merupakan organ sistem pendengaran. Dalamnya, dua membran


membagi koklea menjadi tiga bagian, yaitu skala timpani, skala vestibuli, dan
skala media. Ketiga bagian berisi cairan dengan konsentrasi ion berbeda.

Di sepanjang membran skala media terdapat sel rambut internal dan


eksternal. Pergerakan dari tulang stapes pada foramen ovale menimbulkan
gelombang pada cairan limfe dalam koklea dan membuat saraf pada koklea
mengirimkan stimulus menuju otak.

Mekanisme pendengaran.

Pada tuli sensorial terjadi hambatan transmisi melalui koklea. Gangguan ini
terjadi pada koklea sendiri & saraf vestibulokoklearis. Akibatnya, otak tidak dapat
menangkap gelombang suara yang ditransmisikan. Gangguan ini disebabkan oleh
berbagai etiologi yang merusak sel rambut pada koklea atau merusak saraf
vestibulokoklearis (N.VIII).

Pemeriksaan
Anamnesis menunjukkan gejala penurunan pendengaran secara mendadak
maupun yang secara progresif. Gejala klinis sesuai etiologi masing-masing
9|Page
penyakit.

Penderita tuli sensorineural cenderung berbicara lebih keras dan mengalami


gangguan pemahaman kata sehingga pemeriksa dapat menduga gangguan
pendengaran sebelum dilakukan pemeriksaan lanjut. Pemeriksaan yang digunakan
adalah :

1. Tes Penala

Pemeriksaan ini menggunakan garpu tala 512 Hz. Terdapat beberapa macam
tes penala, seperti tes Rinne, tes Weber dan tes Schwabach.

a. Tes Rinne

Untuk membandingkan hantaran melalui udara dengan hantaran melalui


tulang pada satu telinga penderita. Bila penderita masih mendengar disebut Rinne
positif. Bila penderita tidak mendengar disebut Rinne negatif. Pada tuli
sensorineural, Tes Rinne positif.

b. Tes Weber

Tujuannya membandingkan hantaran tulang kedua telinga. Apabila bunyi


garpu tala terdengar keras pada salah satu telinga terjadi lateralisasi ke telinga
tersebut. Pada tuli sensorineural, lateralisasi kearah telinga yang sehat.

c. Tes Schwabach

Tujuannya membandingkan hantaran tulang penderita dengan pemeriksa.


Jika penderita masih dapat mendengar (schwabach memanjang) dan jika penderita
tidak mendengar (schwabach normal).

2. Audiometri

Pemeriksaan ini dibuat grafik yang merupakan ambang pendengaran


penderita lewat hantaran tulang dan hantaran udara. Pada Tuli sensorineural,
didapatkan :

 AC dan BC lebih dari 25 Db.

 AC dan BC tidak terdapat gap.

3. Brainstem Evoked Respone Audiometry (BERA)

10 | P a g e
Pemeriksaaan menilai fungsi pendengaran dan fungsi N.VIII. Ini bermanfaat

11 | P a g e
pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan pemeriksaan pendengaran
biasa.

4. Otoacustic Emittion (Oae)

Merupakan respon koklea yang dihasilkan oleh sel-sel rambut luar yang
dipancarkan dalam bentuk energi. Fungsinya mendeteksi gangguan telinga
sebelum disadari pasien.

Alat otoacustic emittion.


Tatalaksana

Tuli sensorineural tidak dapat diperbaiki dengan terapi atau bedah namun
dapat distabilkan. Dengan menyediakan alat bantu dengar khusus. Volume suara
akan ditingkatkan melalui amplifikasi. Saat ini, alat bantu digital yang dapat
diatur untuk menghadapi keadaan yang sulit untuk mendengarkan.

Tuli sensorineural yang disebabkan penyakit metabolik dapat diberikan


pengobatan medis sesuai penyakit yang mendasari. Beberapa individu dengan
tuli sensorineural berat, dapat dipertimbangkan melakukan implantasi bedah
perangkat elektronik belakang telinga atau implan koklea yang merangsang saraf
pendengaran.

12 | P a g e
Referensi:

1. Hearing Loss Association of America. https://www.hearingloss.org/hearing-


help/hearing-loss-basics/types-causes-and-treatment/ Diakses pada 25 Maret
2019.

2. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

3. Weber PC. Chronic Otitis Media. In: Hughes GB, Pensak ML, editors. Clinical
Otology. 3rd ed. Thieme: New York; 2006.

4. K.J.Lee. Essential Otolaryngology and Head and Neck Surgery. IIIrd Edition.
2006.

5. Antonius Haryanto. Kesehatan telinga dan pendengaran. Serial on the internet.


Available at http://www.komkepbandung.com/detail-isi-artikel/175-kesehatan-
pendengaran/7.

6. Abdul GS. Otitis Eksterna Maligna. Medan : Majalah Kedokteran Nusantara


Volume; 2006.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai