Anda di halaman 1dari 17

Trauma Akustik

Taufik Hidayat
Debi Triana
Chairini Fikry
DEFINISI

• Trauma akustik adalah cedera pada mekanisme pendengaran di telinga


bagian dalam karena suara sangat keras
• Merupakan penyebab ketulian sensorineural yang paling umum. Ketulian
sesorineural disebabkan baik oleh kerasnya suara maupun lamanya
paparan.
Klasifikasi

Trauma akustik ditilik dari mula kejadiannya dibagi menjadi 2 , yaitu :

1. Trauma akustik akut : disebabkan oleh ledakan kerusakan telinga yang terjadi
pada telinga dapat mengenai membran, yaitu suatu ruptur. Bila ledakan lebih
hebat dapat merusak koklea. Pada ruptur saja ketulian dapat bersifat konduktif
namun kerusakan pada koklea ketulian bersifat sensorineural.
2. Trauma akustik kronik adalah trauma yang terjadi akibat pencemaran
lingkungan oleh bising.
Epidemiologi
Tuli akibat bising dilaporkan lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita.
Bagaimanapun juga konsekuansi tertinggi mendapatkan ketulian akibat bising lebih
besar peluangnya didapatkan di tempat kerja dibandingkan terkena paparan bising
diluar tempat kerja. Dari segi usia tidak ada kejelasan pasti mengenai antara usia tua
dan usia muda untuk menderita tuli akibat bising.
Etiologi
 Pemaparan bising yang sangat keras lebih dari 150dB, seperti pada ledakan, dapat
menyebabkan tuli sensorineural ringan sampai berat.
 Pemaparan kronis berupa bising keras pada pekerja dengan intensitas bising diatas
85dB seperti yang terjadi akibat mengendarai traktor, dll. Disamping itu seseorang
dapat terpapar bising diatas 90dB pada waktu mendengarkan musik dari sistem
suara stereofonik atau panggung musik.
Patofisiologi

Bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dapat mengakibatkan


kerusakan pada reseptor pendengaran corti di telinga dalam, terutama
yang berfrekuensi 3000-6000 Hz. Mekanisme dasar terjadinya tuli
karena trauma akustik adalah:

1. Proses mekanik
2. Proses metabolik
Proses Mekanik

a. Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras menyebabkan robeknya


membrana Reissner dan terjadi pencampuran cairan perilimfe dan endolimfe,
sehingga menghasilkan kerusakan sel-sel rambut.
b. Pergerakan membrana basiller yang begitu keras, menyebabkan rusaknya
organa corti sehingga terjadi percampuran cairan perilimfe dan endolimfe
akhirnya terjadi kerusakan sel-sel rambut.
c. Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras dapat langsung
menyebabkan rusaknya sel-sel rambut dengan atau tanpa melalui rusaknya
organa korti dan membrana basiler.
Proses Metabolik

a. Vasikulasi dan vakuolisasi pada retikulum endoplasma dan sel-sel rambut dan
pembengkakan mitokondria yang akan mempercepat rusaknya membrana sel dan
hilangnya sel-sel rambut.
b. Hilangnya sel-sel rambut mungkin terjadi karena kelelahan metabolisme, sebagai akibat
dari gangguan sistem enzim yang memproduksi energi,biositesis protein dan transport
ion.
c. Terjadi cedera pada vaskularisasi stria, menyebabkan gangguam tingkat konsentrasi ion
Na, K, dan ATP.
d. Sel rambut luar lebih terstimulasi oleh bising sehingga lebih banyak membutuhkan
energi dan mungkin akan lebih peka untuk terjadinya cedera atau iskemi.
e. Kemungkinan lain adalah interaksi sinergistik antara bising dengan zat perusak yang
sudah ada dalam telinga itu sendiri.
Diagnosis

• ANAMNESIS
Pada anamnesis dapat ditanyakan jenis onset hilangnya atau bekurangnya
pendengaran apakah tiba-tiba atau bertahap, sudah berapa lama dirasakan
apakah hilangnya tidak ada perubahan atau semakin memburuk, apakah disertai
nyeri, otore, tinitus, telinga tersumbat, vertigo, atau gangguan keseimbangan.
Apakah kehilangan pendengarannya unilateral atau bilateral. Apakah kesulitan
bicara dan mendengar pada lingkungan bising yang biasanya terjadi pada
penderita tuli saraf koklea.
Diagnosis

 PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisis telinga tidak ditemukan adanya kelainan dari telinga
luarhingga membran timpani. Pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan perlu
dilakukan secara lengkap dan seksama untuk menyingkirkan penyebab kelainan
organik yang menimbulkan gangguan pendengaran seperti infeksi telinga,
trauma telinga karena agen fisik lainnya, gangguan telinga karena agen toksik
dan alergi. Selain itu pemeriksaan saraf pusat perlu dilakukan untuk
menyingkirkan adanya masalah di susunan saraf pusat yang dapat mengganggu
pendengarnya.
Diagnosis

1. Pemeriksaan garpu tala

Pada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural. Tes
batas atas &batas bawah: hasilnya menunjukkan batas atas menurun.

Tes rinne: menunjukkan hasil positif


Tes weber: lateralisasi ke arah telinga dengan pendengaran lebih baik.
Tes scwabach : hasil menunjukkan scwabach memendek.
Diagnosis

2. Pemeriksaan audiometri

Pada pemeriksaan audiometri nada murni terdapat audiogram hantaran


udara dan hantaran tulang. Kegunaan audiogram hantaran udara adalah untuk
mengukur kepekaan seluruh mekanisme pendengaran telinga luar dan tengah
serta mekanismenya sensorineural koklea dan nervus auditori.
Diagnosis Banding

Diagnosa banding trauma akustik antara lain, yaitu:

1. Tuli saraf pada geriatri (presbikusis)


2. Tuli mendadak
3. Tuli akibat ototoksik
Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan yang spesifik dapat diberikan pada penderita dengan
trauma akustik. Oleh karena tuli kerena trauma akustik adalah tuli saraf koklea
yang bersifat menetap (irreversible). Apabila penderita sudah sampai pada tahap
gangguan pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi maka
dapat dipertimbangkan menggunakan ABD (alat bantu dengar) atau hearing aid.
Komplikasi
1. Kehilangan pendengaran progresif
Pencegahan

Menghindari suara bising dan gaduh (mendengarkan musik yang terlalu


keras dalam jangka waktu yang lama), berhati-hati dalam aktivitas yang
berisiko seperti menembak, menggunakan gergaji, mengendarai sepeda motor,
dan menggunakan alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff, dan helmet).
Pencegahan kebisingan dapat dilakukan juga dengan pencegahan secara medis
yaitu dengan cara pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Prognosis

Jenis ketulian pada trauma akustik ini merupakan ketulian saraf koklea
yang sifatnya menetap dan tidak dapat diobati, maka prognosisnya kurang
baik sehingga faktor pencegahan lebih diutamakan.

Anda mungkin juga menyukai