Anda di halaman 1dari 18

TRAUMA AKUSTIK

Disusun oleh:
 
Nurmar Atil Jannah M
PENDAHULUAN
 Trauma akustik sering dipakai untuk menyatakan ketulian akibat pajanan bising maupun tuli
mendadak akibat ledakan hebat, dentuman, tembakan pistol, serta trauma langsung pada
kepala dan telinga akibat satu atau beberapa pajanan dalam bentuk energi akustik yang kuat
dan tiba-tiba

Data The National Institute of Safety and Health (NIOSH)14% dari para pekerja
terpapar suara bising lebih dari 90 dB.

Survey ”Multi Center Study” di Asia Tenggara Indonesia termasuk 4 negara


dengan prevalensi ketulian yang cukup tinggi yaitu 4,6%, sedangkan 3 negara
lainnya yaitu Sri Langka (8,8%), Myammar (8,4%) dan India (6,3%)

Insiden Pria > wanita. Dari segi usia tidak ada perbedaan antara usia tua maupun
muda
PEMBAHASAN
Definisi
Etiologi
Patofisiologi
TRAUMA
Manifestasi Klinis
AKUSTIK
Diagnosis
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Komplikasi
Pencegahan
Prognosis
DEFINISI
Trauma akustik sering dipakai untuk menyatakan ketulian
akibat pajanan bising, maupun tuli mendadak akibat ledakan
hebat, dentuman, tembakan pistol, serta trauma langsung ke
kepala dan telinga akibat satu atau beberapa pajanan dalam
bentuk energi akustik yang kuat dan tiba-tiba.

Trauma akustik setiap perlukaan yamg merusak sebagian


atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh
pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising
dengan intensitas yang sangat tinggi.
DEFINISI

permanent
temporary threshold
threshold shift (PTS)
shift (TTS) Traum
a
Akusti
k

NOISE INDUCED HEARING LOSS


ETIOLOGI
Pajanan Traum
Bising a
Intensita Akusti
s Tinggi
k
Tabel 1.
Daftar skala intensitas
kebisingan
ETIOLOGI

BISING SANGAT BISING KERAS BISING KERAS


KERAS INTERMITTEN KRONIS
•lebih dari 150 dB •Pemaparan singkat •Pemaparan kronis
•seperti pada ledakan, dengan intensitas
•menyebabkan tuli berulang dalam
sensorineural ringan-berat 120-150 dB, seperti bising di atas 85 dB
•Biasanya tuli timbul pada cara •seperti yang terjadi
yang terjadi akibat
pemaparan yang lebih halus akibat mengendarai
dan progresif sampai pemaparan senjata traktor atau mobil salju
pemaparan bising keras api atau mesin jet atau gergaji rantai
intermitten yang kurang
intensif atau pemaparan kronis •merusak telinga •penyebab tersering dari
bising yang kurang intensif. dalam tuli sensorineural
PATOFISIOLOGI

PROSES
• Pergerakan cairan dalam koklea PROSES
yang begitu keras, menyebabkan
MEKANIK
robeknya membrana Reissner dan
terjadi percampuran cairan perilmfe
METABOLIK
dan endolimfee, sehingga •Vasikulasi dan vakuolisasi pada retikulum endoplasma sel-
menghasilkan kerusakan sel-sel sel rambut dan pembengkakkan mitokondria yang akan
mempercepat rusaknya membrana sel dan hilangnya sel-sel
rambut. rambut.
•Hilangnya sel-sel rambut mungkin terjadi karena kelelahan
• Pergerakan membrana basiler yang metabolisme, sebagai akibat dari gangguan sistem enzim
begitu keras, menyebabkan yang memproduksi energi, biosintesis protein dan transport
ion.
rusaknya organ korti sehingga •Terjadi cedera pada vaskularisasi stria, menyebabkan
terjadi percampuran cairan perilmf gangguan tingkat konsentrasi ion Na, K, dan ATP.
•Sel rambut luar lebih terstimulasi oleh bising, sehingga
dan endolimfe, akhirnya terjadi lebih banyak membutuhkan energi dan mungkin akan lebih
kerusakan sel-sel rambut. peka untuk tcrjadinya cedera atau iskemi.
•Kemungkinan lain adalah interaksi sinergistik antara bising
• Pergerakan cairan dalam koklea dengan zat perusak yang sudah ada dalam telinga itu
yang begitu keras, dapat langsung sendiri.

menyebabkan rusaknya sel-sel


rambut, dengan ataupun tanpa
melalui rusaknya organa korti dan
membrana basiler
MANIFESTASI KLINIS

sukar menangkap
Tinnitus percakapan

Keluhan lain:
ringing (suara berisik di telinga),
gejala sensasi penuh (fullness),
nyeri telinga, kesulitan
melokalisir suara, dan kesulitan
mendengar di lingkungan bising
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

•Jenis onset hilangnya pendengaran atau berkurangnya pendengaran, apakah tiba-tiba atau pelan-pelan (bertahap)?
•Sudah berapa lama dirasakan?
•Apakah hilangnya pendengaran tetap (tidak ada perubahan) atau malah semakin memburuk?
•Apa disertai dengan nyeri, otore, tinnitus (berdenging di telinga), telinga terasa tersumbat, vertigo, atau gangguan keseimbangan?
•Apakah kehilangan pendengarannya unilateral atau bilateral?
•Apakah mengalami kesulitan berbicara dan mendengar di lingkungan yang bising? Pada orang yang menderita tuli saraf koklea sangat terganggu oleh bising latar belakang, sehingga bila orang tersebut berkomunikasi di tempat yang ramai akan mendapat
kesulitan mendengar dan mengerti pembicaraan
•Ditanyakan juga apakah pemah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka waktu yang cukup lama biasanya 5 tahun atau lebih?
•Pernahkah terpapar atau mendapat trauma pada kepala maupun telinga baik itu berupa suara bising, suara
ledakan, suara yang keras dalam jangka waktu cukup lama?
•Apakah mempunyai kebiasaan mendengarkan headphone, mendengarkan musik dengan volume yang keras?
•Apakah mengkonsumsi obat-obatan ototoksis dalam jangka waktu lama?
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Penunjang
•Pemeriksaan fisik telinga •Pemeriksaan audiometri nada
umumnya tidak ditemukan murni didapatkan tuli
sensorineural pada frekuensi
adanya kelainan dari telinga
antara 3000-6000 Hz dan pada
luar hingga membran timpani.
frekuensi 4000 Hz sering
•Pada tes dengan garpu tala
terdapat takik (notch) yang
menunjukkan adanya tuli patognomonik untuk jenis
sensorineural ketulian akibat taruma akustik.
DIAGNOSIS BANDING

Presbikusis

Tuli
Ototoksis
mendadak
PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan yang spesifik dapat diberikan pada penderita
dengan trauma akustik

Apabila penderita sudah sampai pada tahap gangguan pendengaran


yang dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi maka dapat
dipertimbangkan menggunakan ABD (alat bantu dengar).

Latihan pendengaran (auditory training) dengan alat bantu dengar


dan dibantu dengan membaca ucapan bibir (Lip reading), mimik,
anggota gerak badan, serta bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi.
KOMPLIKASI
Komplikasi utama dari trauma akustik yaitu
kehilangan pendengaran progresif.
PENCEGAHAN
1. Hindari Pajanan
Bising

Tabel 3. Batas pajanan bising yang


diperkenankan sesuai keputusan
Menteri Tenaga Kerja Tahun 1999
PENCEGAHAN
2. Alat Pelindung Pendengaran
 Sumbat telinga (earplug) dapat mengurangi
kebisingan 8-25 dB. Biasanya digunakan untuk
proteksi sampai dengan 100 dB. Beberapa tipe
dari sumbat telinga antara lain: Formable type,
Costum-molded type, Premolded type.
 Penutup telinga (earmuff) dapat menurunkan
kebisingan 25-40 dB. Digunakan untuk proteksi
sampai dengan 110 dB.
 Helm (helmet) dapat mengurangi kebisingan 40-
50 dB
PROGNOSIS
Jenis ketulian pada trauma akustik ini merupakan
ketulian saraf koklea yang sifatnya menetap dan tidak
dapat diobati, maka prognosisnya kurang baik
sehingga faktor pencegahan lebih diutamakan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai